NovelToon NovelToon
Jawaban Untuk Kimi

Jawaban Untuk Kimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: EmbunPagi25

Kimi Azahra, memiliki keluarga yang lengkap. Orang tua yang sehat, kakak yang baik, juga adek yang cerdas. Ia miliki semuanya.

Namun, nyatanya itu semua belum cukup untuk Kimi. Ada dua hal yang belum bisa ia miliki. Perhatian dan kasih sayang.

Bersamaan dengan itu, Kimi bertemu dengan Ehsan. Lelaki religius yang membawa perubahan dalam diri Kimi.

Sehingga Kimi merasa begitu percaya akan cinta Tuhannya. Tetapi, semuanya tidak pernah sempurna. Ehsan justru mencintai perempuan lain. Padahal Kimi selalu menyebut nama lelaki itu disetiap doanya, berharap agar Tuhan mau menyatukan ia dan lelaki yang dicintainya.

Belum cukup dengan itu, ternyata Kimi harus menjalankan pernikahan dengan lelaki yang jauh dari ingin nya. Menjatuhkan Kimi sedemikian hebat, mengubur semua rasa harap yang sebelumnya begitu dasyat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon EmbunPagi25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Pasar Kabumi

Kimi baru tahu kalau Arkan itu mengejutkan, sepulang dari tempat Papa. Pagi ini, Arkan mengajaknya untuk mengelilingi pasar tradisional yang berada di jalan Kabumi.

Mereka harus memasuki gang, lalu melewati jalan yang berbelok-belok di antara rumah warga untuk bisa sampai pada pasar yang Arkan maksud.

Arkan menepikan motornya, lalu memarkirkan ditempat parkir dipasar Kabumi.

Jadi, ini adalah yang perdana untuk Kimi, menyusuri jalan setapak, merasakan cuaca panas yang terasa menyengat kulit, hingga menembus atasan blouse yang ia kenakan. Dari kanan dan kiri, Kimi dapat melihat para penjual yang berjejer dengan berbagai dagangannya. Terlihat semarak dan Kimi dapati ia sanggup berada di sini lebih lama lagi.

"Mas, sering kesini?" Ia bertanya pada Arkan yang kini berjalan di sampingnya menyusuri pasar.

"Dulu, waktu Ayah masih ada. Sekarang udah ngga. Dan ini lagi pertama, bareng kamu." Arkan menatapnya sebentar.

Kimi mengangguk, lalu tatapannya tertuju pada lapak aksesori.

"Mau lihat yang di sana, Mas!" Kimi menunjuk lapak penjual aksesoris itu.

"Gelang titanium, Neng Tidak usah ditawar lagi, harga sudah bisa di jangkau." Ucap Abang penjualnya, saat melihatnya mendekat.

Mata Kimi berbinar cerah saat melihat berbagai aksesoris. Ada tas dari anyaman rotan, topi, syal, kacamata, juga berbagai perhiasan gelang, kalung, cincin dan bros.

Kimi mengambil tiga gelang yang berhasil menarik atensinya. Melihat setiap bentuk dari gelang.

"Itu gelang titanium, Neng. Anti karat, ringan di pakai. Cocok untuk istri agar suami tetap cinta." Ucap Abang penjual sembari terkekeh, dengan kalimat yang berlebihan menurut Kimi.

"Kalau sama orang lain tadi, saya jual dengan harga sesuai barang. Kalau sama Neng ngga papa harga pas aja, deh."

Kimi terkekeh mendengar ucapan abang penjualnya. Bukankah, harga untuknya dan pembeli sebelumnya sama saja.

Kimi mengambil tiga gelang dengan bentuk yang berbeda, ia menanyakannya pada Arkan.

"Bagusan yang Mana, Mas?"

"Bagus semua, Dek." Jawaban Arkan membuat Kimi mengerutkan kening hingga kedua alis nya hampir menyatu.

"Yang paling bagus, Mas." ucapnya lagi memperjelas kalimatnya.

"Mas ngga ngerti,Dek. Menurut Mas semuanya bagus, Kalau kamu suka semuanya. Beli aja ketiganya." jawab Arkan yang terasa menyebalkan untuk Kimi, membuatnya merengut.

