balas dendam yang menyakitkan,percintaan dan keegoisan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quisha Ainayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
tatapan pria itu langsung berubah muram, dia tidak tahan lagi dan mendorong julia.
" aku tebak, kamu pakai armani." julia tidak perduli dengan kemarahan pria itu, sekali lagi memeluk lehernya dan menatapnya dengan penuh godaan, terus memaksanya bermain
' permainan ' itu.
Menghadapi desakan julia yang terus menerus, terutama ketika bersentuhan dengan tubuh lembut dan hangat itu.ekspresi revan mulai berubah rumit.
" aku bilang pergi, kamu nggak dengar."
" ya, kasih tau dulu dong, aku tebak nya benar apa nggak."
" nggak.. "
" aku nggak percaya, kecuali..aku boleh periksa langsung.."
Sambil bicara seperti wanita mesum yang nekat, julia meraih pinggang pria itu dengan paksa dan berusaha membuka ikat pinggang celananya.
Revan hanya bisa menatap dengan mata terbelalak.
Tidak tahan lagi diapun memejamkan mata, sebesar apapun amarahnya semuanya seolah olah di padamkan. Perlahan kehilangan pendirian, dan sekali lagi terjatuh dengan gairah membabi buta yang sederhana dan kasar ini..
Di dalam kantor luas dan mewah itu,hawa panas dan kacau menyebar, udara pun menjadi sesak dan gerah.
Ponselnya yang berada di atas meja berdering beberapa kali,bahkan ada pegawai yang sampai beberapa kali mengetuk pintu, tetapi semua di abaikan olehnya.
Sebagai pecinta olah raga ekstrim dan pernah tinggal di luar negeri selama sepuluh tahun, julia memang selalu lepas kendali kalau urusan ranjang.
Dia berani, dan bergairah mengejar kenikmatan sebebas mungkin.
Lebih dari satu jam kemudian, barulah badai itu mulai meredah dan usai..
Revan bersandar lemas di sofa,secara refleks menyalakan sebatang rokok setelahnya, diam diam menghembuskan asap sambil merenung.
Entah apa yang dipikirkan nya, tetapi suasana hatinya terlihat jauh lebih tenang, guratan di wajah tampan itu perlahan mulai mereda.
Julia merasa tubuhnya seperti akan hancur, benaknya masih di penuhi kenangan liar tadi, tenggorokannya juga kering sekali. Dia langsung mengambil gelas Pribadinya dan meneguk air.
Setelah kembali rebahan di sisi pria itu,dan hendak membuka mulut ingin mengatakan sesuatu..
Revan justru melemparkan ponselnya ke arahnya,dengan suara dingin sambil berkata. "mau berapa transfer sendiri, waktu uang nya masuk kamu segera pergi."
Jelas sekali, bagi Revan, apa yang baru saja terjadi hanyalah sebuah transaksi.
Di matanya, wanita ini datang jauh-jauh mengejarnya sampai ke kantor dan menggodanya seperti tadi pasti ujung ujungnya hanya meminta uang.
Namun, kali ini julia punya rencana lain.
Dia tertawa sini, melempar kembali ponselnya pada Revan, lalu berkata dengan santai. " pak Revan, sekarang aku sudah nggak tertarik lagi sama uangmu, yang aku inginkan lebih dari itu.. "
" mau apa.. " tanya Revan.
" kamu.. "
Revan tertegun sejenak..
Mendengar itu wajah langsung Revan berubah muram, suaranya parau saat dia balik bertanya.
" maksudmu apa.. "
Julia langsung mengangkat kakinya, dan sekali lagi duduk mengangkang di pangkuan pria itu, menatap tajam dengan sorot mata yang menghipnotis." terus terang saja, aku berniat ingin terus terlibat denganmu, dengan serius."
Kalimat singkat, langsung dan agresif.aura
penekanannya kalah setengah langkah.
Revan hanya terdiam beberapa detik, lalu tanpa ampun mendorong tubuh wanita itu dari pangkuannya.
" jangan kira, hanya karena aku cuma mau tidur denganmu, kamu seenaknya melangkah lebih jauh." gerutunya dengan kesal. Dia menghisap rokoknya untuk terakhir kali, lalu mematikan ujungnya di asbak, bahkan malas melirik wanita itu lagi.