NovelToon NovelToon
PAH, AKU TIDAK BERNAFSU LAGI

PAH, AKU TIDAK BERNAFSU LAGI

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dokter / Nikahmuda / Penyesalan Suami / Hamil di luar nikah
Popularitas:933
Nilai: 5
Nama Author: Ada Rasaku

Tiga tahun yang penuh perjuangan, Cathrine Haryono, seorang gadis desa yang memiliki ambisi besar untuk menjadi seorang Manager Penjualan Perusahaan Top Global dan memimpin puluhan orang dalam timnya menuju kesuksesan, harus menerima kenyataan pahit yang enggan dia terima, bahkan sampai saat ini.

Ketika kesempatan menuju mimpinya di depan mata, tak sabar menanti kehidupan kampus. Hari itu, seorang pria berusia 29 tahun, melakukan sesuatu yang menghancurkan segalanya.

Indra Abraham Nugraha, seorang dokter spesialis penyakit dalam, memaksa gadis berusia 18 tahun itu, menjalani takdir yang tidak pernah dia pikirkan sama sekali dalam hidupnya.

Pria yang berstatus suaminya sekarang, membuatnya kehilangan banyak hal penting dalam hidupnya, termasuk dirinya sendiri. Catherine tidak menyerah, dia terus berjuang walaupun berkali-kali tumbang.

Indra, seseorang yang juga mengenyam pendidikan psikolog, justru menjadi penyebab, Cathrine menderita gangguan jiwa, PTSD dengan Skizofrenia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ada Rasaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 | Pikiran Cathrine yang Kalut

Mas Dedi cekikikan, di tengah Cathrine yang pikirannya menjadi kalut. Pantas saja belakangan ini, Indra menjadi seseorang yang selalu gelisah, tak pernah bisa duduk tenang.

 Pantas saya kepalanya semakin mau plontos. Pantas saja, mengapa dia menyiksa diri dengan mandi air dingin pada dini hari. Pantas saja, tubuh yang dulunya atletis sehat bugar, mulai kurus dan tulang yang agak sedikit menonjol.

Catherine sebagai seorang istri, yang tiap malam tidur di sebelahnya, dia malah ... Menyiksanya sedemikian rupa ...

"Aku kejam banget, ya ..." gumam Cathrine, setelah Mas Dedi pamit undur diri karena Mbak Sumi dari arah dapur, meminta bantuannya.

Kesadarannya kembali, ketika seorang perempuan setinggi 150 cm, yang mengenakan jaket ojol, tiba di depan gerbang. Catherine lantas bergegas, dia mengenakan helm yang disodorkan, lalu duduk di belakang perempuan yang lebih pendek 11 cm darinya.

Motor matic hitam CBS ISS series tersebut, membaur ke jalanan yang padat. Tidak terlalu cepat, tidak juga lama-lama terjebak macet. Latar tempat pada sebelah kanan-kiri Cathrine terus bergerak, sama seperti isi otaknya sekarang, membentuk pola yang saling terhubung menjadi bagan peta konsep pemikiran. Wanita tersebut tenggelam pada kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi, antara dirinya dan Indra.

"Indra ..." gumam Cathrine, mengusap hobo shoulder bag berwarna cokelat dari Zalora miliknya.

Wanita itu hendak mengembalikan smartphone yang telah Indra cari-cari dari kemarin, sampai dia memutuskan membeli ponsel baru lagi demi kepentingan komunikasi di tempatnya bekerja.

Hal pertama yang pria berstatus suaminya itu lakukan, setelah hp bermerk Samsung S24 Ultra berwarna hitam, yang baru Indra beli selesai diseting, adalah menyimpan nomornya. Memasang foto wajah Cathrine sebagai wallpaper layar kunci dan utama. Sandinya tetap sama, 17-06-2025. Tanggal pernikahan mereka.

"..."

Di official store dalam mall sore kemarin, di samping Indra yang berkutat dengan smartphone barunya, Cathrine tertegun dengan apa yang pria itu lakukan.

