Leira Anggara sang pemimpin dunia gelap bawah tanah terpaksa harus menjadi pengantin pengganti adik kembarnya demi menuntut balas pada kekasih pria yang di jodohkan dengannya. Ia terus mengumpulkan bukti kejahatan Flomy yang telah membayar orang untuk memperkosa adik kembarnya yang bernama Leika hingga Leika memilih untuk bunuh diri. Sampai ia mendapatkan bukti, ia menghukum Flomy dan mengirimnya ke penjara.
Namun dalam mencari bukti tersebut, Leira mengalami banyak kesulitan karena Bima Putra sang suami sangat mencintai dan mempercayai Flomy. Apapun yang ia lakukan selalu di tentang oleh suaminya sendiri. Hingga pada akhirnya Leira harus menjauhkan keduanya dengan membuat Bima jatuh cinta padanya.
Bagaimana kehidupan Leira dan Bima setelah itu? Apakah Leira memilih pergi dan melanjutkan kehidupan yang sebenarnya atau ia memilih melanjutkan hidup bersama Bima?
Yuk dukung kisahnya mau sad ending atau happy ending tergantung suport dari readers ya. Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LUKA TEMBAK
Drt... drt...
Ponsel Felix berdering, ia mengambil ponsel di saku celananya.
" Lei." Gumam Felix. Ia segera mengangkatnya.
" Halo Lei."
" Felix, elo dimana? Markas kita tiba tiba di serang. Gue kena tembakan."
" Apa????"
Semua orang yang mendengarnya nampak panik.
" Bertahan lah Lei, gue ke sana sekarang." Felix langsung menutup teleponnya.
" Tante aku pergi dulu." Pamit Felix sedikit panik.
" Baiklah hati hati! Kalau ada apa apa langsung kabari tante." Ujar nyonya Nia.
" Baik tante." Sahut Felix.
" Gue ikut." Ucap Bima.
" Ayo!"
Bima dan Felix segera menuju mansion. Sedangkan nyonya Mita dan nyonya Nia masih di sana.
" Tante, do'akan semoga Ara baik baik saja. Aku tidak ingin kehilangan Ara, tante." Ucap nyonya Nia.
" Tenanglah Nia! Aku rasa Leira pasti baik baik saja. Bukan kah Leira sering menghadapi hal hal seperti ini?"
Nyonya Nia menganggukkan kepala. " Tapi itu sebelum dia kembali ke keluarga ini tante. Setelah dia kembali, rasanya aku sangat takut kehilangan dia tan." Ujar nyonya Nia.
" Kita berdoa saja semoga Lei baik baik saja. Ada Felix dan Bima yang akan menanganinya."
Sesampainya di mansion, Felix dan Bima segera turun dari mobil. Memang benar markas mereka mendapat serangan mendadak. Melihat beberapa anak buah Leira yang terluka, serta halaman mansion yang berantakan seperti habis kena demo.
Felix menghampiri salah satu anak buahnya yang terkapar di halaman.
" Siapa yang lakuin ini? Kenapa sampai kita kalah?" Selidik Felix.
" Geng Teratai bos, mereka bawa anak buah banyak banget. Kami kewalahan menghadapi serangan mereka. Sepertinya bos Lei terluka."
" Dimana Lei?" Tanya Felix.
" Ada di dalam."
Mendengar itu Bima langsung masuk ke dalam. Sedangkan Felix membantu para anak buahnya yang terluka. Biarkan Leira di tangani oleh Bima, pikirnya.
" Lei.. Leira, kamu dimana?" Ucap Bima setengah berteriak.
Bima mencari Leira di ruang tengah, ia tidak menemukannya.
" Leira, kamu dimana?" Teriak Bima lagi berharap ada sahutan dari Leira.
Bima mencari Leira di setiap sudut sampai ia melewati kamar yang pintunya sedikit terbuka.
" Leira."
Bima melihat sosok Leira di dalam. Ia pun masuk ke dalam.
Ceklek...
" Tolong oleskan obatnya Fel!" Leira yang memunggungi pintu tidak tahu kalau yang datang Bima. Ia mengulurkan cottonbud yang ada di tangannya.
Glek...
Bima menelan kasar salivanya begitu melihat penampilan Leira saat ini. Bagaimana tidak? Leira hanya menggunakan celana hotspant di atas lutut serta kaos thanktop putih bertali spagetti yang ia angkat bagian belakangnya. Rupanya Leira terkena tembakan di bagian punggungnya.
" Buruan Fel! Kenapa diam saja! Aku baru saja berhasil mengeluarkan pelurunya. Tinggal lukanya di olesi obat biar cepet kering." Ujar Leira yang belum sadar dengan kehadiran Bima.
Dengan tangan gemetar, Bima mengambil cottonbud dari tangan Leira, lalu ia menuangkan cairan povidone lodin ke kapasnya.
" Sshhh.. " Dengan pelan Bima menekan cottonbud itu ke luka bekas tembakan di punggung Leira.
" Fel tumben elo diem aja. Biasanya kalau gue terluka gini elo langsung ngomel ngomel macam emak emak lagi marahin anaknya." Ujar Leira.
Bima mengepalkan erat tangannya, hatinya terbakar api cemburu. Sudah dapat ia tebak kalau Leira sering menunjukkan penampilannya yang seperti ini di depan Felix. Dan Bima tidak rela sebagian tubuh Leira di lihat oleh pria lain selain dirinya. Meskipun iri Felix, sahabat sekaligus anak buahnya.