"Ambil tiga, Neng. Bisa dipakai tangan kanan kiri. Bonus satu di kaki. Ples menghilangkan kebingungan" ucap abangnya dengan masih terkekeh.

Melihat Kimi yang merengut, membuat Arkan tidak nyaman. Sampai akhirnya ia memilih salah satu dari gelang dengan asal. Karena menurut Arkan ketiga gelang itu semuanya bagus, dan Kimi bisa memiliki ketiga nya tanpa harus memilih salah satu.

"Mas sukanya yang ini, Dek." ujarnya kemudian, pada gelang serut titanium dengan liontin bunga kecil.

"Yang ini?" tanya Kimi seraya mengangkat tinggi gelang dengan liontin bunga kecil itu.

Arkan mengangguk pelan, dan terperangah saat Kimi justru membeli gelang serut titanium dengan liontin kupu-kupu dewasa itu.

"Beli yang ini, Bang!"

Mungkin abang penjualnya sama terkejutnya dengan Arkan hingga bersuara dengan menahan tawa.

"Bahaya Mas! Bisa-bisa ngga diajak bicara lagi sampe tanggal gajian." ucap penjualnya yang membuat Arkan mengeryit tak mengerti.

Memangnya kenapa?

"Maksudnya istri saya, Mas. Kalau lagi ngambek, ngga mau bicara dengan saya sampai dapat duit jatah bulanan." Abang penjualnya tertawa seraya memberikan uang kembalinya pada Kimi yang hanya diam.

Ngambek? Mungkin kah, Kimi ngambek?

Satu kata itu tanpa sadar membuat Arkan menarik kedua sudut bibirnya dengan arah berlawanan dan lama-kelamaan menjadi kekehan, Sementara Kimi menatapnya dengan mendelik tak suka. Membuat Arkan berdehem demi bisa menyingkirkan tawanya yang nyaris lepas.

Kimi itu lucu, dan kata ngambek menjadikannya dua kali lipat lebih lucu.

"Maaf, yah. Mas Benaran ngga ngerti." Ucapnya dengan sungguh-sungguh, ia bahkan harus mengangkat kedua tangannya yang menekuk, menyisakan dua jari telunjuk dan tengah saat menemukan Kimi yang menatapnya tak peduli.

"Serius, Dek."ucapnya seraya mengikuti Kimi yang lanjut berjalan melihat pasar.

"Benaran ngambek, ini?" Arkan bertanya dengan mengulum senyum menatap Kimi yang acuh tak acuh.

"Nggak!" Jawaban Kimi dan cara wanita itu membuang pandangan darinya justru terlihat begitu lucu dimata Arkan.

Dengan kesadaran penuh, Arkan melingkarkan tangannya di bahu wanita itu. Merangkulnya dengan perasaan membuncah yang tidak ia mengerti.

"Mas!" Protes Kimi, matanya mendelik tak suka." Jangan, gini!"

"Banyak orang, Dek. Kamu ngga takut nyasar?" Dan pertanyaannya membuat Kimi diam, bahkan saat ia melepaskan rangkulannya dan melarikan tangannya untuk menggenggam tangan mungil dengan kulit putih cerah itu. Kimi diam tanpa protes lagi, mungkin membenarkan ucapannya barusan.

Mereka keluar dari area pasar saat sudah merasa puas mengelilingi pasar Kabumi dengan membawa belanjaan yang telah Kimi beli. Oh, Kimi tadi juga sangat menyukai berbagai cemilan yang dijual dipasar Kabumi.

Ia suka Kue Lumpur yang Arkan beli untuknya, kue Lapis, Dadar Gulung, kue Pukis dan banyak lagi hingga Kimi merasa kekenyangan, Sampai-sampai ia merasa perutnya akan meledak saat itu juga.

"Adek mau temanin Mas ke tempat lain dulu, ngga?" Tanya Arkan dengan suara keras agar Kimi bisa mendengarnya diantara deru mesin motor dan kendaraaan lain yang melintas.

"Kemana, Mas?"

