Sequel dari Nikah Muda....
Siapa yang tidak mengenal keluarga konglomerat dan nomor satu yang mendunia..
Alicia Margaretha Erlangga, putri kedua dari pasangan suami Istri, Alvarez Narendra Erlangga dan Nayla Kinanti Aurora, seorang gadis bar - bar yang selalu suka semaunya sendiri, tidak pernah mau mendengarkan orang tua, membuat orang tuanya merasa kesal dengan kelakuan anak keduanya. Sampai akhirnya, mereka memutuskan untuk menikahi Alicia dengan seorang pria bernama Angga Fredy Widiatama, anak dari sahabat baik orang tuanya yang selalu menjadi budak nya di sekolah. Karena paksaan Alicia pun menerima perjodohan itu tetapi suatu hari, saat Alicia mulai membuka hatinya untuk Angga, Ia baru mengetahui bahwa Angga adalah pria yang di cintai oleh adek nya, Ayesha. Tetapi Angga sudah lama mencintai Alicia, jauh sebelum pernikahan mereka terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinda Sakhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Yang Menyebalkan!
1 Jam Sebelum Alicia Pulang Sekolah.
Leo memarkirkan motornya di garasi mobil, dia berjalan dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku, handphone yang besar mengalungi leher panjang nya. Bola matanya yang hitam kecoklatan, serta rambut nya yang dia biarkan menutupi jidatnya, angin semilir menggoyangkan rambut nya, membuat pemandangan wajah tampan nya tercetak jelas. Para maid yang sedang bekerja di buat terpesona oleh ketampanan putra keluarga itu.
Setiap Leo berjalan dengan gaya cool nya, semua maid muda pasti akan menunjukkan senyuman terbaik mereka, tapi tak ada satupun yang Leo lirik, tidak heran jika julukannya sih pintu kulkas karena memang wajah nya sangat dingin, lebih dingin dari es.
"Bi Sari, Bunda dimana?" Tanya Leo berpapasan dengan seorang pelayan.
"Ada di dapur Tuan muda," Jawab nya dengan menunduk hormat.
Tanpa banyak bicara, Leo pergi menuju dapur, senyum terlukis di bibirnya saat melihat wanita pertama yang dia cintai sedang bergulat di dapur dengan alat - alat yang ada disana. Tanpa pikir panjang, Leo memeluk tubuh Nayla dari belakang, kelakuan putranya memang dingin di luar, tapi jika sudah mode manja, dia seperti anak bayi yang tidak ingin jauh dari Ibunya.
"Bikin apa Bund?" Tanya Leo sambil melepaskan pelukan nya.
"Biasa, bikin brownies kesukaan Alicia, kamu sama Ayesha juga suka kan?"
"Alicia suka rasa coklat, Ayesha suka rasa macca kalo aku suka rasa tiramisu," Leo berbicara seolah merekomendasikan.
"Kamu beritahu atau minta di buatkan?" Tanya Nayla menatap sinis sang putra.
Leo hanya garuk - garuk kepala."Ya kan Bunda juga bikin nya bukan cuma buat sih Alicia. Aku cuma kasih tau loh Bunda."
Nayla hanya geleng - geleng kepala saja.
"Oh ya Bunda," Leo tidak bisa menunda rasa penasaran nya, jadi dia mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto Stela yang di kirim oleh Al, padahal itu bukanlah Stela."Daddy kirimin aku foto cewek, dia sih bilang nya Stela. Coba Bunda lihat."
Nayla menghentikan kegiatan nya dan beralih menatap ponsel Leo tanpa mengambil nya, karena tangan nya penuh dengan tepung. Nayla sedikit mengernyit bingung."Coba kamu perbesar,"Leo menggeser layar nya hingga fotonya membesar."Masa ini Stela sih, emang cantik sih, tapi setahu Bunda Stela lebih cantik dari ini. Tapi ya gak tau juga sih, secara Bunda sudah lama tidak melihat nya, mungkin wajah nya sudah berubah."
"Emang Tante Arena gak pernah kasih lihat foto Stela yang sekarang?"
Nayla menggeleng cepat."Katanya Stela yang sekarang itu susah di atur, keras kepala dan maunya sendiri, beda sama Stela kecil yang kalem."
Leo sedikit ragu cerita, tapi dia tidak mau ada kesalahan."Oh ya Bund, boleh tanya gak?"
"Tanya apa?" Nayla melirik sekilas sebelum kembali fokus sama pekerjaan nya.
"Ehhmm, nama kepanjangan---"
"MY FRIEND," Ucapan Leo terhenti saat mendengar suara melengking seperti petasan bom. Nayla dan Leo sama - sama melirik." Naylaaaaa."
