Alisya, seorang gadis muda yang lulus dari SMA, memiliki impian untuk melanjutkan kuliah dan menjadi desainer. Namun, karena keterbatasan ekonomi keluarganya, ia harus bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga kaya. Di sana, ia bertemu dengan Xavier, anak majikannya yang tampan dan berkarisma. Xavier memiliki tunangan, namun ia jatuh cinta dengan Alisya karena kepribadian dan kebaikan hatinya.
Alisya berusaha menolak perasaan Xavier, namun Xavier tidak menyerah. Orang tua Xavier menyukai Alisya dan ingin agar Alisya menjadi menantu mereka. Namun, perbedaan status sosial dan reaksi orang tua Alisya menjadi tantangan bagi keduanya.
lalu bagaimana dengan tunangannya Xavier ?
apakah Alisya menerima Xavier setelah mengetahui ia mempunyai tunangan?
bagaimanakah kisah cinta mereka saksikan selanjutnya hanya disini.
setiap masukan serta kritik menjadi motivasi bagi author kedepannya.
Author ucapkan Terimakasih bagi yang suka sama ceritanya silahkan berikan like dan komen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kania zaqila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alisya dan Xavier semakin dekat
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya ingin berbicara tentang kita," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, saya mendengarkanmu," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya sudah berpikir banyak tentang kita dan saya ingin kita bisa kembali bersama," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, saya juga ingin kita bisa kembali bersama. Saya tidak bisa membiarkan kamu pergi," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya juga tidak bisa membiarkan kamu pergi. Saya mencintaimu," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, saya juga mencintaimu. Saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Tiba-tiba, Rachel masuk ke dalam rumah dan memandang Alisya dan Xavier dengan mata yang penuh kebencian. "Apa yang kamu lakukan di sini, Alisya? Kamu tidak bisa memiliki Xavier," kata Rachel dengan suara yang keras.
Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya tidak ingin berbicara dengan kamu. Saya ingin berbicara dengan Xavier," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian. "Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Dia adalah tunangan saya," kata Rachel dengan suara yang keras.
Xavier memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya sudah membatalkan pernikahan kita. Saya tidak bisa lagi menjadi tunangan kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, kamu tidak bisa melakukan ini. Kamu tidak bisa membiarkan saya pergi," kata Rachel dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya ingin kita bisa pergi dari sini. Saya tidak ingin kita harus melihat Rachel lagi," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, saya juga ingin kita bisa pergi dari sini. Saya tidak ingin kita harus melihat Rachel lagi," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Xavier dan Alisya kemudian pergi dari rumah, meninggalkan Rachel yang masih memandang mereka dengan mata yang penuh kebencian.
(Saya akan berhenti di sini dan melanjutkan cerita jika Anda ingin)
Xavier dan Alisya berjalan di sepanjang pantai, menikmati pemandangan laut yang indah. Mereka berdua tidak berbicara, hanya menikmati keindahan alam.
Tiba-tiba, Xavier memegang tangan Alisya. "Alisya, saya sangat mencintaimu," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya juga mencintaimu," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, saya ingin kita bisa bersama selama-lamanya," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya juga ingin kita bisa bersama selamanya," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier dan Alisya kemudian berhenti di depan sebuah batu besar. Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan.
"Alisya, saya ingin kamu menjadi istri saya," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya ingin menjadi istri kamu," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memakaikannya di jari Alisya. "Alisya, saya berjanji untuk mencintaimu dan merawat mu selamanya," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya juga berjanji untuk mencintaimu dan merawat mu selamanya," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier dan Alisya kemudian berpelukan, menikmati keindahan cinta mereka.
Xavier dan Alisya berpelukan, menikmati keindahan cinta mereka. Mereka berdua tidak berbicara, hanya menikmati keindahan alam dan cinta mereka.
Tiba-tiba, Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, saya ingin kita bisa menikah secepatnya," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya juga ingin kita bisa menikah secepatnya. Saya tidak ingin menunggu lagi," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, saya akan berbicara dengan ayah saya tentang rencana pernikahan kita," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya akan berbicara dengan ibu saya tentang rencana pernikahan kita," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Xavier dan Alisya kemudian berpisah, masing-masing pergi ke rumah mereka untuk berbicara dengan orang tua mereka tentang rencana pernikahan mereka.
Di rumah, Xavier berbicara dengan ayahnya tentang rencana pernikahan mereka. "Ayah, saya ingin menikah dengan Alisya secepatnya," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Marcus memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya tidak tahu apakah itu ide yang baik. Alisya masih muda dan kamu juga masih muda," kata Marcus dengan suara yang lembut.
Xavier memandang ayahnya dengan mata yang penuh kesedihan. "Ayah, saya sudah dewasa dan saya tahu apa yang saya inginkan. Saya ingin menikah dengan Alisya," kata Xavier dengan suara yang lembut.
Marcus memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Xavier, saya akan berbicara dengan ibu kamu tentang ini," kata Marcus dengan suara yang lembut.
Di rumah Alisya, Alisya berbicara dengan ibunya tentang rencana pernikahan mereka. "Ibu, saya ingin menikah dengan Xavier secepatnya," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Ibu Alisya memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, kamu masih muda dan kamu juga masih kuliah. Apakah kamu yakin tentang ini?" kata ibu Alisya dengan suara yang lembut.
Alisya memandang ibunya dengan mata yang penuh kesedihan. "Ibu, saya sudah dewasa dan saya tahu apa yang saya inginkan. Saya ingin menikah dengan Xavier," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Ibu Alisya memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan. "Alisya, saya akan berbicara dengan ayah kamu tentang ini," kata ibu Alisya dengan suara yang lembut.
Tiba-tiba, Rachel muncul di rumah Alisya. "Alisya, apa yang kamu lakukan? Kamu tidak bisa menikah dengan Xavier," kata Rachel dengan suara yang keras.
Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, saya tidak ingin berbicara dengan kamu. Saya ingin berbicara dengan ibu saya," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian. "Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Dia adalah tunangan saya," kata Rachel dengan suara yang keras.
Alisya memandang Rachel dengan mata yang penuh kesedihan. "Rachel, Xavier sudah membatalkan pernikahan kalian. Dia ingin menikah dengan saya," kata Alisya dengan suara yang lembut.
Rachel memandang Alisya dengan mata yang penuh kebencian. "Kamu tidak bisa memiliki Xavier. Saya akan melakukan apa saja untuk mendapatkan dia kembali," kata Rachel dengan suara yang keras.
boleh mampir juga baca novel baru akuuu yaa🤭😄