" Kita harus ke rumah sakit sekarang supaya lukamu tidak infeksi."
Deg...
Leira langsung menoleh ke belakang, " Bi.. Bima."
Leira langsung menurunkan thanktopnya. Ia membenarkan posisinya menjadi berdiri di hadapan Bima.
" Ngapain elo ke sini? Mana Felix?" Tanya Leira.
" Dia lagi ngurus anak buahnya." Sahut Bima.
" Ayo kita ke rumah sakit!" Bima menggandeng tangan Leira.
" Tidak usah." Sahut Leira menarik tangannya.
" Kamu terluka Lei. Dan luka itu bukan luka biasa." Ujar Bima menatap Leira.
" Siapa bilang bukan luka biasa?" Sahut Leira. " Gue udah terbiasa mendapat luka seperti ini. Bahkan hampir seluruh tubuh gue di penuhi dengan luka tembakan dan sayatan." Imbuh Leira.
" Kalau elo nggak percaya, elo bisa lihat." Leira mengangkat thanktopnya lagi membuat seluruh punggungnya terekspos sempurna. Dan benar saja, banyak bekas luka di punggung Leira, meskipun tidak timbul karena Leira selalu merawat kulitnya dengan baik termasuk luka di bahunya.
Tanpa sadar Bima meraba bekas luka itu.
Deg...
Tubuh Leira menegang sempurna. Ada gelenyar aneh di setiap desiran darahnya.
" Kenapa kau bisa sekuat itu Leira?" Tanya Bima.
" Karena gue di didik untuk jadi wanita kuat, bukan wanita lemah." Sahut Leira.
" Mulai sekarang jadilah wanita lemah Lei, biarkan aku yang menjadi pria kuat yang akan selalu melindungimu." Ucap Bima. Entah mendapat dorongan darimana, Bima justru menciumi punggung Leira.
Deg...
Lagi, tubuh Leira semakin menegang merasakan hembusan nafas Bima mengenai kulitnya.
" Sudah saatnya kamu berhenti dari dunia yang sangat membahayakan nyawamu ini. Jadilah istriku, istri yang hanya menunggu aku pulang kerja. Aku akan menyayangimu dan memberikan banyak cinta untukmu. Aku mohon! Aku tidak sanggup melihatmu terluka lagi." Ujar Bima masih dengan posisi yang sama.
" Bi.. Bima.. Tolong jangan seperti ini." Ucap Leira merasa gugup.
" Fiuh!!!!" Bima meniup luka bekas tembakan Leira.
Leira memejamkan mata menahan sesuatu aneh yang merambat ke dalam hatinya.
" Kau tidak perlu bersikap sok kuat lagi. Aku tahu kamu seperti ini karena tuntutan dari ayah angkatmu. Sekarang ayah angkatmu sudah tiada. Kau bisa meninggalkan bisnis gelap ini. Kau bisa serahkan kedudukanmu pada Felix. Dengan begitu kau bisa menjalani kehidupan pernikahan dengan baik. Apa ayah angkatmu tidak ingin kamu menikah dan membangun keluarga kecil untuk mendapatkan penerus keluarganya? Jika kau tidak menikah, lalu siapa yang akan meneruskan bisnis ini setelah kamu tiada? Setidaknya jika kamu punya keluarga dan punya anak nanti, ada anak kamu yang akan menjadi penerusnya." Ucap Bima mencoba membujuk Leira. Meskipun nantinya ia tidak akan membiarkan anak mereka menuruni bisnis ibunya. Yang penting sekarang ia harus berhasil membujuk Leira.
" Kenapa harus gue?" Leira membenarkan posisinya. Kini ia duduk di tepi ranjang berhadapan dengan Bima yang berdiri di depannya.
Leira mendongak menatap Bima. " Kenapa tidak elo cari wanita yang lainnya saja yang mau elo nikahi?" Ujar Leira. " Ah gue tahu, itu karena wanita yang elo cintai mendekam di dalam penjara sekarang. Coba kalau dia masih bebas, pasti elo sudah nikahi dia sejak lama." Belum juga Bima menjawabnya, Leira sudah mengeluarkan kesimpulannya sendiri.
" Karena aku hanya mencintai kamu, bukan wanita lain. Baik itu Flomy atau nama nama yang lainnya. Aku hanya mencintai Leira Rosse. Itu aja." Sahut Bima.
Leira memutar bola matanya malas.
" Selalu jurus itu yang elo keluarin buat gombalin gue. Sayangnya gue nggak terbawa suasana tuh." Ucap Leira tersenyum sinis.
Leira berjalan melewati Bima, tiba tiba kepalanya terasa pusing. Pandangannya kabur, tubuhnya pun terhuyung.
Grep...
Dengan sigap Bima menopang tubuh Leira.
" Kamu kenapa Lei?" Tanya Bima.
" Nggak tahun kenapa tiba tiba kepala gue pusing. Pandangan gue kabur dan perut gue terasa mual." Ujar Leira.
Felix yang baru mengurus anak buahnya yang terluka mencari Leira di kamarnya. Melihat Leira berada di dalam pelukan Bima membuat Felix merasa khawatir.
" Lei elo baik baik saja? Ternyata peluru itu beracun Lei."
" Apa????"
TBC...