NovelToon NovelToon
Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Om Aslan Ini Ketiga Anakmu

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Penyesalan Suami / Menikah Karena Anak / Tamat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayumarhumah

Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.

Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.

Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.

Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.

Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Delapan

Kebahagian mengharu biru terjadi di dalam ruangan yang di dominasi warna putih itu, suasana haru bukan hanya dirasakan oleh ketiga kembar saja, bahkan dua wanita dewasa ini turut hanyut menyelami kesedihan dan kekesalan hati yang tumbuh menjadi satu.

  "Mereka sekarang sudah mempunyai dua pelindung yang lengkap, jangan kemana-mana Nik, tumbuhlah bersamanya hingga mereka besar nanti," bisik Nivea.

  "Aku ... akan mencoba meskipun itu berat ... Sebagai seorang ibu dari dulu aku juga ingin anakku tidak kehilangan seseorang yang paling berharga dalam hidupnya," sahut Anika sambil menahan Isak tangisnya.

  Sementara Aruna dan Arash mulai melepas pelukan pria yang selama ini mereka nantikan, wajahnya mulai menatap dalam pria paruh baya dihadapannya itu dan tangan kecil itu mulai meraba sepersekian detik wajah ayahnya.

   "Om Aslan ternyata kamu Papa aku, wajah kita hampir sama, tapi kenapa dari kemarin aku tidak menyadari itu," ucap Arash seolah mengingat momen pertama mereka bertemu.

  "Anak pintar, semenjak Papa bertemu Papa sudah tahu, ketika bunda mu datang, tapi Papa terlalu takut untuk bilang ... Karena kesalahan Papa teramat banyak kepada kalian," sahut Aslan.

  "Aku senang dengan kedatangan Papa, tapi aku juga masih sedih, karena banyak kejadian pahit yang aku alami, bersama kedua adikku ... tapi semoga setelah ini Papa tidak kemana-mana lagi temani kita sampai nanti," pinta gadis kecilnya itu sambil ikut meraba wajah ayahnya.

  Aslan begitu terharu ketika wajahnya di raba-raba oleh dua malaikat kecil itu tangannya begitu lembut, ada perasaan sesal yang teramat mendalam ketika tangan itu mulai menyentuh wajahnya.

 Tangan-tangan kecil itu tumbuh besar tanpa di sadari. Tanpa kehadirannya, mereka bertumbuh dalam diam, seperti anak burung yang kehilangan arah, sunyi di tengah keramaian.Tapi kini aku datang, mencoba mengembalikan sayap itu. Meski tak sempurna, aku ingin kalian tetap bisa terbang… menuju langit jingga yang penuh harapan.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Sudah seminggu sejak Arjun diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Rumah mungil Anika yang biasanya dipenuhi tawa anak-anak, kini terasa sedikit berbeda. Ada satu sosok pria paruh baya yang kini mulai sering hadir, duduk di sudut ruang tamu, membantu menyuapi Aruna, menjemput ketiganya pulang sekolah, bahkan sesekali mencuci piring, meski kaku.

   "Papa, tahu gak dari dulu Bunda gak pernah memberi ijin kita untuk membantu pekerjaannya," adu Arash.

  "Bundamu itu hebat Nak, dia bisa melakukan apapun sendirian," sahut Aslan.

  "Apa itu yang membuat ayah jatuh cinta sama Bunda."

  Deg!!!

  Pertanyaan itu begitu menyentuh, bahkan sampai sekarang Aslan masih belum tahu tentang perasaannya sendiri terhadap Anika.

  "Bundamu wanita yang baik dan cantik, sudah pasti Papa mencintainya," tutur Aslan, mencoba untuk mengimbangi pertanyaan dari anaknya.

   "Papa ....," panggil anak perempuannya itu.

  "Iya Sayang," sahut Aslan.

  "Aku laper boleh di suapi," pinta Aruna.

  "Boleh dong Sayang, bentar ya Papa ambilkan dulu nasi nya, mau lauk apa?" tanya Aslan.

   Sejak kedatangan Aslan, hidup anak-anak itu seolah menemukan musim semi setelah badai panjang.Tak ada lagi pagi yang sunyi tanpa suara ayah, tak ada lagi malam-malam sepi bak penantian panjang mereka, sekarang mereka bebas tertawa dan melangkah kemanapun mereka mau.

Aslan bukan lagi sekedar “Om” yang hanya datang lalu pergi. Ia mulai belajar menjadi bagian dari keluarga, dan mencoba membuka hatinya untuk membangun komitmen bersama dengan bundanya.

  "Papa telurnya di banyakin ya," pinta anak perempuannya itu sementara Arjun dan Arash sibuk berlarian.

   "Abang ... Adik ... jangan berlarian ya. Nanti jatuh," tegur Anika.

  Sementara itu wanita cantik yang mengenakan kerudung cokelat itu mulai masuk ke dapur membersihkan bekas piring makan tadi pagi.

  "Nik ... Sudah biar aku saja," cegah Aslan.

  "Gak usah Om, lebih baik kamu fokus dengan anak-anak saja," sahut Anika.

  Aslan sedikit menghela nafas, melihat tingkah Anika yang memang tidak bisa diam selalu ada saja yang ia kerjakan, Aslan sudah selesai menyuapi anak perempuannya itu, langkahnya mulai beranjak dari kursi untuk sekedar membantu ibu dari anak-anaknya itu mencuci piring.

  "Nik, sini aku bantuin," suara Aslan yang tiba-tiba itu menumbuhkan suasana canggung di hati Anika.

  "Om ... Sudah aku bilang biar aku saja yang mengerjakan semuanya," sahut Anika.

