Kisah hidup Amaya Mentari yang mencari kebahagian sejati nya di tengah perselingkuhan suaminya.
Dimana delapan tahun pernikahan tidak ada artinya di mata suaminya.
Pengorbanan Mentari tak di hargai selama ini. Kesetiaan nya di balas air mata. Dan yang paling mengenjutkan ternyata selama ini suaminya telah menikah lagi dan memiliki anak dari wanita lain. Dan paling sial nya, keluarga suaminya mendukung itu semua.
Mentari" jika kesetianku di balas penghianatan, jika pernikahan ku tak berarti di mata nya, buat aku pertahankan!"
"Bandingkan aku dengan wanita lain nya mas. Apa ada yang bisa menerima mu dengan kemiskinan mu?"
"Apa ada yang melayani mu sebaik aku saat kamu lumpuh mas?"
"Bahkan mantan si4lan mu meninggalkan mu di hari pernikahan mu mas?"
Dan sekarang, kamu malah menikahinya dan memiliki anak dengan nya, di saat sembuh? Terlalu kamu mas?"
"Apa guna nya hadir ku selama ini di hidup mu mas? "
Yuk ikuti Kisah hidup Amaya Mentari di tenggah badai rumah tangga nya. Mentari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JANDA UMUM NYA
Gina akhir nya bisa keluar dari situasi panas di lobi hotel tadi. Dengan berpura kehilangan kunci rumah nya. Dan untung nya ketemu disana. Mau mereka percaya atau tidak, Gina tak perduli. Dia tak butuh juga kepercayaan mereka semua.
Malahan Gina merasa terancam berada disana.
Tatapan para pria pemuja selengki, sangat memuakan baginya. Belum tatapan julid sang asisten bos nya, serasa menghakimi nya.
Untung nya memang ada kunci tertinggal di sofa.
Entah punya siapa nyempil di sela Sofa tak jauh dari nya duduk.
"Apes,,,apes,,," gerutu Gina sepanjang menuju jalan pulang ke apartemen nya.
Bisa nya dia berurusan dengan para bandit itu. Bener menyebalkan.
Gina meski memaki Mentari. Tapi juga dia kepikiran dengan nasib kawan nya. Gina berdoa, sebagai sahabat nya nggak ketemu predator buas. Kalok tidak, dia pasti akan merasa bersalah nanti nya.
"Ah sudahlah,,, racau nya. Besok pagi buta aku ke hotel itu lagi aja."
"Semoga si Mentari baik saja, ada yang menolong nya.
"Harapan Gina.
"Ah,,, ini gegara si Doni muka tembok. Ngapain muncul segala dumel Gina. Kan si Mentari jadi hilang," gerutunya kembali.
Gina masuk ke dalam hunian nya. Sepertinya dia harus mengistirahatkan badan dan pikiran nya saat ini. Apalagi ini sudah lewat tengah malam. Dia juga butuh istirahat.
Pagi menyapa,,, matahari belum menampakan dirinya. Karena di luaran masih gelap. Gina sudah siap dengan segala atribut nya. Secepat nya dia akan kembali ke hotel itu. Dia terus kepikiran sang sahabat, alhasih dia tak bisa tidur nyenyak.
Pukul sudah menunjukan pukul lima pagi. Gina sudah siap dengan mobil nya dan meluncur ke hotel tempat Mentari menginap.
Di sebuah kamar mewah, seorang wanita mulai membuka kelopak matanya. Kepala nya terasa sedikit pusing. Sepertinya efek minuman itu masih membuat kepala nya pegar.
Mencoba mengumpulkan ingatan nya, si wanita seperti nya tak menginggat apapun. Kecuali sedang bersenang senang dengan Gina kawan nya.
Mentari,,, wanita yang terdampar di ruang kerja seorang Leon. Mentari juga adalah satu nya wanita yang bisa naik ke ranjang Leon. Dan menghabiskan malam panas dengan pimpinan tertinggi Marcopolo Compeny.
Mentari mengedarkan pandangan nya ke seluruh ruangan.
Takjub,,, tentu saja! Kamar ini begitu mewah laksana kamar seorang raja. Dia melihat ranj4ngnya saja sangat bagus dan mahal. Pantas saja tidur nya nyenyak, tak mimpi buruk lagi.
