"Ma, Papa Anin masih hidup atau sudah pergi ke Sur_ga?" tanya bocah cantik bermata sayu yang kini berusia 5 tahun.
"Papa masih hidup, Nak."
"Papa tinggal di mana, Ma?"
"Papa selalu tinggal di dalam hati kita. Selamanya," jawab wanita bersurai panjang dengan warna hitam pekat, sepekat hidupnya usai pergi dari suaminya lima tahun yang lalu.
"Kenapa papa enggak mau tinggal sama kita, Ma? Apa papa gak sayang sama Anin karena cuma anak penyakitan? Jadi beban buat papa?" cecar Anindita Khalifa.
Air mata yang sejak tadi ditahan Kirana, akhirnya luruh dan membasahi pipinya. Buru-buru ia menyeka air matanya yang jatuh karena tak ingin sang putri melihat dirinya menangis.
Mendorong rasa sebah di hatinya dalam-dalam, Kirana berusaha tetap tersenyum di depan Anin.
Sekuat tenaga Kirana menahan tangisnya. Sungguh, ia tak ingin kehilangan Anin. Kirana hanya berharap sebuah keajaiban dari Tuhan agar putrinya itu sembuh dari penyakitnya.
Bagian dari Novel : Jodoh Di Tapal Batas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Seno Meradang
"Ehmm..."
"Kamu tau dari mana, Han?"
Seketika kepala Hana tertunduk. Ia begitu takut melihat wajah Aldo yang menatapnya berkilat ajam dan menusuk.
"Han !!" seru Aldo meminta jawaban Hana.
"Maaf_kan aku, Mas. A_ku eng_gak seng_aja mendengar percakapan Mas Aldo dengan papa dan bunda di ruang keluarga waktu itu. Saat Mas pertama kali minta izin poligami karena sudah menghamili Mbak Kirana di Jepang," jawab Hana sedikit terbata-bata.
Aldo berusaha mengingat kejadian saat pertama kali dirinya meminta izin pada Seno dan Dokter Heni untuk melakukan pernikahan poligami dengan Kirana.
Kala itu, kedua orang tuanya sedang bertandang ke Jakarta secara diam-diam karena mendadak rindu padanya dan Hana.
Di ruang keluarga hanya ada dirinya, Seno dan Dokter Heni.
"Apa kau sudah gila, Al?" pekik Seno yang begitu terkejut mendengar pengakuan dari Aldo atas kejadian malam peta_ka bersama Kirana di Jepang. Bagai petir di siang bo_long.
Seno dan Dokter Heni pastinya terkejut mendengar kabar dari mulut Aldo bahwa sosok wanita hamil itu adalah Kirana Jingga Paramita, putri sulung dari Gani Samudera dengan Sinta.
Hana tidak pernah tau tentang perselingkuhan mendiang Manda di masa lalu.
Seketika Hana pun ikut tercengang mendengar fakta masa lalu yang masih punya korelasi dengan fakta yang terjadi saat ini. Hana menguping pembicaraan intern tersebut.
"Apa otakmu sudah tidak waras? Apa tak ada wanita lain, sampai kamu harus meniduri anak dari selingkuhan ibumu hingga dia hamil?" cecar Seno dengan nada suara yang sudah naik beroktaf-oktaf.
"JAWAB ALDO BIMANTARA PAMUNGKAS !!" bentak Seno.
"Aku beneran gak sengaja, Pa. Semua terjadi begitu cepat," jawab Aldo terlihat begitu frustasi hingga menyugar rambutnya sendiri secara kasar dengan jari-jemarinya.
"Main begituan enggak sengaja bagaimana? Kamu kira papa anak kecil yang bisa kamu bodohin!"
Aldo hanya bisa terdiam menerima segala cecaran dan kemarahan Seno padanya.
"Kamu benar-benar mengecewakan Papa, Al!"
"Maafkan aku, Pa. Aldo benar-benar gak sengaja melakukannya," ucap Aldo seraya bersimpuh di kaki Seno dan meminta maaf.
