NovelToon NovelToon
Gairah Sang Papa Angkat

Gairah Sang Papa Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:140.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Luh putu Sri rahayu

menjadi sukses dan kaya raya tidak menjamin kebahagiaanmu dan membuat orang yang kau cintai akan tetap di sampingmu. itulah yang di alami oleh Aldebaran, menjadi seorang CEO sukses dan kaya tidak mampu membuat istrinya tetap bersamanya, namu sebaliknya istrinya memilih berselingkuh dengan sahabat dan rekan bisnisnya. yang membuat kehidupan Aldebaran terpuruk dalam kesedihan dan kekecewaan yang mendalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Luh putu Sri rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Tapi Lilia tidak bisa melupakan ciuman itu. Ia menyentuh bibirnya dengan lembut seolah masih merasakan bagaimana ayah angkatnya memaksa dan menuntut ciuman itu pada dirinya dan bagaimana lidah pria itu menggali kedalam mulutnya, dan sentuhan yang posesif pria itu pada tubuhnya dan cara jari-jari pria itu menggali di permukaan dagingnya yang lembut.

Malam semakin larut, Lilia merasa matanya semakin berat hingga ia membenamkan wajahnya di bantal yang masih ia peluk hingga akhir ia tertidur.

...~o0o~...

Cahaya matahari menyelinap diantara tirai di kamar Lilia. Ia bangun lebih dulu dari Aldebaran seperti biasa. Iya menuruni tangga, ia masih mengenakan piyama kaki mungilnya yang telanjang menyentuh lantai keramik dingin di bawah kakinya, ia melangkah lembut menuruni anak tangga.

Namun, pagi ini ada sesuatu yang berbeda, ia terkejut begitu sampai di ruang tengah apartemen mewah Aldebaran, ia melihat pria itu sudah bersiap berangkat ke kantor, stelan jas hitam gelap sudah rapi melekat di tubuhnya yang menjulang.

"Papa... Sudah mau berangkat ke kantor?" Tanyanya lembut, mencoba bersikap normal.

Ini tidak seperti biasanya, Aldebaran akan berangkat ke kantor sepagi ini. Aldebaran menghentikan langkahnya, saat Lilia memanggilnya, punggung pria itu masih menghadap gadis itu, tidak berani menatapnya langsung. Tiba-tiba udara diantara mereka menjadi tegang.

"Iya. Ada urusan mendadak." Jawab Aldebaran singkat nyaris tanpa emosi, ia masih membelakangi Lilia. Ia menggigit bibir bawahnya mencoba menekan emosi yang sedang bergejolak di dalam hatinya.

Meski ia tahu, sebenarnya, ia tak memiliki urusan atau janji apa-apa—ia hanya lari karena tidak tahan melihat Lilia setelah apa yang sudah ia lakukan.

Di saat yang sama, Lilia yang melihat reaksi dingin Aldebaran merasa sedikit kecewa karena pria itu bersikap dingin setelah apa yang sudah pria itu perbuat sebelumnya.

Bibirnya sedikit terbuka mencoba untuk merangkai kata-kata dan bertanya lebih lanjut tentang apa 'urusan mendadak' itu.

"Nanti Brian yang akan mengantarmu ke sekolah." Kata Aldebaran tiba-tiba, saat Lilia baru akan bertanya padanya. Hingga akhirnya membuat gadis itu mengurungkan niatnya untuk bicara.

"Iya." Jawab Lilia singkat, ada sedikit kekecewaan dalam jawaban Lilia. Entah bagaimana ia bisa merasa kecewa dan sesuatu yang lain mulai merayap dalam hatinya.

Tiba-tiba suara dering ponsel Aldebaran memecah keheningan diantara mereka. Dengan gerakan yang terukur ia melepaskan genggamannya dari kenop pintu dan merogoh saku jasnya dan menjawab telepon itu tanpa basa-basi.

"Iya, kita bertemu nanti malam. Di tempat biasa." Katanya singkat, nadanya rendah dan sulit di tebak sebelum memutus telepon itu.

Lilia hanya memandangi punggung Aldebaran yang masih membelakanginya, tiba-tiba Lilia merasa dadanya sesak mengetahui ia membuat janji dengan seseorang.

