Ini kisah remaja SMA yang bernama Zo Paksa, putra bungsu dari pasangan Victor dan Sera Paksa. Dia dijodohkan dengan anak sahabat Papanya yang bernama Bintang Armada hanya demi sebuah nilai.
lucu, bukan?
Nah, ini hanya cerita karangan belaka untuk sekedar menghibur di waktu luang. semoga bermanfaaat. penasaran? baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PBS 19
Rumah sakit X
Terlihat didalam ruang jenazah dokter dan dua orang perawat baru saja selesai menyelimuti dua jenazah yang baru saja selesai dimandikan dan sudah dikafani. Dokter dan dua perawat ini tinggal menunggu kehadiran keluarga yang akan menjemputnya saja.
Suara pintu yang terbuka kasar membuat dokter dan juga dua perawat reflek menatap arah pintu. Disana terlihat dua orang berlawan jenis dengan wajah yang tidak baik-baik saja perlahan mendekat.
Mereka tidak lain adalah Victor dan Sera. Mereka baru saja sampai dan diarahkan oleh perawat untuk menuju ruang jenazah ini.
"Dok! Benarkah atas nama Johan dan Talita ada diruang ini?" tenggorokan Victor tercekat.
"Ya, apa Anda adalah keluarganya?" tanya dokter.
"Ya, kami keluarganya." Victor berbohong demi kebaikan.
"Baiklah. Jenazah sudah dimandikan dan dikafani oleh pihak rumah sakit. Setelahnya tolong tuan dan nyonya yang mengurusnya untuk pemakaman." kata dokter.
"Baik dok, terimakasih."
...----------------...
Disekolah, Viola hari ini pulang lebih awal karena semua guru ada rapat mendadak. Dengan senyum cerianya Viola berdiri didepan gerbang sekolah menunggu ojek online pesanannya.
Tak lama, hanya sekitar lima menit ojek online tersebut datang, dan Viola mengarahkannya untuk menuju rumah sakit dimana kak Bintang berada.
"Ambil saja kembaliannya, Pak." kata Viola sesampainya didepan rumah sakit K.
"Terimakasih, Dek. Semoga berkah ya, adek sekeluarga diberikan kebahagiaan." pak supir ojek online mendo'akan.
"Aamiin." Viola mengaminkan.
Dengan langkah percaya diri akhirnya Viola sampai didepan ruang rawat melati. Dengan senyum mengembang Viola masuk dan senyumnya semakin melebar tatkala melihat sang kakak tengah duduk diatas brankarrr, menoleh kearahnya.
"Baru pulang, Vio?" tanya Bintang.
Viola mengangguk, menaruh tas disofa lalu mendekati sang kakak. "Kakak sudah boleh pulang?" tanyanya sambil duduk ditepian brankarrr.
"Tadi dokter mengatakan kakak boleh pulang sepuluh menit lagi." kata Bintang menatap wajah Viola yang selalu ceria. "Mommy dimana?"
"Aku pulang naik ojek online. Daddy atau Mommy tidak ada yang menjemputku. Kupikir Daddy dan Mommy disini sibuk menjaga kakak sampai lupa tidak menjemputku," kata Viola, dia turun dari tepian brankarrr dan mengambil buah apel diatas nakas.
Bintang menggeleng melihat kelakuan adiknya. "Itu apel dari Zo loh Vio! Jangan dimakan!" Bintang merebut apel dari tangan Viola. Menaruhnya kembali diatas nakas, dipiring.
Viola cemberut. "Aku lapar, Kak. Memangnya kenapa kalau apel itu dari Kak Zo? Sudah dikasih ke kakak jadi boleh dong kalau aku makan," Viola kembali mengambil apel tersebut dan mengigitnya, Viola tidak peduli dengan larangan kak Bintang.
Bintang berdecak melihat Viola yang tetap memakannya. Bukan apa-apa hanya saja Bintang masih kesal perkara perjodohan ini. Rasanya apapun itu yang berkaitan dengan perjodohan Bintang malas dan tak suka.
"Kak, apelnya manis banget loh. Kakak tidak ingin mencobanya?" Viola menyodorkan apel yang sudah digigit agar kakaknya ikut mencicipinya.
Bintang mencibir tanpa minat mengigitnya. "Untukmu saja. Kakak tidak mau. Biar nanti aku minta Daddy atau Mommy untuk membeli yang banyak." bicaranya terdengar jika Bintang sangat tak menyukai apapun yang bersangkutan dengan Zo.
