NovelToon NovelToon
Mr. Ibram

Mr. Ibram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Hidup sebatang kara, dikhianati oleh keluarganya, bahkan diusir dari rumah peninggalan orang tua oleh sang tante, membuat Ayuna Ramadhani terpaksa harus bekerja keras untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah sebanyak mungkin di tengah kesibukkannya kuliah. Ditambah pengkhianatan sang pacar, membuat Ayuna semakin terpuruk.
Namun titik rendahnya inilah yang membuat ia bertemu dengan seorang pengusaha muda, Mr. Ibram, yang baik hati namun memiliki trauma terhadap kisah cinta. Bagaimana kelanjutan kisah Ayuna dan Mr. Ibram, mungkinkah kebahagiaan singgah dalam kehidupan Ayuna?
Selamat membaca
like like yang banyak ya teman-teman
terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CFD

Tya kasihan melihat Ayuna tak bersemangat, rutinitas hari sabtu dan minggu adalah full jualan, Ayuna tak pernah melewatkan untuk mengecek barang, packing orderan, buat tabungan konten, kalau ada stock barang menipis dia akan order ke distributor, tapi sekarang, setelah makan bubur ayam dia beranjak ke kasur, berselimut, mengaku kepalanya pusing. Pasti kebanyak menangis tadi malam.

"Minum obat gih, Mbak. Biar gak pusing banget," saran Tya prihatin, Ayuna menolak. Ia bilang kalau dengan tidur pusingnya bakal sembuh. Oke, Tya tak memaksa. Ia membiarkan bosnya tidur sedangkan dia sibuk packing orderan dan cetak resi.

"Mbak, bangun udah dzuhur!" Tya menggoyangkan pundak Ayuna, gadis itu hanya bangun, sholat, dan kembali berselimut. Tya melongo, tak menyangka Ayuna akan begini.

"Mbak, Yuk cari makan!"

"Gue titip aja deh, Ty!"

"Mbak, Mbak gak bosen di kamar sambil tidur begini? Kebanyakan tidur nanti tambah pusing."

"Enggak, kalau lo mau beli makan, gue titip aja."

Tya menghela nafas pendek, tak menggubris Ayuna. Tya pun keluar beli makan. Begitu makanan datang, Ayuna hanya bilang, "Taruh aja di meja belajar, nanti gue makan."

Tya diam, ia pun menuruti perintah Ayuna, begitu ashar tetap saja Ayuna dibangunkan hanya sholat begitu saja, dan kembali berselimut. Sampai isya pun begitu.

"Mbak, kamu kok nyiksa diri kamu sendiri sih. Gak boleh kayak gini, Mbak Ayuna!" kesal sudah Tya pada sikap Ayuna. Bahkan ia rela kerja hampir 12 jam demi menjaga Ayuna, niatnya mau menemani mengobrol sambil curhat, eh malah ditinggal tidur mulu.

"Sehari aja gue gini, Tya."

"Oke, sehari aja, Mbak kayak gini. Besok pagi Mbak harus membuka lembar baru, kalau putus ya udah. Gak usah dipaksa. Laki-laki gak hanya dia, Mbak!"

"Iya," jawab Ayuna tak mau ambil pusing. Ia tak mau berdebat soal cinta, orang ngomong buat buka lembar baru jelas gampang, sedangkan yang menjalani pasti berat. Sakit hati, penjelasan kenapa putus tak dibeberkan, kenapa bisa Ersa ada di rumah sakit, kenapa Ersa bisa pegang ponsel Rajendra dengan mudah.

Ayuna bangun setelah Tya keluar kamar. Ada sebungkus nasi di meja belajar. Ia buka, sepertinya masih baru, masih terasa hangat. Mungkin Tya membelikan makanan baru. Ayuna pun makan sembari membuka ponsel.

Membuka room chat dengan Rajendra, tak ada pesan sama sekali. Chat sebelumnya sudah centang biru. Ayuna meletakkan begitu saja, air mata turun kembali, Rajendra benar-benar memutuskannya. Sungguh hati sesak sekali. Ayuna menghentikan makannya yang baru sesuap. Hatinya belum siap kehilangan Rajendra.

Ia kembali merebahkan diri di kasur, melihat langit kamar, Ayuna masih menerka alasan putus Rajendra. Ia kembali mengambil ponsel, mendial nomor Ersa. Lama tak diangkat. Hingga 10 menit kemudian gadis itu menjawab panggilan Ayuna.

"Gue gak bisa ngomong sih, Ay. Lo tanya sendiri aja sama Rajendra!"

"Dia gak mau ngomong, Sa!"

"Mungkin dia menunggu waktu yang tepat buat bicara sama lo kali."

"Dia masih di rumah sakit?"

"Masih."

"Lo yang nungguin?"

