Satu minggu yang lalu Rolan hanyalah seorang kurir biasa. Kemudian dia mendapatkan sepasang mata sakti dari langit yang membuatnya memiliki kemampuan yang luar biasa.
Penglihatannya mampu menembus pandang, punya kemampuan medis yang luar biasa, dan kekuatan ahli beladiri.
Bangkit dan merubah takdir dengan mata sakti miliknya. Rolan kini juga menjadi sosok besar dan berpengaruh.
Banyak wanita jatuh hati dan tergila-gila kepadanya, sehingga membuatnya bingung harus memilih yang mana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 12 TANTANGAN BENTO
"Bukankah itu nona Amanda Wijaya, dia cantik sekali hari ini," ujar salah seorang di sana.
"Sudah lama tidak melihat dewi secantik dirinya, sejak tuan Arman Wijaya sakit, nona Amanda lah yang menggantikan posisinya sebagai direktur Wijaya group," ujar orang yang lain.
"Aku dengar perusahaannya sedang kesulitan bahan baku giok, tampaknya dia harus berjudi di tempat ini demi mendapatkan giok," ujar orang yang lain lagi.
Amanda yang begitu cantik juga langsung menarik perhatian orang-orang. Rolan yang mendengarnya, juga merasa sedikit kesal.
Amanda juga mengajak Rolan untuk melihat-lihat bongkahan batu yang berada di sana.
"Rolan, untuk bisa mendapatkan giok di dalam bongkahan batu ini, maka kita harus melakukan pemeriksaan dengan sangat teliti," ujar Amanda mengambil satu buah bongkahan batu sebesar kepalan tangannya.
"Biasanya batu yang memiliki giok di dalamnya, warnanya cenderung kusam dan banyak kristalisasi di sekelilingnya," sambung Amanda.
Amanda meletakkan kembali batu yang di pegangnya di karenakan sama sekali tidak ada kristalisasi pada batu tersebut.
"Oh jadi seperti itu," balas Rolan.
Dirinya memiliki mata sakti yang mampu menembus pandang, tidak perlu repot-repot melakukan pemeriksaan secara teliti, sekali lihat juga langsung tahu, mana batu yang berisi giok di dalamnya, dan mana yang tidak, pikir Rolan.
Ketika Rolan hendak menggunakan kekuatan matanya, kemudian tiba-tiba saja seorang pria paruh baya dengan menggunakan setelan jas menghampiri mereka. Pria tersebut berpenampilan sangat rapi sekali. Namanya Wiliam, yang merupakan pemilik dari pasar judi batu ini.
"Nona Amanda, lama kita tidak bertemu," sapa Wiliam.
"Tuan Wiliam, apa kabar?" tanya Amanda.
"Aku baik sekali," jawab Wiliam.
"Tempatku ini baru saja banyak kedatangan bongkahan batu baru, nona bisa melihat-lihat, mana tahu nona Amanda cukup beruntung hari ini," sambung Wiliam.
Amanda dan Wiliam juga mulai mengobrol, sementara Rolan justru fokus melihat-lihat bongkahan batu di sekitarnya.
"Aku kira siapa, ternyata nona Amanda juga datang ke tempat seperti ini," ujar seorang pria berjalan mendekat.
"Apa Wijaya group benar-benar akan segera bangkrut, padahal aku sudah memberikan penawaran yang baik, hanya saja nona Amanda pikirannya terlalu sempit," sambungnya.
Pria tersebut ternyata adalah Bento, pemilik dari perusahaan yang bergerak sebagai penyuplai batu giok. Kedatangan bento ke tempat ini juga untuk mendapatkan giok guna di jual kembali dengan harga yang lebih tinggi.
Pergelangan Tangan kanan Bento tampak di perban karena terluka. Luka itu di dapatkan akibat cengkraman kuat dari Rolan sehari sebelumnya. Di sebelah bento ada seorang pria tua dengan janggut panjang yang warnanya sudah memutih. Di belakangnya ada dua orang pengawal yang mengikutinya.
"Bento..." Amanda juga terkejut bisa bertemu bento di sini.
Mengingat kejadian sebelumnya, tampaknya kedatangan bento ini adalah untuk mencari masalah.
Bento sendiri melihat Amanda begitu cantik, sehingga mulai menampakkan wajah mesumnya. Namun Bento menyadari bahwa di sana juga ada Rolan yang sebelumnya telah membuat tangannya terluka.
Tapi bento tetap tenang, tidak mungkin Rolan berani berbuat keributan di tempat ini karena Wiliam tidak akan membiarkannya. Dirinya juga membawa dua pengawal bersamanya, yang siap untuk menjaganya.
Wiliam adalah pemilik tempat ini dengan dukungan dari pemerintah di belakangnya. Tidak ada yang berani berbuat keributan di tempat ini, kecuali dia ingin berakhir dengan buruk.
"Tuan Wiliam, apa kabar?" sapa Bento.
"Aku baik tuan Bento," balas Wiliam.
