Gabby

“Ish! Percuma aja gue ikutin rencana lo! Hasilnya malah kayak gini!”

Naomi yang baru saja pulang mencak-mencak di ruang tengah. Ia mendudukkan tubuhnya di sofa single dengan wajah yang di tekuk. Sementara Nicholas, Noel, dan Noah duduk di sofa panjang.

“Cewek itu pinter. Dia balik situasi nya” Ujar Nicholas.

“Dan mereka cuma dapet SP1 karena cewek itu ternyata keluarga nya Osvaldo bang” Sahut Noah.

“Sial!” Umpat Nicholas.

“Gue gamau tau ya! Lo harus pikirin cara gimana pun itu, asal tuh cewek jauh dari Samudra!” Ucap Naomi dengan begitu menggebu-gebu. Gadis itu pun pergi begitu saja.

“Gimana nih bang? Kalo Naomi ngambek, nanti bisa-bisa dia ngadu ke kakek” Ujar Noel.

“Gue pikirin solusinya nanti” Balas Nicholas seraya beranjak dari duduknya dan melenggang pergi sambil menenteng tasnya.

Noel dan Noah hanya bisa saling menatap saat ini.

.

.

.

Gabby yang sudah tiba di rumahnya, tengah melamun di dalam kamarnya. Matanya menyorot kosong pada jendela, sementara ia terduduk di sofa.

“Anda mengenal ayah saya, nyonya?”

“Ayah mu? Apa Gallileo ayah mu?”

“Dia adik kembaran saya, nyonya” Sahut Gallilea.

“Ah, begitukah? Pantas saja wajah anda sangat mirip dengan nya. Nama saya Amara, dan ini suami saya Satria. Kami berdua teman Gallileo. Gallileo memang pernah cerita jika ia punya saudara kembar. Tapi dia tidak pernah mengatakan saudara kembar nya perempuan atau laki-laki. Tapi beruntung, kita bisa bertemu sekarang. Oh iya, bagaimana kabarnya? Apa dia sudah kembali dari Sydney?”

“Sydney?” Beo Gallilea.

“Iya, dia pernah mendatangi kami sekitar dua tahun yang lalu, dia bilang, dia akan pergi ke Sydney, istrinya akan melahirkan disana”

“Melahirkan?” Beo Gallilea lagi.

“Maksud anda, Gallileo mendatangi rumah anda dua tahun yang lalu?”

“Iya, dia tiba-tiba saja datang berkunjung dengan pakaian yang basah dan kotor, saya sempat bertanya dari mana ia sampai terlihat seperti itu, tapi Gallileo tidak menjawab, ia hanya tersenyum sambil mengatakan, sedang berusaha menjadi suami dan ayah yang baik. Itu saja”

Gallilea menatap Zerga dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

PRANG!!!

Gabby melempar semua yang ada di meja dengan begitu kasar. Dada nya naik turun dengan mata yang memerah dan berair.

“Menjadi ayah yang baik? Huh?”

“Gabby... Sebaiknya kau beristirahat. Tenangkan dirimu dulu”

“Lalu kau akan keluar dan terlihat menyedihkan? Begitu?”

“Aku tidak akan terlihat lemah lagi sekarang, aku janji...”

“Bagaimana bisa aku mempercayaimu?”

“Gabby, apa kau tidak percaya pada dirimu sendiri? Bagaimana bisa kau menjalani hidup jika seperti itu? Ingat Gabby, kita ini satu tubuh, kita satu jiwa, jika kau tidak percaya padaku, kita, tidak akan menjadi kita”

Gabby mendesah panjang.

“Baiklah, lakukan, dan jangan mengecewakan”

Gabby pun memejamkan matanya selama beberapa saat, lalu ia kembali membuka nya. Saat ini matanya kembali pada warna asalnya, yaitu coklat susu.

“Ayah... Kalian masih hidup... Aku sangat bersyukur untuk itu...” Ucap Gabby dengan nada yang bergetar.

.

.

.

“Itu yang wanita itu ceritakan padaku ayah” Ucap Gallilea mengakhiri ceritanya.

“Sydney? Jadi mereka ada di Sydney? Tapi anak buah ayah yang mencari nya kesana tidak ada yang melihatnya”

“Tapi ayah, dengan begitu kita bisa mengerahkan semua anak buah untuk fokus mencari mereka di satu titik, dengan begitu, kemungkinan mereka di temukan sangat besar” Sahut Zerga.

“Zerga benar ayah. Kerahkan semua anak buah ayah untuk mencari mereka di Sydney” Timpal Gallilea.

“Baik, akan ayah lakukan. Tapi, bagaimana dengan Gabby? Apa dia baik-baik saja?”

