NovelToon NovelToon
Menjebak Jodoh

Menjebak Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Romansa
Popularitas:70.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Jodoh dicari ✖️

Jodoh dijebak ✔️

Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.

Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

Di tengah hingar bingar club, Ivy dengan percaya dirinya, mendekati cowok yang duduk sendirian di meja pojok. Dari gesturnya, tampak kurang nyaman, tapi entahlah. Ia perkirakan, usianya awal 20 an, semoga saja benar. Dan yang paling penting, semoga bukan suami orang, karena jika itu benar, ia akan langsung say goodbye. Semakin dekat jarak, semakin terlihat, jika cowok itu ternyata jauh lebih tampan.

"Boleh duduk?" tanya Ivy, menyunggingkan senyum termanisnya.

"Hah!"

"Boleh duduk?" ulang Ivy lebih keras, sedikit mencondongkan badan ke arah cowok tersebut.

"Silakan," sahut cowok tersebut dengan ekspresi yang ternyata, dua kali lipat lebih tidak nyaman.

"Ivy," Ivy memperkenalkan diri, mengulurkan tangan sebelum akhirnya menjatuhkan bobot tubuhnya ke sebuah kursi yang ada di depan cowok itu.

"Yasa," balas cowok itu, menerima uluran tangan Ivy. Ia terlihat grogi, mengambil air mineral di atas meja, lalu meneguknya.

Ivy tersenyum kecut, membuang pandangan ke arah lain demi ekspresi menahan tawanya tak terlihat. Bagaimana tidak, ia seperti melihat spesies langka, tak hanya gestur dan ekspresinya yang terlihat grogi berhadapan dengan perempuan, minumnya juga air mineral. Nih cowok kayaknya tersesat deh, pikirnya dalam hati. "Em.. sendirian aja?" basa basi itu perlu, meski sejujurnya ia kurang suka. Apalagi mendekati cowok seperti ini, itu jelas bukan dia.

"Enggak. Tuh," Yasa menoleh, menunjuk teman-temannya yang asyik di dance floor.

Jadi tebakan Firman benar, Yasa adalah salah satu undangan dari cewek yang merayakan ultah di club tersebut.

"Kenapa gak gabung?"

"Gak bisa joget," Yasa tersenyum, menyentuh bibirnya dengan jemari.

Alamak, Ivy sampai terdiam beberapa saat, memuji dalam hati, betapa tampan Yasa saat tersenyum. Tak hanya bikin diabetes, tapi juga bikin melting. "Tinggal gerak aja, bebas."

"Tetep aja, kalau gak biasa, rasanya kayak gimana gitu. Lo sendiri, kenapa gak ke dance floor?"

"Em...." Ivy menyelipkan rambut ke belakang telinga, tersenyum malu-malu. "Gak bisa juga. Hahaha," tertawa garing.

"Tinggal gerak aja, bebas."

Dari tawa garing, berubah jadi tawa lepas saat Yasa mengulang kalimatnya. Demikian pun dengan Yasa, cowok itu juga tertawa, raut wajah yang tadinya tegang, sedikit demi sedikit mencair.

"Yasa... " panggil seorang cewek yang sejak tadi memperhatikan, datang mendekat, menatap Ivy sengit. "Ayo kesana!" menarik tangan Yasa.

"Lo aja deh," tolak Yasa, menarik tangannya hingga lepas dari genggaman Viola. "Kepala gue pusiing, gak lucu kan, kalau tiba-tiba oleng di dance floor lalu jatuh," ia tersenyum, membayangkan kejadian yang akan bikin ia malu.

"Makanya minum, biar gak pusing kepala lo," Viola mengambil gelas berisi minuman berwarna agak kuning, menyerahkan pada Yasa. "Alkoholnya cuma dikit, gak bakal bikin mabuk, cuma biar gak pusing aja karena suara keras dan sorot lampu."

