Demi menyelamatkan perusahaan keluarganya, Luo Wan dijebak oleh ayahnya sendiri dan terpaksa melarikan diri di malam penuh skandal. Tanpa sadar, ia masuk ke kamar pria asing—dan keesokan harinya, hidupnya berubah total.
Pria itu adalah Sheng Qing, CEO muda yang dingin dan berkuasa. Setelah malam itu, ia berkata:
> “Kamu sudah naik ke ranjangku duluan. Sekarang kamu milikku.”
Sejak saat itu, Luo Wan terperangkap di antara cinta, dendam, dan permainan kekuasaan.
Namun dunia segera tahu—Luo Wan bukan wanita yang bisa dibeli atau diperbudak oleh siapa pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haha Hi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
Luo Wan menatap gedung besar milik Grup Sheng di seberang, dan tiba -tiba muncul sebuah ide dalam benaknya.
Ia bangkit berdiri, keluar dari kedai kopi, lalu berjalan langsung menuju seberang jalan.
“Halo, saya ingin bertemu dengan Tuan Sheng Qing, Presiden Direktur.”
Luo Wan langsung mengutarakan maksud kedatangannya saat tiba di meja resepsionis.
Resepsionis adalah seorang gadis berusia dua puluhan, sedang duduk sambil mengagumi kukunya sendiri. Mendengar suara Luo Wan, ia memandang Luo Wan dari atas ke bawah dengan tatapan meremehkan, lalu berkata dengan santai, “Sudah membuat janji?”
“Belum.”
“Kalau begitu mohon maaf, Nona.” Resepsionis itu masih saja menatap kukunya, matanya bahkan tidak melirik ke arah Luo Wan.
Luo Wan menahan diri, “Tolong beritahukan padanya bahwa saya bermarga Luo.”
Sebenarnya, ia pun tidak yakin apakah ucapan pria itu semalam masih berlaku. Atau mungkin maksud pria itu berbeda dari apa yang ia pikirkan sekarang.
“Presiden Direktur kami sangat sibuk. Tidak semua orang bisa langsung menemuinya sesuka hati.”
Hari ini Luo Wan mengenakan pakaian yang sangat santai, rambutnya hanya dikuncir kuda sederhana, tanpa riasan di wajah, tampak beberapa tahun lebih muda dari usia aslinya.
Resepsionis menilai seseorang dari penampilan. Melihat Luo Wan masih belum berniat pergi, ia mulai menunjukkan wajah tak sabar.
Luo Wan memejamkan mata, menekan sumpah serapah yang hampir keluar dari mulutnya, agak menyesal telah membuang kartu nama pria itu dulu.
“Sebaiknya kamu segera—”
“Nona Luo.”
Ucapan si resepsionis terpotong oleh suara pria yang tiba -tiba muncul. Melihat siapa yang datang, ia segera memasang senyum dan menyapa, “Asisten Khusus Xu.”
Luo Wan menoleh ke arah suara dan melihat seorang pria asing mengenakan setelan jas hitam, ekspresinya bingung.
“Anda mengenal saya?”
Asisten Xu tersenyum, ekspresi canggung sempat melintas di wajahnya.
Karena semalam, ialah yang bertugas menyelidiki informasi tentang dirinya.
“Anda datang untuk bertemu dengan Tuan Sheng, bukan? Mari saya antar naik.”
Selesai berbicara, ia pun menoleh dan memberi peringatan kepada resepsionis yang masih tercengang, “Mulai sekarang, setiap kali Nona Luo datang mencari Presiden Direktur, langsung laporkan.”
“Ya- ya, tentu.”
Resepsionis segera mengangguk-angguk penuh kepanikan, sama sekali sudah tidak terlihat sikap acuh tak acuhnya tadi.
Hatinya pun diliputi ketegangan dan ketidakpastian.
Siapa sebenarnya wanita yang baru saja ia perlakukan dengan buruk itu?
