Perjalanan Kisah Cinta Om Pram dan Kailla - Season 1
Kailla Riadi Dirgantara, putri tunggal Riadi Dirgantara pemilik RD Group. Berusia 20 tahun, cantik, manja, kekanak-kanakan dan sangat menyayangi ayahnya yang biasa dipanggil daddy. Demi ayahnya, dia terpaksa menerima perjodohannya dengan Reynaldi Pratama ( Pram ), lelaki yang sudah dianggap seperti Om-nya sendiri.
Pram, lelaki matang berusia 40 tahun. Tampan, dewasa, bertanggung jawab dan sangat sabar menghadapi Kailla. Pram adalah anak yatim piatu, yang diasuh dan dibesarkan oleh ayah Kailla ( Riadi ) sejak berusia 10 tahun.
Karena komitmen dan tanggung jawabnya kepada kedua orang tua Kailla, dia bersedia menikahi Kailla yang terpaut 20 tahun darinya dan berjanji menjaga dan membahagiakan Kailla seumur hidupnya.
Bagaimana perjuangan dan kesabaran Pram menaklukan cinta Kailla, mendidik Kailla yang manja dan tidak dewasa menjadi wanita dan istri seutuhnya.
Bagaimana perasaan sayang yang sudah terbentuk selama 20 tahun diantara Kailla dan Om-nya Pram, berubah menjadi cinta seutuhnya.
Ikuti kehidupan rumah tangga Om Pram dan Kailla yang berbeda usia dan karakter.
Visual di novel diambil dari berbagai sumber di internet. Hak cipta milik pemilik foto
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casanova, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Berjanjilah Untuk Mencintaiku
“Kenapa berdiri di sini?” Pram berbisik di telinga Kailla dan ikut bergabung menikmati pemandangan ikan koi di halaman belakang.
“Hmm.”
“Aku menyayangimu, Kai.” Pram mengeratkan pelukannya, sesekali ia membenamkan wajahnya di rambut panjang Kailla, menikmati aroma buah-buahan di rambut Kailla yang tergerai indah. Pram tahu, gadis di pelukannya ini sebentar lagi akan menjadi istrinya.
“Sejak kapan Om mengetahuinya?” tanya Kailla tiba-tiba. Tetap memandang ke depan, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
“Dua tahun yang lalu ... Daddy memintaku menikahimu, sekaligus menggantikan posisinya di perusahaan,” jelas Pram.
“Apakah yang Daddy berikan kepada Om selama ini masih kurang? Kenapa harus mengambil semuanya dari Daddy? Kenapa harus mengambil hasil kerja keras dan semua yang Daddy miliki saat ini.” Kailla berbisik lirih, tetapi masih bisa terdengar oleh Pram.
Pram memutar tubuh Kailla agar menghadap padanya. Tangan kekar itu menyibak rambut yang menutup sebagian wajah Kailla. Dengan satu tangan lainnya melingkar di pinggang Kailla seakan enggan membiarkan gadis itu menjauh darinya. Ia menatap dalam manik mata gadis di hadapannya, mencari makna dari ucapan yang baru dilontarkan Kailla.
“Dengar, Kai. Kamu melukai hatiku, Sayang,” ucap Pram sambil tersenyum hangat.
Pram menghela napas, menatap gadis di depannya. Ia tahu betul, ini tidak mudah bagi kailla. Di dalam hati Kailla masih belum bisa menerima perjodohan ini.
“Aku tidak mengambil apapun dari Daddy. Aku hanya akan menggantikan tugas Daddy. Perusahaan itu masih tetap milik Daddy dan gadis kecil di hadapanku ini selamanya tetap milik Daddy,” ujar Pram.
“Kalau kamu mau, aku bisa menolak pengangkatanku sebagai presdir, tetapi jangan memintaku untuk menolakmu. Menikahlah denganku, Kai. Aku akan berjuang untuk membahagiakanmu,” ucap Pram, meraih kedua tangan Kailla. Ia berharap perlakuan sederhananya bisa sedikit melunakkan hati Kailla.
“Tapi, aku tidak mencintaimu, Om.” Kailla menjawab singkat sambil menunduk.
“Aku akan menunggumu. Mulai dari sekarang, belajarlah mencintaiku.” Pram tersenyum, mengangkat dagu Kailla dengan ujung telunjuk agar Kailla bisa menatap dan melihat kesungguhan di dalam matanya.
