NovelToon NovelToon
Hadiah Penantian

Hadiah Penantian

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dokter
Popularitas:438
Nilai: 5
Nama Author: Chocoday

Riyani Seraphina, gadis yang baru saja menginjak 24 tahun. Tinggal di kampung menjadikan usia sebagai patokan seorang gadis untuk menikah.

Sama halnya dengan Riyani, gadis itu berulang kali mendapat pertanyaan hingga menjadi sebuah beban di dalam pikirannya.

Di tengah penantiannya, semesta menghadirkan sosok laki-laki yang merubah pandangannya tentang cinta setelah mendapat perlakuan yang tidak adil dari cinta di masa lalunya.

"Mana ada laki-laki yang menyukai gadis gendut dan jelek kayak kamu!" pungkas seseorang di hadapan banyak orang.

Akankah kisah romansanya berjalan dengan baik?
Akankah penantiannya selama ini berbuah hasil?

Simak kisahnya di cerita ini yaa!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chocoday, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepribadian Unik

Hanif tersenyum, "kamu suka nebak hal-hal yang aneh. Terus gak sadar sama kelakuan dan tingkah kamu yang bahkan orang-orang tertentu itu bisa terpikat sama kamu."

"Aku masih gak ngerti," timpalku.

"Gini deh. Kamu bilang kan tadi kalau kamu mau kurus cuman karena pengen pake baju yang gemes terus juga kamu bilang alasan aku follow kamu sampe chat dan bahkan terkesan lebih ramah sama kamu itu cuman karena buat jadikan kamu pasien konsul saya. Kamu itu unik tau, orang kurus tujuannya buat pamer ke orang atau balas dendam ke mantan pacar yang udah ninggalin misalnya, tapi kamu beda," jelasnya.

"Terus tadi bilang kalau aku kesannya kayak manfaatin kamu, padahal tanpa sadar aku deketin kamu sebagai laki-laki ke perempuan. Bukan untuk dijadikan pasien konsultasi diet," sambungnya membuatku berdehem lalu kembali minum air yang diberikannya.

Hanif menahan senyumannya.

"Udah ya! Sekarang jangan terlalu banyak di pikirin. Kalau kamu mau mulai dietnya, kamu bisa tanyain sama aku. Aku temenin kamu sampe berat badan impian kamu," ucap Hanif dengan senyuman.

"Makasih ya A!" ungkapku, "em.....maaf kalau tadi buat marah."

Hanif terkekeh pelan, "gak apa-apa. Aku cuman kesel aja tadi kamu tiba-tiba panggil Kak."

"Emangnya kenapa pake kesel?" tanyaku.

Hanif menelan ludahnya dengan tatapan datar padaku.

Nih cewek emang gak peka gak ternyata!!

Susah juga ya deketin nya.

"Kok malah melamun?" tanyaku.

Hanif menggelengkan kepalanya, "gak enak aja didengernya."

"Padahal lebih cocok dipanggil Kak Hanif dibanding A Hanif," timpalku.

"Kamu bukan adik aku, buat apa manggil kakak," tukasnya membuatku menahan senyuman.

Aku melirik ponselku, "loh udah jam segini ternyata. Aku pamit pulang dulu ya A! Makasih minumnya," ungkapku.

Hanif mengangguk, "hati-hati ya! Kalau udah sampe bilang."

"Gimana bilangnya?" tanyaku spontan.

"Kan bisa chat,"

Aku terkekeh pelan, "lupa kalau udah sering chat-an."

"Ya udah sana. Nanti bapak nungguin kamu lama," ucapnya membuatku mengangguk lalu pamit turun melalui tangga darurat.

Aku berjalan menuju parkiran, dimana bapak ternyata merokok di sana dengan petugas di parkiran.

"Pak ayo!" ajakku membuat pria paruh baya itu menoleh lalu mengangguk mengiyakan.

Bapak melajukan mobilnya dengan santai—keluar dari rumah sakit menuju rumah.

"Kok tadi gak panggil bapak?" tanyanya.

"Gak usah ditemenin juga, pak. Neng cuman diperiksa dikit, abis itu ngobrol," jawabku.

"Apa katanya?" tanya bapak, "harus kontrol lagi?"

Aku menggelengkan kepala, "katanya udah boleh makan nasi cuman belum boleh makan yang keras-keras. Terus gak perlu kontrol lagi, tapi kalau ada keluhan seminggu ke depan ya harus ke sini lagi."

"Jaga makanannya berarti, jangan diet terlalu ketat. Kamu bukan diet sih namanya itu mah, tapi nyiksa diri," ucap bapak membuatku terkekeh pelan.

Sebelum pulang, bapak mengajakku untuk makan siang lebih dulu di salah satu rumah makan lesehan. Cukup ramai karena sedang jam makan siang.

Kita berdua duduk pada saung lesehan yang masih tersisa—dekat dengan kolam ikan yang cukup banyak isinya. Tapi terlihat sedikit kotor karena sampah yang dibuang sembarangan. Apalagi banyak anak-anak yang sembarangan memberi makanan pada ikan.