"Gina sekaya ini," gumam nya pelan.
" Kamar nya aja mewah banget, luas dan bagus, seperti kamar pangeran dan Ratu inggris di tv," ujar nya lagi.
Mentari menoleh kesebelah nya. Dia mikir nya itu Gina yang sedang tidur berbungkus selimut.
"Tunggu,,, kok Gina rambut nya jadi pendek. Bukan nya rambut Gina itu panjang pirang. La ini hitam."
Mentari mulai was was,,, kayak nya ada sesuatu yang salah. Dia amati juga badan berbungkus selimut yang memunggunginya itu. Terlihat lebih lebar dan berisi.
Astaga ada yang salah kayak nya. Nggak mungkin kaki Gina sebesar itu. Apalagi jempol nya udah mirip jempol gajah, mana hitam lagi warnanya.
Kaki nya memang tak terlihat semua, hanya bagian jempol nya aja, itupun bagian hitam nya. Dimana itu adalah tanda lahir si Leon. Aslinya kulit nya putih. Cuma ada tanda lahir hitam di kakinya.
"Gina nggak jual aku sama orang ini afrika kan?"
Mentari sudah was was, dia liat keadaan diri nya, sumpah dia pingin teriak. Tapi di tahan nya.
Mentari takut kalau orang Afrika ini bangun. Mentari takut pada kenyataan yang ada. Dia udah ehem ehem dengan orang sana.
Perlahan Mentari menurunkan kakinya dari ranj4ng si mewah ini.
"Emak,,, per!h oey," tutur nya pelan sambil memejam kan mata.
" Sebesar apa sih itu punya orang sampek lecet gini rasanya?"
Dia mencoba menginjak lantai kamar mewah itu, asli perih banget, dia sampai gemeter di buat.
"Ya Tuhan,,, seberapa buas serigala di depan itu memangsa ku?"
"Aku harus cepat pergi dari sini. Jangan sampai aku pindah alam sebelum selesai misiku, gegara orang ini."
Mentari mengedarkan pandangan, tentu saja dia mau mencari perkakas nya yang hilang. Satu persatu Mentari punggut, cuma si batok kelapa aja yang nyangsang di atas lemari. Mentari tak sanggup mengambil nya.
Setelah berpakaian minus tanpa kaca mata
pribadinya. Mentari berusaha berjalan untuk sampai depan pintu. Dia harus secepat nya pergi dari sini. Dia masih punya misi siang ini. Jangan sampai gagal apalagi batal.
Dengan bersusah payah dia bisa menggapai pintu. Untung nya ini pintu bisa di ajak kerja sama. Mentari
Tinggal mencari tahu ini dimana dan segera membuat perhitungan dengan Gina.
Ya,,, Mentari menyalahkan Gina atas apa yang terjadi padanya.
Akhirnya Mentari sampai di depan kamar nya. Tadi setelah sampai di pintu lift, Mentari bertemu dengan salah satu karyawan hotel ini. Dan Mentari minta di antar ke kamar nya, setelah tahu bahwa ini adalah hotel tempat nya menginap beberapa hari ini.
Mentari mencoba membuka pintu, eh nyata nya nggak di kunci. Baru dia mau minta tolong karyawan tadi mengambil kartu akses cadangan.
Begitu masuk, yang pertama kali Mentari lihat adalah tampang Gina yang tak ada cantik nya sedang tiduran di lantai. Mana dia cuma pakek baby doll buluk gambar kodok hijau nungg!ng.
"Ck,,, baru juga mau di marahin. Eh tampang si Gina nyata nya sangat menyedihkan. Atau memang seperti ini wajah seorang Gina ketika tanpa dempulan," membathin Mentari.
Brukkk,,,, Mentari menjatuh kan dirinya di tempat tidur dengan keras. Dan itu langsung mengagetkan seorang Gina.
"Eh kodok,,, eh kodok,,, kodok,,, eh eh," latah Gina karena kaget.
"Astaga Mentari Lo kemana aja sih? Gue nyariin lo
tahu nggak dari semalam. Di tinggal bentar aja udah hilang?" Gina mengomel antara lega dan khawatir pada sang sahabat.
" Menurut mu," jutek Mentari.
