Seorang pria yang terdampar ditengah hutan dan mengalami luka parah akibat mobilnya masuk ke dalam jurang.
saat ia tersadar, ia sudah berada didapam sebuah bilik yang ditemani oleh wanita cantik.
Siapakah Wanita itu? dan apakah ia akan selamat, serta dapat kembali ke rumahnya dan mengungkap siapa yang telah membuatnya berada didalam jurang?
Ikuti kisah selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh satu
Sementara itu. Pria yang kini terluka parah tersebut berusaha untuk merangkak dan mendekati rekannya. Dengan wajah ketakutan serta juga kesakitan.
Pria itu membawa rekannya masuk ke dalam mobil si bos yang juga mengalami luka lebam dibagian wajah dan juga perutnya yang terasa keram dan tidak dapat ditoleran lagi.
Lalu ia mengemudikan mobil dengan cepat menggunakan satu tangan untuk menuju rumah sakit.
Sementara itu, Adhisti kembali ke mejanya dengan diiringi tatapan takjub dari para pelanggan yang menyaksikan perkelahiannya dengan para mafia yang terkenal sadis tersebut.
Namun itu tak berlangsung lama. Sebab para pelanggan memilih untuk segera membayar makanan mereka dan segera pergi meninggalkan gerai tersebut, sebab mereka akan tahu apa yang bakal terjadi.
Adisti masih bersikap tak acuh. Ia mulai memakan pesanannya yang mulai dingin dan ia memakannya dengan sangat lahap.
Baru saja ia menyuapkan makanannya, sebuah tangan ingin menyambar mangkuk soupnya. Tetapi ia dapat menahannya dan kembali mematahkan peregelangan tangan jahil tersebut.
Lalu ia menyeruput soupnya, dan secara bersamaan ia memberikan tendangan kepada seseorang yang telah mengganggu makannya.
Pria itu terlempar ke meja yang berisi sisa makanan pelanggan yang belum sempat dibereskan. Suara dentingan dari pecahan gelas dan mangkuk keramik menjadi alunan melodi yang mengiringi pertempuran siang ini.
Saat Adhisti melihat sekelilingnya, ternyata ada puluhan pria dengan symbol tatto tengkorak bermata merah dibagian lengan kiri mereka sedang mengelilinginya dengan berbagai senjata yang siap untuk melenyapkannya.
Gadis itu tidak menunjukkan sikap yang takut sedikitpun. Ia tampak santai tanpa adanya masalah, sedangkan para lawannya bersiap menghancurkannya menjadi serpihan yang tak tersisa.
Adhisti mengambil piring yang berisi sate kambing, ia belum mencicipinya, tetapi para lawan yang dikirim oleh Josep sudah tak sabar ingin menghancurkannya.
Salah satu diantara mereka melemparkan senjata tajam berupa badik yang diikat rantai besi dan mengenai piring berisi sate kambing yang diangkat dan berada ditelapak tangan sang gadis.
Piring itu terlempar dan membuat piring itu terlempar ke lantai.
Traaaaaang
Wadah itu pecah berhamburan. Namun, Adhisti berhasil menangkap tiap tusuk sate dengan gerakan cepat, dan segera memakannya.
Sementara itu, Kenzo masih memikirkan Adhisti yang lenyap begitu saja sembari mengguyur tubuhnya.
Dreeeeet.. dreeett..
Suara getar phonsel pemuda itu yang menandakan jika ada seseorang yang menghubunginya.
Panggilan tidak terjawab, sebab ia tak mendengarnya.
Lalu sang penelepon mengirimkan pesan kepada pemuda tersebut.
"Hallo, Bos. Kami menemukan gadis dengan ciri-ciri yang Bos maksud ada disebuah gerai makanan dan sedang terlibat pertempuran dengan kelompok Josep," begitulah isi pesan dari si prngirim.
Kenzo baru saja selesai dengan mandinya. Ia keluar dengan tubuh segar dan menuju lemati pakaian.
Namun ia mendengar suara ponselnya berdering dan mengabaikannya.
Pemuda itu memilih pakaian dengan stelan celana pendek berwarna cream selutut, serta kaos oblong. I
Setelah selesai dengan dandanannya ia menuju ranjang, dan tak menemukan ular itu berada dikasur. "Hah! Kemana dia perginya? Pemuda itu menyingkap selimutnya, dan tak menemukan hewan reptil tersebut. "Semoga saja ia pergi," ucap Kenzo sedikit lega.
Ia tak dapat membayangkan jika harus tidur sekasur dengan ular tersebut, yang ada ia akan insomia.
Pemuda itu meraih ponselnya. Ia melihat ada banyak panggilan masuk, dan itu berasal dari orang suruhannya.
Ia membuka layar ponsel, dan menemukan puluhan panggilan serta beberapa pesan teks
Seketika ia membukanya, dan kedua matanya membola saat membacanya. Ia bergegas menghubungi sang bodyguard.