"Papa sakit hati, tapi Hana jauh lebih sakit hatinya dari papa! Selama ini papa berusaha mendidik kamu dan Aya sebaik mungkin agar jangan pernah menyakiti orang lain terutama perasaan seorang wanita. Sekarang justru kamu melakukannya. Papa kecewa!"
Seno yang kepalang marah pada Aldo, seketika menarik lengan Dokter Heni untuk pergi dari sana.
"Ayo, Bun. Kita pulang!"
"Pa, jangan begini." Dokter Heni berusaha menolak ajakan sang suami.
"Pulang, Bun !!" titah Seno dengan tegas. "Papa sudah muak di sini!" sambungnya.
Aldo berusaha mencegah kepergian Seno dan Dokter Heni, namun berujung gagal.
"PAPA !!" teriak Aldo berusaha mengejar hingga menggedor-gedor pintu mobil orang tuanya yang melaju pergi dari kediamannya.
Setelah orang tuanya pergi, Aldo kembali ke kamarnya. Ia berniat berbicara dari hati ke hati dengan Hana untuk mencari jalan keluar. Namun, Aldo justru terkejut mendengar ucapan dari bibir Hana bahwa ia merestui.
Pernikahan poligami pun terjadi dua minggu kemudian di kediaman pribadi Aldo dan Hana di Jakarta.
Seno dan Dokter Heni pada akhirnya tetap merestui pernikahan poligami Aldo dan Kirana. Walaupun rasa kecewa masih ada di benak mereka terhadap Aldo.
☘️☘️
Dua hari kemudian Seno dan Dokter Heni bertandang ke Jakarta tepat malam hari sewaktu Aldo sudah pulang kerja.
Aldo sempat terkejut melihat kedatangan kedua orang tuanya ke rumahnya kala itu.
"Papa-Bunda ke sini tumben gak kabar-kabar dulu. Kangen ya sama aku," goda Aldo seraya mencium telapak tangan kedua orang tuanya penuh takzim secara bergantian.
"Enggak perlu basa-basi!" desis Seno seraya melangkah masuk ke dalam kediaman putra dan menantunya itu.
Aldo terkejut melihat reaksi Seno barusan. Ayahnya mendadak datang dan bersikap ketus padanya. Seolah-olah sedang marah terhadapnya.
Setelah mereka semua duduk di ruang keluarga, Aldo pun akhirnya tau perihal tujuan orang tuanya bersikap seperti itu dan datang ke rumahnya.
"Maaf, Mas. Aku terpaksa memberitahukan kabar Mbak Kirana ke papa dan bunda setelah pulang dari rumah sakit. Aku cuma ingin sekadar curhat," ucap Hana.
Aldo menghela nafas beratnya setelah mendengar pengakuan Hana. Aldo berusaha menutupi permasalahan rumah tangganya dari kedua orang tuanya karena tak ingin membebani pikiran mereka.
Aldo ingin bersikap dewasa dengan menyelesaikan sendiri permasalahan rumah tangganya dengan caranya. Namun, Hana justru yang membuka pelik yang ada di rumah tangga mereka pada Seno dan Dokter Heni.
Saat kondisi Hana sudah membaik dan pulang dari rumah sakit, ia mengabarkan pada kedua orang tua Aldo semua kebohongan Kirana terutama hamil palsu demi menikah dengan Aldo.
Bagaikan menyiram bensin dalam kobaran api yang sedang menyala.
Seno pun semakin meradang mendengarnya. Terlebih Kirana adalah putri sulung Gani Samudera, pria yang pernah menorehkan luka mendalam di hatinya. Trauma masa lalu.
Seno berusaha melupakan masa lalu dan menerima Kirana dengan tangan terbuka sebagai menantu kedua untuk masuk ke rumah tangga Aldo dan Hana.
Bahkan ia dan sang istri memperlakukan Kirana sama seperti Hana, tak ada bedanya. Namun justru berbalas tuba, pikir Seno.
"Apa benar dia bohongin kamu sampai segitunya, Al?" cecar Seno meminta penjelasan.
Bersambung...
🍁🍁🍁
alasanya jelas karena dia merasa kecewa karena Kirana tidak lagi bisa digunakan sebagai boneka balas dendamnya pada Aldo
/Sob//Sob//Sob/