FLIRTING

Sanjaya dan Ganes sudah mengambil beberapa foto bersama. Sanjaya cukup puas dengan hasil foto Seseorang yang tadi Dia mintai tolong. Karena dalam satu kali ambil, Ganes tidak protes hasil fotonya.

Setelah masuk ke area BUKIT BULAN, Sanjaya memilih duduk di bagian tepi. Agar dapat melihat kerlip cahaya lampu kota dengan jelas. Mereka dua duduk bersisian.

Sambil menunggu Pesanan makanan yang tadi sudah di pesan Sanjaya, Ganes yang benar - benar ingin mengabadikan momen, meminta izin menggunakan hape Sanjaya untuk mengambil beberapa gambar. Tentu saja Lelaki itu mengizinkannya.

Ada banyak pengunjung sore menjelang malam itu. Suasana ramai, dengan canda tawa. Mereka menikmati pemandangan matahari terbenam, dan mulai munculnya pendar cahaya dari lampu - lampu kota di bawah sana.

Sanjaya memperhatikan Ganes yang terlihat menikmati sekali suasana di tempat ini. Dan entah sadar atau tidak, Gadis itu tidak memakai maskernya. Lelaki Dewasa itu tersenyum, dan tangannya bergerak merapihkan rambut Ganes yang berantakan karena tertiup angin malam.

Merasakan sentuhan sebuah tangan, Ganes menoleh, dan melihat Sanjaya yang menatap nya dalam, sambil tersenyum. Mereka saling bertatapan beberapa saat.

"Bapak tau tempat ini dari mana? ". Tanya Ganes. Jantungnya berdetak kencang, saat ditatap seperti itu oleh Sanjaya. Ganes rasa ini pertama kalinya Mereka bertatapan dengan penuh perasaan. Mungkin? Ganes pun tidak dapat mendeskripsikannya. Yang jelas, Dia gugup ditatap seperti itu.

"Saya melihat di postingan teman.. Kelihatannya bagus, dan memang bagus, Kamu juga terlihat menikmati. Terimakasih ". Sanjaya meraih tangan Ganes dan mengecupnya sekilas. Sementara Ganes yang diperlakukan seperti itu, langsung me- merah pipi nya. Dia pun memutuskan untuk menatap ke tempat lain saja.

"Kenapa bilang terimakasih? " Tanya Ganes setelah pipi nya sudah kembali normal.

"Terimakasih saja, memang nya tidak boleh? ". Tanya nya.

"Ya aneh aja, Bapak yang ngajak Saya kesini, tapi Bapak juga yang terimakasih. Kan aneh ". Ujar Ganes. Ya, Harusnya dirinya yang mengucapkan terimakasih, karena sudah dibawa ke tempat ini.

"Kamu mau Saya ajak kemari, itu bisa jadi alasan Saya berterima kasih, Ganes.. ! ".

Ganes hanya mengangguk saja. Terserah lah.

Mereka tidak lagi mengobrol, hanya diam menikmati suasana malam hari dari tempat tinggi ini. Sanjaya tidak melepas genggaman tangannya pada Ganes. Dia merasa nyaman melakukannya. Sementara Ganes, Gadis itu menyandarkan kepalanya ke pundak Sanjaya. Gadis itu sedang menikmati romantisme yang diciptakan oleh alam untuk mereka berdua.

Ganes jadi berpikir, mungkin usaha yang waktu itu Sanjaya maksud adalah ini. Dia berusaha bersikap romantis. Namun dengan cara nya sendiri, tanpa menghilangkan profesionalisme nya sebagai seorang Guru. Dia bisa saja kekasih lelaki itu, namun di Sekolah, Ganes hanya muridnya.

"Sebentar lagi ulangan, belajarlah yang rajin, pelajari semua materi yang sudah diberikan Guru ! ". Pesan Sanjaya di sela keterdiaman Mereka.

"Bapak ni.. Lagi romantis malah bahas belajar ! ". Ganes berdecak.

"Saya khawatir kamu nilainya jelek, Ganes.. Masa punya pacar Guru keren begini, kok nilainya jelek ! ". Goda Sanjaya.

Ganes kembali menabok pundak Sanjaya. Dia tidak lagi bersandar di sana.

"Bapak nggak mau ngasih tau ke Saya bocoran soal? Hehee ". Tanya Ganes bercanda, namun sedikit serius.

Sanjaya tidak merespon, hanya mencubit pipi Ganes. Karena gemas.

"Pak Sanjaya ada di sini? ". Suara dari arah belakang, membuat Ganes gelagapan. Dia langsung memakai maskernya dengan cepat. Ganes duduk dengan tegak. Deg - deg an.

"Oh Pak Ramos.. ! "

"Saya ganggu sepertinya ya Pak Sanjaya, Hahaha ". Dua orang itu tertawa lepas. Kemudian keduanya mengobrol tentang pekerjaan.

Ganes tahu, Pak Ramos dulu Guru nya. Dia pernah mengajar Ganes selama beberapa bulan saat Dia masih siswa baru, sebelum akhirnya Guru itu di mutasi.

Ganes khawatir, Pak Ramos masih mengenalinya.

"Mau bergabung Pak? ". Tawar Sanjaya, dan itu membuat Ganes yang masih duduk kaku di kursi nya, memutar bola matanya.

'Malah suruh gabung ! '. Protes Ganes dalam hati.

"Tidak Pak, Saya datang bersama anak isteri, takut ganggu ini, hehee, Mari Pak Sanjaya..! ".

Ganes dapat bernapas lega, saat Rekan Sanjaya sudah pergi. Namun Dia memutuskan untuk tidak melepas masker. Khawatir kejadian seperti tadi terjadi lagi.

"Dia pernah jadi Guru mu loh ! Kenapa tidak menyapa ! ". Ucap Sanjaya setelah Dia duduk kembali.

Ganes dengan cepat menoleh, dan mendelik kesal.

"Terus habis itu? Tersebar lah berita kalo Bapak pacaran sama Saya. Gitu? Huffff ! ".

Sanjaya terkekeh.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh. Ganes mengajak Sanjaya pulang, karena sudah merasa tidak nyaman. Badannya terasa lengket. Seharusnya Mereka pulang dulu ke rumah, baru pergi jalan. Ini malah, sepulang sekolah, langsung gas jalan - jalan.

"Bolehkah Saya memposting foto kita? Tenang saja, Saya akan menempelkan stiker ke foto Kamu. Bagaimana? ".

Sebelum Ganes protes, karena Gadis itu terlihat sudah membuka mulutnya, Sanjaya langsung memberikan pernyataan lengkap.

"Bener ya tertutup jelas. Jangan sampai ada yang tahu kalau itu Saya ! ". Peringat Ganes. Sanjaya hanya mengacak rambut Ganes, sebagai respon nya.

'Khawatir sekali Dia kalau orang tahu ! '. Batin Sanjaya. Namun tidak bisa terlalu protes juga.

Sesuai permintaan Ganes, Sanjaya langsung mengantar Gadis itu pulang ke rumah. Selama perjalanan, beberapa kali Sanjaya mengelus jemari Ganes yang tangannya melingkari pinggangnya. Mungkin ini akan menjadi kebiasaanya setiap kali memboncengkan Gadis itu. Rasanya menenangkan.

.

.

.

Bersambung☺️