NovelToon NovelToon
After Break Up

After Break Up

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:56.7k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gyan Abhiseva Wiguna tengah hidup di fase tenang pasca break up dengan seorang wanita. Hidup yang berwarna berubah monokrom dan monoton.

Tak ada angin dan hujan, tiba-tiba dia dititipi seorang gadis cantik yang tak lain adalah partner bertengkarnya semasa kecil hingga remaja, Rachella Bumintara Ranendra. Gadis tantrum si ratu drama. Dia tak bisa menolak karena perintah dari singa pusat.

Akankah kehidupan tenangnya akan terganggu? Ataukah kehadiran Achel mampu merubah hidup yang monokrom kembali menjadi lebih berwarna? Atau masih tetap sama karena sang mantanlah pemilik warna hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Bocah Bangor

Laporan dari orang yang menjaga Achel membuat hatinya lega. Belum kembalinya Achel karena gadis itu tengah mampir ke toko service ponsel. Sebagaiman yang dilaporkan oleh orang kepercayaannya bahwa ponsel Achel terjatuh dan terlindas mobil yang melaju dengan kencang. Alhasil, ponselnya rusak. Itulah yang membuat Gyan mengajak Achel ke mall tanpa bilang terlebih dahulu.

Achel menunjukkan ponsel yang dia mau kepada Gyan. Juga alasan kenapa dia menginginkan merk dan tipe ponsel tersebut. Lelaki itu hanya mendengarkan sambil membaca spesifikasi ponsel tersebut.

"Tapi, harganya--"

Gyan sudah mengeluarkan kartu hitam dan memberikannya kepada karyawan di sana. Sontak Achel menatapnya dengan raut tak percaya. Sedangkan Gyan malah memutar tubuhnya menjauhi Achel.

Langkah Gyan terhenti ketika lengannya sudah dipegang oleh Achel. Mata mereka saling tatap untuk beberapa saat.

"Makasih. Nanti Achel gan--"

"Enggak perlu," potong Gyan. Achel pun terkejut. Biasanya lelaki itu sangat perhitungan masalah uang.

"Gua gak akan miskin cuma karena beliin hape buat bocah bangor macam lu."

Mendadak Achel merengutkan wajah. Lengan Gyan pun diremas sekuat tenaga hingga Gyan meringis.

"Sakit!"

"Sukurin!"

Dua manusia itupun sudah beradu kerung. Untungnya salah satu karyawan datang untuk memberikan ponsel yang Achel pilih tadi.

"Thank you."

Raut wajah Achel berubah dengan begitu cepat. Itu bisa Gyan lihat. Namun, raut wajah Achel kembali berubah karena Gyan sudah meninggalkannya.

Untuk kesekian kalinya Achel menatap Gyan. Di mana lelaki menyebalkan itu sudah masuk ke dalam toko busana wanita ternama.

"Kak Gy mau beli baju buat siapa?" tanyanya di dalam hati.

"Pilih!" Sebuah perintah yang membuat Achel kembali terkejut. "Tapi, jangan baju dan celana kurang bahan."

Achel masih terdiam. Masih mencerna ucapan lelaki di depannya.

"Kenapa masih diam? Cepet pilih!" Achel pun mengangguk dan segera memilih baju daripada harus diamuk.

Gyan hanya duduk menunggu Achel di sofa yang ada di sana. Atensinya beralih ketika Achel sudah ada di sampingnya.

"Udah, Kak."

Mata Gyan kini tertuju pada baju yang dibawa Achel. Gyan pun menggelengkan kepala dan mulai bangkit dari sana.

"Beli yang banyak, Chel. Buat lu ngampus. Jadi, enggak pake baju itu-itu aja." Achel menatap dalam wajah Gyan. Lalu, menggeleng pelan. Decihan kesal pun keluar dari bibir Gyan.

"Ke mana Achel yang enggak tahu diri?" Gadis itupun hanya terdiam.

Jika, Achel sudah diam seperti itu Gyan yang kesal. Tangannya sudah ada di pinggang. Kembali menatap Achel bagai elang.

"Kalau lu enggak mau ambil baju lagi. Gua enggak akan kasih lu uang saku selama sebulan." Syok sekali gadis itu mendengar ancaman Gyan yang tak pernah main-main. Achel pun segera berlari ke arah deretan baju. Gyan pun membuang napas begitu kasar.

Achel mendekat kembali kepada Gyan yang tengah serius dengan ponsel. Mata Gyan kini tertuju pada gadis yang sudah menunjukkan celana pendek.

"Achel mau ini. Boleh?"

Alasan Achel meminta ijin karena dia sudah mendapat ultimatum dari Gyan. Dia hanya tidak ingin lelaki itu murka jika tiba-tiba ada celana kependekan yang dimasukkan ke dalam belanjaan.

"Dipakenya di apart aja." Achel mengangguk dengan cepat sembari tersenyum begitu manis.

