NovelToon NovelToon
Dijebak Ratu Dari Dunia Lain

Dijebak Ratu Dari Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Spiritual / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Summon
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Kang Sapu

"Urgh... k-kurang ajar! B-bajingan!" gumam Lingga lirih. Tubuhnya semakin lemas dan kesadarannya semakin memudar. "A-apa aku akan... mati?"
Seorang bartender muda yang bergumul dengan utang dan cinta buta bernama Lingga, mengira hidupnya sudah cukup kacau. Tapi, semuanya berubah drastis dalam satu malam yang kelam. Saat hendak menemui pacarnya, Lingga menjadi korban pembegalan brutal di sebuah jalanan yang sepi, membuatnya kehilangan motor, harta benda, dan akhirnya, nyawanya.
Namun, takdir punya rencana lain. Di ambang kematian, Lingga terseret oleh lingkaran cahaya misterius yang membawanya ke dunia lain, sebuah dunia asing penuh kekuatan magis, monster, dan kerajaan-kerajaan yang saling bertarung. Terbangun dengan kekuatan yang belum pernah ia miliki, Lingga harus mempelajari cara bertahan hidup di dunia baru ini, menghadapi ancaman mematikan, dan menemukan arti hidup yang sesungguhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kang Sapu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Saat Wirya dan Lingga kembali bersiap adu pukul, dua tangan kurus namun kokoh mencengkeram masing-masing tinju mereka—dan dengan mudah menghentikannya.

"Cukup!" kata si lelaki tua. Suaranya lembut namun mengandung gema yang tak terbantahkan. Wajahnya damai namun menyimpan kewibawaan kuat.

Lingga terkejut.

"Siapa dia?" pikirnya dalam hati. Tenaga cengkeraman kakek itu… lebih kuat dari siapapun yang pernah ia hadapi.

Wirya meringis, berusaha melepaskan diri. Tapi cengkeraman itu seakan mencengkram langsung urat sarafnya.

"Resi Wiranggeni…" gumam Mitha. Suaranya campuran antara lega dan kagum.

Lingga melirik ke arah Mitha. "Resi?"

"Iya… dia seorang pertapa. Orang bijak. Banyak orang yang menghormati sosoknya…"

Resi Wiranggeni tersenyum. Matanya yang keriput menyipit dengan kehangatan.

"Ah, Mitha, Mitha… apa ini urusan cinta?" katanya sambil melirik ke dua lelaki di hadapannya. "Dua pemuda tampan, saling baku hantam demi satu hati?"

Mitha menghela napas, menyipitkan mata. "Aduh, Kek... jangan bercanda di saat seperti ini! Tidak lucu!"

Resi tertawa kecil, lalu menatap serius ke Lingga dan Wirya.

"Sekarang, sebelum aku cengkeram lebih dalam lagi—katakan, apa yang sebenarnya terjadi?"

Hampir bersamaan, Lingga dan Wirya menjawab.

"Dia yang mulai—"

"Dia provokasi saya duluan—"

Resi mendesah, lalu mempererat cengkeramannya.

"Argh! Aduh!" rintih Wirya.

"Urgh, Kakek… pelan dikit…" geram Lingga.

"Jadi?!" tanya Resi, kini nadanya sedikit meninggi namun tetap kalem.

Mitha maju, mengangkat tangan.

"Aku akan jelaskan, Kakek. Tolong lepaskan dulu mereka…" katanya.

Resi Wiranggeni melepaskan kedua tangan itu perlahan, dan dua pemuda itu mundur sedikit, mengurut pergelangan masing-masing.

"Antawirya menghadang kami saat aku dan Kak Lingga hendak masuk ke desa. Dia marah karena melihatku bersama Lingga."

Resi mengangguk pelan, memutar tongkatnya perlahan.

"Kau sudah kutegur, Wirya… berkali-kali. Rasa sukamu pada Mitha tak bisa dipaksakan."

"Tapi aku benar-benar mencintainya, Resi! Dia harus tahu itu!" balas Wirya, hampir seperti anak kecil.

"Cinta yang memaksa bukan cinta. Itu ego." jawab Resi tegas.

"Ta-tapi..."

"Sekarang, sebaiknya kau pergi dari sini, Wirya! Sebelum aku menunjukkan ketidaksabaranku kepadamu! Aku masih menahan diri karena kau anak dari kenalanku," ujar Resi Wiranggeni dengan tatapan tajam.

"B-baik, Resi."

Wirya membalikkan badannya dengan tatapan yang masih menunjukkan ketidakpuasan. Sorot matanya menatap tajam ke arah Lingga. Lingga yang mengetahui hal itu hanya tersenyum seolah meremehkan.

"Awas kau! Lain kali aku akan membalasmu berkali-kali lipat!" batin Wirya seraya berjalan menjauh meninggalkan tempat tersebut.

"Dan kau, anak muda. Siapa kau sebenarnya? Nampaknya aku tak pernah melihatmu di sekitar sini," tanya Resi Wiranggeni tiba-tiba.

Lingga menatap mata Resi. Ada sesuatu di sana—seperti yang ia rasakan saat menatap Gandhara yaitu kekuatan kuno yang tak bisa ditipu.

"Namaku Lingga. Aku hanya pengelana. Mitha membantuku… dan aku kebetulan bertemu dua di depan desa saat ia mencari kayu bakar," jawab Lingga. Ia menghela nafas panjang lalu melanjutkan kalimatnya. "Sampai pria itu mengusik kami..."

Resi Wiranggeni tersenyum tipis. "Nampaknya itu jawaban yang jujur."

Ia berbalik pada kerumunan.

"Bubar. Tak ada yang perlu ditonton lagi. Biarkan pemuda-pemuda ini menyadari makna sabar."

Orang-orang pun perlahan membubarkan diri.

Sementara itu, Resi Wiranggeni mengelus jenggotnya, lalu menoleh pada Mitha dan mendekatkan wajahnya. Ia pun berbisik. "Bawa dia ke rumahmu. Tapi ingat, awasi dia. Dia tampaknya membawa lebih dari sekadar tubuh ke desa ini."

Mitha tertegun. "Apa maksudnya, Kek?"

Resi hanya tersenyum, lalu berjalan pergi sambil bersenandung pelan.

Lingga menatap punggung lelaki tua itu dengan hati bertanya-tanya. Ada misteri dalam ucapannya—dan firasat bahwa perjalanannya di Jarwadhi baru saja dimulai. Ia pun hanya menghela nafas berulang kali.

"Ah, awal hari yang cukup melelahkan..."

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!