Seorang gadis yang duduk di bangku SMA yang mempunyai kepribadian yang ceria dan selalu tersenyum.
seketika semuanya berubah ketika dia di jodohkan oleh orang tuanya dengan CEO yang sangat kejam dan tak tau belas kasih.
Semua keceriaan nya dan senyum nya berubah menjadi tangisan.
hiks hiks kak jangan pukul aca"
aca terisak CEO yang telah menjadi suaminya , memukul nya tanpa belas kasihan.
apakah aca sanggup menghadapi CEO yang kejam , dingin dan tak berperasaan dan yang telah menjadi suami sah nya itu dengan belah kasihan .
Dan apakah aca bisa mengubah sifat dingin dan kejam suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13 .BERBELANJA
Assalamualaikum semuanya ✨
Sebelum baca jangan lupa like dan komen ya dukungan kalian buat aku semangat nulis cerita 😚😋
"Jujur aja ca lo udah jadian kan sama kk Alex soalnya gue perhatiin lo sama Alex deket banget sekarang"
Tanya sila penuh kecurigaan.
Tasya yang melihat perdebatan dua manusia yang ini pun hanya diam sambil mendengarkan "udah deh lanjut di kelas aja bentar lagi masuk"
Sila menggandeng kedua tangan sahabatnya nya itu "Ya udah ayok pokok nya lo harus jelasin sama gue Aca nantik"
Tak lama bel masuk pun berbunyi guru yang mengajar mereka pun datang tak lama bel berbunyi.
Saat jam pelajaran berlangsung di dalam kelas tidak ada terdengar suara siswa siswi hanya terdengar suara guru yang menjelaskan pelajaran di depan.
Tak terasa bel istirahat berbunyi🔔
Aca dan sahabat nya pun langsung bergegas pergi ke kantin untuk mengisi perut nya yang sudah berbunyi sejak jam pelajaran di mulai.
"Lo berdua mau pesan apa biar gue yang pesankan"
Ucap Tasya.
"Aca mau nasi goreng sama es jeruk aja"
"Gue sama in aja sama Aca"
Tasya pun mengangguk paham dan pergi memesan pesanan mereka.
Tak lama pun Tasya kembali dengan membawa makanan yang mereka pesan.
Baru saja mereka bertiga ingin menikmati makanan tiba-tiba saja segerombolan cowok menghampiri mereka
"Gue boleh Gabung duduk bareng kalian di sini gak?"
Pertanyaan itu sontak membuat mereka bertiga kompak melihat sumber suara itu.
Mereka Sedikit terkejut pasalnya saja para segerombolan cowok tersebut adalah gang Elang yang Tidak pernah makan di kantin karena mereka mempunyai kantin pribadi di dalam markas mereka, tapi kenapa tiba-tiba mereka makan di kanti dan ingin bergabung duduk dengan mereka padahal ada beberapa kursi kantin yang masih kosong.
Alex yang merasa di kacangi pun kembali bertanya "gue boleh duduk gabung bareng kalian enggak nih kalo enggak gue cabut aja deh"
Baru saja Alex ingin beranjak pergi aca menahan tangan Alex "kalian boleh gabung kok duduk bareng kami"
sila pun mengangguk "iya kalian boleh kok ayok duduk-duduk"
Tasya melihat itu pun hanya terdiam, Alex pun menyuruh teman-temannya untuk duduk.
"kita enggak ganggu kan gabung bareng kalian"
Tanya Alex canggung pasalnya bisa Alex lihat para sahabatnya Aca sebenarnya enggan menerima kehadirannya.
"Enggak kok santai aja "
ucap sila sambil tersenyum.
"ya sudah kalian lanjut makan aja gue sama teman-teman gue lainnya memesan dulu" mendengar perkataan Alex, Aca, sila, dan Tasya pun melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda tadi.
tak lama pun makanan Aldo dan teman-temannya datang mereka Mereka pun asik dengan makanan masing-masing tanpa ada yang menyadari Alex mencuri-curi pandang kepada Aca, Tasya yang dari tadi menyadari itu hanya diam sebenarnya ia sadar Dengan tingkah Alex Tapi Tasya Tidak mau ambil pusing dan kembali menikmati makanannya.
tak lama pun setelah mereka menyelesaikan makan mereka bel sekolah pun berbunyi yang menandakan istirahat telah selesai.
"Alex Aca sama sahabat aca duluan ya ke kelas soalnya bentar lagi masuk" ucap Acha sambil tersenyum.
Alex pun mengangguk "oh iya makasih ya udah bolehin gue dan teman-teman gue gabung makan bareng loh, maaf juga udah ngeganggu waktu kalian makan makasih ya cha"
"Iya Alex yaudah Aca pergi duluan ke kelas"
pamit aca Tasya dan sila pun hanya tersenyum canggung mereka pun pergi meninggalkan geng Elang yang masih enggan untuk pergi dari tempat nya.