"Kemarin anda baru saja mendapatkan giok jenis kaca dengan ukuran cukup besar di tempatku ini, tampaknya anda datang kembali untuk kembali berjudi," sambung Wiliam.
"Haha... kemampuan ku masih belum seberapa, kemarin hanya berhasil mendapatkan satu giok saja," ujar bento sambil tertawa.
"Hari ini aku datang dengan seorang penilai yang baru saja bergabung dengan perusahaan ku," sambung Bento.
Pandangan semua orang langsung tertuju kepada sosok pria tua berjanggut putih yang ada di sebelah Bento.
"Bukankah dia master Suwito, salah satu penilai batu terbaik yang ada di negara ini," ujar salah seorang di sana langsung mengenalinya.
"Aku dengar tempo hari master Suwito pernah mendapatkan jenis giok yang langka dalam kompetisi giok tahunan, hal itu yang membuatnya menjadi juara pada saat itu," ujar orang yang lain.
"Keuntungan seperti apa yang di berikan tuan Bento, sehingga orang sehebat master Suwito bisa bekerja di tempatnya?" ujar orang yang lain lagi.
Orang-orang juga langsung mengenali sosok Suwito, namun mereka hanya tidak menyangka, Suwito bekerja untuk Bento. Amanda sendiri juga mulai merasakan bahwa sebentar lagi pasti akan ada masalah, mengingat kemarin dirinya dan Rolan telah berurusan dengan Bento.
Wiliam sebagai pemilik pasar judi batu ini juga langsung menyapa Suwito. Suwito benar-benar hebat di mata semua orang.
"Rolan, ayo kita pindah ke sebelah sana saja!" ajak Amanda.
Belum sempat Amanda dan Rolan beranjak, seperti yang Amanda duga, Bento tidak akan membiarkannya begitu saja.
"Tunggu!" ujar Bento.
Dua orang pengawal Bento juga langsung menghalangi jalan dari Amanda dan Rolan.
"Kalian hendak kemana, apa aku sudah bilang kalian boleh pergi, bukankah kalian datang untuk membeli batu?" sambung Bento.
"Tuan Bento, sebenarnya apa yang kamu inginkan?" tanya Amanda.
"Bukankah kamu hendak membeli batu, maka carilah, kenapa harus pindah tempat?" balas Bento.
"Di sebelah sini tidak ada batu yang berharga, jadi apa salahnya kami pindah tempat," jawab Amanda.
"Di tumpukan batu ini memang tidak ada giok di dalamnya, sudah betul kita pindah saja," imbuh Rolan.
Rolan sebelumnya sudah menggunakan kekuatan mata saktinya untuk menembus tumpukan batu di tempat itu.
"Bocah, ucapanmu seperti seorang ahli saja," ujar Bento kepada Rolan.
"Karena kamu sepertinya memiliki kemampuan, bagaimana jika kita bertaruh saja?" sambung Bento menantang Rolan.
Bento tidak bisa menerima perlakuan Rolan sebelumnya, jadi di ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membalasnya.
"Kamu ingin bertaruh apa?" tanya Rolan.
"Aku menantang mu bertaruh batu giok, siapa yang bisa mendapatkan giok dengan kualitas terbaik, maka dia akan memenangkannya, aku akan menantang mu bertanding melawan master Suwito," jawab Bento.
"Jika kamu kalah, maka kamu harus mematahkan kedua tanganmu, dan menjadi cacat seumur hidup, apa kamu berani?" sambung Bento.
Rolan telah membuat tangannya terluka seperti ini, jadi dia harus membayarnya ratusan kali lipat.
Keributan ini juga mulai menarik perhatian dari orang-orang yang berada di sana.
"Ini tidak masuk akal, Rolan ayo kita pergi!" Amanda juga menarik tangan Rolan.
Amanda hendak membawa Rolan pergi, tapi Rolan menolaknya.
"Jika orang bernama Suwito itu kalah, bagaimana?" tanya Rolan kepada Bento.
Sontak saja perkataan Rolan ini membuat semua orang di sana terkejut. Dari perkataan Rolan ini, semua orang dapat menyimpulkan bahwa Rolan sama sekali tidak takut.
"Apa bocah ini sudah gila, apa dia tidak tahu siapa master Suwito?" ujar salah seorang di sana mengatai Rolan.
"Master Suwito adalah salah satu penilai giok terbaik di negara ini, entah sudah berapa banyak giok dengan kwalitas terbaik sudah di dapatkan, anak ini benar-benar terlalu ceroboh," ujar orang yang lain.
Bento sendiri juga tertawa, seperti yang dia inginkan, Rolan sudah terpancing.
"Jika master Suwito kalah, aku akan melepaskan pakaiannya ku dan merangkap seperti anjing, aku juga akan memberikanmu uang 20 milyar," ujar Bento.
"Bagaimana, apa kamu berani?" sambung Bento.
Rolan sendiri tampak begitu tenang, bagi Rolan bento ini tampak begitu bodoh sekali.
"Rolan, kamu jangan menerimanya, ini jebakan, dia pasti melakukan ini untuk balas dendam terhadapmu," ujar Amanda.