Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.
Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.
Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.
Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.
Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Dua Puluh Delapan
Kebahagian mengharu biru terjadi di dalam ruangan yang di dominasi warna putih itu, suasana haru bukan hanya dirasakan oleh ketiga kembar saja, bahkan dua wanita dewasa ini turut hanyut menyelami kesedihan dan kekesalan hati yang tumbuh menjadi satu.
"Mereka sekarang sudah mempunyai dua pelindung yang lengkap, jangan kemana-mana Nik, tumbuhlah bersamanya hingga mereka besar nanti," bisik Nivea.
"Aku ... akan mencoba meskipun itu berat ... Sebagai seorang ibu dari dulu aku juga ingin anakku tidak kehilangan seseorang yang paling berharga dalam hidupnya," sahut Anika sambil menahan Isak tangisnya.
Sementara Aruna dan Arash mulai melepas pelukan pria yang selama ini mereka nantikan, wajahnya mulai menatap dalam pria paruh baya dihadapannya itu dan tangan kecil itu mulai meraba sepersekian detik wajah ayahnya.
"Om Aslan ternyata kamu Papa aku, wajah kita hampir sama, tapi kenapa dari kemarin aku tidak menyadari itu," ucap Arash seolah mengingat momen pertama mereka bertemu.
"Anak pintar, semenjak Papa bertemu Papa sudah tahu, ketika bunda mu datang, tapi Papa terlalu takut untuk bilang ... Karena kesalahan Papa teramat banyak kepada kalian," sahut Aslan.
"Aku senang dengan kedatangan Papa, tapi aku juga masih sedih, karena banyak kejadian pahit yang aku alami, bersama kedua adikku ... tapi semoga setelah ini Papa tidak kemana-mana lagi temani kita sampai nanti," pinta gadis kecilnya itu sambil ikut meraba wajah ayahnya.
Aslan begitu terharu ketika wajahnya di raba-raba oleh dua malaikat kecil itu tangannya begitu lembut, ada perasaan sesal yang teramat mendalam ketika tangan itu mulai menyentuh wajahnya.
Tangan-tangan kecil itu tumbuh besar tanpa di sadari. Tanpa kehadirannya, mereka bertumbuh dalam diam, seperti anak burung yang kehilangan arah, sunyi di tengah keramaian.Tapi kini aku datang, mencoba mengembalikan sayap itu. Meski tak sempurna, aku ingin kalian tetap bisa terbang… menuju langit jingga yang penuh harapan.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Sudah seminggu sejak Arjun diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Rumah mungil Anika yang biasanya dipenuhi tawa anak-anak, kini terasa sedikit berbeda. Ada satu sosok pria paruh baya yang kini mulai sering hadir, duduk di sudut ruang tamu, membantu menyuapi Aruna, menjemput ketiganya pulang sekolah, bahkan sesekali mencuci piring, meski kaku.
"Papa, tahu gak dari dulu Bunda gak pernah memberi ijin kita untuk membantu pekerjaannya," adu Arash.
"Bundamu itu hebat Nak, dia bisa melakukan apapun sendirian," sahut Aslan.
"Apa itu yang membuat ayah jatuh cinta sama Bunda."
Deg!!!
Pertanyaan itu begitu menyentuh, bahkan sampai sekarang Aslan masih belum tahu tentang perasaannya sendiri terhadap Anika.
"Bundamu wanita yang baik dan cantik, sudah pasti Papa mencintainya," tutur Aslan, mencoba untuk mengimbangi pertanyaan dari anaknya.
"Papa ....," panggil anak perempuannya itu.
"Iya Sayang," sahut Aslan.
"Aku laper boleh di suapi," pinta Aruna.
"Boleh dong Sayang, bentar ya Papa ambilkan dulu nasi nya, mau lauk apa?" tanya Aslan.
Sejak kedatangan Aslan, hidup anak-anak itu seolah menemukan musim semi setelah badai panjang.Tak ada lagi pagi yang sunyi tanpa suara ayah, tak ada lagi malam-malam sepi bak penantian panjang mereka, sekarang mereka bebas tertawa dan melangkah kemanapun mereka mau.
Aslan bukan lagi sekedar “Om” yang hanya datang lalu pergi. Ia mulai belajar menjadi bagian dari keluarga, dan mencoba membuka hatinya untuk membangun komitmen bersama dengan bundanya.
"Papa telurnya di banyakin ya," pinta anak perempuannya itu sementara Arjun dan Arash sibuk berlarian.
"Abang ... Adik ... jangan berlarian ya. Nanti jatuh," tegur Anika.
Sementara itu wanita cantik yang mengenakan kerudung cokelat itu mulai masuk ke dapur membersihkan bekas piring makan tadi pagi.
"Nik ... Sudah biar aku saja," cegah Aslan.
"Gak usah Om, lebih baik kamu fokus dengan anak-anak saja," sahut Anika.