Ponsel sudah, dan baju sudah. Gyan mengajak Achel ke sebuah restoran steak untuk makan malam. Wajah Achel begitu berbinar karena sangat merindukan makanan tersebut. Melihat Achel yang sangat menikmati membuat bibir Gyan terangkat lagi.

"Makasih ya, Kak," ucapnya ketika sudah berada di dalam mobil. Seperti biasa hanya dua huruf yang menjadi jawaban.

Jangan ditanya bagaimana bahagianya Achel di hari ini. Mendapat ponsel baru juga belanja baju baru. Namun, suara Gyan membuat Achel yang tengah mencoba ponsel baru menoleh ke arah pintu kamar. Ya, Gyan sudah ada di sana.

"Ponsel dari gua hanya boleh digunakan untuk nyimpen nomor teman-teman kampus lu serta keluarga doang." Achel mengangguk.

"Kalau ada nomor baru yang masuk, abaikan." Lagi, Achel mengangguk.

"Kalau ngelang--" Jari Achel yang sudah diangkat membuat ucapan Gyan terhenti.

Gadis itupun turun dari tempat tidur dan menghampiri Gyan. Ditatapnya Gyan dengan sangat dalam. Lalu, didorongnya tubuh Gyan hingga mundur beberapa langkah dari pintu kamar.

"Bye bye."

Suara pintu dikunci dari dalam membuat Gyan mengerang kesal.

"Bocah bangor!!!"

Di tengah malam Achel merasa haus. Gelas air minumnya lupa diisi. Alhasil, dia harus keluar dari kamar. Langkahnya terhenti ketika dia melihat pintu kamar Gyan terbuka sedikit. Dan Gyan tengah berbicara begitu serius dengan seseorang.

Bukannya ke dapur, Achel malah menuju pintu kamar Gyan. Mencoba menguping pembicaraan dua lelaki tersebut.

"Pak, lusa ada meeting dengan para petinggi Wiguna Grup di Jakarta."

"Berarti Kak Gy akan pulang ke sana? Achel sendirian lagi?"

"Seperti biasa. Kamu yang ke sana mewakili saya."

Loh?

Sebuah tanda tanya mulai hadir di kepala akan ucapan yang di luar dugaan Achel. Rasa penasaran pun semakin menjalar.

"Pak, tapi Pak Gavin meminta Bapak yang datang." William sedikit membujuk.

"Nama siapapun yang kamu bawa, tak akan merubah keputusan saya."

Achel masih tak mengerti. Pertanyaan tentang Gyan yang tak mau ke Jakarta pun belum menemukan jawaban.

"Pak--"

"Saya tak ingin berdebat perihal apa yang sudah kamu ketahui jawaban beserta alasannya."

"Kenapa Kak Gy terdengar benci kepada nama kota kelahirannya? Ada apa dengan Kak Gy?"

...*** BERSAMBUNG ***...

Yuk, budayakan berikan komentar biar semangat lagi up-nya.

1
Mamak'e Nurul Eka
mereka kan saudara emang boleh ya kayak gitu?
masih bertanya" dalam hati
Yanti Yana
kan klu Gyan balik ke jakarta thor, dia bisa nunjukin ke Giovano sm simantannya klu dia bisa move on dan salah satu pewaris Wiguna grup
uchiek hiday
waduuuhhh
adegan agak dewasa
hehehee
Ida Lestari
wah....gyan berani bnget ya......tu gyan sadar apa ndak ya hehehehehehe
lanjut trus Thor
semangat
Santi Simarakayang
lanjut kk
Ida Farida
langsung nyosor Ajja tuhhh
iting30
shock liat gambarnya
NadiraDira
wwwwaaaahhhh....gyannnn
Mom Aldesya
lanjut
Santi
weh,ngapain lu gy,wah2,,wawa ada yg nakal sama achel
Rahmawati
wow ciuman perpisahan. sekalian aja jadian biar kalian tenang berjauhan
wardah
duh..duh..duh...whats will going on next neeh ketika.para Singa tau
Sayem Sayem
wadauch si jambul maen sosor wae ...bs keluar taring ny singa jantan ni
Herman Lim
ahhh jambul u main nyosor aja
Lusi Hariyani
waduhhh...si gyan dh mlai berani nunjukin persaan y nich dlm perbuatan gmn nich reaksi kluarga singa dpt restu g...
Rahmawati Abdillah
nah loh makin berat entar kalau mau terbang,karena gamon dengan sesuatu yang disengaja ini🤭
AZLAN Hidayat
c gunung es mulai cair dan brani nyosor2,,,,,
semangat kak doble up nx💪
Rakhmawati Caco
kalo cinta jgn pendam sendiri
Yuli Yati
kak up nya jangan cm 1 bab dong, yg banyak biar seru baca nya
Ezy Aje
yaa penasaran benar ga yaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!