NovelToon NovelToon
Langit Yang Kedua

Langit Yang Kedua

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Romansa pedesaan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Janda / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Starry Light

Hagia terkejut bukan main karena dirinya tiba-tiba dilamar oleh seorang pria yang jauh lebih muda dari usianya. Sebagai seorang janda beranak satu yang baru di ceraikan oleh suaminya, Hagia tidak menyangka jika tetangganya sendiri, Biru, akan datang padanya dengan proposal pernikahan.

"Jika kamu menolakku hanya karena usiaku lebih muda darimu, aku tidak akan mundur." ucap Biru yakin. "Aku datang kesini karena aku ingin memperistri kamu, dan aku sadar dengan perbedaan usia kita." sambungnya.

Hagia menatap Biru dengan lembut, mencoba mempertimbangkan keputusan yang akan diambilnya. "Biru, pernikahan itu bukan tentang kamu dan aku." kata Hagia. "Tapi tentang keluarga juga, apa kamu yakin jika orang tuamu setuju jika kamu menikahi ku?" ucap Hagia lembut.

Di usianya yang sudah matang, seharusnya Hagia sudah hidup tenang menjadi seorang istri dan ibu. Namun statusnya sebagai seorang janda, membuatnya dihadapkan oleh lamaran pria muda yang dulu sering di asuhnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Starry Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Pagi itu, suasana dirumah keluarga Ansori

sangat meriah. Para tamu telah tiba dan memadati yang telah disediakan dengan tertib. Mereka semua menantikan acara akad nikah yang sebentar lagi akan dimulai.

Di ruang utama, kursi-kursi telah disusun dengan rapi, dengan beralaskan karpet merah yang membentang di tengah-tengah. Di depan, terdapat meja yang dihiasi dengan bunga dan Al-Qur'an, tempat dimana akad nikah akan dilaksanakan.

Para tamu yang hadir, baik dari keluarga Bachtiar maupun keluarga Ansori mengenakan seragam yang sama. Warna mahogany menjadi warna yang mereka pilih untuk seragam keluarga, dan orang-orang terdekat.

Pelaminan yang di dominasi warna putih dan emas juga terlihat manis, mewah, dan elegan. Sentuhan warna biru muda menambah kesan kesegaran dan keanggunan, lampu crystal yang menggantung, membuat pelaminan semakin cantik dan menarik. Meskipun resepsi diadakan di tempat lain, namun di kediaman Ansori tetap ada pelaminan, setidaknya untuk sesi foto bersama setelah akad nikah selesai.

Penghulu dan petugas KUA sudah siap di meja akad, bersama Biru sebagai mempelai pria, Abah Yai Khalid sebagai saksi, dan seorang saksi satunya adalah adik dari Abi Ismail sudah duduk di tempatnya. Tidak lupa bapak Malik Ansori sebagai wali Hagia, sudah siap duduk di depan Biru.

Karena semuanya sudah siap, maka penghulu itu mulai membuka acara sakral ini. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucapnya sambil memegang mic.

Salam itu disahut kompak oleh semua tamu undangan dengan semangat. "Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," ucapnya serentak.

"Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, yang telah mempertemukan kita di hari yang berbahagia ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Kita semua berkumpul disini hari ini untuk menyaksikan akad nikah antara Gus Banyu Sagara Albiru Bachtiar dan Mbak Hagia Sophia Ameera Ansori, dengan ridho dan restu Allah SWT." penghulu itu terlihat menarik napas dalam-dalam.

"Alhamdulillah, nama mempelai pria dan mempelai wanita sama-sama panjang," ujar penghulu itu, membuat para hadirin tertawa pelan. "Semoga pernikahan, ijab qobul yang Gus Biru ikrar kan pagi ini, menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Aamiin ya rabbal aalamiin." katanya, tamu undangan ikut mengaminkan kalimat baik itu.

"Sebelum kita mulai acara utama kita pagi ini, mari kita dengarkan kalam suci Al-Qur'an, yang akan di bacakan oleh saudara, Bilal Angkasa Bayu Bachtiar. Yang merupakan adik dari calon pengantin pria." ucap penghulu itu. "Kepada ananda Bilal, waktu dan tempat kami persilahkan."

