NovelToon NovelToon
Kaisar: Dewa Immortal

Kaisar: Dewa Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Fantasi Timur / Kisah cinta masa kecil / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Langit senja berwarna jingga keemasan, perlahan memudar menjadi ungu lembut. Burung-burung kembali ke sarang, sementara kabut tipis turun dari gunung di kejauhan, menyelimuti desa kecil bernama Qinghe. Di ujung jalan berdebu, seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun berjalan tertatih, memanggul seikat kayu bakar yang nyaris dua kali lebih besar dari tubuhnya.

Bajunya lusuh penuh tambalan, rambut hitamnya kusut, dan wajahnya dipenuhi keringat. Namun, di balik penampilan sederhananya, sepasang mata hitam berkilau seolah menyimpan sesuatu yang lebih besar daripada tubuh kurusnya.

“Xiao Feng! Jangan lamban, nanti api dapur padam!” teriak seorang wanita tua dari rumah reyot di pinggir desa. Suaranya serak tapi penuh kasih. Dialah Nenek Lan, satu-satunya keluarga yang tersisa bagi bocah itu.

Xiao Feng menyeringai meski peluh bercucuran.
“Ya, Nenek! Sedikit lagi! Kayu ini lebih keras kepala dari banteng gunung, tapi aku akan menaklukkannya!”

Nenek Lan hanya mendengus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 – Utusan Sekte

Matahari pagi menyinari kota Hongya dengan lembut, tapi udara terasa menyesakkan. Warga berjalan dengan langkah terburu-buru, seolah firasat buruk menggantung di udara. Kabar kematian Pengawas Darah masih menjadi topik utama, namun kini terselip ketakutan yang lebih dalam—balasan dari Sekte Naga Merah.

Orang-orang berbisik di pasar, di kedai teh, bahkan di balik pintu rumah.

“Apakah sekte akan segera datang?”

“Tidak mungkin mereka membiarkan Pengawas Darah mati begitu saja.”

“Kalau mereka menyerbu, kota ini akan jadi lautan darah…”

Suasana yang semula penuh harapan berubah menjadi bayangan ketakutan. Semua orang tahu, kemenangan Xiao Feng adalah awal dari sesuatu yang lebih besar.

Siang itu, sekelompok penunggang kuda mendekati gerbang kota. Mereka mengenakan jubah merah hitam, dengan lambang naga menyala di dada. Kuda-kuda mereka berderap seirama, membawa aura mengancam.

Di barisan depan, seorang pria berwajah pucat dengan rambut hitam panjang mengibarkan kipas lipat emas. Senyum tipis menghiasi bibirnya, tapi matanya bagai ular yang siap menerkam. Dialah Elder Hei Mo, salah satu utusan Sekte Naga Merah yang ditugaskan langsung oleh Patriark.

Di sampingnya, seorang gadis muda mengenakan jubah ketat berwarna merah tua, rambutnya diikat tinggi, matanya tajam bagai bilah pedang. Namanya Yan Mei, murid inti sekte yang dikenal kejam tanpa belas kasih.

Warga kota segera menyingkir, wajah mereka pucat pasi. Tak ada yang berani menatap langsung ke arah rombongan itu. Suara kuda yang menghentak terasa bagai guntur yang menggetarkan hati.

“Utusan sekte… mereka sudah datang…” bisik seorang pedagang, lalu buru-buru menutup tokonya.

Di penginapan yang setengah hancur, Xiao Feng duduk bersila di atas ranjang. Luka-lukanya sudah mulai pulih, meski masih terasa nyeri di beberapa bagian. Nafasnya teratur, giok hijau di lehernya bergetar pelan, seolah merespons latihan yang ia lakukan.

Ling’er masuk membawa semangkuk bubur hangat. “Kau harus makan dulu. Tubuhmu masih lemah.”

Xiao Feng tersenyum tipis, menerima mangkuk itu. “Terima kasih, Ling’er. Kau sudah merawatku seperti… keluarga.”

Gadis itu menunduk, wajahnya memerah, tapi matanya mengandung kekhawatiran.

“Xiao Feng… aku dengar kabar. Sekte mengirim utusan ke kota. Mereka pasti mencarimu.”

Xiao Feng berhenti sejenak, tatapannya mengeras.

“Seperti yang sudah kuduga. Mereka tidak akan membiarkanku hidup setelah membunuh Pengawas Darah.”

Ling’er menggigit bibir. “Apa yang akan kau lakukan? Kita tidak bisa melawan sekte sendirian.”

Xiao Feng mengepalkan tangannya. “Aku tidak tahu seberapa kuat mereka… tapi aku tidak bisa lari. Jika aku mundur sekarang, aku akan menyeret lebih banyak orang dalam bahaya.”

Sore itu, lonceng kota berdentang keras. Rombongan Sekte Naga Merah memasuki alun-alun utama, diiringi suara terompet yang berat. Elder Hei Mo berdiri di atas kudanya, memandang warga kota yang berkerumun dengan senyum samar.

“Orang-orang kota Hongya!” suaranya bergema, penuh tekanan spiritual. “Aku datang sebagai utusan dari Sekte Naga Merah. Kami mendengar ada seorang bocah bernama Xiao Feng yang telah membunuh Pengawas Darah kami.”

Kerumunan menjadi gaduh. Beberapa orang menunduk, beberapa lagi gemetar ketakutan. Ada pula wajah yang menatap dengan rasa bersalah, mengingat pengkhianatan mereka yang telah mengirim surat rahasia pada sekte.

