NovelToon NovelToon
Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Di Kekaisaran Siu, Pangeran Siu Wang Ji berpura-pura bodoh demi membongkar kejahatan selir ayahnya.
Di Kekaisaran Bai, Putri Bai Xue Yi yang lemah berubah jadi sosok barbar setelah arwah agen modern masuk ke tubuhnya.
Takdir mempertemukan keduanya—pangeran licik yang pura-pura polos dan putri “baru” yang cerdas serta berani.
Dari pertemuan kocak lahirlah persahabatan, cinta, dan keberanian untuk melawan intrik istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Kereta emas berguncang lembut ketika roda-rodanya melintasi jalan berbatu menuju gerbang besar kekaisaran Siu. Sepanjang perjalanan, Wang Ji duduk dengan kepala menunduk, wajahnya kembali menampilkan ekspresi tolol yang sudah lama ia gunakan sebagai tameng. Sesekali ia bersenandung kecil seperti anak kecil, seolah tidak mengerti apa-apa. Namun di balik matanya yang tenang, pikirannya bekerja cepat, mengingat setiap kata yang diucapkan Bai Xue Yi malam itu. Janji. Cincin. Dan alasan untuk kembali dengan cara yang berbeda.

Saat kereta berhenti di pelataran istana, deru gong dan genderang menyambut. Bendera-bendera kekaisaran berkibar, aroma dupa memenuhi udara. Barisan menteri berdiri rapi, pakaian resmi mereka berkilauan di bawah cahaya matahari. Di barisan depan, terlihat Selir Ma dengan senyum manisnya yang penuh perhitungan, di sampingnya berdiri Pangeran Siu Rong yang tampak percaya diri, dada membusung, sorot matanya penuh superioritas.

Wang Ji melompat turun dari kereta dengan gerakan kikuk, hampir tersandung jubahnya sendiri. Beberapa menteri saling berbisik, sebagian menahan tawa, sebagian menggelengkan kepala.

“Aduh… jalannya licin ya…” gumam Wang Ji sambil menggaruk kepala, tertawa bodoh. “Hahaha… untung aku tidak jatuh telentang.”

Siu Rong melangkah maju, wajahnya berpura-pura ramah. “Adik, kau kembali dengan selamat. Baguslah. Aku khawatir racun itu sudah menghabisimu.”

Wang Ji menatapnya lama dengan wajah bengong, lalu tiba-tiba tertawa keras. “Kakak… kakak! Kau jadi gemuk ya! Hahaha!”

Para menteri menundukkan kepala, sebagian pura-pura batuk untuk menutupi tawa. Siu Rong mengeras rahangnya, tapi tetap tersenyum palsu. “Hahaha, adikku masih seperti dulu.”

Selir Ma melangkah mendekat, menyapukan senyum halus. “Pangeran Ji, sungguh melegakan melihatmu sehat. Selama kau pergi, istana ini terasa sepi tanpa celotehanmu.”

Wang Ji menepuk dadanya. “Hehehe, jangan khawatir, aku akan berteriak tiap hari supaya istana ramai lagi!”

"Salam yang mulia kaisar dan permaisuri" ujar mereka saat melihat kaisar dan permaisuri turun dari kereta

Permaisuri dan Kaisar segera masuk dan duduk di singgasana portabel hanya mengamati dalam diam. Wajah mereka tetap datar, namun di balik sorot mata itu tersimpan sesuatu kecurigaan pada semua orang.

Kaisar berdeham. “Cukup. Upacara penyambutan selesai. Bawa Pangeran Ji ke kediamannya. Biarkan ia beristirahat, kami lelah.”

Semua tunduk memberi hormat. Wang Ji pun digiring ke paviliunnya. Begitu semua orang pergi, ia menutup pintu rapat dan duduk di kursi kayu. Senyum tololnya lenyap, digantikan sorot mata tajam.