... Sedangkan dirinya? Masih menggunakan wallpaper default sejak awal beli sampai sekarang, tanpa berminat ganti atau menggunakan kata sandi.

***

Pada hari yang berbeda, jam setengah delapan pagi.

 Di depan meja sajian, dekat dapur, yang biasa menjadi tempat minum kopi, jauh dari meja makan. Dia mengaduk es creamy latte yang dibuatnya beberapa waktu lalu, sesekali Cathrine menoleh ke arah Mbak Sumi yang tengah berada di depan kabinet kitchen set. Sibuk mengeluarkan printilan mesin cuci piring (Dishwasher), untuk dibersihkan.

Es batu stainless saling beradu dengan gelas kaca, Cathrine ingin menanyakan sesuatu kepada Mbak Sumi, tetapi dia ragu-ragu, antara iya atau tidak. Bibir bawahnya dapat tekanan dari impitan giginya, kaki kanannya kadang diam, kadang ingin segera bergegas untuk menghampiri wanita paruh baya yang mengetahui Indra jauh lebih baik, daripada dirinya.

Usai menengak tetes terakhir minumannya, Cathrine kemudian menyakinkan dirinya dan bergegas menemui Mbak Sumi yang kini menggelapi printilan dalam mesin cuci di atas meja dapur, yang berhadapan dengan kabinet kompor induksi.

Menunggu Mbak Sumi menyelesaikan pekerjaannya, Cathrine sambil memikirkan kalimat pembuka yang akan diucapkan nanti. Namun, Mbak Sumi sepertinya mau pergi belanja ke pasar ...

"Ada apa, Bu Cathrine?"

"Saya mau beli bahan-bahan buat isi kulkas, Pak Indra request 'hari ini belanjanya coba ke pasar, ya, bu'. Pak Indra pikir lebih fresh. Terus ga kebanyakan bahan sintetik, katanya."

"Ibu mau titip apa? Jajanan pasar, apa, kayak kemarin? Jamu tradisional? Atau apa? Nanti Mbaksum beliin ..."

Catherine menelan kembali kalimat yang mau dia lontarkan, menggeleng kikuk dan menyahuti, "Em ... Ngga jadi, Mbaksum. Ga perlu, ga titip apa-apa."

"Yaudah, hati-hati di jalan, ya, Mbaksum, saya ... Saya mau ke lantai atas dulu! Dah, Mbak!"

 Catherine pergi ngacir ke kamarnya, dan juga kamar Indra, di lantai dua. Mbak Sumi menggeleng heran, lantas melenggang pergi dengan Akang Ojek pengkolan yang telah Mas Dedi panggilkan.

.

.

"Duh, gimana, ya ... Jadi nanya ngga, ya ... Ntar kalo Mbaksum peka arah pembicaraannya, terus cepu ke Indra, gimana?" gelisah Cathrine, wanita itu berguling-guling di ranjang sambil memeluk bantal sutra.

Saat tidur tengkurap, menindihi bantal yang tadi menjadi korban pelampiasan kegelisahannya, Cathrine memikirkan alternatif lain yang bisa dia gunakan.

 Nanya ke 'Mbah Google' ? Gak, Cathrine lebih butuh yang nyata di lapangan dan beneran dialami manusia.

Nanya ke temen atau unggah keresahan ke media sosialnya? Big no! Dia ngga punya temen deket dan enggan ranah privasinya tersebar atau menjadi 'bahan gosip' mereka di sana, karena Cathrine paham betul bahwa mereka 'hanya' ingin tahu, tetapi sebenarnya tidak begitu peduli atau bahkan membantunya mencari solusi.

"..." Catherine mematung, seperti robot yang di turn off.

***

Hobo Shoulder Bag

Wallpaper yang Indra gunakan (Foto Cathrine saat tengah mengandung anak kedua)

Kompor Induksi

Mesin Pencuci Piring (Dishwasher)

1
Ada Rasaku
Ga usah plagiat/ATM, gunain otakmu sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!