NovelToon NovelToon
Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Penguasa Sekte Chaos: Dari Abu Menuju Takhta

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Balas Dendam / Sistem / Iblis / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Isekai
Popularitas:944
Nilai: 5
Nama Author: febri_yeee

nre: Fantasi, Aksi, Sekte-Building, Antihero, Overpowered

Sinopsis:

Di benua Elvaria, kehormatan dan kesetiaan adalah dua mata uang paling berharga. Namun, bagi Kael Arvane, seorang jenderal muda yang pernah menyelamatkan kerajaannya dari kehancuran, keduanya hanyalah ilusi yang bisa dibakar oleh kekuasaan.

Dikhianati oleh rajanya sendiri dan difitnah sebagai pengkhianat, Kael diburu, disiksa, lalu dilempar ke lembah kematian yang dikenal sebagai "Jurang Sunyi"—tempat para monster, penjahat, dan kutukan abadi bermuara. Tapi justru di tempat itulah "Sistem Chaos Sovereign" bangkit dari sisa jiwanya yang penuh dendam.

Dengan sistem itu, Kael mampu menciptakan sekte dari nol: Sekte Chaos, sekte tanpa aturan moral, tanpa dogma suci—hanya kekuatan, kebebasan, dan ambisi pribadi. Ia mulai merekrut orang-orang yang dibuang oleh dunia: budak, pembunuh, monster setengah manusia, penyihir terkutuk, bahkan mantan bangsawan pengkhianat.

Dari mereka, ia membentuk Dua Belas Pilar Chaos

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon febri_yeee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Langit Retak, Dewa Pertama Turun

Denting waktu seolah berhenti. Di langit yang dahulu biru, kini muncul retakan hitam menganga lebar seperti mata iblis yang terjaga dari tidur panjangnya. Retakan itu merambat, menyebar seperti sarang laba-laba hingga menelan satu sisi langit Kosmos.

Dari celah tersebut, sebuah tangan raksasa keluar—bukan tangan daging, tapi tangan cahaya menyilaukan, terdiri dari hukum-hukum yang tertulis dalam huruf-huruf kuno, bergulir dalam urutan yang bahkan Aresh tak bisa tafsirkan.

Para murid Sekte Chaos bersimpuh dalam ketakutan. Beberapa menjerit. Yang lain mulai berdoa—meski mereka tak tahu pada siapa.

Kael berdiri tegap di ujung tebing, jubahnya berkibar, matanya memandangi langit retak itu tanpa gentar. “Dewa pertama... telah turun.”

Zareth, dengan napas berat, berkata, “Itu... Avatara dari Dewa Penjaga Hukum, Nyxar.”

Velra menambahkan, “Legenda bilang, hanya dunia yang mengubah hukum yang akan diserang oleh tangan pertamanya.”

Aresh menatap retakan itu dengan mata tajam. “Mereka datang bukan untuk memperingatkan... tapi untuk menghukum.”

Kael mengangkat tangannya, dan dari tanah, muncul lingkaran sihir yang belum pernah terlihat oleh siapapun—terbuat dari pecahan hukum lama yang telah ia ubah.

“Jika ini adalah ujian... maka biarlah Sekte Chaos menunjukkan bahwa kami tidak hanya menantang langit. Kami akan mengukir ulang isinya.”

Dan saat itulah... Avatara Nyxar turun sepenuhnya.

Sosoknya menjulang di atas pegunungan, lebih besar dari kastil mana pun, terdiri dari cahaya dan rantai. Di tangan kirinya ada kitab emas, di tangan kanannya ada pedang putih transparan. Wajahnya tak memiliki bentuk—hanya cahaya menyilaukan dengan suara menggelegar dari setiap sisi:

"Kau yang menyentuh Hukum Darah... telah melanggar Perjanjian Langit. Hukuman: Pembersihan."

Tanpa peringatan, pedangnya mengayun ke arah markas utama Netherion.

Namun...

Terdengar bentakan.

“SEMUA PILAR, MAJU!”