----

Begitu langit gelap, bayangan-bayangan bergerak di halaman belakang paviliunnya. Tiga orang berpakaian hitam muncul, berlutut di hadapannya.

“Tuan, laporan selama Anda pergi.”

Wang Ji menyalakan lentera kecil, wajahnya kini penuh wibawa. “Bicaralah.”

Orang pertama maju. “Selama Tuan di negeri Bai, Pangeran Siu Rong semakin menguatkan pengaruhnya. Ia membeli pejabat, menanamkan orang-orangnya di pasukan. Selir Ma mendukungnya penuh.”

Orang kedua menambahkan, “Menteri Liang memperluas usaha gelap. Perdagangan opium, penyelundupan senjata, bahkan perbudakan. Semua dijalankan atas nama kerajaan, tapi keuntungan masuk ke kantong pribadi.”

Orang ketiga menyerahkan gulungan bambu. “Ini bukti transaksi rahasia Menteri Liang dengan pedagang asing. Jika terbuka, bisa menjadi alasan untuk menjatuhkannya.”

Wang Ji membuka gulungan itu, matanya menyipit. “Bagus. Teruskan pengawasan. Mulai besok, aku akan bergerak. Kita hancurkan mereka sedikit demi sedikit. Jangan terburu-buru, biarkan ular itu keluar dari sarangnya.”

Para bayangan itu mengangguk, lalu lenyap ke kegelapan. Wang Ji menggenggam cincin perak di jari tengahnya, berbisik pelan. “Xue Yi… aku sudah mulai. Semoga kau Masih mau menunggu ku"

----

Di negeri Bai, Bai Xue Yi duduk di sebuah ruangan bawah tanah yang baru saja dibangun, ia di dampingi oleh Su Mei dan Yi Chun serta Lan Er. Lentera minyak bergoyang, cahayanya menerangi wajah beberapa pria muda dan wanita yang baru saja dibeli dari pasar budak. Mereka tampak ketakutan, namun di hadapan Xue Yi, tatapan itu perlahan berubah menjadi harapan.

“Kalian semua…” suara Xue Yi lembut namun tegas. “Mulai hari ini, kalian bukan budak lagi. Kalian adalah murid-muridku. Aku akan melatih kalian, memberi kalian kekuatan. Tapi ingat, kekuatan itu bukan untuk menindas, melainkan untuk melindungi.”

Seorang pria muda berlutut. “Nyonya… mengapa Anda melakukan ini untuk kami?”

Xue Yi tersenyum samar. “Karena aku percaya dunia ini bisa lebih baik. Dan aku butuh orang-orang yang berani untuk menolongku menumpas kejahatan.”

Sejak malam itu, latihan dimulai. Xue Yi mengajarkan mereka seni bela diri, teknik pernapasan, dan bahkan seni penyamaran. Hari demi hari, kelompok kecil itu tumbuh menjadi organisasi bayangan yang kuat. Namanya mereka rahasiakan, namun jejaknya perlahan mengguncang dunia bawah tanah.

Xue Yi juga mengirim mata-matanya ke kekaisaran Siu. Suatu malam, seorang agen kembali dengan wajah pucat, membawa surat rahasia.

---

“Nyonya… kami menemukan kebenaran mengejutkan. Pangeran Siu Rong… bukan putra kandung Kaisar.”

Xue Yi terdiam. “Apa maksudmu?”

“Menteri Liang… pernah menjalin hubungan gelap dengan Selir Ma. Siu Rong adalah anak mereka. Semua disembunyikan rapi, tapi kami menemukan saksi dan dokumen lama.”

Xue Yi terhenyak. Fakta itu berbahaya. Ia menulis surat rahasia dengan tinta tak kasat mata, lalu menitipkannya pada burung elang yang dilatih khusus. “Terbanglah… sampaikan pada Wang Ji.”

Saatnya ini Wang Ji duduk di paviliunnya ketika seekor elang hinggap di jendela. Ia mengambil gulungan kecil yang terikat di kakinya. Begitu membacanya, matanya melebar.