Bilal berjalan menuju sebuah mimbar yang memang disiapkan untuknya, ia duduk bersila dan mulai membuka kitab suci Al-Qur'an.

Semua mata tertuju padanya, menantikan aksi dari putra bungsu Kyai Ismail Bachtiar. Bilal menarik napas dalam-dalam, dan mulai dengan bacaan basmalah.

Suasana menjadi lebih khidmat ketika suara merdu Bilal mulai mengalun dengan indah, membaca salah satu ayat dari surah An-Nisa, membuat para hadirin fokus dan khusuk, meresapi setiap kata yang keluar dari bibir Bilal. Dengan kemampuan dan teknik yang ia miliki, membuat siapapun yang mendengarnya terhanyut dan terkesima.

Setelah Bilal selesai membaca ayat suci Al-Qur'an, penghulu memberi sambutan dan doa, serta nasehat kepada kedua mempelai untuk selalu menjaga dan memelihara hubungan mereka. Kemudian acara dilanjutkan dengan prosesi ijab qobul.

Malik sebagai wali dari pengantin wanita sudah berjabat tangan dengan Biru diatas meja. Sedangkan Hagia mendengarkan dengan seksama di sebuah ruangan, ditemani oleh Bulek Ningrum dan beberapa saudara lainya, termasuk si kecil Hasya yang terlihat cantik dengan balutan kebaya putih, senada dengan kebaya yang Hagia kenakan.

"Bismillahirrahmanirrahim, saudara Banyu Sagara Albiru Bachtiar Bin Ismail Bachtiar. Aku nikahkan dan aku jodohkan engkau dengan putriku Hagia Sophia Ameera Ansori, dengan mas kawin perhiasan seberat 26 gram, uang 32 juta, dan tabungan senilai 160 juta di bayar tunai!" ucap Malik dengan tegas dan lantang.

Biru mengeratkan jabatan tangannya dengan Malik dan menjawab. "Saya terima nikah dan jodohnya Hagia Sophia Ameera Ansori Binti Malik Ansori dengan mas kawin tersebut tunai!" kata Biru dalam satu tarikan napas, lantang, dan sama sekali tidak bergetar.

"Bagaimana saksi?" tanya penghulu menolah ke kanan dan kiri.

"SAH!"

"SAH!"

"SAH! ALHAMDULILLAH, Barakallahu laka wa baraka 'alaika wa jama'a bainakuma fi khair." ucap penghulu itu mendoakan sepasang pengantin baru.

Biru menitikan air matanya terharu dan menyesal. Terharu sebab ia berhasil menikahi wanita yang sangat ia cintai dan inginkan untuk menjadi istri, dan menyesal, sebab kalimat sakral yang menjadikan Hagia sebagai istrinya, bukan kalimat yang pertama kali keluar dari mulutnya.

Di sisi lain, Umi Salma juga menangis haru. Kini tugasnya mengasuh dan mengantarkan sang putra untuk merajut kehidupannya sendiri telah selesai. Kedepannya, ia hanya menjadi penonton dan penasehat putranya, ia tidak akan bisa mengatur Biru seperti dua puluh tahun yang lalu.

Dalam hatinya berdoa, agar kehidupan dan rumah tangga putranya selalu penuh berkah dan kebahagiaan. Meskipun tidak selalu mulus, tapi ia berharap, Biru dan Hagia bisa melewati masalah dan cobaan yang menerpa rumah tangga mereka.

Abi Ismail, dalam hatinya merasa lega. Kini putra sulungnya sudah membuka pintu gerbang kehidupan yang sesungguhnya. Ia berharap Biru bisa menjadi pemimpin dan kepala keluarga yang mengayomi, mengasihi, dan membimbing keluarganya dalam jalan kebenaran. Menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.

Namun, tidak semua tamu undangan turut berbahagia atas resminya pernikahan Biru dan Hagia. Sebab, di sudut hati Umi Maryam, ia menangis sedih, meratapi nasib putrinya. Yang menjadi kebanggaan dalam keluarganya, namun harus disembunyikan statusnya sebagai seorang istri.

Impiannya melihat sang putri menjadi menantu kebanggaan dari sebuah keluarga, kini lenyap. Pupus sudah semua mimpi dan harapan indahnya, melihat Hilya menyandang status istri dengan sebuah perayaan.

