NovelToon NovelToon
Not Her, But Me!

Not Her, But Me!

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Mafia / Balas dendam pengganti / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:76
Nilai: 5
Nama Author: Mecca SK

Hidup Brianna hancur lebur, karena ulah seorang pria tidak bertanggung jawab yang mengincar saudara kembar nya. Briella telah melakukan sebuah kesalahan fatal, hingga membuat Aarav Anderson menaruh dendam pada nya. Niat hari ingin membalas dendam pada Briella, tapi justru Brianna lah yang harus menanggung semua nya.
Brianna diusir dari rumah dalam keadaan terhina. Tidak ada satu orang pun yang membela nya, termasuk juga Briella. Bahkan gadis itu menutup mata walaupun tau jika tragedi ini disebabkan oleh ulah nya sendiri. Seolah takdir belum cukup mempermainkan hidup nya, beberapa tahun kemudian dia mendapatkan kabar jika pria yang dulu menghancurkan hidup nya, akan bertunangan dengan Briella.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mecca SK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Brianna duduk berhadapan dengan Drake. Dia merasa terjebak dalam sebuah situasi yang canggung dan tidak nyaman. Hal itu terjadi karena pria itu terus menatap nya dengan sorot tajam, yang penuh dengan kesan mengintimidasi.

Di situasi seperti ini, Brianna seakan mempunyai salah atau dosa terhadap pria itu. Padahal dia merasa sangat yakin jika tidak pernah melakukan tindakan apapun, yang mungkin menyinggung perasaan pria ini. Hal itu jadi membuat nya berpikir keras, atas alasan mengapa situasi aneh ini bisa terjadi.

" Kenapa kau terlihat gugup seperti itu? " Tanya Drake.

Brianna menggeruru dalam hati, akan ketidak pekaan pria itu. " Aku tidak gugup. Hanya saja aku merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi ini! " Jawab nya.

" Dan kenapa kau harus merasa seperti itu? "

" Sejak tadi kau terus menatap ku dengan sorot mata tajam mu. Hal itu membuat ku merasa terintimidasi di sini. Padahal aku yakin tidak pernah membuat masalah apapun dengan mu sebelumnya. "

Drake tersenyum tipis, " Siapa bilang? Kau sudah membuat ku kesal, Anna! " Sahut nya.

" Bagaimana bisa? " Tanya Brianna dengan sorot bingung, " Kita bahkan baru saling mengenal hari ini. Ya... Walaupun sebelum nya kita memang pernah bertemu beberapa kali tanpa disengaja, namun dari semua pertemuan itu tidak pernah sekalipun aku melakukan sesuatu yang buruk padamu! "

" Kau terlalu naif, dan cenderung bersikap ceroboh. Itu lah yang membuat ku kesal pada mu! "

" Apa maksud mu? "

" Bagaimana bisa kau tidak menyadari tatapan mesum dari pria itu, padahal kau sering melihat nya di restoran. Dan kau juga tidak merasa curiga ketika dia memanggilmu di jalan, padahal dengan sangat jelas dia sudah mengikuti mu sepulang bekerja. Lalu kesalahan mu yang paling fatal adalah membukakan pintu untuk orang asing, di saat waktu sudah menujukan tengah malam. Hal itu sama saja dengan memberinya kesempatan untuk berbuat jahat! " Jelas Drake.

Brianna tercengang. Dia bahkan menatap Drake tanpa berkedip, karena terlalu terkejut mendengar omelan panjang dari pria itu.

" Kenapa kau diam saja? Apakah kau tidak paham dengan apa yang ku katakan tadi? " Tanya Drake.

" Aku paham. Tapi... "

" Apa aku harus mengulangi perkataan ku lagi? "

Brianna menggelengkan kepala nya cepat, " Tidak perlu. Aku paham dengan setiap kalimat yang kau ucapkan tadi. Tapi satu hal yang membuat ku merasa bingung saat ini. Yaitu kenapa kau harus merasa kesal pada ku hanya karena itu? Padahal semua kebodohan yang aku lakukan itu, sama sekali tidak merugikan mu! " Sahut nya.

Drake mengusap wajah nya dengan kasar. Ternyata berbicara dengan gadis seusia Brianna, memerlukan kesabaran yang cukup ekstra. Dia harus menjelaskan segala sesuatu dengan detail, agar gadis itu paham akan alasan yang membuat nya sekesal ini padanya.

" Karena kebodohan mu itu secara tidak langsung sudah membuat ku mengalami kerugian yang besar. Tadi malam aku harus meninggalkan pekerjaan ku, dan kehilangan proyek senilai jutaan dollar demi bisa menyelamatkan mu dari pria itu. Apakah sekarang kau paham!? "

Brianna menggeleng pelan, " Jujur saja aku masih bingung! "

" Hah... Apalagi yang membuat mu bingung, Anna? " Tanya Drake dengan nada frustasi.