"Nanti Mas kasih tahu. Belum capek, kan?"

Barangkali Arkan dapat melihat anggukan Kimi yang terlihat dari kaca spion motor hingga lelaki itu mengambil jalur yang berbeda dari arah pulang.

Motor Arkan berhenti di depan tempat fotokopian, di atasnya tertulis 'Dapat Dipercaya'.

"Wiihh ... Mas Arkan baru datang juga." Sapa seorang Bapak rambut plontos itu saat mendapati kedatangan Arkan. Wajah Bapak itu girang dengan senyum lebar.

Kimi mengikuti langkah Arkan yang membawanya masuk lebih dalam.

"Baru bisa kemari, Mang!" Jawab Arkan pada Bapak itu seraya mengambil botol mineral dari dalam freezer lalu menyerahkannya pada Kimi setelah membuka segelnya.

"Ini Mang Danang, Dek. Yang jaga toko ini." Arkan mengenalkannya pada Bapak itu, yang menatapnya dengan senyum lebar juga.

"Inget, ngga? Mas Danang ada hadir di pernikahan kita."

Kimi menggeleng pelan, rasanya ia baru melihat Mang Danang yang Arkan Maksud barusan atau ia hanya lupa karena memang tidak memerhatikan orang lain saat itu.

"Maaf yang Mang, saya ngga terlalu memerhatikan orang lain waktu pernikahan saya kemaren." Ucapnya tulus pada Mang Dang yang hanya terkekeh sembari mengibas tangannya.

"Kenapa malah minta maaf, sih, Neng. Wajar ngga inget, orang banyak kemaren. Muka saya juga ngga cocok di ingetin." Ucapnya dengan tawa membahana membuat Kimi jadi sedikit merasa tak enak.

"Saya itu pegawai Mas Arkan ini, Neng. Udah lama kerja di sini." Lanjut Mang Danang lagi.

"Duduk sini, Dek." Ucap Arkan seraya meletakan kursi plastik di dekatnya.

"Mas Arkan percaya aja sama saya, Neng. Usahanya aja di urus sama saya. Orang lain mah, mana mau percaya sama mantan napi, kaya saya."

Pernyataan itu barangkali mengejutkan untuk Kimi, hingga ia menoleh pada Arkan yang menatap padanya, mencari penjelasan dari lelaki itu.

"Cuma salah tuduh, Dek. Tapi Mang Danang harus menjalani hukuman sebagai pencuri."

Arkan menghela napasnya.

"Mang Danang ngga bersalah, tapi ngga bisa apa-apa karena semua bukti mengarah ke Mang Danang sendiri."

1
Asrar Atma
nyengir ngga kim
Asrar Atma
eh ,Abang Ar ini udah suka kah sama kimi
Asrar Atma
meskipun tidur ngorok dan ileran tetap suka kan Abang Ar
Asrar Atma
ujung kuping yang disentuh pun, aku bacanya baper
Kesini
pusing gak sih Thor?
Asrar Atma: aku juga penasaran pusing ngga Thor?/Slight/
total 1 replies
Asrar Atma
Abang Ar, hati-hati dijaga hatinya istri/Angry/
Kesini
lanjut Thor
Kesini
ah manis
Kesini
Alhamdulillah, ada hikmahnya saya tidak jadi pelakor
Asrar Atma
beda emang doa orang baik, kata-kata nya terusan indah nih
Asrar Atma: tersusun
total 1 replies
Abel Peony
Unyuk?/Drowsy/
Asrar Atma
tumbuhkan lah benih cinta itu/Determined/
Asrar Atma
aku malah bacanya ngga cantik tadi, jadi ngulang lagi baca nya ternyata salah
Kesini
ku kira murahan tadi/Curse/
Kesini
lah lah bearti kamu sayang kimi
Kesini
mang Danang sama man dang memang kembar
Kesini
habis panen langsung ngembengkel
Kesini
belikan saya kue
Asrar Atma
cuma dinovel yang nyebelin gini jadi lucu
Asrar Atma
itu adalah kebiasaan perempuan yang ngga tahu kenapa, tapi percaya deh aku juga kesal kalo jadi abang Arkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!