Akan tetapi Umi Maryam sama sekali tidak menyalahkan Biru. Semua yang terjadi pada putrinya, murni salah Hilya sendiri yang terlalu terobsesi dengan cinta sepihak nya. Biru juga bukan pria yang plin-plan, dengan memberikan harapan palsu. Sejak awal, hubungan mereka adalah pertemanan, dan sama-sama sebagai tenaga pengajar di pesantren Darul Hikmah.

Malik mengusap air matanya yang sempat membasahi pipi, besar harapannya jika ini adalah pernikahan terakhir putrinya, Hagia. Ia benar-benar berharap jika Biru adalah nama yang berdampingan dengan nama Hagia di Lauhul Mahfudz.

Hagia berjalan menuju meja akad dengan di dampingi Bulek Ningrum dan seorang kerabatnya. Biru menatap haru wajah cantik istrinya dalam balutan kebaya putih, sesekali ia menghapus air matanya, bukan air matanya kesedihan, namun air mata bahagia yang begitu membuncah dalam dada hingga sulit diucapkan dengan kata-kata.

Bulek Ningrum mendudukkan Hagia tepat di sebelah kiri Biru yang kini menjadi suaminya. Biru langsung berdiri dan menyentuh puncak kepala Hagia setelah mendapat instruksi dari pak penghulu untuk mendoakan sang istri.

"Allahumma innii as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltahaa 'alaih"

Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan darinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan nya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya.

*

*

*

*

*

TBC

Sebenarnya author mau up kemarin. Tapi author masih menimbang-nimbang, untuk revisi ulang😔 Seperti yang pernah author katakan, kalau author ini fakir ilmu, dan masih harus banyak belajar. Takut nya ketemu readers yang ilmunya udah diatas author, maka habis sudah author🤦🏻‍♀️

Khusus bab ini, kepada para readers yang ilmunya sudah diatas rata-rata, harap jangan terlalu nyinyirin author yaaa. Tinggal kritik dan saran yang baik aja, biar author bisa belajar lebih baik...

Udah gitu aja, author mau revisi bab selanjutnya sebelum di up🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️🤸🏻‍♀️

1
Susapril Deping
Antukkan sekali kepala hilya biar sadar😁gemeees dech... liat hilya padahal paham agama
Starry💫: Reminder ya Kk, bahkan yang paham agama saja bisa salah dan di kalahkan dengan ego🤗
total 1 replies
Bahri Ali
cinta pertama biru berarti
Vanni Sr
ngeri² syedeep jgn smpe yg ahli agama bgitu jd perusaak, tkutnyaa jd pro dn kotra , krn si hilya psti ny pakai hijab pnjang.
Starry💫: Dari sini author ingin menyampaikan pesan, bahwa yang paham agama pun bisa melakukan kesalahan. Author sebelumnya juga udah konsultasi sebelum menulis cerita ini, pada yang lebih paham. Dan makasih kk udah mampir dan meninggalkan komen disini 🤗🤗🤗
total 1 replies
Susapril Deping
Alhamdulillah Di Lancarkan. Tapi Kok Aku Jadi Deg,.,,deg ..aaan yaaaa...Badai besar datang. Kasian Hagia berasa di bohongi 2x. apapun alasannya tetep saja sedih
Bahri Ali
yang sabar ya hagiaa
November
lanjut
Vanni Sr
sblm hagia tau mslah biru dn hilyah hrus sudah slsai kk
November
lanjut
Chelsea Aulia
Biru bodoh ,,,jangan menikahinya insting seorang wanita itu kuat biru
Vanni Sr
hrusnya yg tau biru nikah siri sm rubah betina , org tua ny dulu. biar mereka jd tameng untk bela hagia
Vanni Sr
tp jujur aja yg tidak d bnerakn sifat dn sikah si halya dn umi ny apa lg. dlingkungn pesantren gtu, pasti hlya.bkal ngelakuin hal nekat lgi dn umk ny mendukung. 1lg bu salma hrus tau gmn gila ny hilya
Vanni Sr
masa iya hagia d buat sakit 2x?? bkn kwjibn biru jg unk peduli sm hagia kalau tindkn ny buat wanita lain sakit hati.
Aryati Ningsih
semangat Thor ..lanjut terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!