Luo Wan mengikuti Asisten Xu menuju lift khusus untuk Presiden Direktur.
Di ruang kantor Presiden Direktur.
Sheng Qing sedang menunduk memeriksa dokumen. Setelah Asisten Xu mengantarnya masuk, ia pun keluar.
Luo Wan duduk di sofa, memperhatikan pria itu yang tampak serius bekerja.
Harus diakui, dirinya semalam memang tidak sepenuhnya dirugikan.
Pria itu benar -benar sempurna, tanpa busana ia liar dan mendominasi, dengan pakaian dan kacamata ia tampil anggun dan berwibawa.
Dari sudut mana pun, semuanya terlihat sempurna.
Dengan wajah seperti itu, jika masuk ke dunia hiburan pun mungkin tidak akan ada yang bisa menyainginya.
Luo Wan tertegun menatapnya.
“Puas melihatnya?” Tiba -tiba terdengar suara pria yang jernih dan tenang.
Luo Wan langsung tersentak, buru- buru memalingkan wajah, berpura- pura melihat ke arah jendela.
Sheng Qing melepas kacamatanya, memijat pelipis, baru kemudian menatap gadis yang duduk di sofa itu.
Hari ini penampilannya benar- benar seperti anak di bawah umur.
Kalau bukan karena dia tahu usia sebenarnya dan sudah membuktikan bahwa tubuhnya memang telah dewasa, ia takkan pernah menyentuhnya.
“Kemarilah.” Ia menekuk sikunya di atas meja, dan mengisyaratkan dengan telunjuk kepada Luo Wan.
Melihat gadis itu menurut dan duduk di depannya, Sheng Qing pun menunjukkan senyuman kecil yang puas.
“Sudah dipikirkan dengan matang?”
Luo Wan menstabilkan detak jantungnya, lalu bertanya, “Kenapa harus saya? Dengan status Anda, hanya tinggal menggerakkan jari saja dan ribuan wanita akan datang.”
Mendengar itu, Sheng Qing berdeham dua kali, tatapannya menembus lurus ke arah Luo Wan. “Kalau harus memberikan alasan, mungkin karena saya sangat menyukai perasaan saat berinteraksi mendalam denganmu.”
Ucapan itu membuat telinga Luo Wan memerah, matanya membelalak.
Orang ini... berbicara dengan sangat gamblang.
Mereka baru bertemu dua kali, dan kalau berbicara tentang ‘interaksi’... hanya terjadi semalam.
---
“Kamu ingin aku bersamamu dalam status seperti apa?”
Meskipun Luo Wan merasa sedikit malu, ia tetap tidak melupakan tujuan kedatangannya hari ini.
“Kamu ingin dalam status apa?” pria itu balik bertanya.
“Saya butuh sebuah pernikahan.” Setelah mengucapkannya, Luo Wan menatapnya cermat, ingin melihat reaksi dari pria di hadapannya.
Sebenarnya ia tidak terlalu percaya diri. Alasan ia datang ke sini adalah karena pria itu adalah pria pertama baginya, dan memiliki status sosial yang sangat tinggi.
Menikah dengannya bisa memutus segala niat buruk Luo Minghui dan sekaligus mengambil kembali saham peninggalan ibunya.
Tatapan Sheng Qing sedikit berubah, menatap gadis yang berdiri tegak itu dengan bibir terkatup rapat.
Meski mengenakan pakaian santai, bentuk tubuh yang indah itu tetap tak bisa disembunyikan.
Tubuhnya tiba -tiba terasa sedikit tegang, ia menarik napas dalam, lalu mengubah posisi duduk.
Menekuk jari dan meletakkannya di bibir, ia batuk ringan dan tersenyum tipis.
“Yang saya ingat, Nona Luo pagi tadi masih bersikap seolah tidak ingin ada urusan apa pun dengan saya.”
Luo Wan menjelaskan, “Saya hanya butuh pernikahan selama enam bulan. Dalam waktu itu, saya bisa menjalankan kewajiban sebagai istri. Setelah enam bulan, saya akan pergi tanpa membawa apa pun.”