Aslan sedikit menghela nafas, melihat tingkah Anika yang memang tidak bisa diam selalu ada saja yang ia kerjakan, Aslan sudah selesai menyuapi anak perempuannya itu, langkahnya mulai beranjak dari kursi untuk sekedar membantu ibu dari anak-anaknya itu mencuci piring.
"Nik, sini aku bantuin," suara Aslan yang tiba-tiba itu menumbuhkan suasana canggung di hati Anika.
"Om ... Sudah aku bilang biar aku saja yang mengerjakan semuanya," sahut Anika.
"Nik, bisa gak jangan panggil Om, gak enak kalau di dengar anak-anak, memangnya aku se tua itu di matamu," ucap Aslan sedikit prontal.
"Maaf, terus aku panggil apa?" pertanyaan Anika yang terdengar begitu polos.
Aslan sedikit tersenyum memperlihatkan giginya yang putih. "Kamu bisa panggil aku Mas, ataupun Papa ... papanya anak-anak maksudnya," sahut Aslan.
"Baiklah aku akan aku coba, Mas Aslan ...," ucap Anika memberanikan diri.
"Begitu terdengar lebih enak," sahut Aslan. Lalu mulai mengambil piring yang sudah di cuci Anika.
"Nik, ini langsung di taruh di rak?" tanya Aslan.
"Taruh di meja dulu kalau airnya sudah nyusul baru di taruh di rak," sahut Anika.
☘️☘️☘️☘️☘️
Suatu pagi, saat matahari baru naik setinggi ubin jendela, Nivea datang berkunjung kembali. Ia duduk di samping Anika yang sedang melipat baju anak-anak, sementara dari arah dapur terdengar suara Aslan sedang mengajari Arash mengaduk telur.
Nivea menatap sahabatnya itu lama. "Nik... aku tahu kamu bukan orang yang gampang membuka hati. Tapi kamu yakin... mau melanjutkan ini?"
Anika diam sebentar. Matanya menerawang ke arah halaman belakang, tempat Aruna dan Arjun sedang main kejar-kejaran.
"Aku nggak tahu, Vea. Tapi anak-anak sudah mulai sayang sama dia. Arash bahkan mulai manggil dia 'Papa' tanpa canggung."
Anika menatap tumpukan baju dalam dekapannya. "Aku... nggak mau mereka kehilangan sosok ayah lagi."
Nivea mengangguk pelan. “Tapi kamu juga gak boleh kehilangan dirimu sendiri, Nik.”
Anika tersenyum tipis. “Aku nggak akan menyerahkan diriku pada trauma masa lalu. Tapi mungkin... aku bisa membangun sesuatu yang baru. Bukan karena cinta.Tapi karena komitmen... dan keberanian," jawab Anika dengan mantap.
Sementara itu Aruna dan Arjun mulai berlari ke arah dapur ketika menghirup aroma masakan yang mulai menyeruak hidung mereka.
"Papa aromanya harum, aku ingin memakannya," ucap Aruna.
"Ayok sini kita makan sama-sama, ajak Bunda dan Tante Nivea juga," suruh Aslan yang diangguki oleh keduanya.
Saat ini mereka sedang menikmati nasi dengan lauk seadanya, di teras tengah rumah Anika, dalam kesederhanaan Aslan bisa melihat wajah-wajah polos itu di penuhi dengan kebahagiaan.
"Sayang, ayo nambah lagi," titah Aslan kepada kedua jagoannya, sementara Aruna makan dalam suapannya.
"Baik Ayah," sahut keduanya.
Sementara Nivea mulai melihat sendiri pemandangan indah yang nampak sederhana itu, mampu membuka hatinya, untuk mendukung langkah kedepan antara Papa mertua dan juga sahabatnya itu.
'Semoga setelah ini kalian berdua benar-benar menemukan kebahagiaan yang hakiki,' batin Nivea.
Bersambung ....
Semoga suka ya dengan kelanjutan bab ini🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰
Ikut promo karya teman Author
Judul Rahasia Pria Cantik Dan Kakek Tampan.
Author : CovieVy
ashlan meskipun itu bibi mu,,jika dia tidak bisa menerima Anak anak mu,,maka lempar saja ke kutub,,,kau dulu beraning menolak anak kandung mu,,,maka kau harus beraning menyingkirkan orang orang yg ingin menyakiti anak anak mu dan calon istri mu,,meski pun itu bibi mu sendiri atau siapa pun itu...
hehhh nenek sihir mikir donk kau lebih menjunjung anak angkat dan mendiang istri ashlan yg tidak memiliki keturunan keponakan mu ketimbang memilih yg kandung dan nyaris sempurna...Dunia terbalik memang😄😄😄😄
pantes Anika berat perasaannya, akan ada hambatan dari keluarga si Aslan.
semangat pagi thour,,,semangat up,ini lg nunggu sambil ngopi🤣🥰😘❤❤❤💪💪💪💪