NovelToon NovelToon
Istri Kecil Dokter Dingin

Istri Kecil Dokter Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Dokter
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Alin Aprilian04

Amira, wanita cantik berumur 19 tahun itu di jodohkan dengan Rayhan yang berprofesi sebagai Dokter. Keduanya masih memiliki hubungan kekerabatan. Namun Amira dan Rayhan tidak menginginkan perjodohan ini.

Rayhan pria berumur 30 tahun itu masih belum bisa melupakan mendiang istrinya yang meninggal karena kecelakaan, juga Amira yang sudah memiliki seorang kekasih. Keduanya memiliki seseorang di dalam hati mereka sehingga berat untuk melakukan pernikahan atas dasar perjodohan ini.

Bagaimana kisah cinta mereka selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin Aprilian04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan pertama kali

Sudah enam hari Amira berada di Indonesia, namun ia belum pernah keluar rumah. Ia sudah sangat jenuh dengan rutinitas yang sama setiap harinya.

Hari ini ia berencana untuk bertemu dengan teman-temannya di salah satu cafe. Ia sudah bersiap dengan pashmina berwarna coklat tua yang menghiasi wajah cantiknya. Tak lupa ia memanjangkan pashmina itu menutupi dada, dari pada ia harus kena marah Abi dan Umminya lagi karena kala itu berani keluar tanpa jilbab lebar. Apalagi Kakaknya yang sangat sangat posesif.

Amira mengayunkan langkahnya menuju lantai bawah dimana kedua orang tuanya dan juga sang Kakak sedang santai di ruang keluarga. Dengan menyiapkan hati Amira melangkahi satu persatu anak tangga dengan harapan semoga mendapatkan izin untuk keluar rumah sendirian.

"Abiii!" Amira menghampiri sang Ayah lalu menghambur ke pelukan pria bertubuh tegap itu.

"Mashaallah, anak Abi udah cantik ini." Abi Rafiq mengelus pipi Amira. Kekesalannya terhadap sang anak hanya bertahan sebentar saja. Rasa sayangnya mengalahkan segalanya. Apalagi pelukan hangat dari putri kecilnya yang selalu melemahkannya.

Amira mencium pipi sang Ayah dengan senyuman yang sangat merekah di pipinya.

"Hati-hati, Bi. Kalau lagi bersikap manis gitu biasanya ada maunya!" Celetuk Rasyid seraya memegang stick PS di tangannya. Ummi Salma tertawa kecil mendengarnya.

Sedangkan Amira memutar bola matanya malas, ia tak menghiraukan ucapan sang Kakak posesif sekaligus nyebelinnya itu.

"Abi ganteng deh, Amira sayang banget sama Abi tau." Amira mengeratkan pelukannya. Membiarkan kepalanya bersandar di dada bidang sang Ayah.

"Abi lebih sayang sama kamu. Meskipun akhir-akhir ini kamu agak nyebelin, tapi rasa sayang Abi terus bertambah setiap harinya!" ujar Abi Rafiq, Amira mengerucutkan bibirnya.

"Mau kemana udah rapih gini, Nak?" tanya Ummi Salma yang sedang ngemil di sebelahnya.

"Heheheh!" Amira tersenyum lebar, "Amiraa mau ketemu sama temen-temen SMA, Mi, BI. Boleh yaa?"

"Tuh kan kata Kakak juga apa, Amira pasti ada maunya!"

"Ishhh," Amira mendelik kesal.

"Lhoo padahal hari ini Ummi rencananya sama Abi mau ngajak kamu ke Rumah Sakit," ujar Ummi Salma.

"Emang siapa yang sakit, Mi?"

"Itu Om Basir Ayahnya calon suami kamu, beliau sakit jantungnya kambuh lagi. Baru aja hari ini abis Dzuhur Ummi mau kesana. Kamu harus ikut yaa?"

Amira menghela nafas mendengar kata calon suami. Rasanya ia ingin muntah mendengar kata menjijikan itu.

"Yaahh, Ummi kenapa gak bilang dari tadi sih. Amira udah janjian sama temen-temen!"

"Lhoo Ummi udah pesen sama Kak Rasyid buat ngasih tahu kamu!"

"Gak ada tuh, Kak Rasyid gak ngasih tahu aku, Mi."

"Hehe, maaf lupa, Mi!" Rasyid menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Eeuuhh, nyebelin banget sih!" Amira menatap sang Kakak kesal.

"Yaa maaf!"

"Maaf, maaf!" Kesal Amira.

"Yasudah, kalau bisa undur dulu aja yaa sayang ketemuan sama temen-temennya. Abi kasih bonus boleh deh pergi sendirian tanpa di temenin Kak Rasyid keluarnya. Asal hari ini kamu ikut ke Rumah Sakit, gimana?" Abi Rafiq menatap putrinya penuh kasih sayang.