"Wid, " Nayla langsung mencuci tangan nya dan pergi ke ruang tamu.
Leo hanya bisa menghela nafas."Ya udahlah, lagian ngapain juga Gue peduli sama Stela. Toh Gue juga gak bakal nikah sama dia."Leo melenggang pergi ke kamarnya.
Di ruang tamu, dua sahabat itu yang meskipun tinggal di kota yang sama, tapi jarang sekali ketemu.Karena kesibukan masing - masing, membuat mereka sekalinya bertemu langsung melepas rindu. Meski umur mereka sudah hampir memasuki kepala 4, tapi itu tidak bisa mengubah sikap dan sifat mereka yang seperti ABG jika sudah bertemu. Mereka saling bercerita dan tertawa bersama.
Hanya saja, Nayla dan Widia sangat merindukan Arena yang sudah 10 tahun lalu pindah ke Amerika, meninggalkan mereka. Ada rasa sedih dan kehilangan, tapi mereka tetap saling bertukar kabar dan melakukan VC untuk mengurangi rasa rindu mereka.
Tak terasa waktu cepat berlalu, sampai akhirnya Alicia memasuki ruangan Mansion dengan menggerakkan mulut nya yang tidak jelas.
"Alicia, sini Sayang."Nayla memanggil Alicia dengan lembut."Kenalkan, dia adalah calon Mama mertua kamu."
Mata Alicia membola sempurna.
Kembali Saat ini..
Alicia menggerutu dalam hati, seharian di buat pusing sama kepalanya sendiri, belum lagi rasa panas yang sampai sekarang masih ada karena Angga yang bermesraan dengan gadis yang entalah siapa. Sampai rumah niat nya ingin tidur, dan ini malah di suguhkan oleh pemandangan CAMER, alias calon Mama mertua.
Alicia menelisik penampilan Widia dari atas sampai bawah. Oke lah dalam pakaian nya, cukup modis meski sudah hampir kepala empat. Tidak jauh beda dengan Bunda nya yang masih terlihat cantik di usianya yang ke - 39. Gak heran juga karena Alicia mendengar cerita kalo kedua orang tuanya menikah sejak usia muda. Di susul juga oleh kedua teman mereka.
Tapi tunggu!
Tiba - tiba saja jiwa nakal nya bergejolak, Alicia tertawa dalam hati. Ingin menjodohkan nya? Hahahaha, seorang Alicia tidak akan semudah itu menerima perjodohan, di kira ini pernikahan siti Nurbaya apa. Eh ralat, maksud nya zaman siti Nurbaya apa.
Lihat apa yang akan Gue lakukan, permainan baru aja di mulai.
"Jadi kamu yang namanya Alicia?" Tanya Widia sekedar berasa - basi."Sangat cantik, sudah lama sekali Tante tidak bertemu dengan mu. Dulu saat pertama kali, kamu masih sangat kecil. Sekarang kamu sudah dewasa ya, tambah cantik lagi."
Alicia memutar bola mata malas, dia mengangkat satu kakinya ke kaki yang lain, dengan tangan yang terlipat di dada."Harga baju Tante berapa, beli skincare harga berapa, aksesoris juga berapa. Kalo di total semuanya berapa?Ralat, jumlah seluruh aset kekayaan keluarga Tante berapa?"
Widia mengernyit bingung."Maksud nya?"
Alicia tertawa hambar."Tante tau kan, keluarga AE Group adalah penguasa di banyak negara dengan uang bersih mencapai ratusan triliunan, bahkan negara pun bisa di beli,"Alicia mulai menyombongkan diri."Jadi gak semua orang bisa menjadi bagian dari keluarga ini, makanya anggap aja ini sedikit wawancara dari CAMEN, calon menantu." Dalam hati Alicia, dia sudah bersorak menang. Judul pertama... Calon yang menyebalkan, hehehehe. Eh ralat, CAMEN yang tidak punya sopan santun.
Tapi Widia bukan nya tersinggung melainkan dia seperti melihat seseorang yang dia kenal dulu. Ck, emang cocok jadi anak nya Nayla, sama - sama ngeselin. Okelah, di tembak calon menantu, calon mertua akan menerima nya.
Widia memaksakan senyuman nya."400 juta."
"Haa? Apa?" Alicia masih tidak menangkap jawaban camer nya itu.
