NovelToon NovelToon
Friendzone Tapi Menikah

Friendzone Tapi Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Persahabatan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:842
Nilai: 5
Nama Author: B-Blue

Menikahi sahabat sendiri seharusnya sederhana. Tetapi, tidak untuk Avellyne.
Pernikahan dengan Ryos hanyalah jalan keluar dari tekanan keadaan, bukan karena pilihan hati.

Dihantui trauma masa lalu, Avellyne membangun dinding setinggi langit, membuat rumah tangga mereka membeku tanpa sentuhan, tanpa kehangatan, tanpa arah. Setiap langkah Ryos mendekat, dia mundur. Setiap tatapannya melembut, Avellyne justru semakin takut.

Ryos mencintainya dalam diam, menanggung luka yang tidak pernah dia tunjukkan. Dia rela menjadi sahabat, suami, atau bahkan bayangan… asal Avellyne tidak pergi. Tetapi, seberapa lama sebuah hati mampu bertahan di tengah dinginnya seseorang yang terus menolak untuk disembuhkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon B-Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Meski acara lamaran berjalan lancar dan tidak ada kendala, nyatanya hari ini, Ryos tidak bisa tenang.

Kemarin saat Avellyne izin ke toilet, wanita itu terlihat murung ketika kembali menghampiri Ryos dan Hanna. Dia memberi alasan dengan mengatakan tiba-tiba tidak enak badan dan kedua sahabatnya percaya sebab wajah Avellyne terlihat pucat.

Dari sana Ryos menebak mungkin saja calon istrinya itu kepikiran soal pria lain. Ya, salah satu pria yang pernah menjadi kekasih Avellyne.

Ryos berpikir bahwa Avellyne masih belum bisa move on.

"Ryos!" Marsha yang duduk di sebelah Ryos berbisik sambil menyikut lengan pria itu dan seketika Ryos pun tersadar dari lamunan panjangnya.

"Pikiran kamu ke mana aja, sih? Kita sedang rapat," bisik Marsha lagi sambil memberikan tatapan tajam kepada atasannya itu.

"Jadi bagaimana Pak dengan saran dari saya?" Salah seorang karyawan bertanya kepada Ryos dan hal tersebut tentu saja membuat Ryos kebingungan sebab pikirannya memang tidak berada di tempat ini. Hanya raganya saja yang terlihat duduk di kursinya.

"Saya akan tinjau ulang saran dari kamu dan akan membahasnya bersama dengan Marsha. Untuk hari ini rapat kita sampai di sini saja, lusa kita adakan rapat ulang." Ryos berdiri diikuti oleh Marsha. Mereka berdua keluar dari ruangan lebih dulu.

...

"Kali ini ada apa lagi, Ryos? Aku perhatiin kamu enggak tenang. Apa ada masalah dengan Avel?" Marsha menebak, sebab hanya Avellyne yang selalu membuat Ryos tidak bisa fokus bekerja.

"Kalau memang iya, aku minta tolong banget sama kamu untuk bisa bersikap profesional. Kalau sedang di kantor dan ada urusan penting, jangan bawa masalah pribadi ke tempat ini. Kalau memang tidak bisa kamu pisahkan antara urusan pekerjaan dan masalah pribadi, sebaiknya kamu jangan ke kantor dulu dan serahkan aja semuanya padaku."

"Enggak.... bukan karena Avel-"

Langkah keduanya berhenti sebab yang dibicarakan ada di depan mereka. Avellyne terlihat di depan sana dan jaraknya semakin dekat dengan Ryos serta Marsha.

"Apa kalian masih ada pekerjaan?" tanya Avellyne.

Ryos tersenyum lebar karena melihat wanita pujaan hatinya. Perasaan tidak tenangnya hilang seketika. Tidak peduli di dalam hati Avellyne ada pria lain, bukankah yang terpenting sekarang dia akan menjadi pemilik Avellyne yang sebenarnya.

"Kami baru aja selesai rapat." Ryos mendekat dan menggenggam tangan calon istrinya itu.

"Pekerjaan gue hari ini sudah selesai. Kita langsung pergi sekarang aja!" ucap Ryos dan Avellyne mengangguk pelan.

"Sha, aku ada urusan. Soal rapat tadi, besok kita bahas ulang." Ryos berbicara kepada Marsha tanpa adanya rasa beban, padahal saat rapat tadi tidak ada kontribusi yang dia berikan karena sepanjang berjalannya rapat dia hanya melamun.

Sebelum melangkah pergi Ryos terlihat menelepon seseorang dan dia menghubungi sekertarisnya. Pria itu meminta Rani mengirim rekaman selama berjalannya rapat. Ryos bermaksud akan melihat ulang proses rapat sebelumnya.

"Ayo, Sayang!" Genggaman tangan Ryos semakin erat sementara itu Avellyne cukup terkejut karena Ryos memanggilnya dengan sebutan sayang.

Lalu Marsha... dia mengepalkan kedua tangannya karena merasa geram. Bukan kepada Ryos melainkan kepada Avellyne.

Belum saatnya dia menjalankan rencana yang sudah disusun sedemikian rupa. Dia akan mengambil kesempatan di saat yang tepat dan andai saat itu telah tiba, maka dia tidak akan melepaskan Ryos. Jika rencananya tidak berhasil mendapatkan Ryos, maka Avellyne pun tidak berhak mendapatkan lelaki tersebut.

...

Ryos dan Avellyne mengatur ulang jadwal mereka untuk cek kesehatan di rumah sakit dan melakukan sesi pemotretan prewedding yang sempat tertunda karena masalah kesehatan Avellyne.