"Enggak!" tolak Yasa, menerima minuman tersebut lalu meletakkan kembali ke atas meja. "Tuh, di panggil genk lo, sana deh buruan!" mendorong Viola agar kembali ke dance floor.

"Sama elo," rengek Viola, kembali menarik tangan Yasa.

"Udah, sana," Yasa kembali mendorong punggung Vio.

"Dia siapa sih?" Bukannya pergi, Vio malah memperhatikan Ivy, menatap tidak suka.

"Ivy," Ivy memperkenalkan diri, mengulurkan tangan ke arah Viola.

"Gak penting siapa lo," ujar Vio sengit. "Yang penting, gak usah gangguin Yasa."

Ivy hanya manggut-manggut pelan, menarik kembali lengannya yang nganggur.

Viola masih berusaha membujuk Yasa, tapi tetap gagal, sampai akhirnya ia nyerah, dengan berat hati kembali ke dance floor bersama teman-temannya. Dia sebagai yang punya acara, gak mungkin malah duduk berduaan disini bersama Yasa.

"Pacar lo?" ta

"Bukan," Yasa menggeleng. "Gue gak punya pacar."

"Baru putus?"

Yasa menggeleng, "Gak pernah pacaran."

"Jangan-jangan, udah nikah?"

"Hahaha, belumlah."

"Syukur deh."

"Hah, syukur, maksudnya?" Yasa mengernyit bingung.

"Hah!" Ivy panik saat sadar sudah keceplosan. "Eng, enggak. Mak, maksud gue, ya bagus kalau belum nikah. Kalau udah nikah, jauh-jauh deh dari tempat kayak gini. Gitu maksud gue," tersenyum absurd.

"Oh... " Yasa manggut-manggut.

Ivy mengusap dada, bernafa lega karena Yasa tidak curiga. "Kerja, kuliah?"

"Kuliah," jawab Yasa sambil memijit kepalanya yang pusing. Benar kata Vio, dentuman musik yang keras, lampu sorot yang menyilaukan, serta aroma alkohol, bikin kepalanya nyut-nyutan.

"Kamu gak minum alkohol?"

Yasa menggeleng. "Emang kalau ditempat kayak gini, musti minum ya?"

"Ya enggak juga sih, tapi seperti kata teman lo, kalau gak minum pasti pusing."

"Lha terus, kalau mabuk apa gak tambah pusing?" Yasa geleng-geleng, berusaha mematahkan keyakinan para kaum clubbing.

"Em... apa ini pertama kalinya lo masuk club?"

"Kelihatan ya?" Yasa tersenyum, mengusap tengkuknya. "Apa dari body language gue, kelihatan? Gue kayak norak gitu ya?"

"Hahaha," Ivy langsung ngakak. "Ya... sejujurnya iya sih, lo kelihatan gak nyaman."

Ganteng, berondong, bukan suami orang, gak punya pacar, gak minum alkohol, pertama kali masuk club malam. Sumpah, se green flag itu cowok di depannya. Tapi... Ivy justru dilema, satu sisi ingin sekali mendapatkan Yasa malam ini, tapi satu sisi lagi, ada rasa kasihan, apa iya, ia tega menjebak cowok se green flag Yasa?

"Mikirin apa?"

"Hah!" Ivy langsung gelagapan. Ah, sepertinya ia terlalu lama melamun, sampai kepergok Yasa. "Eng, enggak kok, cuma heran aja, cowok baik-baik kayak lo, kok sampai tersesat disini."

Yasa langsung ngakak dikata tersesat. "Ceritanya panjang."

"Tapi intinya, lo gk bisa nolak ajakan temankan?" tebak Ivy to the point.

"Yup," Yasa mengangguk. Ia kembali memijat kepala yang terasa semakin berat. Membuka tutup air mineral, meneguk isinya sampai tandas.

"Mau lagi? Aku bisa pesenin?" tawar Ivy yang melihat Yasa seperti masih haus.