"Gaun ini di buat dari desainer terkenal ( Eve) dengan bahan vicuma wool seharga 200 juta, perhiasan kalung anting, jam tangan 140 juta, kamu pernah dengar nama Anso , desainer aksesoris? Aksesoris ini yang Tante pakai ini semua adalah rancangan nya. Sepatu yang ada di kaki Tante seharga 60 juta, sepatu ini adalah merk yang perusahaan Daddy kamu keluarkan, bahkan satu hari setelah perilisan nya, Tante tidak mau melewatkan kesempatan dan langsung membelinya... Tunggu! Itu belum termasuk skincare sama mobil yang Tante bawa sih, kalo di total mungkin.. Ada kali ya sekitar 10 Milyaran."
"Kalo kamu ingin tau berapa total jumlah aset keluarga Tante, jawaban nya adalah 100 triliun. Dan jika kamu masih tidak percaya, kamu bisa mencari nama keluarga Widiatama, kamu pasti akan menemukan nya." Dalam hati Widia dia menyeletuk. Jadi ini ceritanya mau berperang uang. Widia tersenyum tipis.
Alicia menggaruk belakang telinga nya, kuping nya sangat panas. Mertua menyebalkan."Woww, berarti Tante kaya banget dong.. Punya Mall?"
"Punya!" Jawab Widia cepat.
"Punya hotel?"
"Punya?"
"Berapa?"
"5 di kota J, 2 di kota S, dan beberapa cabang hotel di luar negara."
"Punya restoran?"
"Jelas punya dong," Nah, mau tanya apa lagi kamu?
"Punya brondong?"
"Jelas punya dong, " Jawab nya tanpa sadar, Alicia ingin tertawa, tapi detik kemudian."Eh tunggu, apa kamu bilang? BRONDONG?"Suara Widia melengking, dengan sangat keras sampai urat - urat leher nya terlihat.
Alicia menutup kedua telinga nya, sakit."Aduh! Kuping ku jadi congek an nih gara - gara Tante."Alicia mendekat dan berbisik."Ini rahasia, sebenarnya aku suka sama Om - Om, aku gak tertarik sama anak Tante. Gimana kalo sama, "Alicia sengaja menjeda kalimat nya.
"Sama apa?" Tante Widia penasaran.
"Sama yang kaya, banyak duit, belalainya panjang, bisa muasin di ranjang, yang udah berpengalaman... Seperti?"
"Seperti?"Tanya Widia mengulang.
"SEPERTI SUAMI TANTE," Kalo tadi suara Widia yang melengking, sekarang suara Alicia memecahkan gendang telinga Widia.
Mata Widia kembali melotot, seperti akan lepas dari tempat nya."APA KAMU BILANG?" Nayla sudah bercerita tentang sikap dan sifat Alicia, tapi ini, lebih parah dari ceritanya.
"HAHAHAHAHA," Alicia tertawa tanpa dosa."Maaf aja Tante, aku lebih suka pria mateng, kenapa harus nikah sama anak nya, kalo bisa sama bapak nya yang lebih kaya?" Dalam hati dia bersorak. Yesss, habis ini perjodohan pasti akan batal.
Tak lama kemudian Nayla datang dengan cemilan di tangan nya, dia melihat ada yang tidak beres. Entah apa yang sudah di lakukan putrinya, perasaan nya menjadi tidak enak.
"Nayla! Aku mau ngomong sama kamu." Ucap Widia sambil menatap sengit Alicia yang kembali duduk di depan nya. Alicia tampak acuh, dia memainkan kuku jarinya. Tapi dalam hati, dia sudah bersorak jingkrak - jingkrak karena berpikir rencananya berhasil.
Bayangkan saja, mertua mana yang mau dapet menantu kurang ajar seperti Alicia. Jika itu ada, artinya otak nya memang harus di kuras dan di isi yang baru.
Alicia sudah memasang senyum kemenangan. Akhirnya. Batal - batal, gak jadi nikah, yeayyy.
"Aku mau," Widia menghentikan kalimat sembari melirik ke arah Alicia yang terlihat santai."Pernikahan kedua anak kita--"Lagi - lagi Widia menghentikan kalimatnya. Dia menghela nafas singkat, sembari berkacak pinggang dengan wajah tertunduk dan kepala menggeleng. Alicia melirik sekilas, lagi - lagi gadis itu mengulum.
Yaelah, dasar Camer lidah beku, ngomong gitu aja apa susah nya sih 'aku mau pernikahan ini batal'. Kan gitu enak. Alicia merasa sudah menang dan bebas dari pernikahan, sampai ucapan Widia membuat senyuman Alicia luntur seketika."Aku mau pernikahan anak kita di adakan dua minggu lagi."Dengan suara lantang Widia berucap.
"HAA?!" Nayla dan Alicia menatap dengan kaget - kaget nya.
Sementara Alicia mengedipkan mata berkali - kali, masih mencerna ucapan camer nya, sampai dia bangkit dengan mulut menganga."LOH! KOK JADI BELOK?!"