“Siu Rong… anak Menteri Liang dan Selir Ma? Jadi selama ini…”

Tangannya bergetar. Ia menatap cincin perak itu lagi. “Xue Yi… kau sudah memberiku senjata terbesar.”

Di dalam dadanya, kemarahan bercampur syukur. Ia menutup surat itu rapat-rapat, lalu membakarnya. Api kecil memakan gulungan itu sampai habis, menyisakan abu hitam.

“Mulai sekarang,” bisiknya, “permainan benar-benar dimulai.”

---

Hari-hari berikutnya, Wang Ji tetap mempertahankan topeng bodohnya di depan umum. Ia berjalan sambil terhuyung, tertawa keras di ruang sidang, bahkan pura-pura ketiduran saat rapat menteri. Semua orang menertawakannya, menganggapnya beban kerajaan.

Namun di balik layar, ia mengeksekusi rencananya.

Ia mengirim orang-orangnya menangkap mata-mata yang disebar Siu Rong, lalu mengganti mereka dengan agen loyal. Ia menyelundupkan bukti kejahatan Menteri Liang ke tangan pejabat-pejabat kecil yang jujur, membiarkan rumor tentang perdagangan gelap menyebar.

Satu demi satu, jaringan rahasia Siu Rong mulai bocor. Uang gelap lenyap, kapal penyelundupan tenggelam misterius, bahkan gudang opium terbakar tanpa jejak.

Menteri Liang mulai panik, Siu Rong marah besar, Selir Ma semakin sering mengunjungi Kaisar dengan senyum manis penuh rayuan. Namun Kaisar dan Permaisuri hanya semakin curiga.

Di tengah semua itu, Wang Ji duduk di kamarnya, kembali bersenandung konyol. Tapi malam-malamnya ia habiskan dengan peta, dokumen, dan strategi.

-----

Di sisi lain, Bai Xue Yi berdiri di halaman rumah rahasianya, menyaksikan murid-muridnya berlatih pedang di bawah cahaya bulan. Keringat mereka menetes, sorot mata mereka menyala.

“Bagus,” katanya tegas. “Suatu hari nanti, kalian akan menjadi tameng rakyat. Jangan pernah lupa janji itu.”

Angin malam membawa bayangan Wang Ji dalam pikirannya. Ia menggenggam cincin perak yang pasangannya kini dipakai Wang Ji di kejauhan.

“Mungkin kau sedang berjuang dengan caramu. Dan aku… dengan caraku. Suatu hari nanti, jalan kita akan bertemu lagi.”

Malam itu, di dua negeri yang berbeda, dua hati yang terhubung oleh janji sama-sama bergerak dalam diam. Satu menghancurkan musuh dengan strategi, yang lain membangun kekuatan dari dasar.

Dan keduanya tahu, badai besar akan segera pecah.

Bersambung…

1
Tiara Bella
wahhh jodohnya Bai Xiang ini mah...
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ciee pangeran dah ada hilal jodoh nih /Chuckle/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Oohh lama juga sampe bulanan
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaaahh manis naa 😃🫠🤗
Tiara Bella
ceritanya bagus
kaylla salsabella
lanjut Thor
Maria Lina
lgi thor kok 1 kn kurang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kirain hukum mati, kalo dibuang doang nanti bikin pasukan baru ga tuh
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaah strategina kereen /Determined//Determined/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Keserakahan mengalahkan segalana 😏 hhmm dasar sipaman ga tau diri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Jebakan ga sih itu /Speechless/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
😂🤣 Nunggu wangji menyatakan cinta kelamaan ya, jadi nembak duluan
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa lagi tuh yg mau bunuh wang ji 🤔
Hendra Yana
mantap
Tiara Bella
makasih thro upnya banyak.... semangat ya
kaylla salsabella
lanjut Thor
kaylla salsabella
lanjut Thor😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!