Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?
Rasa sakit dan kecewa yang Rea Ravena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.
Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.
Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.
Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.
Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?
Ikuti kisah mereka....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.
Suasana mansion malam itu hening. Tak ada aktivitas apapun di dalamnya selain beberapa orang yang berjaga di luar untuk memastikan keamanan yang sesekali digantikan oleh rekan kerja mereka.
Di tengah keheningan malam, Darina keluar dari kamar yang sudah mulai ia tempati sampai beberapa hari ke depan. Langkahnya pelan, tetapi tanpa keraguan, membawa wanita itu menuju pintu kamar yang berada di dekat dapur, lalu mengetuk pelan pintu itu.
Seraut wajah pria yang menjadi butler mansion terlihat dari balik pintu, mengusap pelan wajahnya sejenak sebelum mengangguk sopan.
"Apakah Anda memerlukan sesuatu, Nona?" butler bertanya.
"Ambil ini!"
Darina berkata dengan suara pelan, tetapi tegas dan tidak menerima bantahan saat satu tangannya terulur pada butler, memberikan sebuah botol coklat gelap berisi cairan yang tidak dia tahu obat apa itu.
"Ini... Apa, Nona?" butler bertanya, menerima dengan perasaan ragu.
"Campurkan obat itu pada makanan dan minuman yang akan Nyonya Rea konsumsi besok pagi!" ujar Darina.
"T-Tapi... Ini apa?" butler bertanya lagi.
"Itu perintah dari Nyonya Fanny. Jika kau ingin bertanya apa itu, tanyakan pada Nyonya," jawab Darina.
"Tapi, bagaimana jika Tuan tahu?" dia bertanya cemas.
"Selama kau melakukannya dengan hati-hati, Tuan tidak akan tahu. Lagipula, Tuan Kai tidak bisa melihat," sahut Darina.
"Tapi..."
"Kau tentu ingat Nyonya bisa melakukan apa saja pada putrimu bukan?" Darina memotong cepat.
Kecemasan di wajah butler itu meningkat, menggeleng kuat dengan wajah pucat.
"Saya akan melakukannya, tapi tolong jangan sakiti putri saya," pinta butler.
"Lalu, lakukan tugasmu!" sambut Darina.
"B-Baik,"
.
.
.
Drrtt... Drrtt...
Suara getar ponsel di atas nakas cukup untuk membuat Kai terbangun dari tidurnya. Satu tangannya bergerak pelan, berusaha meraih ponsel tanpa membangunkan istrinya yang kini terlelap di dalam dekapannya.
"Ada apa?"
Kai segera bertanya sesaat setelah melihat layar ponsel mendapati nama Jim sebagai pemanggil, menggeser layar untuk menerima panggilan dan menempelkan ponsel ke telinga.
"Maaf sudah mengganggu waktu Anda," suara Jim terdengar hati-hati.
Kai hanya diam, menunggu apa yang akan Jim katakan selanjutnya.
"Dokter Darina memang datang atas perintah Nyonya Fanny, dan itu atas ijin dari Tuan William. Selain itu, ada satu orang lagi yang masuk ke dalam mansion untuk mengawasi, Tuan dan Nyonya Rea,"
'Ayah...' Kai menggeram dalam hati.
"Siapa?" Kai bertanya.
"Saya masih belum yakin, Tuan. Tapi, beri saya waktu dua hari untuk mendapatkan jawabannya," jawab Jim.
"Lakukan secepatnya!" sambut Kai.
"Baik!"
Kai meletakkan ponselnya ke nakas, lalu menghembuskan napas panjang sebelum beralih menatap wajah sang istri. Tersenyum.
Apa yang baru saja mereka lakukan beberapa jam lalu begitu bermakna, akhirnya ia bisa memiliki wanita yang ia cinta sepenuhnya. Ia bahkan tidak tahu mengapa sangat sulit menahan diri setiap kali berada di dekat istrinya. Yang ia pikir bisa menunggu sampai istrinya siap, nyatanya gagal Kai lakukan. Hasratnya lebih mendominasi dari kesabaran yang ia miliki.
Kai mengunci pandangan pada wajah sang istri, menyingkirkan helai rambut yang menutupi wajah yang sudah membuat ia jatuh cinta sejak lama.
"Paman..."
Tiba-tiba saja, suara ceria dari gadis kecil masuk ke dalam pendengarannya, menciptakan kilasan masa lalu yang tak pernah sedetik pun Kai lupakan.
"Kenapa Paman berjalan menggunakan tongkat?" gadis kecil itu bertanya heran, memiringkan kepala sembari menatap lekat pemuda yang tengah duduk di bangku taman.