"Enggak, gak usah. Oh iya, lo sendirian?"

Ivy menggeleng, tapi sedetik kemudian mengangguk, sampai-sampai membuat Yasa bingung.

"Maksudnya, gue kesini sendiri, tapi disini ada temen gue. Tuh," menunjuk ke arah Firman yang sedang melayani pelanggan. "Oh iya, kalau lo mau, gue bisa pesenin minuman ke temen gue yang kadar alkoholnya zero."

"Biar gak minum air mineral gitu?" Yasa terkekeh, mengangkat botol kosong air mineral. "Apa segitu malu-maluinnya ya, minum air mineral di club malam?"

"Ya gak gitu juga sih, tapi... " Haduh, ia jadi bingung, gimana cara dapetin Yasa kalau mabuk saja, cowok itu gak mau. Ya kali dia langsung bilang minta benihnya, pengen dihamilin, yang ada harga dirinya tersungkur hingga ke lapisan bumi paling dalam. Ia menatap Firman, berharap cowok itu menatapnya dan memberi solusi. "Eh bentar ya, gue ambil minuman dulu, tadi gua tinggal di meja bar," ia beranjak, buru-buru ke tempat Firman. Sesekali kembali menoleh pada Yasa, takut cowok green flag itu, di samber garong lain.

"Kok balik lagi?" tanya Firman, tersenyum mengejek. "Nyali lo gak segede itu Vy, pasti lo berubah fikiran kan?"

Ivy menggeleng cepat. "Justru gue balik kesini, buat minta bantuan lo. Bantu gue cari cara untuk bisa tidur dengan cowok itu malam ini."

Mata Firman membulat sempurna, beberapa saat kemudian, menggeleng cepat.

"Ayolah Fir, please bantu gue," rengek Ivy. "Gua harus hamil Fir. Semesta sudah merestui gue dengan mengirim cowok se green flag Yasa tersesat di club."

Firman auto ngakak, "Green flag? Gak ada cowok green flag main ke club?"

"Dia cuma sedang tersesat, Fir."

Firman menghela nafas panjang. "Terus, cowok green flag, mau lo jebak? Stress lo! Jangan merusak masa depan anak orang, Vy!"

"Siapa yang mau merusak? Gue gak bakal minta tanggung jawab kok. Gue gak akan nikah seumur hidup. Buat apa nikah, bikin sengsara, bikin menderita. Gue cuma mau hidup sama anak gue. Fir, please... " Ivy terus membujuk, sampai Firman memijat kepalanya, pusing.

"Ya udah, gue bikinin minuman biar dia mabuk, terus selanjutnya, lo urus sendiri," Firman mulai meracik minuman.

"Dia gak mau minum alkohol, Fir, cari cara lain."

"Astaga!" Firman berdecak kesal, membuang nafas kasar. "Ya udah, lo rayu aja. Cowok mana sih, yang gak mau diajak check in. Gak ada kucing yang nolak ikan asin."

"Yang ada, dia malah ilfeel kalau gue rayu. Selain itu, gue juga mana bisa ngerayu, bukan keahlian gue, Fir."

Firman memelototi Ivy, giginya bergemelatuk, kedua telapak tangan di depan wajah cewek itu, pengen nyakar-nyakar rasanya. Yang punya ide siapa, yang di suruh mikir siapa?

"Fir, lo ada obat buat bikin cowok tuing gak?"

"Tuing? Apaan?" Firman mengernyit bingung.

"Yaelah, pura-pura gak faham pula. Obat perang sang bego!"

"Enggak, enggak, gue gak ada yang gituan," Firman menggeleng cepat.

"Ayolah Fir, please. Gue yakin, di tempat kayak gini, banyak yang nyari obat kuat."

"Heh!" Firman langsung mendelik, menepuk kepala Ivy. "Lo pikir disini tempat pros ti tu si, sampai nyari obat kuat? Udah, gue bikinin minuman yang bikin dia mabuk aja, trus selanjutnya, lo yang urusin."