  "Nik, bisa gak jangan panggil Om, gak enak kalau di dengar anak-anak, memangnya aku se tua itu di matamu," ucap Aslan sedikit prontal.

  "Maaf, terus aku panggil apa?" pertanyaan Anika yang terdengar begitu polos.

  Aslan sedikit tersenyum memperlihatkan giginya yang putih. "Kamu bisa panggil aku Mas, ataupun Papa ... papanya anak-anak maksudnya," sahut Aslan.

  "Baiklah aku akan aku coba, Mas Aslan ...," ucap Anika memberanikan diri.

  "Begitu terdengar lebih enak," sahut Aslan. Lalu mulai mengambil piring yang sudah di cuci Anika.

  "Nik, ini langsung di taruh di rak?" tanya Aslan.

  "Taruh di meja dulu kalau airnya sudah nyusul baru di taruh di rak," sahut Anika.

☘️☘️☘️☘️☘️

Suatu pagi, saat matahari baru naik setinggi ubin jendela, Nivea datang berkunjung kembali. Ia duduk di samping Anika yang sedang melipat baju anak-anak, sementara dari arah dapur terdengar suara Aslan sedang mengajari Arash mengaduk telur.

Nivea menatap sahabatnya itu lama. "Nik... aku tahu kamu bukan orang yang gampang membuka hati. Tapi kamu yakin... mau melanjutkan ini?"

Anika diam sebentar. Matanya menerawang ke arah halaman belakang, tempat Aruna dan Arjun sedang main kejar-kejaran.

"Aku nggak tahu, Vea. Tapi anak-anak sudah mulai sayang sama dia. Arash bahkan mulai manggil dia 'Papa' tanpa canggung."

Anika menatap tumpukan baju dalam dekapannya. "Aku... nggak mau mereka kehilangan sosok ayah lagi."

Nivea mengangguk pelan. “Tapi kamu juga gak boleh kehilangan dirimu sendiri, Nik.”

Anika tersenyum tipis. “Aku nggak akan menyerahkan diriku pada trauma masa lalu. Tapi mungkin... aku bisa membangun sesuatu yang baru. Bukan karena cinta.Tapi karena komitmen... dan keberanian," jawab Anika dengan mantap.

Sementara itu Aruna dan Arjun mulai berlari ke arah dapur ketika menghirup aroma masakan yang mulai menyeruak hidung mereka.

"Papa aromanya harum, aku ingin memakannya," ucap Aruna.

"Ayok sini kita makan sama-sama, ajak Bunda dan Tante Nivea juga," suruh Aslan yang diangguki oleh keduanya.

Saat ini mereka sedang menikmati nasi dengan lauk seadanya, di teras tengah rumah Anika, dalam kesederhanaan Aslan bisa melihat wajah-wajah polos itu di penuhi dengan kebahagiaan.

"Sayang, ayo nambah lagi," titah Aslan kepada kedua jagoannya, sementara Aruna makan dalam suapannya.

"Baik Ayah," sahut keduanya.

Sementara Nivea mulai melihat sendiri pemandangan indah yang nampak sederhana itu, mampu membuka hatinya, untuk mendukung langkah kedepan antara Papa mertua dan juga sahabatnya itu.

'Semoga setelah ini kalian berdua benar-benar menemukan kebahagiaan yang hakiki,' batin Nivea.

Bersambung ....

Semoga suka ya dengan kelanjutan bab ini🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰

Ikut promo karya teman Author

Judul Rahasia Pria Cantik Dan Kakek Tampan.

Author : CovieVy

1
Dian Soedarminto
lanjut Thor
bagus ceritanya
semangat💪💪🫰
Nurul
setahu sy walaupun aslan sudah menikahi anika tapi Nasabnya anak2 itu ikut anika ibunya dan jika ank perempuannya sdh dewasa dan menikah maka aslan tdk dpt menjadi walinya... aslan hanyalah ayah biologis anak2 sj.... maaf jika sy salah /Pray//Pray/
mei
mudah
Dian Soedarminto
Luar biasa
mei
iya betul berapa2 tahun ya smua pemerannya ,anika,aslan,marvin nivea 🤔
mei
betul sangat terlambat..bahkan disaat mengetahui anika hamil triplets saja tidak ad sebersit pun niat utk mencari mereka bahkan sekedar tau aj tidak
mei
bingo!!
mei
itu krn istrimu ud g ad...coba masih ada...saya yakin g akan tuh berkata begitu
mei
yaiya dong ....super duper sangat pantas
mei
hahhaha kok rasanya lucu dgrnya, selama ini tak ad niat sama skali kan? kok tetiba cuma karna jumpa aj udah berlagak seperti ud mencari selama 7thn
mei
bukan hanya peran sj,..ud nyuruh gugurkan kan? otomatis ud tidak punya hak lagi...
mei
cih terluka apanya? masa dgr aj terluka
mei
awas aj kedepan ngaku2 yah 😡
Tika Pane
ceritanya bagus dan sesuai alur serta banyak motivasi kehidupan nyata
Ke ke
luar biasa
Rusmini Mini
akhirnya bahagia selamanya Tamat
rilis thor bkn liris 🤦🤦🤦
thankyou ya thor lope lope sekebon
♥️♥️♥️♥️♥️♥️
Rusmini Mini
leganya dah gak ada perundungan di sekolah lagi
Rusmini Mini
di kelarin sampai tuntas dong thor
Rusmini Mini
hati hati sgn penjabaran kalimat ya thor
Rusmini Mini
ngeri ngeri masalah orang tua anak yg di jadikan umpan ... Ratri dan Gisel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!