"Baiklah, aku akan segera ke sana,"ucapnya cepat saat panggilan itu tersambung, bahkan tak memberikan kesempatan pada sang bodyguard untuk menjawab, lalu memutuskan sambungan telefon dan segera akan menuju lokasi yang dishare oleh orang suruhannya.
Disisi lain, Mayang setengah berlari menuruni anak tangga. Ia sangat kecewa dengan sikap Kenzo yang tidak pernah membuka hati untuknya.
Ia adalah gadis yang cantik dan penuh pesona, tetapi mengapa pria itu tidak pernah membuka hati untuknya.
"Apa, sih, yang kurang dariku? Aku cantik dan aduhai, tetapi ia tidak pernah mengerti akan apa yang aku rasakan. Coba buka sedikit saja matanya untuk melihat diriku, dia akan tahu jika betapa cantiknya aku ini," gumam Mayang dengan kesal sembari berjalan menyusuri ruangan yang terlihat begitu luas.
"Mayang, mengapa terburu-buru sekali, kamu sudah bertemu dengan Kenzo?" Tanya Endah Yulia yang datang tiba-tiba dari balik pintu ruang keluarga.
Mayang menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah sumber suara yang menyapanya.
"Eh, tante. Apa kabar? Saya pulang saja, sebab Kenzo tidak membutuhkan saya," ucapnya lirih.
Endah Yulia tersenyum tipis. Ia sangat tahu watak puteranya. Jika tidak menyukai sesuatu, maka tidak dapat dipaksa.
"Kamu yang sabar, ya. Mungkin Kenzo butuh waktu untuk sendiri," ucap Endah Yulia mencoba menenangkan hati gadis tersebut.
Mayang hanya tersenyum miris. Ia tidak tahu lagi apakah harus terus berjuang atau berhenti karena terlalu lelah dengan sikap pria tersebut.
"Entahlah, Tante.. mungkin aku sepertinya harus menjauh untuk sesaat," ucap Mayang terdengar berputus asa,
"Hemmm, Tante juga tidak dapat berbuat apa-apa, sebab masalah perasaan tidak dapat dipaksa," Endah Yulia merasa pasrah dengan sikap puteranya.
"Oh ya, tan,tadi aku melihatnya ia seperti sedang berbicara dengan seseorang diatas sana, tetapi tidak ada sesiapapun, Mungkin ia menyembunyikan seseorang atau sedang berhalusinasi," ungkap Mayang.
Deeeg...
Endah Yulia kembali merasa gusar dan khawatir tentang kondisi psikis puteranya pasca terlempar dari jurang.
Ia takut jika ada syarafnya yang konselet akibat kecelakaan itu, mungkin saja kepalanya membentur sesuatu, sehingga membuat puteranya bersikap demikian. Ia sepertinya harus membawa sang putera ke rumah sakit untuk memeriksakan kesehatannya.
"Emmm, ya sudah, tante akan melihat Kenzo ke kamar," ucap Endah Yulia dengan senyum yang dipaksakan.
Mayang hanya tersenyum miris, lalu berpamitan untuk pergi.
Endah Yulia bergegas menuju kamar puteranya dan pintu itu terkunci.
Tok tok tok
Endah Yulia mengetuk pintu, namun tak ada sahutan. "Apa yang terjadi pada Kenzo. Mengapa ia membuatku cemas," gumam wanita itu dengan perasaannya yang tak nyaman.
"Kenzo, Ken," panggil wanita itu dengan nada penuh kekhawatiran.
Jhonatan yang baru saja keluar dari kamarnya ikut merasa kepo. Ia ikut menghampiri sang istri dan berdiri diambang pintu.
"Ada apa, Sayang?" tanya pria itu tiba-tiba.
"Hah! Kamu ngagetin saja, Mas," omel Endah Yulia dengan wajah kaget yang tak dapat ia sembunyikan.
"Ia, maaf."
"Kenzo, Mas. Tadi Mayang kemari, dan dia mengatakan jika melihat Kenzo berbicara seorang diri," jawab wanita itu dengan cemas.
Jhonatan mengambil alih, ia mengetuk pintu dengan keras.
Tok tok tok
"Kenzo, buka pintunya," ucap pria paruh baya itu dengan suara yang sedikit tinggi.
"Kenzo kenapa, Mas? Jangan sampai ia halusinasi dan melakukan hal yang berbahaya," Endah Yulia mulai berwajah mendung dan bulir bening jatuh disudut matanya.
aq rasa nnti oara warga akan minta maaf dgn adisti
kelap kelip kilatan halilintar ada jg ⚡⚡⚡
itu Usman di bacain Yasin aja pak yai.... dan liat reaksinya kayak gimana.. itu Usman jadi-jadian deh....
jangan-jangan tubuh nya si Kusman yg sdh di telan itu di lepeh lg tuh trs di sambungin dg kepalanya dn di hidup kan kembali ,,, dh kaya zombie donk yaa 😱😱🤣