NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Kakak Ipar

Cinta Terlarang Dengan Kakak Ipar

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Terlarang / Pihak Ketiga / Saling selingkuh / Obsesi / Selingkuh
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Red_Purple

Liora tak pernah menyangka jika pertemuannya dengan Marvin akan membawanya pada sesuatu yang menggila. Marvin, pria itu begitu menginginkannya meskipun tahu jika Liora adalah adik iparnya.

‎Tidak adanya cinta dari suaminya membuat Liora dengan mudah menerima perlakuan hangat dari kakak iparnya. Bukan hanya cinta yang Marvin berikan, tapi juga kepuasan diatas ranjang.

"Adikku tidak mencintaimu, jadi biar aku saja yang mencintaimu, Liora." ~ Marvin Leonardo.


📍Membaca novel ini mampu meningkatkan imun dan menggoyahkan iman 😁 bukan area bocil, bijak-bijaklah dalam membaca 🫣


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red_Purple, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 ~ CTDKI

Haikal membuka pintu kamarnya dan mendapati Liora yang tengah duduk termenung di tepian ranjang. Usaha permohonan supaya Marvin meninggalkan kamarnya harus berakhir dengan syarat yang akhirnya terpaksa harus Liora setujui supaya kakak iparnya itu mau meninggalkan kamarnya.

"Kak Marvin sudah menunggu di ruang makan, kenapa kamu tidak ikut turun? Ayo kita turun untuk makan malam," setelah melepaskan jasnya dan meletakkannya disisi sofa, Haikal berjalan mendekati Liora sembari menggulung lengan kemejanya sampai ke siku.

"Aku tidak lapar," jawab Liora, perlahan dia bangun dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang suaminya begitu suaminya itu sudah berdiri di hadapannya, menyandarkan kepalanya di dadanya dengan manja.

"Bisakah kita pindah dari sini dan cari tempat tinggal yang lain? Aku akan ikut kemanapun kamu pergi," lanjutnya kemudian.

"Liora." kedua tangannya menyentuh lengan Liora, mendorongnya perlahan hingga Liora mengurai pelukannya. "Aku lelah baru pulang, kita sudah pernah membahas masalah ini sebelumnya. Tolong, kamu mengerti ya?"

"Aku selalu mengerti, tapi kamu yang tidak mau mengerti dan tidak pernah mau mencoba untuk memahamiku, Mas." kedua matanya mengembun, Liora menurunkan pandangannya. Menjelaskan lebih panjang pun rasanya percuma, yang ada akan berakhir dengan perdebatan seperti sebelum-sebelumnya.

Satu tangannya terangkat untuk menyentuh wajah istrinya, "Aku akan mencoba untuk memahami kamu. Sekarang kita turun dulu kebawah ya, kasihan kak Marvin sudah menunggu kita untuk makan malam."

"Kamu saja yang turun, Mas. Aku lelah, aku ingin tidur saja," jawab Liora.

"Ya sudah, aku turun dulu," Haikal mengusap lembut pipi Liora, kemudian berlalu meninggalkan kamar.

Liora menatap kepergian suaminya dengan tatapan sendu, "Apa hanya sebatas ini kehangatan yang bisa kamu berikan padaku, Mas?"

Sementara itu, saat ini di meja makan Marvin sudah menunggu kehadiran mereka. Namun hanya kedatangan Haikal yang terlihat, tanpa Liora. Haikal menarik kursi duduk dihadapan sang kakak.

"Dimana istrimu? Kenapa dia tidak ikut turun?" Marvin menghentikan makannya dan bertanya.

"Liora sedang tidak enak badan, Kak. Dia bilang mau tidur saja," jawab Haikal yang mulai mengisi piringnya dengan makanan.

"Kenapa? Apa kalian bertengkar?"

Sedikit banyak Marvin sudah tahu apa yang terjadi dalam rumah tangga adiknya, namun dia ingin mendengar sendiri jawaban apa yang akan keluar dari mulut adiknya ini.

"Liora ingin pindah rumah, tapi itu tidak mungkin. Mama tidak akan setuju jika kami pindah," Haikal mulai menyuapkan nasi kedalam mulutnya.

"Jangan mau terus-terusan disetir oleh mamamu, sekali-kali kamu juga harus pikirkan perasaan istrimu." Marvin memperingatkan.

"Maksud Kakak?" tanya Haikal. "Lagipula aku pikir jika disini Liora tidak akan merasa kesepian. Disini ada banyak orang yang bisa menemaninya biar dia tidak bosan."