" Kenapa kau melakukan semua itu? " Tanya Brianna sambil menatap Drake dengan lekat. " Hubungan kita tidak sedekat itu, hingga membuat mu harus merelakan proyek jutaan dollar hanya untuk menyelamatkan ku. "

Drake terdiam dan memikirkan berbagai alasan yang cukup logis dan masuk akal. Hingga akhirnya dia berhasil menemukan jawaban nya.

" Mungkin karena hutang budi!? Aku melakukan nya sebagai tanda terimakasih, karena kau telah menyelamatkan ku tempo hari. Malam itu aku sangat kelaparan, hingga tidak lagi mempunyai tenaga untuk melakukan apapun. Dan di saat itu kau datang bagaikan malaikat yang menolong ku untuk bertahan hidup. " Jelas nya.

Brianna menghela nafas panjang, " Aku rasa semua itu tidak sepadan dengan apa yang kau lakukan padaku. Kau telah menolong ku untuk bersembunyi dari kejaran para orang suruhan itu, dan kau juga menyelamatkan ku dari tindak pelecehan pria mesum itu. Sekarang keadaan berbalik sehingga akulah yang memiliki hutang budi pada mu! "

" Ya, benar! "

" Jadi... Apa yang harus aku lakukan untuk mu, agar hutang budi ku itu bisa segera lunas!? Jujur saja aku paling tidak suka memiliki hutang pada orang lain, baik berupa uang ataupun bantuan. Jadi mari kita selesaikan semua nya hingga tuntas, agar kita tidak perlu saling berkaitan lagi di masa depan! "

Drake mengernyit heran mendengar ucapan Brianna tadi. Gadis itu seolah ingin menjauh dari nya, dan tidak ingin lagi mempunyai urusan apapun dengan nya.

Aneh!

" Kenapa harus seperti itu? " Tanya nya.

Brianna tersenyum tipis, " Karena aku sudah bersumpah untuk tidak terhubung dengan satu orang pun dari keluarga Nenek ku. Kau adalah cucu dari Robert Rodrigues kan!? Itu tanda nya kau adalah cucu tiri dari nenek ku, Laurent Xavierra. Dan itu membuat ku enggan untuk terlibat dalam urusan apapun dengan mu! "

Deg.

Drake terdiam. Dia menatap Brianna dengan sorot dingin dan tajam, " Jadi kau sudah mengetahui Identitas ku, huh? " Tanya nya

Brianna mengangguk, " Aku mengetahui nya dari para pekerja di rumah ini. Nama belakang mu cukup untuk menegaskan identitas mu yang sebenar nya. Karena itulah aku ingin segera membereskan masalah ini dengan mu, dan setelah nya kuharap kau bisa melepaskan ku agar bisa menjalani hidup dengan tenang. Berpura - pura lah untuk tidak pernah melihat ku, walaupun nanti mungkin kau akan ikut dilibatkan dalam pencarian ku di negara ini! " Jawab nya.

" Daripada harus berpura - pura tidak melihat, bukankah akan jauh lebih baik jika kita bekerja sama? "

" Apa maksud mu? "

" Aku akan melindungi mu, dan memastikan jika wanita tua itu tidak akan pernah menemukan mu sampai kapan pun. Tapi dengan syarat, yaitu kau harus tinggal di sini dan bekerja untuk ku. Bagaimana menurut mu? Bukan kah ini adalah sebuah penawaran menarik yang sangat menguntungkan!? "

Brianna terdiam. Penawaran yang diajukan oleh Drake memang sangat menggiurkan. Tapi dia merasa ragu untuk menyetujui nya. Pria itu seperti nya punya maksud tersendiri dengan menahan nya lebih lama di sini.

Hmm... Mencurigakan!

***

" Hamil? " Tanya Aarav dengan ekspresi terkejut yang tidak bisa disembunyikan lagi.

Saat ini dia tengah berada di sebuah klinik yang tak jauh dari Mall tempat nya bertemu dengan Briella. Dia membawa gadis itu ke sini, agar gadis itu segera mendapatkan penanganan medis secepatnya. Namun hasil pemeriksaan dokter justru mampu membuat nya syok, hingga tidak bisa mempercayai nya.

" Apakah hasil pemeriksaan nya sudah pasti valid, Dok? " Tanya Aarav.

Dokter itu mengangguk, " Kadar hormon HCG dalam darah nya sangat tinggi, dan di dalam rahim nya juga sudah terdapat sebauh kantong kehamilan walaupun masih berukuran sangat kecil. Janin nya belum terlihat. Namun berdasarkan semua tanda - tanda itu, maka dipastikan jika pasien sedang hamil! " Jelas nya.

Astaga... Apakah ini benar anak nya!?

Sebuah pemikiran gila muncul di kepala Aarav, namun dengan cepat dia membuang semua pikiran buruk itu. Dia adalah orang yang pertama kali menyentuh Briella, dan hal itu menandakan jika anak yang saat ini tengah dikandung nya merupakan anak nya sendiri.

Sekarang apa yang harus dia lakukan?