“Dia terdiam sedari wanita itu bercerita ayah” Jawab Gallilea.

Ebru menghela nafas nya panjang.

“Wanita itu mengatakan jika istri Leo akan melahirkan, itu artinya, Flavia saat itu sedang mengandung? Tapi kenapa mereka tidak memberitahu kita?”

“Ayah, mungkin mereka hendak memberitahu kita, tapi tragedi itu terjadi” Ujar Gallilea.

“Ayah hanya berharap, mereka baik-baik saja, dimana pun mereka berada saat ini”

“Kami juga mengharapkan hal yang sama ayah...”

.

.

.

“Bunda, bunda kenal sama keluarga nya Gabby?” Tanya Samudra.

Saat ini, keluarga Samudra sedang makan malam di meja makan.

“Bunda gatau kalau teman mu itu adalah Biel, sayang” Jawab Amara.

“Kenapa bunda manggil Gabby Biel?” Tanya Samudra.

“Lagi ngomongin siapa sih ini? Gabby, Biel, dia siapa?” Sahut seorang gadis yang duduk di samping Samudra. Ia adalah kakak kedua Samudra, namanya Samantha Adyara Atlanna.

“Biel itu, jodohnya Aska”

“UHUK! UHUK!”

Samudra bergegas mengambil air dan meminum nya hingga tandas.

“Bunda ngomong apa sih?” Tanya Samudra dengan kening yang mengkerut.

“Bunda bilang, Biel itu jodohnya Aska. Karena, dulu, bunda sama ayah itu sepakat mau ngejodohin kamu sama Biel” Jelas Amara.

“Bukannya, bunda ngejodohin Aska sama Nora ya?” Tanya Samantha.

“Kata siapa? Bunda ga pernah ngomongin perjodohan Aska sama Nora. Lagian, bunda tuh kurang suka sama Nora sama keluarga nya. Mereka itu, terlalu kasar. Bunda ga suka, iya kan yah?”

“Hm”

“Ih ayah, ngobrol dong, istri sama anaknya lagi ngobrol, ini malah dieeemm aja terus”

“Ya ayah mungkin masih marah kali bund” Ujar Samantha.

“Kenapa ayah marah? Emang ayah marah kenapa? Karena Aska yang di cium sama Biel? Ya gapapa dong, dulu kan, ayah sendiri yang bilang ke Biel, kalo udah gede, Biel jadi anaknya ayah. Kalo ayah marah sama Aska, berarti ayah marah juga sama Biel. Emang ayah mau, Biel ga sayang sama ayah?”

“Bunda ngomong apa sih, ayah gaada marah. Ayah kan lagi makan”

Amara terkekeh kecil melihat tingkah sang suami.

“Ayah beneran setuju sama Biel Biel itu yah?” Tanya Samantha.

“Iya, ayah setuju sama anak itu. Karena dia penyelamatan ayah dulu” Ucap Satria.

“Gimana maksudnya yah? Dia nyelamatin ayah? Nyelamatin dari apa?” Cecar Samantha.

“Dulu, ayah tuh sempet jatuh terus pingsan. Tempat ayah pingsan itu jauh dari mata semua orang, untungnya waktu itu, Biel lagi ngumpet di tempat ayah pingsan, jadi Biel cepet-cepet kasih tau orang-orang tentang ayah yang pingsan” Jelas Amara.

“Hooo, cuma gitu doang kok”

“Bagi kamu cuma, tapi bagi ayah sama bunda, itu anugerah Anna. Kalo aja Biel ga kesana, mungkin ayah gaakan ada disini sama kita sekarang” Jelas Amara.

Samantha dan Samudra pun terdiam seketika.

“Aska, bunda harap, hubungan kamu sama Biel baik ya sayang. Dia itu anak yang manis, baik, pinter lagi”

Samudra hanya bisa mengangguk tanpa tau harus bereaksi seperti apa saat ini. Berita mengenai ia yang sudah di jodohkan oleh Gabriella benar-benar seperti sebuah gempa yang mendadak. Entah apa yang harus ia lakukan sekarang. Rasanya aneh saat mengetahui dirinya sendiri menjadi korban perjodohan orang tua.

Dulu, saat Nora mengatakan jika orang tua mereka sepakat untuk menjodohkan mereka, Samudra berani membuka suara dan mengatakan jika ia tidak ingin menjadi korban perjodohan orang tua. Tapi saat ini, ia benar-benar tidak tau harus melakukan apa. Apa dia harus merasa senang, karena ia di jodohkan oleh gadis yang memang sedang ia taksir? Tapi Samudra sendiri belum begitu yakin dengan perasaan nya terhadap Gabriella. Ia masih menimbang-nimbang, ia takut, perasaan nya hanya sementara.

.

.

.

.

.

TBC.