"Orang m4bok di tinggal ya hilang lah," cibir Mentari.
"Maaf!" Sesal Gina.
"Waktu itu aku panik ketemu pak Doni. Jadi berpura pulang. Tapi hanya lima menitan kok, tapi kamu nya udah hilang aja."
" Pak Doni," ulang Mentari.
"Iya, dia ada rapat disini dengan pak Haykal. Di aula hotel ini," imbuh Gina.
"Ketemu Haykal dong kamunya?"
"Iya, dua kali malah. Mungkin mereka sempat curiga padaku."
"Curiga kenapa?
"Di anggap wanita ani ani. Karena bisa ke hotel mewah. Tapo aku tak perduli. Bukan hal penting," ucap Gina lagi.
"Baguslah, artinya itu suami bangs4t bakalan sibuk kalau begitu. Jadi aku bisa mengeksekusi rencana siang ini juga, mumpung mertua tak tahu terima kasih itu masih liburan keluarga."
" Yakin,,,? Bagaimana dengan lukamu? Bukan nya
kamu bilang pinggang mu bermasalah?" tanya Gina.
"Iya,, tapi kesempatan tak datang dua kali, mumpunh mereka masih tak sadar."
Oke kalau gitu, nanti aku titah kan kawan membuat pengawalan disana," ucap Gina akhirnya.
"Tenang saja, aku pasti akan hati hati," ujar Mentari.
Iya,,, tapi aku pasti tak bisa menemani mu. Aku kerja," jawab Gina.
"Tak apa,,, yang penting suru yang lain bantu aku dari belakang."
'Pastinya," jawab Gina.
"Oh ya Mentari ceritakan apa yang terjadi padamu semalam? Kamu kenapa tak terlihat dimanapun. Aku muter sampai tengah malam tahu?" Omel Gina.
" Kayak nya aku masuk ke kamar orang. Dan berakhir di ranj4ng nya," jujur Mentari.
" Apa? Kamu bercanda kan?"
"Bohong nggak ada gunanya, malah aku mikir nya kamu yang ngejual aku," tuduh Mentari.
"Aku nggak gila ya? Buat apa aku ngelakuin itu. Andai ada wanita yang ingin ku jebak ya, si Lisa. Biar sekalian tambah hancur hidup nya," muak Gina.
" Jadi kamu mengacau di kamar orang," cicit Gina memastikan. Dan Mentari hanya mengangguk.
"Siapa?
" Ntah," jawab Mentari.
" Kamu masih ingat dia di kamar berapa?" Tanya Gina?
"Nggak tahu, lupa" jawab Mentari.
"Ck,,, baru juga akan ku datanggi. Aku mau nuntut dia tanggung," tekad Gina.
" Udah nggak usah di bahas. Ini salah ku juga ?M4bok malah mengacau."
"Tapi dia harus tanggung jawab, gimana kalau kamu hamil. Yang rugi kamu Mentari," ucap Gina meyakinkan.
" Kamu lupa, aku bermasalsh dengan rahimku. Aku
nggak bakalan bisa punya anak," timpal Mentari.
"Tapi,,,,?" Udah nggak usah di bagus lagi, nambah dosa aja cerocos Mentari.
"Aku nggak mau memaksa orang hidup denganku.
Tak di paksa saja aku di selingkuhin. Apalagi di paksa, bisa jadi aku yang di jadiin madu atau pelakor nantinya."
"Tapi setidak nya kamu minta ganti rugi?"
"Huh,,, Suamiku saja tak memberiku kompensasi dari sekian tahun bersama. Apalagi dia yang hanya ke betulan bertemu. Dan itupun juga salahku."
"Cukup selesaikan urusan ku dengan Haykal, dan aku akan menyingkir terlebih dahulu."
"Eh,,, Yakin nggak mau dengan orang yang meniduri
mu?" Gina memastikan lagi.
" Tak mau," jawab Mentari.
"Yakin?
"Sangat yakin. tegas Mentari. Membayangkan tinggal satu atap dengan orang negro membuat Mentari takut sendiri. Nggak deh, biar deh si Mentari jadi janda umumnya.
tetapi blm bucin
yg bucin duluan Gina
mentari hamil
yg ngidam Yg bikin mentari hamil...
lanjut Thor ceritanya