Dua belas Pilar (dan Aresh, yang kini Ketigabelas) berdiri di depan pasukan murid. Mereka membentuk formasi aneh—tiga garis memanjang, membentuk segel kuno yang dikenal sebagai Formasi Penolak Ilahi.

Kael sendiri melompat ke udara, mengangkat tangannya. Simbol di dahinya menyala, memanggil kekuatan dari dimensi kekacauan murni.

Seketika dunia sekelilingnya menjadi abu-abu, dan Kael menembakkan tombak energi hitam pekat yang menembus udara.

Tombak itu menghantam pedang Nyxar.

BOOM!

Benturan menciptakan gelombang energi besar yang menghancurkan puluhan gunung di kejauhan. Namun lebih dari itu—tombak Kael berhasil menahan serangan pertama Dewa.

Para murid yang menyaksikan... mulai bersorak. Mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa pemimpin mereka menahan Dewa.

Namun Kael tahu... ini baru awalnya.

---

Aresh memimpin Pilar untuk mengaktifkan pilar ritual kedua—Gerbang Penghapus Identitas. Pilar-pilar kuno muncul dari tanah, memancarkan cahaya biru yang menyerang bagian tertentu dari tubuh Nyxar—bagian yang terdiri dari hukum absolut.

“Jika kita bisa menulis ulang identitas Avatara, kita bisa menurunkannya dari status ilahi menjadi entitas biasa,” kata Aresh.

Namun hal itu tak mudah.

Zareth diserang oleh proyektil hukum yang membuat darahnya membeku. Velra menahan pasukan ilusi yang muncul dari tubuh Avatara—bayangan penyesalan, ketakutan, dan rasa bersalah dari tiap murid yang pernah bergabung ke Sekte Chaos.

“Ini bukan hanya serangan kekuatan... ini ujian mental,” ujar Velra.

Kael, yang masih bertarung di udara, perlahan mulai kehilangan kekuatan. Tapi ia menatap tanah—pada para murid yang masih bertahan, percaya. Matanya membara.

“KITA TIDAK BERJUANG UNTUK KUASA... KITA BERJUANG UNTUK HAK MENENTUKAN DIRI KITA SENDIRI!”

Teriakannya mengguncang medan. Bahkan Avatara berhenti sesaat.

Itulah momen yang dibutuhkan Aresh.

Ia menulis ulang identitas Avatara di udara, mengganti namanya, menyentuh inti ilahinya, menuliskan satu nama yang menurunkan statusnya:

"Nyxar, kini kau hanyalah Penjaga Kosong."

Dan dalam sekejap...

Cahaya Avatara meredup.

Ia jatuh ke tanah, menghancurkan lembah besar.

Kini, bukan dewa.

Hanya... makhluk kuat yang kehilangan puncaknya.

Kael turun, menghampirinya. Avatara, dalam bentuk manusia biasa, memandangnya dengan campuran rasa takut dan kagum.

“Kau... sungguh berhasil mengubah hukum dunia,” katanya.

Kael mengangguk. “Kau bukan musuh terakhir. Tapi kau... jadi saksi bahwa manusia tidak selamanya di bawah langit.”

Ia mengangkat tangannya. Dan dari langit yang telah retak, satu cahaya baru muncul.

Simbol Sekte Chaos kini bersinar di langit, menggantikan bintang utara.

Para murid berlutut. Pilar berdiri dalam hening.

Hari itu ditulis sebagai: Hari Pemecah Langit.

---

Namun jauh di luar langit dunia...

Di dimensi asal para dewa...

Sosok berjubah putih duduk di takhta api.

Ia membuka matanya. Tidak seperti Nyxar, matanya tidak berisi cahaya.

Namun... kekosongan.

Ia menatap dunia bawah. Lalu berbisik:

“Chaos telah menemukan tulang punggungnya. Maka izinkan aku memperkenalkan... pilar terakhir dari langit.”

Dan dalam kegelapan itu, terbentuk siluet baru—berpakaian seperti Kael, namun matanya merah membara, membawa aura pengkhianatan dan amarah.

Sekte Chaos mungkin telah mengukir sejarah...

Namun langit belum memainkan bidak terakhirnya.

---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!