Mengisahkan tentang Kyara gadis cantik jelita berpenampilan sederhana dan hanya seorang anak dari pemanen buah sawit, Gadis ini seorang pekerja keras namun memiliki kelembutan hati yang tak sembarangan orang miliki.
Karena suatu kejadian tidak terduga membuat Kyara terpaksa menikah dengan Lucas anak dari bos Ayah nya. Konflik mulai bermunculan setelah Kyara resmi menikah dengan Lucas.
Dari Lucas yang tak pernah menganggap Kyara ada sampai kecemburuan yang timbul di hati Sarah kekasih hati Lucas, kerap kali Sarah berbuat jahat kepada Kyara. Hingga suatu ketika Kyara dituduh pernah mencelakai Sarah.
Saat Kyara merencanakan balas dendam nya, tiba-tiba seseorang yang pernah ada di hati Kyara muncul. Mereka bersatu untuk menghancurkan Lucas sehancur-hancurnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asteria Mandelle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENUNJUKKAN TANDA-TANDA
“Mereka mengalami kecelakaan beruntun di Jalan Tol Trans Jawa."
Lucas menjelaskan sambil menatap Kyara sedih dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya.
“Hiks! Kamu yang sabar nak!” Rihanna berlari memeluk tubuh gadis itu dari arah belakang. “Kau harus kuat, ada Mommy dan Daddy yang siap menemanimu nak.”
Mendapatkan pelukan itu tangis Kyara semakin menjadi, membuat kedua para pria itu memilih untuk keluar tidak ingin terlihat ikut larut dalam kesedihan.
“Lucas, berikan perawatan eksklusif untuk keluarga gadis itu. Berikan yang terbaik!”
“Iya, Dad.”
*
*
*
Satu minggu berlalu keadaan tiga anggota keluarga gadis itu belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.
“Cepat lah sadar, Yah. Aku merindukan kalian semua.” Air matanya tak lagi menetes, namun kini tubuhnya terlihat sangat kurus, sorot mata yang terlihat sayu, bibir yang biasanya tersenyum kini terkatup pilu.
Lucas telah kembali bekerja sesekali pria itu menjenguk istri beserta keluarganya. Kini gadis itu sendirian menjaga mereka bertiga.
“Perutku lapar sekali, sebaiknya aku mencari makan terlebih dahulu.” Kyara memegang perut ratanya, ia berjalan pelan keluar dari ruangan itu.
Gadis itu berjalan lurus dengan tatapan kosong. Di seberang jalan terlihat sebuah warteg, gadis itu berjalan menuju tempat makan itu.
“Bu, saya pesan nasi ayam goreng satu.”
“Oh iya, Neng. Tunggu sebentar.”
Makanan itu telah terhidang di depan mejanya. Terlihat begitu menarik, namun Kyara tak memiliki nafsu untuk melahap makanan itu.
“Aku harus tetap makan, agar tubuhku tetap sehat.” Gadis itu melihat dirinya sendiri yang berbanding terbalik dengan nya yang dulu.
Hanya beberapa suapan, rasanya mual saat ingin memakannya lagi. Ia menyudahi nya itu. “Berapa total makanan saya Bu?”
“Dua puluh ribu aja neng.” Gadis itu menyerahkan beberapa lembar uang.
Ia berjalan lemah ke luar dari warteg itu, dari arah berlawanan seorang pria tidak sengaja menabraknya hingga badannya terjatuh ke tanah.
“Awww … sakit sekali.” Rintih gadis itu.
Pria itu dengan cepat menolong Kyara untuk berdiri, saat telah berdiri dengan sempurna. Gadis itu menatap wajah pria di hadapannya.
“Kamu—” tunjuk gadis itu.
“K—Kyara” kembali menunjuk Kyara.
Raut wajah yang lusuh berganti dengan wajah yang bingung dan bahagia. Bagaimana tidak? Pria di hadapannya adalah cinta pertamanya dulu yang kandas karena Agung tidak memperbolehkan Kyara untuk berpacaran.
“Kak Aldo. Ini benar kamu, Kak?” Kyara mendekat menatap mata yang selama ini ia rindukan.
“Hehe, iya bener ini aku.” Terkekeh melihat tingkah Kyara yang tidak pernah berubah menurutnya.
Pria itu menatap heran dengan raut wajah yang sedikit prihatin. Mata Aldo bergerak ke atas ke bawah melihat penampilan gadis yang pernah berada di hatinya itu.
“Ra, kenapa kamu bisa seperti ini? Tubuhmu kurus, rambut acak-acakan, mata cekung, kenapa bisa Ra?” Pria itu memegang lengan Kyara untuk meminta jawaban.
