NovelToon NovelToon
Mengandung Benih Mafia

Mengandung Benih Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / One Night Stand / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Entah sebuah kesialan atau keberuntungan karna Audrey mengandung anak dari seorang mafia besar dan pebisnis paling berpengaruh di Kanada. Sosok Lucas tidak tersentuh, bahkan tak seorangpun bisa mencampuri bisnis gelapnya. Dia pria yang memiliki wajah sempurna, namun tak sesempurna hatinya.

Kehidupan Audrey mungkin tak akan baik-baik saja jika berkaitan dengan Lucas. Lalu bagaimana Audrey akan menyembunyikan keturunan Lucas? Agar hidupnya tak bersinggungan dengan pria itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Audrey. Dia tengah duduk di dekat jendela, menatap pemandangan dari kamar. Dibelakang sana, ada lahan yang luas dan sebuah hutan kecil yang tampak seperti hutan buatan. Audrey tidak tau persis. di mana lokasi rumah ini, yang jelas sangat jauh dari pemukiman. Sejauh mata memandang, tak satupun rumah atau bangunan terlihat.

Belum sempat Audrey beranjak, seseorang membuka pintu kamar dan muncul 3 orang wanita berseragam pelayan masuk membawa peralatan mandi dan makanan.

"Selamat pagi Nona. Tuan Lucas meminta kami membawakan sarapan dan membantu Nona membersihkan diri." Ujar salah satu dari mereka yang terlihat lebih berumur.

Audrey tidak pernah di layani oleh 3 pelayan sekaligus, meski dulu keluarganya terbilang kaya. Melihat hal ini, Audrey sedikit terkejut walaupun sadar bahwa kekayaan Lucas tidak bisa dia bayangkan saking banyaknya. Mengutus 3 orang pelayan untuk mengurusnya seharusnya bukan hal besar.

"Terimakasih, tapi aku belum lapar. Dan tolong panggil Audrey saja, tidak perlu memanggilku Nona. Aku bahkan hanya menumpang disini." Pinta Audrey baik-baik.

Ketiga pelayan itu kompak menggeleng. "Kami tidak berani melakukannya. Nona, sebaiknya segera sarapan dan meminum obat. Tuan Lucas meminta kami melaporkan kegiatan Nona pagi ini dalam 30 menit. Mohon kerja samanya." Lagi-lagi pelayan itu yang menjawab. Mungkin dua pelayan lainnya hanya membantu, pelayan itu yang bertanggungjawab didepan Lucas untuk melaporkan kegiatan Audrey.

Audrey menghela nafas pelan. Dia tidak menolak ketika dua pelayan menghampirinya dan menuntunnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Apakah harus kalian yang melakukannya? Aku bisa mandi sendiri." Audrey merasa tidak nyaman karna 2 pelayan itu ikut masuk ke kamar mandi.

"Nona masih terluka, kami akan membantu mencuci rambut dan menyeka tubuh Nona, jangan sungkan."

Audrey memutar malas bola matanya. Sungkan katanya? Lebih tepatnya malu dan tidak nyaman. Dia akan setengah telan jang didepan orang-orang itu dan Audrey tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya.

"Lucas yang menyuruh kalian untuk memandikan ku seperti ini?" Tanya Audrey.

Dua orang itu mengangguk meski sempat saling tatap. Mereka terkejut mendengar Audrey hanya menyebut nama Lucas tanpa ada sebutan lain di depannya.

"Di mana orang itu? Ngomong-ngomong pukul berapa aku dibawa ke rumah ini?" Cecar Audrey penasaran. Dia membiarkan pelayan mencuci rambutnya dalam posisi setengah berbaring. Peralatan dikamar mandi sangat lengkap, sampai Audrey bisa keramas dengan nyaman seperti di salon. Kekayaan Lucas memang tidak main-main.

"Orang itu? Maksud Nona Tuan Lucas?"

Audrey mengangguk. "Memangnya siapa lagi. Dia orang terakhir yang membawaku pergi tanpa persetujuan. Kalian harus tau kalau Lucas menculik ku." Gerutunya kesal. Wajah Audrey yang mencebik membuat 2 pelayan itu menahan tawa karna merasa lucu. Apalagi ini pertama kalinya mereka mendengar ada orang yang membicarakan Lucas seolah-olah Lucas hanya pria biasa. Audrey tidak ada takut-takutnya. Tapi kenyatannya berkata lain, karna Lucas tetap menakutkan di mata Audrey.

"Nona, tapi menurut kami Nona wanita paling beruntung." Ucap salah satu pelayan.

Audrey menyemburkan tawa, tepatnya tawa mengejek. "Hahaha,, apa katamu? Dimana letak beruntungnya ketika di culik oleh manusia tak berhati seperti Lucas."

"Ini pertama kalinya Tuan Lucas membawa seorang wanita ke mension selain anggota keluarganya. Bahkan mantan istrinya tidak dibolehkan masuk.”

