Budi Sang Penjaga

Malam hari pak Jali datang bersama dengan istri dan anaknya ,Budi mengajak mereka ke kamar di belakang cafe tempat di mana ia sering beristirahat .

" Sekarang tolong dudukkan dan pegangi anak bapak" pinta Budi setelah berada di kamar .

Budi mengeluarkan ajian suket kalanjananya dan juga ajian Kala Cakra.

" Grrrrrr"

Anak itu tiba tiba menggeram marah memplototi Budi.

" Pergiii!" Teriak anak itu marah dan berusaha melepaskan diri dari pegangan kedua orang tuanya, namun suaranya parau dan kasar seperti suara seorang pemuda yang sedang marah

" Keluar atau ku bakar" teriak Budi , jarinya di dekatkan pada kening Adit

" Aaaaargh"

" Ampuuun , panaaas"

Adit menjerit kepanasan , pak jali dan istrinya menjadi ketakutan karena suara yang keluar dari mulut Adit bukan suara anak anak , tapi suara seorang pria dewasa

" Tobat, aku keluar, jauhkan jarimu dari ku" pinta jin itu ketakutan.

Bruuush

Asap putih keluar dari ubun ubun Adit dan  menjelma menjadi seorang pemuda kurus. Berdiri sambil memandang Budi ketakutan .

" Pergi, atau aku musnahkan" ancam Budi , Adit pingsan setelah jin itu keluar , sedangkan pak Jali dan istrinya terbelalak kaget melihat sosok yang keluar dari tubuh anaknya.

" Tolong tuan biar saya ikut tuan, di luar saya di buru oleh dukun dukun hitam" pinta mahluk halus itu memohon.

Budi terdiam , kebingungan,

       " Tolong tuan , aku ga mau jadi budak mereka" mahluk halus itu kembali memohon.

" Baiklah, tapi aku tak bisa memberimu makan yang banyak, paling seperti kami, makan apa adanya dan tak bisa banyak." Ucap Budi setelah di pikir pikir.

" Terima kasih tuan" mahluk halus itu membungkuk memberi hormat pada Budi yang kini menjadi tuannya.

" Sudahlah, siapa namamu?" Tanya Budi .

" Saya Jefry tuan sewaktu hidup" ucap mahluk halus itu

" Wah ga cocok, kamu pake nama Jira aja" tukas Budi cepat. Masa nama hantu sama nama dia kerenan nama hantu.

" Iya tuan terima kasih" Jira yang tadinya berpenampilan dekil berubah lebih bersih saat Budi memberi nama padanya .

" Kok bisa berubah?" Tanya Budi heran.

" Karena tuan memberi saya nama tuan." Jawab Jira" oh iya tuan apa nama Jira ada artinya kok saya merasa ada yang janggal?" Tanya Jira penasaran .

" He he he , Jira , Jin Rakus" jawab Budi terkekeh

" Pak Adit dan istrinya menahan tawa mendengar jawaban Budi apalagi melihat muka Jira yang cemberut.

" Yah tuan kirain namanya gagah, ga taunya tukang makan juga" gerutu Jira .

" Terima kasih nak Budi ,ini saya ada sedikit rejeki, tolong di terima " ucap pak jali menyerahkan amplop cukup tebal .

" Maaf pak, bukan saya menolak rejeki, seperti yang saya bilang di awal, tolong bapak menyantuni anak yatim piatu dan fakir miskin" ucap Budi menolak amplop itu.

" Terima kasih, nak Budi , maaf bila ucapan saya siang tadi membuat nak Budi tersinggung" ucap pak jali tak enak hati.

" Ga apa apa pak, saya juga tahu pastinya bapak sering tertipu oleh dukun dukun yang tak bertanggung jawab , wajar saja bapak curiga " sahut Budi sambil tersenyum .

" Jira kenapa kamu memilih Adit?" Tanya Budi penasaran.

" Karena Adit suka jajan yang mahal mahal tuan, semasa aku hidup ,aku belum pernah makan seperti itu, dan saat itu aku juga mati karena kelaparan" ucap Jira, matanya nampak berkaca kaca seperti mengenang masa lalunya,

" Aku lahir dari orang yang miskin, saat berumur 15 tahun desa ku terkena kemarau panjang hingga semua mengering, dan  saat itu ada gempa yang membuat kami sekeluarga terisolir hingga kami mati kelaparan, dan saat ajal akan menjemput aku berkata bila aku jadi hantu aku akan memakan semua yang belum pernah aku makan, dan ternyata aku jadi hantu" tutur Jira

" Gempa besar di sini hanya waktu Lampung Barat itu juga di tahun 1994"  kata Budi . Jira mengangguk.