“Aku tidak bisa, Om,” tolak Kailla menunduk, menautkan jari-jemarinya, menutupi kegugupannya saat ini. Berada di dekat Pram dengan status mereka sekarang, rasanya sedikit canggung. Belum lagi perubahan sikap Pram, yang tiba-tiba berubah lebih intim, berbeda dari biasanya.
“Bukan tidak bisa, Kai. Kamu hanya tidak ingin memulainya. Mari kita mencobanya sekarang. Tutup matamu, Kai!” Pram berkata, menarik pelan Kailla mendekat padanya. Setelah memastikan Kailla benar-benar menutup matanya, Pram meraih pinggang Kailla dengan satu tangan dan tangan lainnya meraih tengkuk Kailla.
“Maafkan, Om,” ucap Pram seketika mengecup bibir tipis Kailla.
Tentu saja Kailla terkejut. Seketika gadis muda itu membelalakkan matanya. Ciuman Pram begitu mendadak dan tiba-tiba. Ini adalah ciuman pertamanya, ia sama sekali belum berpengalaman, bahkan, ia tidak tahu bagaimana cara membalas ciuman Pram.
“Tutup matamu, Kai. Kita sedang mencobanya” ujar Pram di sela-sela ciumannya. Mata pria itu tidak tertutup rapat.
Setelah menyudahi ciumannya, Pram mengecup kening Kailla dan memeluk dengan erat.
“Berjanjilah untuk mencintaiku, Kai. Aku juga akan melakukan hal yang sama. Kita lakukan untuk Daddy,” pinta Pram.
Kailla hanya mengangguk pelan, mengulas senyuman tipis di bibirnya.
“Aku berjanji akan membahagiakanmu, Kai,” bisik Pram di telinga Kailla.
***
Hari ini adalah hari ulang tahun perusahaan. Sejak sore, terlihat Kailla sudah dirias oleh MUA di kamarnya. Pram sendiri dari siang sudah berada di kediaman Pak Riadi karena rencananya mereka akan berangkat ke tempat acara bersama-sama.
Kailla memilih dandanan sederhana dengan rambut tergerai, menyesuaikan dengan gaun sederhana berwarna cream pilihan Pram. Setelah dirasa sempurna, ia pun segera turun untuk bergabung dengan Pram dan Daddy.
“Cantik!” Itulah kalimat pertama yang terucap dari bibir Pram begitu melihat Kailla. Gadis kecil nakal yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya.
Mendengar pujian Pram, pipi Kailla langsung bersemu merah. Terlihat ia tersenyum malu-malu sambil tertunduk menerima uluran tangan Pram.
“Hahaha. Bagaimana aku bisa melepaskanmu, kalau kamu terlihat begini menggemaskan, Kai.” bisiknya di telinga Kailla.
***
Di hotel tempat acara digelar, terlihat sudah mulai dipenuhi tamu undangan dan karyawan RD Group. Mereka sudah memenuhi sebagian tempat duduk yang mengelilingi meja bundar bertaplak putih. Begitu melihat kedatangan Riadi, beberapa dari tamu undangan terlihat berdiri dan menyapa. Pram sendiri menggandeng Kailla dan membawanya ke meja yang sudah disiapkan untuk mereka.
“Kamu mau tetap di sini atau ikut denganku menyapa para tamu?” tanya Pram pada Kailla. Calon tunangannya sedang membenarkan posisi duduknya yang tidak nyaman karena gaun panjangnya. Melihat Kailla yang kesulitan, segera Pram berjongkok dan membantu merapikan posisi ujung gaunnya yang terinjak sepatu tinggi Kailla.
“Aku di sini saja, Om,” jawab Kailla singkat.
“Baiklah, aku tinggal sebentar. Aku akan menemani daddy menyapa para undangan,” ucap Pram tersenyum menggenggam tangan Kailla sebelum melepaskannya dan pergi.
Setelah ditinggal Pram, Kailla terlihat sibuk membalas pesan teks di aplikasi dengan logo berwarna hijau. Ia sedang bertukar cerita dengan teman-temannya di grup kampus sehingga tidak menyadari seseorang datang dan menyapanya.
“Boleh saya ikut duduk di sini, Nona?” tanya seorang pria blasteran yang terlihat tampan dengan setelan jas hitamnya.
***
T b c
Terima kasih.
Love you all