"Iya," jawab Ersa enteng, seperti tak ada yang perlu ditutupi. Ayuna diam dan penuh kecurigaan dong. Ersa bukan siapa-siapa bagi Rajendra, kenapa harus menemani dia lagi. Kemarin dia di rumah sakit, mungkin dia tak sengaja bertemu Rajendra dalam kesakitan, dan dia membantu membawa Rajendra ke rumah sakit. Tapi sekarang? Sudah jam 10 malam dia masih di rumah sakit untuk menunggu Rajendra? Jelas gak beres.

"Kalian selingkuh di belakang gue?" Ayuna langsung to the point. Ayuna memicingkan mata saat mendengar tawa Ersa. Semakin curiga.

"Tanya aja sama Rajendra status gue gimana di hidupnya." Panggilan berakhir, Ersa menutupnya. Ayuna memegang ponselnya erat, ia menjambak rambutnya kesal. Ia yakin pasti ada yang disembunyikan mereka berdua. Kalau sampai dugaannya benar, dia tidak akan memaafkan Rajendra dan Ersa sekalipun.

Sekali lagi, Ayuna mencoba chat Rajendra, sekali saja ia menurunkan harga diri sebagai perempuan untuk mengemis cinta.

Kasih penjelasan ke gue kenapa kita putus.

Kita sudah sepakat untuk selalu terbuka meski harus putus

Ada hubungannya dengan Ersa? Kenapa kalian bisa sedekat itu?

Jawab Ndra!

Lo pengecut!

Lo berhasil buat gue mati rasa, Ndra.

Gue tunggu penjelasan lo sampai kapan pun.

Nyatanya chat itu tak dibalas hingga keesokkan harinya, Ayuna menghela nafas berat. Menunduk sedih dengan respon Rajendra, diread dong.

"Mbak Ay!" panggil Tya di balik pintu. Ayuna yang masih berbalut mukenah, membuka pintu, sedikit kaget dengan pakaian Tya. Dia memakai setelan olahraga, mau ngapain dia?

"Kita ke CFD, yuk!" ajaknya penuh semangat, Ayuna melihat langit saja masih gelap, ia masih jam 5 pagi loh. "Lari," sambungnya.

Ayuna tak menjawab, gadis itu melepas mukenah lalu duduk di kasur sembari pegang ponsel. Tya merebut ponsel itu, meletakkan di meja belajar. Ayuna diam, pasti Tya akan memaksanya.

"Ty!" tegur Ayuna karena Tya menarik tangannya buat segera bangun.

"Kita sambut hidup baru meski status jomblo. Mbak dari kemarin gak mandi, sekarang harus berkeringat. Akhiri minggu ini dengan hidup sehat, dan besok Mbak bakal penuh kebahagiaan."

"Ck, kata siapa!"

"Kata aku lah! Buruan, udara pagi baik untuk kesehatan hati!"

Ayuna tak bisa berkutik, Tya terus saja menariknya untuk segera ganti baju. Terpaksa Ayuna mengiyakan. Hanya mengenakan training dan jumper, serta mengikat rambut panjangnya, Ayuna keluar kamar, masih dengan cemberut.

"Jalan kaki?"

"Lari, Mbak!"

"Ogah, Ty! Jauh. Gempor nih kaki."

"Ya udah pakai motor!" Tya mengalah, mereka naik motor saja. Sampai sana baru lari.

"Lo yang bawa!" ucap Ayuna menyerahkan kunci motornya. Tya pun mengiyakan, mereka siap CFD.

Misi pertama yang dirancang Tya berhasil.

Begitu sampai di area CFD, sudah banyak orang yang berlari. Tya pun menggerutu, harusnya lari sejak dari kos seperti kebanyakan orang, dan tahu respon Ayuna, ia mengambil kunci motor berniat balik kucing. Namun, Tya menarik kupluk jumpernya. Menarik tangan Ayuna untuk segera berlari, setelah membayar uang parkir mereka masuk ke area lari. Ayuna ogah lari, ia hanya berjalan santai, Tya berlari namun di titik tertentu berhenti, menunggu kehadiran Ayuna.

"Lari aja kalau mau lari, nanti gue tunggu di situ!" ujar Ayuna menunjuk salah satu trotoar dekat pintu masuk di dekat parkir motor mereka tadi. Tya mengangguk, ia pun lari meninggalkan Ayuna sendiri.

"Mbak kalau diculik teriak aja!" teriaknya, Ayuna hanya tersenyum.

"Mbak kalau ada pelecehan tendang aja burungnya!" lanjut Tya dengan suara keras, beberapa orang menoleh. Ayuna hanya melotot. Emang tuh anak mulutnya minta dilakban, masih pagi sudah kelewat cerewet.

1
Lestari Setiasih
bagus ceritanya
Rian Moontero
qu mampir kak authoor,,semangat up yach💪💪🤩🤸🤸
Lel: terimakasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!