Hei Mo membuka kipas emasnya, tatapannya menusuk.

“Serahkan dia sekarang… atau seluruh kota ini akan dibakar menjadi abu.”

Suasana berubah tegang. Tidak ada seorang pun yang berani bergerak.

Di tengah kerumunan, seorang pria tua yang dikenal sebagai kepala kota memberanikan diri maju. Tubuhnya gemetar, tapi ia menundukkan kepala dengan hormat.

“Tuan… Xiao Feng memang ada di kota ini. Tapi dia… dia bukan penjahat. Dia melindungi kami dari kekejaman Pengawas Darah.”

Yan Mei, gadis murid inti sekte, mendengus dingin. “Berani sekali kau membela pembunuh anggota sekte kami.” Dalam sekejap, pedang tipis merah menyala di tangannya. Satu ayunan pedang menebas udara, meninggalkan goresan api di tanah hanya beberapa langkah dari kaki kepala kota.

Pria tua itu jatuh berlutut, wajahnya pucat pasi.

“Mohon… ampun…”

Hei Mo melambaikan kipasnya, menghentikan Yan Mei. Senyum samar kembali terukir di bibirnya. “Tenanglah, aku bukan orang yang terburu-buru membunuh. Kami hanya ingin kebenaran. Jika Xiao Feng memang memiliki warisan naga, maka itu milik sekte kami. Jika kalian menyerahkannya, mungkin kota ini akan tetap aman.”

Ucapan itu terdengar halus, tapi semua orang tahu ancaman mematikan tersembunyi di baliknya.

Kerumunan berguncang ketika suara langkah tenang terdengar dari arah penginapan. Xiao Feng, meski tubuhnya masih dibalut perban, berjalan ke tengah alun-alun dengan tatapan tenang. Ling’er mengekor di belakangnya, wajahnya penuh kecemasan.

Suasana menjadi hening. Semua mata tertuju pada bocah muda itu.

“Aku Xiao Feng,” ucapnya mantap. “Kalau kalian mencariku, lepaskan orang-orang kota ini. Jangan libatkan mereka.”

Hei Mo menatapnya, lalu tertawa kecil. “Hm… jadi inilah bocah yang membunuh Pengawas Darah? Menarik. Aku merasakan aura naga samar di tubuhmu. Tidak salah lagi, kau memiliki sesuatu yang berharga.”

Yan Mei maju selangkah, pedangnya bergetar dengan energi merah. “Guru, izinkan aku membawanya kembali ke sekte. Aku akan menghancurkan kesombongannya di depan semua orang.”

Hei Mo menutup kipasnya perlahan. “Tidak perlu terburu-buru. Aku ingin melihat apa yang bisa dilakukan bocah ini.”

Xiao Feng berdiri tegak, meski tubuhnya masih sakit. Dalam hatinya, ia tahu perbedaan kekuatan mereka sangat besar. Elder Hei Mo hanyalah utusan, namun auranya sudah setara dengan puncak ahli yang jarang ditemui di dunia ini.

Tapi jika ia mundur sekarang, semua pengorbanannya akan sia-sia.

Ia menggenggam giok naga di lehernya, merasakan energi hangat yang merespons tekadnya. Cahaya samar hijau mulai memancar, membuat beberapa orang terkejut.

Ling’er berbisik gugup di belakangnya, “Xiao Feng… jangan memaksakan diri…”

Namun Xiao Feng menoleh sebentar, memberi senyuman kecil.

“Percayalah padaku. Aku tidak akan menyerah.”

Hei Mo mengamati cahaya giok dengan penuh minat. “Luar biasa… benda itu memang bukan artefak biasa. Baiklah, bocah. Tunjukkan padaku kekuatanmu. Jika kau bisa bertahan dari satu seranganku, aku akan menunda menghancurkan kota ini.”

Yan Mei tersenyum dingin, menatap Xiao Feng seolah ia hanyalah mangsa yang sudah terikat.

Warga kota menahan napas. Mereka tahu, jika Xiao Feng gagal, segalanya akan berakhir dalam darah dan api.

Xiao Feng menarik napas panjang, mengumpulkan seluruh sisa tenaganya. Aura naga samar mulai menyelimuti tubuhnya, bergetar melawan rasa sakit dari luka-lukanya.

“Baik,” katanya tegas. “Aku akan bertarung.”

1
Nanik S
Lanjutkan dan Gas Poool
Nanik S
Warisan Darah... apakah Xiao Feng bisa menyelamatkan Ling er
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Bikin cerita lebih hidup Tor
Nanik S
GO Liang ternyata punya niat jahat
Nanik S
Benarkah Ling er bukan manusia
Nanik S
siapa sebenarnya Ling er
Nanik S
Cengeng sekali Lin er
Nanik S
Gagal membuat pil pertama 🤣🤣🤣
Nanik S
Kapan selesai petirnya
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Harusnya Mcnya Masuk Gua sendiri
Nanik S
Ceritanya kurang hidup dan hanya berkutat didesa saja
Nanik S
Oewaris Naga...
Nanik S
Ling er harusnya tdk mengekor... biar tidak jadi sasaran
Nanik S
Harusnya Xiao Feng secepatnya pergi dari penginapan
Nanik S
Maaantaaap
Nanik S
kenapa Shen Lao tidak membawa Xiao Feng pergi
Nanik S
NEXT
Nanik S
Orang2 sekte tidak malu mengeroyok anak kevil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!