Masih teringat dengan jelas di kepala nya, ketika Aarav membuang benih milik nya di dalam rahim Briella. Dia sengaja melakukan itu, agar membuat hidup gadis itu hancur lebur. Sedikit pun dia tidak pernah membayangkan jika apa yang dilakukan oleh nya saat itu, ternyata mampu menjadi sebuah boomerang untuk menghancurkan hidup nya sendiri.

Dia tidak mungkin bertanggung jawab dan menikahi Briella, ketika gadis itu masih duduk di bangku sekolah. Selain itu dia juga tidak bisa bersikap gegabah untuk menyikapi permasalahan ini, karena bisa saja menghancurkan hidup nya sendiri.

Jika kabar kehamilan ini beredar, maka nama baik nya akan tercoreng dan hal itu pasti akan berdampak pada perusahaan nya. Selain itu keluarga nya juga pasti akan murka, dan enggan merestui hubungan nya dengan Briella. Karena hubungan mereka dimulai dengan cara yang sangat tidak baik.

" Apakah bisa dilakukan tindakan aborsi, Dok? " Tanya Aarav.

Dokter itu menatap Aarav dengan lekat, " Apa maksud anda? Melakukan tindakan aborsi adalah sebuah tindak kejahatan yang melanggar hukum! "

" Adik saya itu adalah korban tindak peleceh*n, Dok. Dia masih duduk di bangku SMA, dan masa depan nya masih panjang. Jika dia tau bahwa saat ini sedang mengandung benih dari pria yang telah merusak nya, maka mungkin adik saya itu akan mengalami goncangan kejiwaan! " Jelas Aarav.

Dalam hati dia memohon ampun pada Tuhan, karena harus menempuh jalan seperti ini. Dia harus menyelamatkan pendidikan Briella, sekaligus menjaga nama baik nya dan perusahaan yang dia kelola. Banyak orang yang menggantungkan hidup serta harapan pada nya, jadi tidak mungkin dia mengabaikan itu semua. Walaupun pada akhirnya harus ada yang dikorbankan, tapi semua itu sepadan untuk kebaikan mereka bersama.

Dokter itu meminta bukti pada Aarav, yang menunjukan jika Briella memanglah korban peleceh*n. Hal itu mudah saja untuk Aarav, karena dia masih menyimpan video nya ketika melakukan itu bersama dengan Briella. Dia memperlihatkan video yang dimana pemeran pria utama nya sudah di blur, sehingga dia tidak harus menanggung malu dengan kelakuan nya itu.

" Anda sudah melaporkan ini pada polisi? " Tanya Dokter.

Aarav menggeleng, " Adik saya menolak melakukan nya. Dia telah mendapatkan ancaman dari pelaku, sehingga memilih untuk bungkam. Dia ingin hidup seperti biasa, dan melupakan semua kejadian buruk itu dalam hidup nya. Dan kehamilan ini... Benar - benar sesuatu yang tidak kami prediksi kan sebelum nya, dan pasti nya akan membuat nya sangat terguncang! " Jawab nya.

Dokter itu menghela nafas panjang. Dia tengah berperang batin untuk menentukan langkah apa yang harus diambilnya. Di satu sisi, dia harus selalu menghormati sumpah profesi nya. Namun di sisi lain rasa kemanusiaan nya tersentuh, setelah mendengar cerita Aarav. Situasi seperti ini memang membuatnya dilema.

" Bagaimana, Dok? Apakah bisa janin itu diaborsi saja? " Tanya Aarav untuk kesekian kali nya.

" Huh... Ini adalah sebuah keputusan yang besar untuk saya. Hal ini melanggar sumpah saya sebagai seorang dokter, namun di satu sisi saya juga tidak bisa mengabaikan masalah ini begitu saja! " Jawab dokter itu.

" Tolong lah, Dok. Kasihan adik saya jika harus merasakan beban sebesar ini. Dia masih sangat kecil untuk menjalani kehidupan yang keras ini! "

Aarav merasa jika kemampuan akting nya patut diacungi jempol. Dia bisa melancarkan sebuah kebohongan dengah begitu mudah nya, tanpa sedikitpun merasa bersalah. Yang ada di kepala nya saat ini hanyalah sebuah solusi, agar masalah ini bisa diselesaikan secepatnya.

" Baik lah. Saya akan melakukan sebuah proses peluruhan. Tapi sebelum nya anda harus membuat sebuah surat pernyataan, yang isi nya adalah permohonan anda untuk melakukan tindakan ini bagi pasien. Semua resiko ditanggung oleh anda sebagai penanggung jawab, dan tidak akan ada tuntutan apapun pada klinik ini dikemudian hari. Bagaimana? "

Aarav mengangguk dengan mantap, " Saya setuju! " Sahut nya.

Dokter itu menyiapkan surat pernyataan, yang kemudian ditandatangani oleh Aarav diatas sebuah materai. Setelah nya dia mulai mempersiapkan proses peluruhan pada Briella, yang bahkan sampai sekarang masih belum sadarkan diri.

" Maaf Briella... Ini demi kebaikan kita bersama! "

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!