Apa jadinya jika jiwa seorang wanita terpidana mati,berpindah ke tubuh seorang wanita lemah dari jaman kuno?
Kanina, seorang terpidana mati yang hidup kembali di tubuh wanita lemah dari jaman kuno.
Dengan ruang di tangan,Dia perlahan menahlukkan dunia yang patriaki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35.Menghitung hasil
Kanina segera membereskan barang-barang mereka.
Amara dan Nanda begitu bersemangat,sehingga Kanina tidak perlu repot lagi untuk menyusun semua nya.
"Bu.."
Nanda tidak mampu melanjutkan ucapan nya ,namun mata nya yang berbinar cerah telah mengungkapkan segala nya.
"Besok kita masih harus berjualan,pegang baik-baik uang itu.Jika jatuh,maka kerja keras kita satu hari ini akan berakhir sia-sia."
Nanda dan Amara segera mengencangkan cengkraman mereka pada uang ditangan.
Kanina sengaja membiarkan kedua nya memegang uang tersebut,dia ingin melatih kedua anak ini untuk belajar bertanggung jawab.
Dia ingin ketiga nya dapat mandiri sehingga kelak ketiga dapat hidup layak dan penuh kemakmuran.
"Ayo membeli bahan-bahan untuk jualan besok."
Kanina membawa anak-anak menjelajahi pasar.
Dan tentu saja anak-anak sangat bahagia karna ini merupakan perjalanan pertama mereka.
"Roti roti,roti enak."
"Bubur manis,bubur manis."
"Jepit rambut cantik,silahkan dipilih."
"Sayur sayur ,daging ...."
Berbagai teriakan semangat dari para pedagang membuat anak-anak merasa bahagia.
"Kanina menuntun tangan mereka agar tidak mudah terlepas.
Kanina membawa anak-anak menuju Paman penjual daging terlebih dahulu.
"Paman berikan aku daging tanpa lemak satu kilo,dan daging dengan lemak tiga kilo."
Paman penjual daging langsung tersenyum bahagia mendengar permintaan Kanina.
"Wanita,kalian membeli banyak daging untuk apa?"
Paman penjual daging berbasa-basi.
Tangan nya dengan cekatan memotong dan menimbang daging ditangan.
"Kami berencana menjual makanan matang,Paman."
Kanina tidak ingin terlalu membicarakan bisnis apa yang ingin dia lakukan,maka dari itu Kanina hanya menjawab seadanya.
"Baik,ini daging mu.Dua ribu lima ratus untuk satu kilo daging tanpa lemak.Dan enam ribu untuk tiga kilo daging dengan lemak.Total nya delapan ribu lima ratus."
Kanina menerima daging itu dan berpura-pura memasukkan nya kedalam keranjang,padahal dia langsung memasukkan nya kedalam ruang.
Kemudian dia membayar uang nya kepada Paman itu dan segera pergi bersama dengan anak-anak nya.
"Kalian lapar?"
Kanina hampir melupakan perut kecil ketiga anaknya.
Mereka segera berhenti di sebuah kedai mie.
"Bibi tolong beri kami empat mangkuk mie kuah.Satu porsi besar dan tiga porsi kecil."
Perbedaan porsi besar dan kecil adalah mangkuk nya.Namun isian nya tetaplah lengkap.
Kanina tidak pernah pelit jika menyangkut makanan,namun dia juga tidak akan memesan dengan jumlah yang besar karna anak-anak tidak akan mampu menghabiskan nya.
"Ibu ,aku dan Nanda berbagi saja dalam satu mangkuk.Biar Ibu dan Lue juga berbagi,nanti uang kita habis."
Amara menarik-narik pakaian Kanina,wajah nya penuh dengan ekspresi keberatan ketika Kanina mengahabiskan banyak uang hanya untuk sekali makan.
Dia mencengkram erat kantong uangnya dan merasa sedih di dalam hati.
'Uang sangat sulit didapat,namun sangat mudah untuk menghabiskan nya' lirih nya didalam hati.
Kanina terkekeh geli melihat tingkah laku anak ini.
"Tenang saja,uang itu tidak akan digunakan sekarang.Semua ini kita beli menggunakan uang Ibu dulu."
"Saat kalian kelak sudah mandiri dalam berhitung,maka Ibu akan menggunakan uang dari hasil jualan kita"
Kata Kanina.