"Termasuk aku?" Marvin menunjuk dirinya sendiri yang disambut tawa ringan oleh keduanya. "Yang istrimu butuhkan sebenarnya bukan kami, bukan suasana dirumah ini, tapi quality time. Waktu dimana kamu akan menjadikan dia sebagai prioritas utama."

"Aku kerja dari pagi sampai larut semua itu buat dia, dia tinggal menikmati hasilnya dan bisa membeli apapun yang dia inginkan jika dia mau." sahut Haikal, merasa tidak ada yang salah dengan dirinya.

Marvin menyunggingkan senyum tipis, nafsu makannya bahkan sudah hilang sejak tidak melihat Liora ikut turun untuk makan. Selesai dengan makan malamnya keduanya sempat ngobrol-ngobrol sebentar diruang tengah sebelum akhirnya kembali ke kamar masing-masing.

Liora sudah tidur saat Haikal masuk ke dalam kamar, hingga akhirnya dia memutuskan untuk membersihkan diri dulu sebelum nanti dia menyusul istrinya berbaring di atas ranjang. Begitu pintu kamar mandi tertutup, Liora membuka matanya kembali, dia hanya berpura-pura tidur saja karena ingin menghindari obrolan dengan suaminya.

❄️

❄️

Pagi ini Marvin sudah siap dengan style kerjanya, dia tidak sabar ingin melihat wajah Liora. Adik iparnya itu bahkan sudah berjanji akan memasangkan dasi untuknya setiap hari.

Senyum diwajahnya memudar saat dia tidak melihat keberadaan Liora disana, sementara yang lainnya sedang menikmati santapan pagi mereka. Marvin menarik kursi dan duduk di samping Haikal, seorang pelayan langsung membantu mengambilkan makanan untuknya.

"Apa istrimu tidak turun untuk sarapan?" tanya Marvin pada Haikal.

"Dia masih tidak enak badan, Kak. Jadi tidak ikut turun," jawab Haikal dengan santainya.

"Istrimu sedang sakit, apa kamu tidak berniat untuk menemaninya dirumah saja? Urusan kantor bisa dihandle oleh sekertaris kamu," ujar Marvin.

"Istri sakit tidak perlu terlalu dimanjakan." Nyonya Maria lebih dulu menyahut. "Biarkan dia istirahat sebentar nanti juga sembuh."

"Tapi apa yang dikatakan Marvin adalah benar," Tuan Arthur angkat bicara. "Coba sesekali kamu ajak Liora pergi berlibur, semenjak menikah kalian bahkan belum pernah pergi berbulan madu bukan? Luangkan waktu berdua dengannya, Liora pasti akan senang."

"Mungkin tidak untuk sekarang-sekarang ini, Yah. Aku akan pikirkan itu nanti," sahut Haikal.

Obrolan dimeja makan itu membuat Marvin merasa muak. Satu persatu dari mereka berpamitan pergi setelah selesai sarapan. Setelah menyuruh seorang pelayan untuk membantu mengantarkan ayahnya ke kamarnya, Marvin naik ke lantai atas dengan membawa nampan berisi makanan dan segelas susu ditangannya. Sejak kemarin Liora belum makan, hingga dia ingin memastikan Liora memakan sarapan paginya.

Tok... Tok... Tok...

Kali ini Marvin tak perlu menunggu lama karena Liora langsung membukakan pintu begitu dia selesai mengetuk pintu kamarnya. Liora menatap nampan yang ada ditangan Marvin, lalu mengarahkan kembali pandangannya pada kakak iparnya itu.

"Aku kesini untuk membawakan sarapan untukmu, ambillah." Marvin menyodorkan nampan itu, Liora menerimanya dengan ragu-ragu.

"Mau aku panggilkan dokter untuk memeriksamu?" tawar Marvin.

"Ah, tidak perlu." Liora menggeleng pelan. "Aku baik-baik saja,"

"Baiklah," Marvin tak ingin memaksa. "Kalau begitu habiskan sarapannya setelah itu istirahat. Aku pergi dulu,"

Marvin berbalik, langkahnya terasa berat saat dia akan meninggalkan Liora. Ingin sekali dia menemani adik iparnya, tapi sekarang ayahnya sedang ada dirumah. Dia tidak memiliki alasan kuat untuk bolos dari kantor.

"Kak Marvin, tunggu...!"

