Menjadi anak yatim piatu tidaklah mudah bagi seorang perempuan bernama Khasanah .
Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup seorang diri di rumah peninggalan kedua orang tuanya ,
Bagaimana ia menjalani kehidupan sehari-hari seorang diri ? apakah akan ada seorang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik ?
Ikuti kisahnya dan dukung karya Author 👉 like 👉 komentar 👉 subscribe 👉 hadiah 👉 vote.
Harap membaca dengan bijak dan sampai selesai agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
Malam itu Abdi dan Khasanah tengah menikmati hidangan berdua datang sepasang pria dan wanita menyapa .
"Apa kabar Pak Abdi Prasetya ?" tanya Yacob bersama seorang perempuan cantik tapi matanya melirik perempuan bersama Abdi yang tertutup merasa aneh .
”Baik Pak Yacob , apakah dia istrimu ?" tanya Abdi menunjuk perempuan di samping Yacob .
Yacob memperkenalkan perempuan yang bersamanya kepada Abdi dan Khasanah .
"Kenalkan dia Merry adik bungsu , sayang kenalkan dia adalah Abdi klien sekaligus teman seperjuanganku ," kata Yacob .
Mereka saling berjabat tangan . "Saya pikir istri ternyata adik ," tebak Khasanah tersenyum malu . Mereka tertawa karena merasa lucu.
”Kamu lihat di sana ," kata seseorang berkata temannya .
" Bukankah itu Abdi terus perempuan itu siapa ?' tanya temannya .
”Mereka pasangan suami istri yang mendadak menikah karena sebuah perjanjian dengan keluarga istri .
Temannya heran dengan perkataan orang itu . ”Maksudnya ?' tanya temanya ingin tahu .
”Nanti aku kasih tahu sekarang serahkan anak buahmu menghadang mereka dan buat pelajaran buat mereka ," jawabnya dengan wajah menahan marah .
Lalu orang itu menelpon seseorang dan di jawab kemudian menutup panggilan teleponnya . " Beres ," kata temannya .
Abdi dan Khasanah berpamitan kepada Yusuf . ”Bro , kami pamit pulang dulu ," kata Abdi menjabat tangan Yusuf dengan erat sambil menatap tajam seolah memberi tahu kalau dirinya sudah berhasil mendapatkan Khasanah .
”Kenapa terburu-buru masih sore juga ," sahut Yusuf seakan menahan Khasanah pulang karena ia masih ingin melihat perempuan yang ia suka sejak dulu .
"Maaf kami ada keperluan lain yang belum selesai ," jawab Abdi sambil melirik Khasanah .
Khasanah tersenyum melihat mereka berdua .
"Kita bisa bertemu di lain waktu ," celetuk Khasanah membuat Abdi menatapnya sampai dekat ke wajah Khasanah .
Khasanah menjauhkan wajahnya dengan perasaan heran . Yusuf melihat tingkah mereka tertawa lepas .
"Kalian ini pasangan yang lucu , yang satu posesif yang satu malu-malu . Sudah kalian pulang dan selesaikan urusan kalian . Aku doakan semoga cepat menimang baby ," kata Yusuf sambil berlalu pergi .
Abdi dan Khasanah terkejut mendengarnya kemudian saling pandang . Khasanah berjalan mendahului Abdi keluar dari gedung itu dan masuk ke dalam mobil .
Abdi menusuk dengan berlari begitu sampai di samping mobil ia merasa ada yang mengikuti mencari seseorang di belakangnya namun tidak menemukan siapa-siapa . Kemudian masuk ke dalam mobil .
Khasanah merasa perasaannya tidak enak seperti akan terjadi sesuatu . Ia berdoa memohon keselamatan dirinya juga untuk suaminya selamat perjalanan pulang .
Mobil melaju meninggalkan area gedung bertingkat membelah jalanan raya malam hari . Dari jauh mobil Abdi sudah mengikuti tanpa mereka sadari .
"Pak , ambil jalan lain dan bersembunyi di tempat aman ," perintah Abdi .
Pak sopir mengangguk paham kemudian menancapkan gas dan melewati beberapa mobil didepannya dengan kecepatan penuh . Mobil di belakang langsung mengikuti mobil Abdi begitu melihat mobil itu melesat dengan cepat tapi kehilangan jejak .
"Sial , kemana mereka pergi cepat sekali ," umpat seseorang di dalam mobil sambil memukul stir .
”Kita urus besok saja , kita perlu lapor bos dulu sebelum bos mengamuk mendengar hasilnya ," kata temannya menenangkannya .