" Ya tuan saya meninggal di tahun itu , setelah satu bulan gempa kami terkurung di ruang bawah tanah milik juragan kami" jawab Jira. Jira memang terjebak dalam reruntuhan rumah juragannya , yang saat itu juragannya sedang pergi keluar negri . Saat juragan nya datang mereka semua di temukan telah meninggal di ruang bawah tanah, Jira merasuki Adit saat Adit dan keluarganya datang bertamasya di Lampung Barat.

" Kalau begitu bagaimana bila sekarang aku mentraktir Jira " ucap Pak jali tiba tiba.

" Boleh, tapi jangan lupa menyantuni yatim piatu dan fakir miskin " ucap Budi mengingatkan

" Ya itu saya ga akan lupa " ucap pak jali cepat.

Pak jali memesan banyak roti yang di inginkan Jira , lebih dari empat puluh roti besar dia memesan .

" Kalau begitu saya pamit pulang dulu, sudah larut malam juga " pak Jali berpamitan setelah membelikan Jira makanan yang banyak .

" Ya pak , hati hati di jalan " ucap Budi.

Kini tinggal Budi yang kebingungan menempatkan Jira di mana.

" Tuan saya ,bisa tinggal di dalam cincin itu" ucap Jira yang mengerti akan kebingungan Budi .

" Emang bisa?" Tanya Budi tak percaya .

Jira tak menjawab tapi masuk ke dalam cincin langsung , tapi tak lama ia keluar lagi ,

" Lho kenapa??" Tanya Budi heran

" Tuan ini cincin siapa, ada taman yang indah di dalam" ucap Jira

" Ini pemberian seorang kakek yang pernah ku tolong " jawab Budi . Ia mencoba mencari ingatan sang guru apa ada benda seperti itu , lama mencari ternyata memang ada ,cincin sihir namanya . Dan itu berasal dari dunia atas, Budi harus meneteskan darahnya agar cincin itu mengakui dirinya sebagai pemilik cincin.

Budi melukai jarinya dan meneteskan darahnya di atas cincin yang berhias batu akik itu.

Brush

Budi tiba tiba masuk ke dalam cincin ,benar kata Jira ,ada taman yang indah berkabut di sana ,ada juga satu rumah di sana., energi yang ada di dalam cincin sangat kuat dan menggumpal menjadi kabut.

Budi memeriksa isi rumah itu tak ada apa apa, hanya ada meja kursi dan ranjang biasa di dalam kamar.

"Ya sudah kamu tinggal di sini saja, rawat rumah itu " ucap Budi sebelum pergi alam di cincin itu.

" Lho kok dari dalam, tadi aku masuk ga ada!?" Teriak Anto yang melihat Budi keluar dari dalam kamar, ia tadi masuk untuk membersihkan kamar itu karena tadi sangat kotor dengan banyak bungkus roti dan juga remahan roti di lantai.

" Kamu yang ga liat, aku tiduran kok di dalam" ucap Budi ngeles. " Mana kamu lihat aku di dalam cincin sihir" ucap Budi dalam hati.

" Anto menggaruk kepalanya yang tak gatal kebingungan , jelas jelas dia tadi membersihkan ranjang segala tapi tak ada siapa siapa

" Hantuuuu" Anto berlari kencang ketakutan di kira Budi hantu yang menyerupai Budi dan sedang menggodanya.

"Braaak'

"Aduuuh"

Anto yang berlari sambil melihat kebelakang menabrak pintu

" Antoooo,  aku mau minuuuu daraaahmu" Budi malah sengaja menakut nakuti Anto.

" Ampuuun Mbah, darahku pahit " Anto yang ketakutan langsung berlutut menutupi wajahnya

" Eh ada apa ini?" Tanya Nurul yang masuk melihat Anto berlutut sedang Budi lagi cosplay Buto Cakil.

" He he he , lagi latihan drama "

" Ayo sungkem, sampean ndekem Kulo antem " ucap Budi sambil berpura pura jadi Buto Cakil  ,

" Kamu beneran Budi!?" Tanya Anto. Nurul menggelengkan kepalanya melihat kelakuan keduanya yang lagi kumat bercanda.

" Oalah, nduwe konco kok koyo ngene amat ( ya ampun punya temen kok gini amat) " gerutu Anto sambil berdiri.

" Salah nya orang ganteng gini kok di bilang hantu" ucap Budi nyengir

" Kumat narsisnya." Celetuk Nurul.

" Kenapa lagi?" Tanya Budi yang melihat Anto meriksa celana sendiri .

" Untung ga ngompol" ucapnya , ternyata dia benar benar ketakutan tadi, Nurul dan Budi tertawa mendengar ucapan Budi.

" Eh ,rame amat" Linda dan Ade yang mendengar berisik di belakang menyusul

" Anto ngompoool" teriak Budi dan Nurul bersamaan

" Eh ,ga , bohong itu , aku ga ngompol!" Teriak Anto sewot di bilang ngompol .

" Ha ha ha" semua nya tertawa , Anto baru sadar ternyata dia di kerjai . Dia hanya bisa tersenyum kecut .