Aku memesan ikan bakar dengan nasi biasa, begitupun dengan bapak yang memilih untuk memesan menu yang sama.

"Padahal berdua aja pak. Nasinya yang 2, soalnya kayaknya gak bakal abis," ucapku.

"Kalau gak abis tinggal bungkus aja," jawab santai bapak membuatku mengangguk mengiyakan.

Sedang menunggu pesanan datang, seorang anak laki-laki datang menghampiri kita berdua sembari mengejar-ngejar anak kucing yang memang ada di rumah makan.

Aku menangkap anak kucingnya agar kucing itu diam, begitupun dengan anak laki-laki yang mengejarnya.

"Sini duduk adiknya!" pintaku sembari menepuk tempat kosong di sampingku, "kucingnya duduk juga tuh!"

Anak itu dengan senyumannya duduk di sampingku sembari mengelus kucingnya dengan lembut.

"Radit!!! Radit!!" panggil seseorang membuatku menoleh pada sang anak.

"Itu mamah kamu bukan?" tanyaku menunjuk seorang wanita yang sedang mencari seseorang.

Anak itu mengangguk.

"Teh di sini!" ucapku sembari mengangkat tangan untuk memberitahunya.

Wanita itu menghela napasnya lega, lalu menghampiriku. Ia sempat tersenyum pada bapak lalu menoleh pada anaknya, "kamu lagi ngapain di sini?" tanyanya, "ayo sini nanti ganggu tetehnya makan!"

"Gak mau mamah, kucingnya ada di sini sama teteh," tolak sang anak.

Aku tersenyum mendengarnya, "gak apa-apa, teh. Biarin di sini aja dulu, saya bantu jaga."

"Ih nanti malah ngerepotin kamu, dia anaknya bandel. Takutnya malah kelayapan," ucapnya.

"Gak bakalan teh. Kayaknya dia suka kucing, makanya tadi ngejar-ngejar terus anak kucingnya," timpalku.

Wanita itu mengangguk, "iya soalnya om-nya di rumah emang pelihara kucing. Makanya dia suka." Aku mengangguk paham mendengarnya.

"Kalau gitu saya titip di sini boleh?" tanyanya.

Aku mengangguk, "gak apa-apa teh. Biarin aja di sini," jawabku dengan senyuman.

Wanita itu kembali untuk makan, sembari sesekali memperhatikan anaknya yang terlihat anteng bersamaku. Bahkan ketika aku makan siang pun, anak itu sama sekali tidak mengganggu. Hanya diam mengelus anak kucing yang masih duduk anteng denganku.

Setelahnya, mereka pamit lebih dulu karena sudah selesai. Anak itu menangis karena harus berpisah dengan kucingnya. Begitupun denganku yang masih tersenyum melihat anak itu dibawa oleh mamahnya untuk pulang.

"Neng," panggil bapak membuatku menoleh padanya.

"Kamu suka anak kecil, kenapa gak coba ngelamar jadi guru paud aja?" tanya bapak.

"Gak mau ah. Ibu-ibunya kebanyakan nyebelin, nanti neng jadi sasaran amuk mereka," ucapku membuat bapak terkekeh.

"Jangan yang di dekat rumah! Yang di dekat rumah abang kan ada paud tuh. Siapa tau bisa terima lulusan SMA," ucap bapak membuatku menghela napas.

Sebenarnya bukan tidak mau, justru aku memang ingin bekerja sejak dulu. Tapi karena abang sudah menikah dan menetap di kota, aku merasa harus bertanggung jawab dengan orangtua yang sudah tidak lagi muda. Apalagi mamah sempat sakit beberapa tahun lalu, menjadikan aku memilih untuk diam di rumah.

Aku mengangguk pelan, "nanti neng cari tau kalau tempatnya ada lowongan yang cocok." Bapak mengangguk mengiyakan.

Sebenarnya juga, bapak tidak pernah memaksa aku untuk bekerja. Bahkan ia bilang bahwa aku—anak perempuan—adalah tanggung jawabnya sampai menikah. Tapi aku sempat mengeluh bosan di rumah, makanya berbicara ingin bekerja hanya untuk mengisi waktu luang saja.

Orangtuaku juga sebenarnya tidak tahu jika aku seorang penulis di salah satu platform terkenal sekarang. Sekalipun memang tidak sebanyak orang lain mendapatkan penghasilan tapi lumayan bisa menambah tabunganku sedikit-sedikit.

Singkat cerita, aku dan juga bapak sudah sampai di rumah. Aku masuk lebih dulu ke rumah lalu ke kamar karena merasa lelah.

Panggilan masuk pada ponsel membuatku segera mengambilnya dari tas.

"Assalamualaikum!!"

"Waalaikumsalam,"

"Ini siapa?"

"Loh gak di save nomornya?"

1
Chocoday
Ceritanya dijamin santai tapi baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!