"Kondisi kamu gimana? Enggak mual lagi, kan?" tanya Ryos di saat mereka sudah berada di dalam mobil.

Bukannya menjawab, Avellyne malah melihat Ryos tanpa berkedip.

"Kenapa liatin aku begitu banget?" tanya Ryos.

"Ngomong seperti biasa aja, Yos. Kenapa tiba-tiba loe ngomong formal begitu. Gue dengarnya ngerasa aneh. Terus tadi... loe panggil gue dengan sebutan sayang?"

"Hmm." Ryos mengangguk penuh semangat dan tersenyum lebar, "Mulai sekarang aku akan terus memanggil kamu seperti itu. Kamu harus tau Vel, sudah sejak lama banget aku ingin manggil kamu dengan sebutan sayang. Meski kamu merasa aneh, kamu harus mulai terbiasa dari sekarang. Avel, Sayangku."

Avellyne merasa merinding dan memeluk dirinya sendiri. Rasanya benar-benar aneh mendengar panggilan tersebut dari mulut Ryos.

"Terserah loe aja," ucap Avellyne tanpa protes lagi. Dia tidak ingin berdebat hanya karena masalah sepele. Selain itu mau tidak mau dia harus menerima keinginan Ryos, selama ini hanya dirinya yang selalu ingin dimengerti dan sekarang giliran dia harus mengerti apa yang menjadi kemauan calon suaminya. Lagi pula bukan sesuatu yang besar.

"Selesai menyerahkan surat kesehatan ini berarti semua pengurusan berkas selesai, kan?" tanya Ryos sudah menyalakan mesin mobil dan kendaraan roda empat tersebut perlahan meninggalkan area kantor.

"Iya, ini persyaratan yang terakhir. Setelah itu semuanya sudah selesai, kita tinggal nunggu hari H aja."

Senyum Ryos sedari tadi masih terlihat jelas, dia benar-benar begitu bahagia sejak kedatangan Avellyne.

"Aku sudah enggak sabar banget," ucapnya.

"Enggak sabar di bagian mananya?" tanya Avellyne.

"Semuanya, Sayang. Kita akan tinggal di rumah yang sama, kita akan saling bercengkrama sebelum tidur. Lalu aku akan melihat wajah kamu setiap kali bangun tidur."

Avellyne tersenyum tipis mendengar keinginan sederhana dari seorang Ryos.

Begitu sederhana memang, tapi hal tersebut tidak akan bisa didapatkan Ryos meski mereka sudah menikah.

Lagi-lagi Avellyne merasa bersalah. Dia benar-benar hanya memanfaatkan Ryos di dalam pernikahan ini. Avellyne tidak menginginkan apa pun selain harta warisannya.

"Maafin gue, Yos." Avellyne membatin sambil melihat Ryos dari samping.

Dia benar-benar merasa kasihan kepada sahabatnya itu.

"Sayang, kamu maunya kita memiliki berapa anak?" Ryos melirik Avellyne sekilas dan menunggu jawaban dari wanita itu.

"Apa enggak terlalu cepat kita membahasnya sekarang?"

"Terlalu cepat apanya. Sebulan lagi bukan waktu yang lama, Vel. Setiap kali datang ke rumah Hanna dan Bang Hanan, aku berandai-andai bisa memiliki tiga anak. Mereka benar-benar lucu dan menggemaskan. Tapi, semuanya tergantung kamu, karena kamu yang akan mengandung dan melahirkan. Kalau kamu hanya ingin satu, aku tidak akan mempermasalahkannya." Ryos mengoceh dan setiap kata yang keluar dari mulutnya dia ucapkan penuh dengan semangat.

Bayangan-bayangan indah hidup berumah tangga dengan Avellyne terus terlintas di dalam pikirannya karena itulah menjadi salah satu pemicu kenapa dia tidak sabaran ingin segera mengucapkan ijab kabul atas nama Avellyne.

"Semua keputusan ada di tangan gue, kan?" tanya Avellyne dan Ryos mengangguk cepat.

"Apa pun keinginan gue?" tanya Avellyne lagi.

"Hmm, apa pun. Karena tujuan aku menikah dengan kamu untuk membuat kamu bahagia, Sayang. Itu adalah janji aku. Aku tidak ingin mengekang kamu, aku akan selalu berada di sisi kamu, aku pastikan pernikahan ini tidak akan membebani kamu. Jadi lakukan apa pun yang kamu inginkan asalkan itu bukan hal buruk."

"Kalau begitu, gue tidak ingin memiliki seorang anak."

Pernyataan Avellyne tentu saja membuat Ryos terkejut setengah mati. Senyum yang sedari tadi terus terlihat kini mendadak hilang. Ekspresi wajahnya pun berubah drastis. Antara percaya dan tidak atas ucapan Avellyne barusan.

"Kamu tidak serius, kan, Sayang?" tanya Ryos.

"Gue serius, Yos." Avellyne menjawab dengan mantap dan tanpa beban sama sekali.

Sedangkan perasaan Ryos sudah bercampur aduk. Semua bayangan indah yang ada di dalam pikirannya seketika hilang begitu saja.

"Kalau loe menginginkan anak dalam pernikahan kita, gue enggak bisa kasih anak untuk loe. Kalau loe tidak setuju dengan keinginan gue, loe bisa batalkan pernikahan kita. Gue bakal terima keputusan loe, Yos."

1
edu2820
Kepincut sama tokohnya. 😉
B-Blue: terimakasih sudah mampir 😊
total 1 replies
✿ O T A K U ✿ᴳᴵᴿᴸ࿐
Ceritanya bikin saya ketagihan, gak sabar mau baca kelanjutannya😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!