"Ya udah deh, Bi. Tapi janji yaa besok Amira boleh pergi sama temen-temen sendirian?"

"Iya boleh, asal cuman dua jam!"

"Ih masa... "

"Mau ngga?"

"Iya-iya deh!"

Amira akhirnya menyimpan tasnya disana, ia pun tiduran di atas paha sang Ayah sambil memainkan handphonenya. Tak apalah ia tidak jadi main hari ini, yang penting besok bisa main sendirian tanpa di temani sang Kaka.

***

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam warahmatullah!"

Amira mengikuti kedua orangtuanya yang kini memasuki kamar VVIP di salah satu rumah sakit. Amira membawa parsel yang berisikan buah-buahan lengkap di dalamnya.

Disana terdapat Rayhan yang tengah memeriksa sang Ayah. Pria matang itu menunduk menjaga pandangannya. Sedangkan Amira menatap jengah pada pria berumur 30 tahun itu. Dulu ia masih ingat laki-laki itu selalu mengajak main dirinya ketika ia masih kecil, namun entah mengapa kini ia menjadi sebal seketika saat tahu ia akan di jodohkan dengan Rayhan.

"Om, Tante!" Amira bersalaman dengan kedua Om dan Tantenya yang sangat menyayanginya sejak dulu. Ia sangat akrab dengan keduanya. Hanya saja setelah dewasa ia dan Rayhan menjadi tidak terlalu dekat karena pertemuan yang sangat jarang.

"Sehat, Nak?" Asma memeluk Amira penuh kasih sayang. "Duuhhh, rindu banget Tante sama kamu."

"Alhamdulillah, Tante. Amira sehat. Tante gimana kabarnya?" Amira tampak bahagia, Tantenya ini sudah ia anggap seperti Ibu keduanya.

"Tante sehat, sayang."

Asma begitu sumbringah, bagaimana tidak, keluarga yang begitu ia sayangi kini akan menjadi mantunya sendiri.

"Tante sombong, sekarang jarang ajak Amira lagi ke Mall."

"Kamu kan sibuk terus, apalagi pas di luar negeri. Duuhh, sampe Tante sungkan nelfonnya takut lagi sibuk terus."

"Hehe.... Sekarang ngga dong, Tan."

"Kapan pulang dari Paris, Nak?" sahut Basir. Amira pun mendekati pria paruh baya itu dan berdiri di sampingnya.

"Hari Minggu, Om." Amira tersenyum sopan, "Om yang sehat lagi yaa. Jangan sakit terus!"

"Iyaa, Om pasti sehat. Nanti kan bakal duduk dampingin kamu dan Rayhan di pelaminan."

Uhuk uhuk

Rayhan yang sedang meneguk air putih pun tiba-tiba tersedak, ia mengatur nafasnya lalu menyimpan gelasnya di atas meja.

Semua mata tertuju padanya, pria berwajah tampan dan kalem itu nampak terlihat sekali salah tingkahnya.

"Maaf!" ujarnya.

"Udah salaman belum kalian?" tanya Ummi Salma dengan senyuman hangat. Ia adalah orang yang paling semangat dalam ide perjodohan ini, karena ia akan besanan dengan keponakannya sendiri.

Amira terdiam, ia memalingkan wajahnya dari Rayhan dan pura-pura tak mendengar ucapan sang Ibu.

"Mmm... " Rayhan terlihat salah tingkah. Entah kenapa ia menjadi secanggung ini. Padahal dulu ia hanya menganggap Amira sebagai anak kecil yang selalu ia ajak jajan jika sedang kumpul keluarga. Dan setelah tiga tahun tidak bertemu, akhirnya ia bertemu kembali dengan Amira yang sudah dewasa seperti ini.

Ia masih ingat dulu sering sekali main di Playground bersama dengan Amira. Mengantarnya belanja mainan wanita, juga memainkan rambutnya yang panjang dan kecoklatan. Tak di sangka, kini ia akan menikah dengan wanita kecil ini. Rasanya bagaikan mimpi.

"Maklum, Dek. Mungkin mereka udah jarang ketemu!" Celetuk Asma.

Semua orang pun tertawa kecil, membuat Rayhan semakin salah tingkah, sedangkan Amira semakin mendelik kesal.

"Nanti juga mereka bakal terbiasa," sahut Abi Rafiq.

"Nggak nyangka yaa kita bakal jadi besan," timpal Basir.

Kedua pria paruh baya itupun tertawa bahagia.

"Bagaimana kabar mu, Amira? Sudah lama tidak bertemu!" ujar Rayhan akhirnya mengasongkan tangannya.

"Baik!" Amira menyalami pria di depannya dengan senyuman yang di paksakan.

Hai teman-teman, jangan lupa untuk vote dan komennya yaa...

Terimakasih banyak❤️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!