Kenyataannya Bintang masih merasa sulit untuk menerima hubungan baru, orang baru, apalagi hubungan yang juga lebih serius. Bintang masih takut untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Dan disaat Daddy dan Mommy datang Bintang akan mengatakan pada Daddy dan Mommy jika dia tetap menolak untuk dijodohkan.
Bintang tak peduli jika nantinya daddy ataupun mommy akan marah padanya. Yang jelas perasaan Bintang tidak bisa dipaksa. Namun dalam benak Bintang tetap ada harapan kecil jika mommy dan daddy akan menerima keputusannya dengan baik dan tetap seperti biasanya. Daddy dan Mommy akan tetap menyayanginya.
"Kak, tadi disekolah ada cowok tampan loh. Aku sepertinya suk... Ah! aduh! Kak, sakit kak! Sakit!" Belum sempat menyelesaikan kata-katanya Viola merasakan sakit ditelinga karena kak Bintang menjewernya sangat kencang.
"Masih SMP Vio, jangan dulu memikirkan cowok! Apa kau mau disakiti seperti Kakak, hah? Aku saja malas pacaran lagi!" omelnya sembari melepas jeweran ditelinga Viola.
Viola meringis sambil mengusap telinganya yang menjadi terasa panas. "Aku hanya bercerita, Kakak! Masa langsung dijewer, his!" desis Viola, kesal, sambil menggigit apel.
Satu jam kemudian.
Bintang dan Viola gelisah didalam ruangan melati. Mereka berdua tengah menunggu sang Daddy dan Mommy yang sejak tadi mereka hubungi namun ponselnya tidak aktif sama sekali.
Sudah waktunya untuk pulang, tentu Bintang sengaja ingin menunggu dijemput. Tetapi jika ponselnya saja tidak aktif Bintang terpaksa akan pulang naik taksi bersama Viola.
"Mungkin Daddy dan Mommy sibuk dikantor. Kita pulang naik taksi saja, Kak. Kau sudah tidak pusing, bukan?" tanya Viola, memastikan.
Bintang pasrah dan mengiyakan. Namun, baru saja mereka akan keluar dari ruangan. Suara pintu terbuka dari luar terdengar. Bintang dan Viola menoleh, disana om Victor datang dengan wajah yang terlihat berbeda.
"Kalian akan kemana?" tanya Victor dengan ekspresi wajah yang tak bisa ditebak.
"Kita ingin pulang, Om. Soalnya Kak Bintang sudah diperbolehkan pulang." Viola yang menjawab dengan wajah cerianya.
"Sukur lah jika seperti itu. Ayo!"
"Kemana Om?" Bintang dan Viola nyaris bersamaan bertanya.
Victor tersentak dia tahu mungkin ini terkesan aneh bagi Bintang dan Viola. Tapi mau bagimana lagi kenyataannya Victor yang merasa diberi tanggung jawab oleh Johan.
"Om, akan mengantar kalian pulang. Daddy dan Mommy kalian sudah menunggu dirumah. Ayo!" ajaknya dengan perasaan bercampur aduk.
Bintang dan Viola bertatapan, tentunya merasa aneh. Mengapa om Victor yang menjemput? Ingin bertanya banyak tetapi memilih untuk diam dan menurut saja. Toh bisa bertanya pada daddy dan mommy nanti dirumah, bukan? Pikir Viola dan Bintang.
Diperjalanan pulang.
Tak ada yang bersuara, hanya ada suara mesin mobil yang terdengar. Aneh! Padahal didalam mobil ini ada om Victor, Bintang, Viola, dan juga Zo yang juga memaksa agar diperbolehkan pulang.
Dan tak butuh waktu lama hanya sekitar tiga puluh menit saja mobil Victor telah sampai didepan gerbang rumah besar nan mewah berlantai dua. Rumah yang familiar bagi Viola dan Bintang, karena itu memanglah tempat tinggalnya. Namun begitu mobil masuk melewati gerbang ada satu hal yang menarik perhatian Bintang dan Viola.
Bendera warna putih yang tersemat disisi gerbang. Lalu ketika mobil akan menuju garasi dari dalam mobil sini Bintang dan Viola melihat ada banyak orang didalam rumahnya dengan pakaian serba hitam. Bintang dan Viola saling bertatapan, mereka tak bisa untuk tak bertanya.
"Om! Dirumah ada acara apa? Apa acara itu termasuk alasan Daddy meminta Om untuk menjemputku?" tanya Bintang.
,, beldelai beldelai ail matanieee...