Mereka keluar dari area tersebut berhenti mengejar mobil Abdi .
Saat ini mobil Abdi sudah memasuki jalanan menuju rumah Khasanah dan mobil berhenti di depan rumah . Keduanya turun dan masuk ke dalam .
Khasanah langsung masuk ke kamar mandi membersihkan tubuh setelah itu membuat minuman hangat untuk dirinya dan Abdi . Begitu juga dengan Abdi melakukan hal yang sama .
Abdi melihat Khasanah sedang membuat minuman mendekatinya dan memeluk dari belakang dagunya ia letakkan di bahu istrinya .
"Harum banget ," kata Abdi .
”Nih minumannya ," Khasanah memberikan minuman kepada Abdi . Abdi meminumnya sedikit . Setelah menikmati minuman mereka masuk ke kamar .
Pagi itu Khasanah sudah siap berangkat terdengar suara notifikasi dari ponselnya ia membuka dan membaca ternyata dari Amel segera membalasnya kemudian menikmati sarapan bersama suaminya .
Listya datang bersama suaminya duduk bersama mereka berdua .Listya melirik suaminya memberi kode sambil mengedipkan matanya . Abraham paham lalu berdehem .
Khasanah merasa curiga kedatangan mereka . Ia menunggu apa yang akan dikatakan oleh tantenya . Abdi tidak mempedulikan mereka ia menikmati kopi buatan Khasanah .
"Begini Khasanah , kamu kan sudah menikah pasti kamu tidak akan tinggal di sini lagi kamu akan tinggal di rumah suamimu iya kan dan Rumah ini biar kami yang merawatnya ," kata Listya dengan percaya diri .
Khasanah terkejut mendengar ucapan tantenya dengan seenak sendiri memutuskan perkara rumah peninggalan kedua orang tuanya mereka yang merawat rumahnya .
Abdi masih mendengarkan dengan tenang . Ia sudah menebak ke arah mana pembicaraan Listya .
"Bisa-bisanya Tante bicara seperti itu . Tante pikir rumah ini milik Tante . Aku tidak akan pernah meninggalkan rumah ini karena apa ... karena rumah ini sudah menjadi hak ku dan aku tidak inginkan Tante tinggal di sini ," tegas Khasanah menatap Listya sambil menggelengkan kepala heran .
"Tante tidak akan mengubah apapun tentang rumah ini , Tante hanya ingin merawatnya saja selama kamu tidak tinggal di sini gitu aja marah ," sahut Listya dengan nada merendah .
"Tante pikir aku tidak tahu apa yang Tante pikirkan tentang rumah ini ," Khasanah tidak habis pikir dengan jalan pemikiran tantenya . Ia tahu pasti Abraham yang telah membujuk istrinya karena Listya yang berhak berbicara padanya .
"Khasanah siapa yang peduli sama kamu ketika kedua orang tuamu meninggal , siapa yang mengurusi kamu selama ini kalau bukan tante , dimana balas budimu kepada kami ?" bentak Listya sudah kehabisan akal membujuk Khasanah .
Tiba-tiba datang Bu Hesti dengan wajah marah masuk begitu saja ketika mendengar suara Listya sampai terdengar dari rumahnya .
Bu Hesti kasihan pada Khasanah yang dari dulu selalu di tindas oleh Listya tapi selalu melindungi bahkan membela ketika Listya terkena masalah dengan orang lain nyaris masuk penjara .
Jika bukan karena Khasanah Listya sudah dipastikan masuk penjara . Bu Hesti saksi hidup keluarga Khasanah karena Bu Hesti adalah teman dekat ibunya Khasanah bernama Amanah sedangkan ayahnya bernama Rahmanto .
”Listya , kamu tidak berhak atas Khasanah kamu itu hanya parasit di keluarga Khasanah . Sejak kapan kamu mengurus Khasanah dan sejak kapan kamu peduli pada Khasanah ?" bentak Bu Hesti dengan berani .
”Siapa kamu ikut campur urusan keluarga kami . Kamu itu bukan siapa-siapa kami lebih baik urusi keluargamu saja tidak usah sok peduli , " balas Listya tak mau kalah .
”Sudah , Tante , Bu Hesti tolong jangan bertengkar . Tante lebih baik pulang dan Bu Hesti saya mohon sama ibu beri saya waktu berpikir ," suara Khasanah membuat dua perempuan itu terdiam .
Listya melengos pergi bersama suaminya Khasanah bernapas lega . Abdi menenangkan Khasanah mengajak masuk kamar .