Kyara menarik tangan menuju kursi panjang yang berada di samping warteg itu. “Kita duduk disini aja dulu ya kak, sambil aku ceritain semuanya.”
Pria itu tak sabar mendengar cerita kehidupan Kyara, setelah putus dengan gadis itu Aldo memilih melanjutkan pendidikan di negeri Sakura itu.
“Ayah, Ibu, dan adikku minggu lalu mereka sempat berkunjung ke rumahku. Karena keesokan harinya pengumuman kelulusan adikku, jadi mereka tidak bisa menginap lebih lama. Jadi mereka pulang menggunakan bus. Nasib buruk menimpa mereka, bus itu mengalami rem blong. Mereka berhasil meloloskan diri, namun mereka malah masuk ke dalam jurang.” Kyara tidak kuat untuk menceritakan semuanya kini ia tertunduk diam.
Melihat gadis itu hatinya terenyuh. “Kamu ya sabar, Ra. Mereka pasti sembuh seperti sedia kala.”
“Boleh aku menjenguk mereka?” sambungnya. Pria itu bertanya pelan dan di angguki oleh Kyara.
Tak jauh dari sana ada penjual buah, pria itu meminta untuk Kyara tetap disana sebab pria itu ingin membelikan buah tangan. Tidak mungkin jika membesuk orang sakit hanya tangan kosong.
“Ayo, Ra kita masuk ke dalam.”
Mereka masuk ke dalam rumah sakit itu. Namun langkah Aldo berat saat melihat kamar yang bertuliskan “VVIP” sepengetahuannya kamar ini dimiliki oleh orang kaya. Pria itu mengetahui jika keluarga Kyara hanya orang yang sederhana mana mungkin bisa berada di kamar itu.
“Silahkan masuk, Mas.” Kyara membuka lebar pintu itu mempersilahkan Aldo masuk.
Saat Kyara pergi makan, ternyata bibi dan pamannya sudah berada disana.
“Rara, kau dari mana saja? Cepatlah kemari Mas Agung menggerakkan jarinya.”
Kyara menghampiri Bibi Sila, ia melihat ke arah jari tangan Ayahnya. Ternyata benar jari itu bergerak. Kyara berlari ke luar untuk memanggil dokter yang menangani keluarnya.
“Dokter! Dokter! Ayahku sudah siuman.” Dengan napas yang tersengal ia keruangan Dokter Herman.
“Baik, sebentar lagi saya akan kesana.”
Gadis itu kembali ke ruangan. “Ayah … Ayah pasti bisa. Ayah pasti sembuh.” Kyara menggenggam erat tangan yang tadinya bergerak itu.
Aldo mematung di sudut ruangan itu, tak tega melihat orang yang gadis itu sayang terbujur kaku.
“Duduklah disini.” Suara paman memecahkan lamunan Aldo.
“Iya om, terimakasih.” Darma seperti tak asing melihat pria berpenampilan rapi itu.
“Kamu Aldo kan?”
Pria itu mengangguk dengan sopan. “Iya saya Aldo om.”
“Kenapa kau bisa ada disini?”
“Ban mobil saya meledak di sekitar sini, jadi supir saya lagi membereskan nya saya ada pekerjaan di Surabaya.”
Saat sedang bercengkrama dengan Aldo pintu ruangan itu terbuka menampilkan pria bertubuh atletis dengan setelan jas berwarna krem memasuki area ruangan.
“Lucas, kau sudah pulang kerja nak?” Tanya paman menghampiri pria itu. Sebelumnya pria itu telah di telepon oleh Kyara.
“Iya paman.”
Tubuhnya terangkat dari duduk, sorot matanya menajam pria itu tak menyangka laki-laki itu adalah musuh bebuyutan nya.
“Lo—” ucapan Aldo menggantung.
Lucas mengangkat dagunya dengan menyunggingkan senyuman. Pria itu berjalan ke arah istrinya tanpa memperdulikan Aldo.
“Bagaimana keadaan Ayahmu?”
“Saat aku pergi makan. Bibi Sila sudah berada di sini, ia melihat jari Ayah bergerak. Namun sekarang sudah tidak menunjukkan pergerakan lagi.” Kyara tertunduk lesu. Lucas mengelus pelan punggung gadis itu.
Di sisi lain Aldo masih berdiri kaku, ia tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada Kyara dan Lucas. Ia memilih untuk keluar dari ruangan tanpa berpamitan pada Kyara.
“Gue pergi Kyara.”
***
Bersambung.
Jangan lupa like, comment vote dan juga beri bintang 5 kalo kalian suka cerita ini ❤️
Salam dari Bunga Aster ❤️
