DIKHIANATI OLEH JANJI DIBANGKITKAN OLEH AI

Jejak digital yang ditinggalkan Reno sangat kecil, terhapus rapi oleh enkripsi tingkat tinggi Lucas. Namun, kelemahan seorang profesional keamanan siber jarang terletak pada kodenya, melainkan pada kebiasaan manusianya. Tim keamanan Dante, yang dipimpin langsung oleh Liam dan dibantu oleh analisis presisi Gema—memanfaatkan celah non-teknis: Reno memiliki kebiasaan membeli kopi dari satu kedai independen yang sama setiap pukul 07.45 pagi, meskipun ia selalu berpindah-pindah apartemen sewaan.

Penyergapan itu tidak memberi Reno kesempatan untuk bereaksi.

Lima pria, bergerak dengan koordinasi ala militer, menutup semua jalur di lorong sempit menuju kedai kopi di Jakarta Selatan itu. Dalam hitungan detik, saat Reno baru saja memasukkan kartu debitnya ke mesin kasir, dua orang bertubuh besar sudah menguncinya dari belakang. Tangan Reno yang terlatih nyaris bergerak ke arah pinggangnya—refleks untuk mencari senjata yang ia yakini selalu ia bawa—tapi gerakan itu terhenti.

Liam sendiri yang menarik jaket Reno ke belakang, membuat pria licik itu jatuh tersungkur di lantai marmer kedai. Kejutannya bukanlah pada serangan itu, melainkan pada keakuratan waktunya.

"Aku bisa tahu kau selalu pesan single shot espresso, Reno," ujar salah satu anggota tim dengan suara datar, menjepit tangan Reno ke belakang punggungnya. Sebelum Reno bisa mengucapkan sepatah kata pun ancaman atau perlawanan, sebuah borgol berbahan polimer khusus sudah mengunci pergelangan tangannya.

Reno tidak melawan. Ia tidak menunjukkan kepanikan, hanya sebuah senyum tipis yang angkuh dan mencemooh. Ia tahu, Gemagroup sudah berada di level yang sangat berbeda, dan perlawanan fisik di tempat umum tidak akan mengubah nasibnya.

Tubuhnya diangkat, diikat dengan cepat, dan diselimuti kain tebal. Dalam waktu kurang dari empat puluh detik, ia sudah berada di dalam sebuah van hitam yang melaju tanpa suara, keluar dari lorong itu menuju lokasi interogasi rahasia yang telah disiapkan Dante. Misi itu begitu bersih dan cepat sehingga barista di kedai kopi hanya mengira itu adalah penangkapan narkoba rutin.

Di balik kaca van, Reno memejamkan mata. Ia sudah memperkirakan kekalahan, tapi bukan dengan kecepatan ini. Ia bertanya-tanya, siapa yang Dante rekrut untuk bergerak seefisien ini.

Sementara itu, Dante menerima laporan singkat di ruang kontrol Gemagroup yang sunyi.

[Penangkapan berhasil. Target diamankan. Mulai persiapan interogasi 1.2.]

Dante membaca notifikasi digital dari Gema. Wajahnya tetap tenang, tapi matanya memancarkan api yang dingin. Freya telah pergi, dan dia tahu kepergian itu dipaksakan. Reno adalah kuncinya, dan Dante tidak akan membiarkan kemanusiaan atau etika menghalangi jalannya untuk mengungkap kebenaran yang kejam dari Lucas.

Ia berdiri dan berjalan menuju ruangan gelap itu. "Bersihkan ruangannya," perintah Dante kepada Liam melalui komunikator. "Aku ingin kebenaran dalam waktu kurang dari satu jam."

Ruangan interogasi itu kedap suara, gelap, dan hanya diterangi oleh satu lampu sorot yang diarahkan tepat ke wajah Reno. Reno diikat pada kursi logam yang dingin. Keangkuhannya masih bertahan, terlihat dari cara ia menggerakkan bahunya, berusaha mengabaikan borgol di pergelangan kakinya.