"Bos pasti itu cewek yang di incar bos kan"
Ucap salah satu anak buah Alex sambil menunjuk punggung Aca yang mulai menjauh.
Alex mengangguk "wah bos cantik juga ya calon ibu bos kita, pantes aja bos nyuruh kita diam gak banyak omong ternyata bos mau pdkt ni"
Sahut salah satu anak buah Alex yang lain nya.
Alex malas menanggapi ucapan anak buah nya pun bangkit dari duduk nya "ayok cabut"
Setelah mengucapkan itu para anggota geng Elang pun pergi meninggalkan kantin.
Saat di perjalanan kelas sila pun mulai membuka obrolan "wah gila lu ca jantung gue rasanya mau copot pas anggota geng Elang duduk bareng kita"
Aca pun tertawa "ya ampun santai aja kali Alex juga enggak makan orang"
sila pun yang memukul pelan lengan aca "bukan gitu maksudnya Aca yang baik dan sangat polos ni ya soalnya lo gak kerasa apa pas di kantin suasananya canggung banget anjir"
Aca pun mengangguk "Iya sih mungkin karena kalian belum dekat dengan Alex, aslinya Alex baik lo"
"sadar enggak sih ca dari tadi kita di kantin tuh Alex perhatian loh ca"
ucap Tasya.
"lah emang iya ya aca gak sadar tuh"
"alah lo mah asik makan mana ada sadar sama dunia luar"
Ucap sila sambil tertawa dengan muka mengejek.
Tak terasa obrolan panjang mereka pun telah sampai di depan kelas, mereka kembali ke tempat duduk masing-masing dan pelajaran pun dimulai.
Kring kring🔔
Bel sekolah berbunyi pertanda Pembelajaran hari ini telah usai Setelah guru keluar dari kelas aca pun Membereskan peralatan belajarnya dan memasukannya ke dalam tas.
Setelah itu aca pun menyandang tas
Nya dan bergegas untuk pulang "aca duluan ya guys soalnya saya mau pergi"
"Sok sibuk banget sih lu emang mau ke mana anjir"
Ucap sila berdiri dari tempat duduk nya.
Aca pun tertawa "ada deh sila kepo banget"
Sila yang mendapat respon itu pun langsung merangkul Aca "wah lu pengen gue tonjok aja deh"
Tasya yang melihat itu pun tertawa melihat tingkah kah kedua sahabatnya yang sangat di luar nalar, mereka bertiga pun mulai berjalan Di lorong sekolah.
"Bos pasti itu cewek yang di incar bos kan"
Ucap salah satu anak buah Alex sambil menunjuk punggung Aca yang mulai menjauh.
Alex mengangguk "wah bos cantik juga ya calon ibu bos kita, pantes aja bos nyuruh kita diam gak banyak omong ternyata bos mau pdkt ni"
Sahut salah satu anak buah Alex yang lain nya.
Alex malas menanggapi ucapan anak buah nya pun bangkit dari duduk nya "ayok cabut"
Setelah mengucapkan itu para anggota geng Elang pun pergi meninggalkan kantin.
Saat di perjalanan kelas sila pun mulai membuka obrolan "wah gila lu ca jantung gue rasanya mau copot pas anggota geng Elang duduk bareng kita"
Aca pun tertawa "ya ampun santai aja kali Alex juga enggak makan orang"
sila pun yang memukul pelan lengan aca "bukan gitu maksudnya Aca yang baik dan sangat polos ni ya soalnya lo gak kerasa apa pas di kantin suasananya canggung banget anjir"
Aca pun mengangguk "Iya sih mungkin karena kalian belum dekat dengan Alex, aslinya Alex baik lo"
"sadar enggak sih ca dari tadi kita di kantin tuh Alex perhatian loh ca"
ucap Tasya.
"lah emang iya ya aca gak sadar tuh"
"alah lo mah asik makan mana ada sadar sama dunia luar"
Ucap sila sambil tertawa dengan muka mengejek.
Tak terasa obrolan panjang mereka pun telah sampai di depan kelas, mereka kembali ke tempat duduk masing-masing dan pelajaran pun dimulai.
Kring kring🔔
Bel sekolah berbunyi pertanda Pembelajaran hari ini telah usai Setelah guru keluar dari kelas aca pun Membereskan peralatan belajarnya dan memasukannya ke dalam tas.
Setelah itu aca pun menyandang tas
Nya dan bergegas untuk pulang "aca duluan ya guys soalnya saya mau pergi"
"Sok sibuk banget sih lu emang mau ke mana anjir"
Ucap sila berdiri dari tempat duduk nya.