Suara Liora menghentikan langkah Marvin yang sudah berjalan menjauh beberapa langkah. Liora meletakkan nampan ditangannya diatas meja panjang yang ada didepan ruangan kamarnya, lalu melangkahkan kakinya mendekat ke arah Marvin yang saat ini sudah berbalik menatapnya.

Liora menarik ujung dasi yang Marvin sematkan dikantong celananya. Tadinya Marvin pikir akan meminta salah seorang karyawannya nanti dikantor untuk memakainya karena Liora sedang sakit jadi dia tidak ingin memaksanya untuk membantu memakaikan dasi itu.

Marvin menahan napasnya saat wajah Liora kini berada dekat sekali dengan wajahnya, aroma wangi sabun mandi bahkan tercium dengan sangat jelas di indera penciumannya karena Liora memang baru selesai mandi saat Marvin datang mengantarkan sarapan.

"Aku sudah janji, dan aku bukan orang yang suka mengingkari janji kecuali dengan alasan tertentu," Liora menjauhkan wajahnya setelah selesai memasangkan dasi itu di kerah kemeja Marvin.

"Terimakasih. Terimakasih sudah mengantarkan sarapan untukku," imbuhnya dengan senyuman tipis diwajah.

Marvin mendekatkan wajahnya cepat dan mencium bibir Liora singkat, membuat tubuh Liora menegang dengan mata sedikit membulat.

"Begini cara berterimakasih yang benar adik ipar." Marvin tersenyum lebar, menatap wajah Liora sebentar kemudian berlalu pergi.

Kali ini Liora hanya diam dan tidak melayangkan protes apapun atas tindakan Marvin barusan. Dia sudah cukup terkesan dengan sikap Marvin yang sudah mau mengantarkan sarapan untuknya. Bahkan suaminya sendiri tidak peduli dia mau makan atau tidak.

❄️

❄️

❄️

Bersambung.....

1
Siti Zaid
Kalau ikut kata hati..kakak lebih suka Liora bersama marvin daripada Haikal..rasanya dalam soal ini Haikal uang salah sudah cuekin Liora dan lebih dulu berselingkuh..walau pun hakikat nya Marvin dan Liora juga bersalah...🥺
Violetta: Intinya mereka sama - sama salah dan tidak ada yang bisa dibenarkan ya kak 😁😁 Devinisi ipar adalah maut 🤭
total 1 replies
Siti Zaid
Apakah pernikahan mereka masih bisa dipertahankan...memandang kedua nya sudah selingkuh...
Violetta: Bertahan sakit berpisah dipersulit sepertinya kak 😁
total 1 replies
Siti Zaid
Author lanjut..tak sabar nak tahu bagaimana dengan pernikahan Liora dan Haikal..🥺
Violetta: Asiap kakak 😁 Terimakasih masih setia menanti /Pray/
total 1 replies
Zuri
jedarrr....
kaget gak.. tegang gak anuu muu
Violetta: Kaget sampai anunya tegang 😁
total 1 replies
Zuri
ya emang sih.. sampe berbagi peluh bersama juga🤣
Zuri
yakk. bongkar aja semuanya... bongkarrr
Zuri
boongnya lancar jaya.. nanti kasih hadiah yak
Violetta: Jatahnya nonstop 😄
total 1 replies
Zuri
baru aja menghabiskan waktu untuk main ber ronde ronde.. ehhh/Silent//Silent/
Violetta: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Zuri
ngadon terus, bakal jadi jga ini adonan🤣
Violetta: Kan biar enak 🤭
total 1 replies
Zuri
tapi kan dirimu suka kann😏
Zuri
kata Andai yg menjadi momok paling anuuu🤧🤧
Zuri
kyknya bakal berat sih
Zuri
bingung gak tu.🤣
Zuri
tapi sekali dia keluar rumah mlah main kuda, gimana dong
Zuri
rasainnn🤣🤣
Nani Rodiah
Bagus liora...tegas lah dan jgn terbawa arus perasaan tdk enak sm papa mertua, kejar bahagiamu dg marvin😍
Violetta: Yee Marvin dapat dukungan 👏👏😍😍
total 1 replies
Zuri
kamu inuk inuk ma si uler, istrimu juga bisa😏
Zuri
bahaya emang ya ipar itu🤧
Violetta: Ipar yang meresahkan ya begini nih 🤧
total 1 replies
Zuri
eman si nyonya bisa besikap manis? kalo dikasih lontong mungkin bisa🤧🤧
Zuri
Marvin.. berterima kasihlah pada Cassandra🤣
Violetta: 😅😅😅😅😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!