Dante memasuki ruangan, sendirian. Ia tidak membawa tongkat, tidak ada ancaman fisik yang terlihat, hanya membawa sebuah tablet tipis. Liam dan timnya berjaga di ruangan sebelah.

"Aku tidak tahu apa yang kau harapkan dari sandiwara ini, Dante," ujar Reno dengan suara serak, senyum sinisnya kembali terukir. "Lucas membayar mahal untuk mulutku. Kau tidak akan mendapatkan apa-apa."

Dante meletakkan tablet itu di meja di depan Reno. Layarnya menampilkan data transaksi keuangan, jejak komunikasi, dan log pergerakan Reno selama enam bulan terakhir—semuanya dibongkar dan diurutkan oleh gema.

"Lucas membayar mahal untuk sebuah kunci usang," balas Dante, suaranya tenang dan datar, lebih berbahaya daripada teriakan. "Dalam lima menit, tim intelijen Gemagroup akan mempublikasikan seluruh catatan ilegal dan jaringan penipuan yang Lucas gunakan untuk menyerang XY Group, menggunakan namamu sebagai dalang utama. Itu akan menghancurkan karirmu di dunia keamanan, Reno, dan membuat seluruh otoritas global mencarimu. Kau akan menjadi pengorbanan yang sia-sia."

Reno terdiam. Senyumnya menghilang. Ia tahu Dante tidak menggertak. Kecepatan penangkapannya sudah membuktikan kemampuan Gemagroup.

"Atau," lanjut Dante, mencondongkan tubuh ke depan, matanya setajam laser. "Kau berikan aku kebenaran, dan timku akan membuatmu menghilang. Tidak ada catatan. Tidak ada penangkapan. Kau bebas pergi ke mana pun kau mau, asalkan kau tidak pernah menginjakkan kaki di dunia Gemagroup atau Lucas lagi."

"Apa yang ingin kau ketahui?" suara Reno nyaris berbisik, keangkuhannya mulai patah.

"Aku ingin tahu segalanya tentang Freya," tuntut Dante. "Mengapa dia pergi? Mengapa dia berbohong tentang 'solusi bisnis' dan memutuskanku?"

Reno menelan ludah. "Lucas... dia memaksa Freya. Dia tidak meninggalkamu, dia disandera."

Dante menarik napas. Dia sudah menduga, tapi mendengar konfirmasi itu tetap menyakitkan. "Disandera dengan apa?"

"Lucas tahu kelemahanmu. Dia menjadikan Freya sebagai jaminan, sebagai kekasihnya, agar Freya menghentikan penyelidikanmu. Tapi ada yang lebih kuat. Untuk memastikan Freya patuh, dia menyandera orang yang tidak bisa kau lindungi."

"Siapa?" Suara Dante kini dingin, hampir tak terdengar.

"Ibumu, Hani. Lucas mengancam akan menyakitinya jika Freya tidak menjadi miliknya dan jika Gemagroup tidak menghentikan semua serangan balik finansial. Freya terpaksa berbohong padamu, Dante. Itu adalah pengorbanan, bukan pengkhianatan."

Dante merasakan amarah murni memuncak, tapi Gema segera memasukkan data ke dalam pikiran bawah sadarnya, memproses informasi dengan kecepatan cahaya.

[Konfirmasi data.] Suara Gema bergema hanya di benak Dante. [Freya adalah jaminan. Hani disandera. Ini konsisten dengan pola ancaman Lucas yang ekstrem. Freya mencoba melindungi Anda dengan cara mendorong Anda pergi.]

Dante mengepalkan tangan, buku jarinya memutih. Kebenaran yang pahit itu lebih menusuk daripada kebohongan apa pun. Freya bukan meninggalkannya; dia melindungi nyawa orang yang Dante cintai.

"Di mana Lucas menyandera ibuku?"