Aca pun tertawa "ada deh sila kepo banget"
Sila yang mendapat respon itu pun langsung merangkul Aca "wah lu pengen gue tonjok aja deh"
Tasya yang melihat itu pun tertawa melihat tingkah kah kedua sahabatnya yang sangat di luar nalar, mereka bertiga pun mulai berjalan Di lorong sekolah.
Saat mereka sampai di halaman gerbang sekolah pandangan Tasya pun teralihkan dengan seorang pria yang tegak Disebelah mobil mewah nya itu.
"Itu siapa ya ganteng banget?"
Tanya Tasya, Aca dan sila yang dari tadi Asik mengobrol pun teralihkan.
Seketika sila kegirangan "Iya anjir itu siapa ganteng banget jangan bilang dia ngejemput gue"
Aca yang melihat kedua respon Sahabatnya itu pun meringis pasalnya Pria yang mereka bicarakan adalah Aldo suaminya.
"Aduh maaf ya gas Aca duluan soalnya itu abang sepupunya aca yang disuruh sama mama buat jemput aca, Aca duluan ya"
Ucap aja berpamitan tampan menunggu balasan dari kedua sahabatnya.
Sila dan Tasya melihat tingkah sahabatnya itu pun saling bertatapan dan merasa bingung dengan tingkah aca yang aneh.
Tak mau ambil pusing sila dan Tasya pun lebih memilih pulang ke rumah masing-masing.
Aca melihat Aldo yang menunggunya di depan pintu gerbang sekolah pun sedikit terkejut pasalnya banyak siswa dan siswi yang melihatnya menghampiri Aldo aja Dengan wajah canggung.
Aca berjalan menghampiri Aldo sambil tersenyum paksa Aldo berdiri di samping pintu mobilnya mengenakan kemeja hitam dengan lengan tergulung, tatapannya Seperti biasa datar dan tak menunjukkan ekspresi.
Setelah itu Aca masuk ke dalam mobil tanpa banyak bicara dan Aldo langsung menyalakan mesin.
"Kita langsung Pulang ya kk?"
tanya Aca pelan.
"kita ke mall kamu lupa"
jawab Aldo singkat.
Aca menepuk pelipis nya dengan pelan "oh iya Aca lupa kalau kita mau berbelanja ke Mall"
sore itu lumayan rame aca merasa gugup saat mendorong Troli matanya sibuk melihat lihat deretan sayur yang berjajar rapi. Aca bahkan tak tau mana yang harus dibeli terlebih dahulu.
"Aca beli apa dulu ya"
Guam lebih ke diri sendiri.
Aldo yang berjalan di belakangnya hanya mengangkat alis "kamu yang mau masak harusnya kamu tau"
Aca cemberut "aku kan belum pernah berbelanja keperluan dapur ini pertama kalinya"
Aldo tak menjawab tapi 5 detik kemudian ia berjalan ke bagian tomat mengambil dua buah dan meletakkan ke troli "tomat dasar dari banyak masakan"
Aca menetap kagum Aldo "Kk bisa masak?"
"enggak tapi saya tau dasar masak menggunakan logika"
suaranya tetap datar tapi Aca menangkap sedikit ke Kesabarannya di dalamnya.
Aca meningkatkan Aldo yang mulai mengambil beberapa bahan. wartel, bawang, cabai, merah, bahkan ayam. setiap kali ia mengambil sesuatu, Aldo akan mengomentari itu kebanyakan.
"kamu kira kita mau buka warteg?"
"jangan ambil yang itu daunnya udah layu"
"cabai itu pedas banget, kamu kuat?"
Aca mulai merasa seperti sedang ikut ujian, tapi entah kenapa, senyum kecilnya justru terbit di wajahnya mungkin karena ini pertama kalinya.
Aldo benar-benar menghabiskan waktu bersamanya walaupun ekspresinya tetap datar dan suaranya kadang ketus.
Saat mereka antri di kasir Aca menatap keranjang yang penuh "kalau masakan aca gagal lagi gimana kk?"
Aldo menoleh dengan tatapan datar nya "yang udah mau gimana lagi" Aca tertunduk lesu
Aldo tidak banyak tapi saat mereka keluar mall aca hampir tersandung, tangan Aldo dengan cepat menarik lengannya menahan.
"kamu harus liat jalan bukan langit" katanya penuh penekanan tanpa ekspresi.
tapi Acha tau di baliknya dinginnya Aldo mulai membuka sedikit ruangan. sedikit saja dan bagi aca itu cukup untuk membuat cerita lebih terasa hangat.
Aca juga berharap Aldo bersifat seperti saat ini saja sangat membuat Aca senang luar biasa.
Dan Aca berdoa di dalam hati Aca sangat berharap Aldo bisa merubah sifatnya menjadi suami yang lebih baik.
Tak terasa malam sudah tiba saat mereka sampai di rumah.