"Siapa itu? Papa punya janji dengan seorang wanita?" batin Lilia, ia merasa penasaran dengan siapa yang sedang menelepon Aldebaran. Apakah itu rekan bisnisnya? Atau wanita yang belakangan ini mungkin. Dekat dengannya?

"Papa benar-benar akan menemui seorang wanita?" pikirnya. Entah bagaimana Lilia berpikir Aldebaran akan bertemu dengan seorang wanita, seketika ia merasakan dadanya semakin sesak mengetahui Aldebaran akan bertemu dengan seorang wanita yang lebih dewasa dan lebih pantas untuknya daripada dirinya.

Kemudian setelah menerima telepon tadi Aldebaran langsung keluar dari apartemennya tanpa mengatakan sepatah katapun lagi, meninggalkan Lilia sendirian tenggelam dalam pikirannya.

Tanpa sadar kedua tangan mungilnya mengepal di samping tubuhnya, meski ia mencoba menepis pikiran-pikiran tentang Aldebaran yang memiliki hubungan dengan seorang wanita.

Saat ini Lilia tidak bisa mengendalikan pikirannya tentang Aldebaran, ia tak pernah tahu apa yang Aldebaran lakukan diluar. Dugaan bahwa ayah angkatnya itu akan bertemu dengan wanita memberikan hantaman di dadanya yang semakin terasa menyakitkan. Apa ini yang namanya cemburu?

Namun ia mencoba menepis perasa asing yang mulai ia rasakan saat ini. Ia tahu seharusnya ia tak merasakannya karena Aldebaran adalah ayah angkatnya.

Lilia masih berdiri di ruang tengah yang kini terasa hampa setelah kepergian Aldebaran. gadis itu berdiri cukup lama di tempatnya.

"Seharusnya Lilia senang, kan? Karena Papa tidak kesepian... Tapi..." Katanya pelan nyaris berbisik, ia membiarkan kata-kata itu menggantung di udara karena takut melanjutkan kalimatnya—takut jika apa yang ia rasakan salah.

Lilia menatap kosong dalam kehampaan apartemen mewah Aldebaran, hatinya bergemuruh seperti ombak di lautan berbadai. Pandangannya kabur oleh genangan air mata yang tak bisa ia tahan lagi. Di depannya, bayangan Aldebaran yang tertawa bersama seorang wanita yang terlihat sempurna—anggun, dewasa, dan begitu serasi dengannya—terus menghantui pikirannya. Sesuatu di dalam dirinya terasa remuk. Sebuah perasaan asing yang selama ini ia abaikan kini mencengkeram hatinya dengan erat.

Tanpa sadar, air matanya mengalir, membentuk jejak hangat di pipinya yang dingin oleh hembusan kehampaan di dalam apartemen Aldebaran yang mewah. Ia terkejut pada dirinya sendiri. "Kenapa aku seperti ini?" pikirnya. Ia menggigit bibir, mencoba menghentikan rasa sakit yang justru semakin menyiksa.

Lilia berbalik, tubuhnya bergerak cepat menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua. Setiap langkah terasa berat, seolah ada batu besar yang menggantung di dadanya. Begitu sampai di kamar, ia membanting pintu dengan keras, suara dentumannya menggema di seluruh rumah.

Ia melempar tubuhnya ke tempat tidur dengan kasar, wajahnya terbenam dalam bantal. Air matanya terus mengalir tanpa henti, membasahi kain lembut di bawahnya. Napasnya tersengal, terputus-putus oleh isak tangis yang semakin sulit ia kendalikan.

"Kenapa... kenapa Lilia merasa seperti ini?" gumamnya, suaranya bergetar. "Bukankah seharusnya Lilia bahagia jika Papa bersama orang yang pantas untuknya? Lilia hanya seorang anak angkat? Apa hak Lilia untuk merasa... cemburu?"

Kata terakhir itu terasa seperti duri yang menusuk jiwanya. Cemburu. Ia tak pernah menyangka akan merasakan perasaan itu pada Aldebaran—sosok yang selama ini ia hormati, sayangi, dan anggap sebagai ayah. Namun kini, semua itu bercampur dengan emosi yang sulit ia pahami.