"Aku tidak tahu lokasi pastinya," jawab Reno cepat, kini benar-benar ketakutan. "Lucas menggunakan beberapa tim, tapi aku punya beberapa kode komunikasi yang mereka gunakan. Itu bisa melacak pergerakan tim penyandera. Tolong, lepaskan aku."

Dante menatap Reno dengan dingin untuk sesaat. "Berikan kodenya," perintah Dante. Reno menyebutkan rangkaian kode terenkripsi yang rumit. Gema langsung mencatat dan mulai menganalisisnya.

"Perjanjian selesai," kata Dante, tanpa emosi. Ia menekan tombol di komunikator. "Liam, kirim dia ke lokasi aman. Beri dia uang yang cukup untuk menghilang. Dan pastikan dia tidak akan pernah lagi muncul dalam radar siapa pun."

Dante meninggalkan ruang interogasi dengan langkah yang berat, tapi bukan karena kelelahan, melainkan karena beratnya kebenaran yang baru saja ia terima. Ia berasumsi bahwa Freya telah mengkhianatinya, meninggalkan luka yang menggerogoti. Namun, realitasnya jauh lebih brutal: Freya adalah pahlawan yang mengorbankan diri, sementara ibunya, Hani, adalah target kelemahan yang Lucas pegang.

Kemarahan yang ia tekan selama interogasi akhirnya meledak, bukan dalam bentuk teriakan, tapi dalam keheningan yang mengerikan. Ini bukan lagi tentang bisnis atau rivalitas; ini adalah peperangan pribadi, dan Lucas telah menyentuh hal yang paling suci.

Dante melangkah ke ruang kontrol Gemagroup, di mana layar-layar besar memancarkan data yang dianalisis Gema dari kode komunikasi Reno. Matanya menatap bayangan dirinya di kaca monitor, dan di sana, ia melihat refleksi seorang pria yang baru saja terlahir kembali, di bawah sumpah dendam dingin.

"Lucas," bisik Dante, suaranya mengandung janji yang mengerikan, penuh tekad yang tak tergoyahkan. "Kau salah menilai Freya, dan kau salah besar menilai amarahku. Aku akan menghancurkanmu. Aku akan mengambil kembali apa yang menjadi milikku, dan kau akan membayar setiap kebohongan yang kau tanamkan."

Sumpah itu terucap di tengah gemuruh data, sebuah janji yang disaksikan hanya oleh dirinya dan Gema, yang kini bekerja tanpa henti di belakang tirai.

Dante segera meraih komunikator, menghubungkan diri dengan Liam, yang baru saja selesai mengurus pemindahan Reno.

"Liam, fokus utama berubah total," suara Dante tegas, memotong semua formalitas. "Prioritas nomor satu: ibuku harus diamankan. Segera," perintahnya.

"Lakukan perimeter security maksimal, jangan ada yang tahu, jangan ada celah. Pura-pura itu adalah perbaikan infrastruktur Gemagroup. Aku tidak peduli dengan biayanya. Tidak ada satu lalat pun boleh mendekati Ibuku."

"Laksanakan, Bos. Status Freya?" tanya Liam, menyadari tingkat urgensi yang belum pernah ia dengar dari Dante.

"Freya sedang dikarantina oleh Lucas sebagai jaminan. Tugas kita adalah melacak lokasi sandera utama, lalu kita akan memutus seluruh aset Lucas, satu per satu," jelas Dante. "Untuk saat ini, seluruh aktivitas Gemagroup beralih ke mode tempur. Tidak ada tidur, tidak ada istirahat. Aku ingin koordinat tim penyandera ibuku dalam waktu tiga jam, Liam."

Liam mengangguk di ujung sana, merasakan dinginnya ancaman dalam suara Dante. "Tiga jam, Bos. Saya akan membuat Lucas menyesal menyentuh keluarga Anda."

Perintah telah dikeluarkan. Permainan telah berubah dari perang bisnis menjadi operasi penyelamatan dan pembalasan.