"Paman?" ulang Kai dengan kening berkerut.
"Uhm... Kakak?" ralat gadis itu, meletakkan satu jari di dagu seolah tengah berpikir, kemudian menggeleng.
"Paman lebih cocok," imbuhnya diakhiri anggukan, seakan pendapatnya lah yang terbaik.
"Aku di sini! Kenapa Paman melihat ke arah lain?" gadis itu berkata lagi, menggerutu sembari menghentakkan kaki.
Kai tertawa kecil tanpa suara, kembali mengusap lembut wajah istrinya yang masih terlelap.
"Paman tidak bisa melihat? Itu menyeramkan,"
"Kalau begitu... Mulai sekarang, aku akan menjadi mata Paman,"
"Apakah sampai saat ini kamu masih tidak mengingatnya, Re?" Kai bergumam pelan, memasang wajah muram.
"Kelak... Saat aku dewasa, aku ingin menikah dengan, Paman,"
Suara gadis itu kembali menggema di telinganya, gadis kecil yang kini sudah dewasa dan kini terlelap di dalam dekapannya, menjadi istrinya sesuai dengan janji yang ia ucapkan bertahun-tahun lalu.
"Paman tidak boleh menikah jika bukan denganku! Janji?"
"Kamulah kekuatanku sejak dulu hingga sekarang. Jika bukan karenamu, tidak akan pernah ada aku yang sekarang,"
"Maafkan aku karena sempat mencurigaimu,"
Kai mendaratkan kecupan lembut di kening istrinya, lalu turun ke bibir sang istri. Awalnya hanya kecupan singkat, lalu menjauh. Sesaat kemudian, Kai kembali mengecup pelan, lagi, tetapi istrinya tetap terlelap, hingga ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menyesapnya.
"Eghhh... Paman... Ada ap... Hempt..."
Rea terkesiap ketika tiba-tiba Kai sudah membungkamnya dengan ciuman yang dalam, tangannya kembali menjelajah di bawah selimut, dan membalikan tubuhnya hingga kini Kai kembali mengukungnya.
"Aku menginginkan porsi lebih malam ini!"
"A-Apa...? T-Tunggu...! Aku lelah...! Paman... Hempt...!
Rea gagal menyelesaikan kalimatnya ketika Kai sudah lebih dulu membungkam bibirnya, mengulang kembali apa yang beberapa saat lalu mereka lakukan.
.
.
.
Di dalam sebuah night club, Alec melangkah perlahan mendekati seorang pria yang tengah duduk di depan meja bar, menikmati segelas minumannya dengan wajah kesal, sesaat kemudian pria itu menghempaskan gelas di tangannya, mematik keributan yang membuat bartender memberikan teguran sekaligus menuntut ganti rugi.
Alec tersenyum, duduk di samping pria itu setelah mendaratkan tepukan singkat di bahu pria itu.
"Sepertinya kau membutuhkan uang," Alec berkata tanpa beban, meminta minuman pada bartender tanpa memperdulikan tatapan pria itu padanya.
"Anda siapa?" dia bertanya.
"Kau tak mengenalku?" alis Alec terangkat, sedikit terkejut dengan pria yang sudah ia ketahui pernah berada di dalam dunia bisnis, tetapi mengalami kegagalan.
"Alec. Alec Maverick," ujarnya mengulurkan tangan.
"Dan kau, Johan Aditama," Alec tersenyum samar, menikmati keterkejutan yang terlihat di wajah Johan saat pria itu menjabat tangannya.
"Kudengar, hubunganmu bersama kakak tirimu tidak baik," Alec berkata lagi, lalu menyesap minumannya.
"B-Bagaimana..." Johan terkejut, menatap lekat pria di sampingnya.
Alec tergelak singkat, menikmati setiap ekspresi yang Johan perlihatkan.
"Semua orang dalam kalangan bisnis tahu tentangmu,"
"Aku bisa memberimu uang, termasuk membantumu merebut harta saudaramu, asalkan kau mau melakukan satu hal untukku,"
. . . .
. . . .
To be continued...
.
.
Hallo sahabat pembaca... Salam hangat....🥰
Author mau promo bentar yakk...🤗
Ada yang pengen tahu tidak, siapa itu Johan Aditama. Kisah tentang dia ada lho.. Dalam judul berbeda dengan Author berbeda. Kisanya pun tak kalah seru dalam judul
MENIKAH DENGAN KAKAK TIRI MANTAN.
Author : Mama Mia
Upss,,, tema-nya mantan juga ya🤭🤭.