Bagaimanapun dia memiliki banyak uang dari hasil menjual jamur waktu itu.
Mana mungkin Kanina tega melirik kantung uang yang 'mungil' itu.
Wajah Amara seketika rileks ketika mendengar penjelasan Ibunya.
Bahkan saat mie datang,Amara sudah lupa tentang uang yang sulit didapat namun sangat mudah untuk dihabiskan.
Dia bahkan tidak sempat mengangkat wajah nya dari mangkuk.
Mungkin mie itu terlalu lezat atau mungkin karna dia bisa kenyang namun uang nya aman.
Kanina merasa geli melihat sikap 'pelit' dari gadis kecil itu.
Tidak sampai lima belas menit makanan mereka sudah habis,dan Kanina membayar semuanya.
Lalu mereka berlanjut untuk membeli kebutuhan lainnya,seperti piring,sendok,garpu,mangkuk dan perabot lainnya.
Dan seperti biasa,Kanina melemparkan semua barang-barang tersebut kedalam ruang.
Mereka juga berbelanjan baju dan sepatu baru.
Ada juga sandal lucu untuk kedua gadis kecil itu.
Dan terakhir mereka membeli bahan-bahan untuk membuat kue.
Kanina juga membeli banyak tepung,buah dan permen.
Ada juga sebuah payung.Mendekati awal september,cuaca nya menjadi semakin dingin,yang menandakan musim hujan akan tiba.
Kanina juga perlu berbicara serius dengan Ben menyangkut pembangunan rumah baru,karna hanya Ben yang dapat dipercaya oleh nya saat ini.
Setelah puas berbelanja,Kanina dan ketiga anak nya segera kembali ke desa.
♧♧♧♧♧♧
Kanina sedikit mengernyit ketika melihat tatapan penasaran dari para penduduk yang kadang berpapasan dengan mereka.
"Lihat itu! Meskipun benar dia berjualan,namun bagaimana mungkin langsung bisa mendapat uang banyak,untuk membeli banyak barang baru."
"Berarti gosip yang ku dengar itu benar adanya."
"Astaga! Dia benar-benar tidak punya malu lagi.Rehan bahkan masih muda dan kuat,namun istrinya,ck ck ck."
Lirih namun Kanina dapat mendengar apa yang mereka katakan.
Tampaknya gosip tentang dirinya mendapat uang dari seorang pri dengan cara yang tidak terpuji,semakin semarak saja.
Kanina awalnya sangat malas untuk menanggapi rumor murahan ini,namun jika keadaan nya menjadi serius begini,Kanina sepertinya harus turun tangan.
"Ayo percepat langkah kalian,kita akan menghitung hasil jualan kita hari ini."
Kanina tidak ingin anak-anak nya ikut mendengar ocehan-ocehan murahan dari para wanita yang tidak punya kesibukan ini.
"Baik Bu."
Ketiga anak itu tampak sangat bahagia ketika mendengar tentang uang.
Ketika sampai di rumah,Kanina dan anak-anak segera mengeluarkan semua uang yang mereka hasil kan hari ini.
"Nanda hitung berapa banyak lembar daun pisang yang habis kita gunakan hari ini.Agar kita tau berapa banyak porsi yang kita jual."
Nanda segera mulai menghitung lembar demi lembar daun pisang tersebut.
"Amara pisahkan koin dengan nilai seratus dan koin dengan nilai lima puluh.Agar kita lebih mudah untuk menghitungnya nanti."
Amara juga merupakan anak yang penurut.Dia segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Ibu nya.
Apalagi sudah sejak tadi dia ingin segera menghitung uang hasil jualan nya.
"Lalu apa yang harus aku lalukan Bu?"
Lue yang terlupakan bertanya dengan wajah yang lesu.
Rambut kepang dua nya tampak layu membuat pemandangan yang sangat lucu.
"Lue ,sayang Ibu cukup melihat kedua kakak mu bekerja.Perhatikan kedua nya agar tidak malas-malas dalam bekerja."
"Tapi aku juga ingin menghitung uang Bu! Aku juga ingin mendapatkan upah sama seperti kak Amara dan Kak Nanda."
Astaga!
Ternyata anak ini juga sangat menginginkan uang ternyata.
double up y thor