"Ssttt!! Ana, kau terlalu banyak bicara!" Tegur pelayan satunya sembari menyikut lengan Ana. Wanita berusia 25 tahun itu sontak menutup mulutnya, dia terkejut karna menyadari kesalahannya, yaitu membicarakan kehidupan pribadi Lucas pada orang lain.

"Maa-maaf. Nona tolong lupakan perkataanku, anggap saja Nona tidak pernah mendengarnya. Aku benar-benar menyesal, tolong jangan menyinggung soal itu pada Tuan Lucas." Ana gugup dan ketakutan hingga wajahnya sedikit pucat.

Audrey tersenyum miris, ternyata bukan hanya dia yang takut pada Lucas. Pekerja di mension ini sepertinya jauh lebih takut dibanding Audrey.

"Santai saja, aku bukan orang seperti itu. Ngomong-ngomong sudah berapa lama kalian bekerja dengan Lucas?"

"Aku baru 4 tahun, Rea sudah 6 tahan dan kepala pelayan yang paling lama. Bibi Emma sudah 9 tahun ikut Tuan Lucas. Sebelumnya dia bekerja di mension utama keluarga Thomson. Dengar-dengar sejak Tuan Lucas masih remaja." Terang Ana. Dia orang yang lumayan banyak bicara, apalagi mendapat lawan bicara seperti Audrey. Baru pertama kali bertemu tapi sudah seperti teman lama.

Audrey mengangguk-angguk mengerti. "Keren, kalian memiliki mental baja karna tahan bekerja dengan Lucas bertahun-tahun. Jika itu aku, mungkin sudah kabur dihari pertama bekerja." Ujarnya kemudian terkekeh geli.

Ana dan Rea ikut tertawa geli. Jika dipikir-pikir, ucapan Audrey ada benarnya juga. Tapi Ana dan Rea bisa bertahan karna uang. Mereka tidak akan bisa mendapatkan gaji sebesar itu di tempat lain sebagai pelayan. Lucas memang menakutkan jika marah, tapi mereka bisa mencegah kemarahan Lucas dengan mematuhi semua aturan dan tidak membuat kesalahan.

...*****...

"Nona bisa memanggilku jika butuh sesuatu." Kata Emma selesai menemani Audrey sarapan dan memastikan Audrey meminum obat dan vitaminnya.

"Bibi, aku ingin menghubungi Ayah dan sahabat ku, mereka pasti khawatir karna aku tidak bisa dihubungi sejak kemarin. Apa Bibi bisa meminjamkan aku ponsel? Di kamar ini aku tidak melihat ada telfon rumah." Audrey mengedarkan pandangan ke setiap sudut kamar untuk memastikan sekali lagi.

"Maaf Nona, itu bukan ranah saya. Mungkin Nona bisa bicara dengan Tuan Lucas jika sudah pulang."

Jawaban Emma tidak memuaskan sama sekali, membuat Audrey mencebikkan bibir.

"Memangnya dia pergi kemana dan kapan pulang?"

Emma menggeleng tanda tidak tau. "Tuan Lucas tidak pernah memberitahu kami kemana dia akan pergi dan kami hanya pelayan rasanya tidak punya hak untuk bertanya."

"Lalu pulangnya?"

"Tidak tentu. Kadang Tuan pulang malam, bisa esok harinya atau bahkan berhari-hari baru pulang ke rumah." Jawab Emma.

Audrey melongo tak habis pikir. Sesibuk apa kegiatan Lucas sampai membuatnya jarang pulang.

"Dia lebih sibuk dari yang aku bayangkan. Tapi ada bagusnya juga Lucas jarang di rumah. Aku juga tidak mau melihatnya setiap hari, membuat mataku sakit saja!" Audrey menggerutu sendiri.

Emma hanya geleng-geleng kepala mendengar pengakuan Audrey yang menurutnya cukup berani. Jika Lucas sampai tau, Audrey bisa dalam masalah besar. Namun Emma tidak memiliki niatan mengadukan hal itu pada Lucas. Sejak dulu Emma hanya fokus pada pekerjaannya tanpa pernah ikut campur urusan pribadi Lucas.

...*****...

Sudah seharian Audrey di dalam kamar. Dia lebih banyak berbaring, sesekali duduk di balkon kamar untuk mengusir rasa bosan. Sebenarnya Audrey sangat penasaran dengan isi mension. Dia ingin berkeliling, namun kondisinya tidak memungkinkan. Perutnya kerap sakit jika terlalu sering berjalan.

"Dia seperti orang kurang kerjaan yang menahan ku disini, sedangkan dia sendiri tidak suka berada di mension. Dasar pria aneh!" Gerutu Audrey kesal.

"Siapa yang aneh?"

"Tentu saja Lucas, dia pria paling aneh yang pernah aku temui!" Saut Audrey kesal. Namun sedetik kemudian, dia menyesali ucapannya. Hingga reflek memukul mulutnya sendiri karna sudah bicara sembarangan di depan Lucas. Ya, orang yang sejak tadi Audrey bicarakan tiba-tiba muncul didepannya seperti hantu dan Audrey tidak menyadarinya.