"Bikin mabuk, sekaligus bikin melecutkan gairahh dia, Fir. Please... "

1
Hani Ekawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Kasihan sama Alice, ngejar Yasa dari jaman Yasa masih SMA, eh sekarang Yasa mau nikah sama Ivy. Tapi mau gmna lagi, berarti Yasa bukan jodoh Alice.
Hani Ekawati
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hani Ekawati
Klo ga nikahin kamu, yang ada Yasa makin merasa bersalah karena udah jelas bayi yg dikandung kamu anaknya tapi ga nikahin.
Hani Ekawati
Yasa tampak frustasi karena insecure karena dia belum kerja dan belum punya usaha apa2
Hani Ekawati
Entar klo dah nikah Ivy pasti mau merubah cara berpakaiannya, Sa.
Hani Ekawati
Ya ampun Pi 😂😂😂
Esther Lestari
bakalan patah hati berat Alice kalau tahu Yasa akan menikah dengan Ivy
Rahmawati
ivy tahu diri, gk mau minta mahar banyak
Rahmawati
duh seorang yasa bisa insecure
jumirah slavina
buahahahahahahahahahaaaaa

lha lo juga ngebuka baju Ipi.,
jadi satu sama donk..

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
astagaaaaaa 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
sayang Ipi banyak-banyak
jumirah slavina
s' Alis ngejar brutal
s' Ipi santai banget
s' Ilyas bingung banget

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
bukan salah Kamu lagi., sudah Kamu ingatkan berkali²....
jumirah slavina
klo nolak kasihkan tiket 'y buat Aku aja 🤣🤣
Kar Genjreng
Aslinya. Ivi itu bukan Anak nakal cuma
capai di jodohkan atau mirip di jual,,
seperti yang bdi ceritakan kepada mama Sani makanya seolah cari ke bahagia an
nya sendiri suka suka,,,,agar ayahnya
marah justru baik menurut Ivi jadi buat
sengaja',,, sukses Vi tetap semangat dan
selalu jadi wanita cantik dan baik,
Kar Genjreng
Tu pak Usup lihatlah calon menantu mu
yang ke dua,,,di kasi h mahar hanya liontin satu gram,,,bukan menghina na Yasa
tapi Ivi berasa bersalah,,,coba cewek lain seperti mantan Abangnya bisa mirip
rampok ,,,tapi yang sudah di hina oleh papa usup justru sangat nrimo dan jujur
melas kan malah di nikahi saja sudah
bahagia 😭 nangis bukan apa tapi terharu
dengan Ipi yang sederhana dan tidak
neko neko dan serakah ,,, Yasa uangnya
banyak Vi ga usah takut belilah kalung
yang kecil tapi manis,, sederhana tapi
elegan paksa beliin Yas ,,, sebenarnya ga bisa beli ga mampu belum mampu beli
Ivi jadi di paksa atau diam diam belikan

ayahnya duit mataan tapi lihat putrinya
lope lope sekebon jengkol yabVi kirim
ke Kakak Yuuuuuu 🤣🤣👍
Kar Genjreng
terlambat semlm ngantuk,,,El ngapa percaya diri banget si sampai ga mau
dengar penjelasan Yasa. saking berharap bamget beli tiket nyongkel tabungan 🤣
El ku akan kece a abis melas justru ya
nanti tidak ada El yang ramai dan senyum
riang,,,abis bagaimana lagi ya yayang nya
di perkosa cewek cantik,,itu kata Luth,,,
kecil juga tau mana yang cantik dan jelek
Ipi beneran ya mau sendian dengan calon anak tanpa suami. bila ga ada dukungan
percaya Vi seratus ribu,,,,kaya cinta Alice
1000 pun akan setia haduhhh El 😭😭
cuma melas mau nonton saja nyongkel celengan,,
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Alice pasti sakit hati kl tau Yasa mau nikah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!