Mendengar itu, Sheng Qing mengangkat alisnya, tampak terkejut.
“Nona Luo, boleh saya tahu alasannya?”
Tangan Luo Wan mengepal di sisi tubuhnya, namun ekspresinya tetap tenang. “Saya butuh pernikahan untuk merebut kembali milik ibu saya. Dan saya tidak ingin lagi menghadapi laki- laki kedua.”
Mendengar itu, mata Sheng Qing sedikit menyipit.
Sebenarnya, sejak gadis itu muncul dan kemudian mengajukan permintaan menikah, ia sama sekali tidak merasa terganggu.
Ia memang sangat menyukai tubuhnya, dan saat mereka bersentuhan pertama kali semalam, ia bisa merasakan dengan jelas bahwa penghalang tipis itu masih ada.
Bahkan kalau gadis itu tidak mengajukan permintaan ini, ia pun akan bertanggung jawab atasnya.
Apalagi sekarang, kedua orang tua di rumah setiap hari membuat keributan karena pernikahannya.
Menikah dengannya bisa membuat dua orang tua itu tenang.
Namun ada satu kalimat yang membuatnya tidak begitu nyaman.
Sheng Qing terdiam sejenak, lalu berkata, “Tapi pria dalam keluarga Sheng tidak mudah menceraikan istri. Permintaan Nona Luo tidak mudah dipenuhi.”
Ekspresi di wajah Luo Wan menunjukkan kekecewaan.
Sebenarnya, jawaban seperti ini sudah ia perkirakan, karena ini adalah hal besar dalam hidup.
Siapa yang bisa memutuskan untuk menikah hanya karena satu malam di tempat tidur?
Terlebih lagi, pria ini adalah putra kebanggaan langit, seorang CEO besar. Pernikahan tentu bukan hal sepele baginya.
“Saya telah lancang.”
Luo Wan menundukkan kepala, meminta maaf atas kelancangannya.
“Sampai jumpa.”
Tampaknya ia harus mencari cara lain. Bagaimanapun, ia harus mendapatkan kembali saham ibunya.
Luo Wan berbalik dan melangkah pergi dengan kecewa.
“Tunggu dulu.”
Suara pria itu terdengar dari belakang.
“Nona Luo, Anda selalu bersikap sekeras ini?”
Apa maksudnya?
Luo Wan berhenti, lalu menoleh dengan bingung menatap pria tampan dan kalem di balik meja.
“Kita bisa menikah. Tapi soal kapan bercerai, itu hak saya untuk menentukan.”
Luo Wan tertegun.
Ia menatap serius ekspresi pria itu, mencoba mencari petunjuk dari wajahnya.
Namun, pria itu adalah seseorang yang belum pernah kalah di dunia bisnis. Mana mungkin wajahnya bisa terbaca semudah itu?
Beberapa saat kemudian.
“Baik.”
Luo Wan mengangguk.
Sekarang yang paling penting adalah mendapatkan kembali saham itu.
Selain itu, pria ini dari segala sisi adalah sosok idaman. Menikah dengannya bukan kerugian.
“Kamu bawa buku keluarga?” Sheng Qing merapikan dokumen di atas meja, lalu berdiri dan berjalan mendekatinya.
“Apa?”
Pergantian topik yang mendadak membuat Luo Wan tertegun, belum bisa bereaksi.
Berikutnya, keningnya diketuk ringan oleh jari pria itu. Sheng Qing menyelipkan satu tangan ke saku, berdiri di hadapannya dengan senyum di ujung bibir.
Luo Wan memegangi kening, menatap pria itu.
Barulah ia sadar, pria itu ternyata sangat tinggi, satu kepala lebih tinggi darinya.
Dengan tinggi badannya yang 170 cm, berdiri di samping pria itu membuat mereka tampak seperti pasangan dengan perbedaan tinggi yang manis.