Di balik matanya yang terpejam, bayangan wanita itu terus muncul, membuat dadanya sesak. Ia mengepalkan tangan, menggenggam selembar kain bantal dengan erat, seolah mencoba meredam rasa yang berkecamuk di dalam dirinya.

"Lilia egois...," bisiknya. "Lilia tak seharusnya merasakan ini. Tapi kenapa rasanya begitu menyakitkan?"

Lilia memeluk dirinya sendiri, tubuhnya gemetar oleh tangis yang tak kunjung reda. Ia merasa terjebak dalam labirin perasaan yang rumit—antara perasaan yang tak semestinya, dan kenyataan yang harus ia terima.

Tak lama terdengar suara bel pintu yang di tekan beberapa kali. Lilia yang mendengar suara bel pintu itu bangkit dari tempat tidurnya dengan pelan, gerakannya lambat nyaris malas.

Ia melangkah keluar dari kamarnya, lalu menuju pintu depan, ia memutar kenop pintu dengan pelan dan membukanya.

"Om Brian?" katanya saat melihat Brian asisten sekaligus supir pribadi Aldebaran sudah berdiri di depan pintu.

"Eh?! Kenapa kau masih belum bersiap?" Tanya Brian, yang melihat Lilia masih mengenakan piyama dan bukannya seragam sekolah.

Lilia tidak langsung menjawab, ia hanya menunduk mencoba menyembunyikan dirinya dari pandangan Brian. Kepalanya tertunduk dalam. Brian menatap curiga dengan sikap Lilia yang tak seperti biasanya.

"Cepat-cepat! Bersiap! Aku akan mengantarmu ke sekolah, nanti Papamu bisa tandukan lagi kalau dia tahu aku terlambat mengantarmu ke sekolah!" kata Brian lagi, sedikit memaksa.

Brian melihat Lilia melangkah menuju tangga, gerakannya pelan seolah ia tak ingin pergi ke sekolah. Lalu sekilas ia melit mata gadis itu yang sebab karena menangis.

"Apa dia habis menangis?" pikir Brian. "Jangan-jangan Lilia habis di marahi karena ketahuan punya pacar?" pikirnya lagi, namun Brian memilih diam dan tak menanyakan apapun pada Lilia yang sudah pergi ke kamarnya.

Bersambung....

1
partini
ini ada drama nya loh Thor tapi aku lupa udah lama Banggt Kya telenovela
cholifah 22: up nya jng ma lama y thor...
total 2 replies
ARIES ♈
terima kasih atas kunjungannya, saya akan berusaha lebih keras lagi. 🙏 tunggu update selanjutnya ya
Ana Umi N
lagi thor
partini
🙄🙄🙄🙄 lah masih nanya lagi dihhh bikin pusing aja
ARIES ♈
tenang-tenang author lagi berusaha. maaf sudah menunggu begitu lama, dan terima banyak atas dukungannya. 🙏
Putri Putri
ayok lanjut kk.. jangan berhenti lama episode nya
ina
ayok lanjut😍
partini
aihhh papa angkatmu bego
partini
Hem jujur ja yah pasti ga jujur
partini
kakak adik Wow ,lama sekalii Thor
ARIES ♈: maaf ya, menunggu lama author nya lagi sibuk.
total 1 replies
cholifah 22
tommy ini anak nya dimitri y thor ....bener dunia ini sempit ...🤭
Elmi Varida
lanjut thor...
Elmi Varida
Hi thor aku baru beberapa bab baca novel karyamu seperti menarik, ikut nyimak ya...
semangat upnya..
ARIES ♈: terima kasih atas kunjungannya... kak
total 1 replies
Soicha
lama bnget bersambungnya thor ..
Soicha
ceritanya bolak blik aja thor... lama..
Ahn Mo Ne
umurnya aldebaran masih 30an kan
Kadek Erdiyasa
semangat thor up trus tiap hari
partini
kalian berdua suka ngmng dalam hati apa ga cape ,,nanti miskomunikasi lagi marah lagi jujur aja kenapa
cholifah 22: blm up thor
total 1 replies
ina
kok belum up kak
ARIES ♈: mohon bersabar ya... author nya lagi sibuk.🙏
total 3 replies
partini
dihhh tom jaharaaa kamu tk kira kamu lelaki baik,, perasaan tuh ga bisa di paksa dodol cinta itu ga tau kapan datang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!