Audrey menunduk tak berani menatap mata tajam Lucas. Bisa-bisanya Lucas sudah ada dirumah, padahal baru jam 5 sore. Katanya selalu pulang malam, bahkan jarang pulang.

Lucas mendekat ke ranjang, dimana Audrey dengan duduk bersandar di sana. Dia mencengkram pelan dagu Audrey. "Bukankah kau terlalu berani, Audrey Hubert?!"

Audrey memejamkan mata, menghindari kontak mata dengan Lucas. "Maaf." Lirih Audrey pasrah. Jika Lucas ingin menghukumnya, Audrey sudah siap.

"Jaga bicaramu!" Tegas Lucas mengingatkan.

Audrey mengangguk patuh. Membuka mata ketika Lucas tidak lagi mencengkram dagunya. Audrey bernafas lega melihat punggung Lucas yang menjauh dan keluar dari kamar.

1
Jovin Huang
ana TDK mudah buat elena mungkin dia tau klo bertanya soal y akan buat kamu sedih maka di Pendem sdr padahal pasti gadis seusia elana sangat pengen berada dkt ayah nya
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
far~Hidayu❤️😘🇵🇸
Ana sudah tawar hati itu...dia tidak sudi lagi mau bersama Nick
Kotin Rahman
aku maklumi kmu kecewa dan marah skit smua jdi satu ana....tpi memikirkan perasaan seorg anak itu jga prlu, apa lgi klo Elena melihat daisy dlam gendongan lucas psti Elena jga iri dan ingin merasakan hangatnya dlam gendongan seorg ayah.....walau Elena diam karna dia tahu bhwa ayahnya udh minggal dr kmu ana.....cbs klo nti Elena tahu ayahnya msih hidup psti merasa kmu bohongi dan br ujung kecewa hatinya.....mnghukum nick boleh an.....tpi harus inget anakmu jga.....jdi serba bingung to 😄😄😄😄😄
🍾⃝ͩѵᷞɪͧɴᷠᴀͣ ɴᴀѵɪɴᴀ
gak bisa juga menyalahkan ana .. karna faktanya nick yng menolak diajak serius.. dan lebih menganggap hubungan itu sekedar main-main.. kalaupun sekarang nick menyesal itu sudah resiko.. karna yang disia-siakan bukan hanya ana tapi ada anak dalam kandungan ana.. tpi sekarang anna sudah berdamai dengan keadaan untuk membesarkan Elena sendiri.. itu keputusan yang bagus.. kalaupun mereka gak bersatu Mudah-mudahan bisa berdamai juga dengan nick..
Kotin Rahman
selamat menikmati smuanya nick.....dan sngat stuju dngan sikap ana jngn mudah luluh ya an.....inget rasa sakit yg kau tabung selama ini 🤔🤔🤔
Sugiharti Rusli
dan Audrey juga tidak bisa memaksakan kehendaknya terhadap Ana yang sudah mengaanggap si Nick sudah mati
Sugiharti Rusli
bahkan Audrey pun tidak bisa melunakan hati si Ana yah sekarang ini walo mereka tetap berteman hingga sekarang
hansen
sudah 5 tahun berlalu Ana berikan la kesempatan ke 2 buat Nick..lagian waktu itu kmu jg menikmati kebersamaan itu..jgn terlalu egois Karna yang kasihan Elena ..
hansen
next story Noah Daisy David elena
Annabelle
semoga Ana mau kembali bekerja di tempat Audrey, hati Ana sudah sekeras batu tapi aku yakin suatu saat dia mau menerima Nick
ardiana dili
lanjut
Ayna Adam
Q tw km pasti sangat kecewa dengan kelakuan Nick
Tapi kasihan Elena yg tidak mempunyai sosok Ayah dalam hidupnya
Meskipun Ana bilng kl Ayah Elena sdh meninggal,q yakin Elena pasti membutuhkan Ayahnya
Semangat ya Ana untuk membesarkan anakmu
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Dien Elvina
ingat lah Ana, walaupun Elena terkesan diam gak pernah menanyakan ttng ayah nya lagi tapi d dlm hatinya ttp dia memimpikan dan membutuhkan kasih sayang seorang ayah..
Sii JunJun
semoga rejeki mu ngalir ana.ada Audrey kalo dia kasih uang terima aja buat modal usaha🤣
dyah EkaPratiwi
semangat ana
zraaa
first🥳
Qaisaa Nazarudin
Audrey terlalu degil dan keras kepala , Seolah-olah hanya dia yg menghawatirkan anaknya,ckk..
Qaisaa Nazarudin
Aku bacanya lompat2,Kalo Audrey jatuh jurang dan berguling-guling,Apakah kandungannya masih selamat?
Qaisaa Nazarudin
SETELAH ITU LUCAS AKAN MENYESAL SETELAH TAU KALO AUDREY MASIH VIRGIN,DAN BUKAN AUDREY PELAKU PENJEBAKAN ITU.. HAH...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!