CEO kejam suamiku - 13 - Halaman 3
Saat mereka sampai di halaman gerbang sekolah pandangan Tasya pun teralihkan dengan seorang pria yang tegak Disebelah mobil mewah nya itu.
"Itu siapa ya ganteng banget?"
Tanya Tasya, Aca dan sila yang dari tadi Asik mengobrol pun teralihkan.
Seketika sila kegirangan "Iya anjir itu siapa ganteng banget jangan bilang dia ngejemput gue"
Aca yang melihat kedua respon Sahabatnya itu pun meringis pasalnya Pria yang mereka bicarakan adalah Aldo suaminya.
"Aduh maaf ya gas Aca duluan soalnya itu abang sepupunya aca yang disuruh sama mama buat jemput aca, Aca duluan ya"
Ucap aja berpamitan tampan menunggu balasan dari kedua sahabatnya.
Sila dan Tasya melihat tingkah sahabatnya itu pun saling bertatapan dan merasa bingung dengan tingkah aca yang aneh.
Tak mau ambil pusing sila dan Tasya pun lebih memilih pulang ke rumah masing-masing.
Aca melihat Aldo yang menunggunya di depan pintu gerbang sekolah pun sedikit terkejut pasalnya banyak siswa dan siswi yang melihatnya menghampiri Aldo aja Dengan wajah canggung.
Aca berjalan menghampiri Aldo sambil tersenyum paksa Aldo berdiri di samping pintu mobilnya mengenakan kemeja hitam dengan lengan tergulung, tatapannya Seperti biasa datar dan tak menunjukkan ekspresi.
Setelah itu Aca masuk ke dalam mobil tanpa banyak bicara dan Aldo langsung menyalakan mesin.
"Kita langsung Pulang ya kk?"
tanya Aca pelan.
"kita ke mall kamu lupa"
jawab Aldo singkat.
Aca menepuk pelipis nya dengan pelan "oh iya Aca lupa kalau kita mau berbelanja ke Mall"
sore itu lumayan rame aca merasa gugup saat mendorong Troli matanya sibuk melihat lihat deretan sayur yang berjajar rapi. Aca bahkan tak tau mana yang harus dibeli terlebih dahulu.
"Aca beli apa dulu ya"
Guam lebih ke diri sendiri.
Aldo yang berjalan di belakangnya hanya mengangkat alis "kamu yang mau masak harusnya kamu tau"
Aca cemberut "aku kan belum pernah berbelanja keperluan dapur ini pertama kalinya"
Aldo tak menjawab tapi 5 detik kemudian ia berjalan ke bagian tomat mengambil dua buah dan meletakkan ke troli "tomat dasar dari banyak masakan"
Aca menetap kagum Aldo "Kk bisa masak?"
"enggak tapi saya tau dasar masak menggunakan logika"
suaranya tetap datar tapi Aca menangkap sedikit ke Kesabarannya di dalamnya.
Aca meningkatkan Aldo yang mulai mengambil beberapa bahan. wartel, bawang, cabai, merah, bahkan ayam. setiap kali ia mengambil sesuatu, Aldo akan mengomentari itu kebanyakan.
"kamu kira kita mau buka warteg?"
"jangan ambil yang itu daunnya udah layu"
"cabai itu pedas banget, kamu kuat?"
Aca mulai merasa seperti sedang ikut ujian, tapi entah kenapa, senyum kecilnya justru terbit di wajahnya mungkin karena ini pertama kalinya.
Aldo benar-benar menghabiskan waktu bersamanya walaupun ekspresinya tetap datar dan suaranya kadang ketus.
Saat mereka antri di kasir Aca menatap keranjang yang penuh "kalau masakan aca gagal lagi gimana kk?"
Aldo menoleh dengan tatapan datar nya "yang udah mau gimana lagi" Aca tertunduk lesu
Aldo tidak banyak tapi saat mereka keluar mall aca hampir tersandung, tangan Aldo dengan cepat menarik lengannya menahan.
"kamu harus liat jalan bukan langit" katanya penuh penekanan tanpa ekspresi.
tapi Acha tau di baliknya dinginnya Aldo mulai membuka sedikit ruangan. sedikit saja dan bagi aca itu cukup untuk membuat cerita lebih terasa hangat.
Aca juga berharap Aldo bersifat seperti saat ini saja sangat membuat Aca senang luar biasa.
Dan Aca berdoa di dalam hati Aca sangat berharap Aldo bisa merubah sifatnya menjadi suami yang lebih baik.
Tak terasa malam sudah tiba saat mereka sampai di rumah.
<1>
Ini adalah halaman terakhir
> Please vote, follow, dan komen ya...
Soalnya autor udah mulai ngomong sendiri depan monitor, nanya:
“Apakah mereka suka? Kenapa nggak ada komen?” 😩💔
Ayo selamatkan autor dari overthinking berkepanjangan 😆🧠
<