Kehidupan Kedua Violetta

Di parkiran restoran khas jepang, terlihat tiga mobil mewah dan satu motor sport berjejer rapi, kedatangan mereka menjadi sorotan para costumer yang sedang menikmati makanan ala jepang, di tambah lagi dengan kehadiran manager restoran yang menyambut langsung kedatangan mereka di depan pintu restoran.

''Selamat datang, Tuan Tuan, dan Nona Nona'' ucap manager restoran dengan sopan.

Kenan tadi sudah mereservasi salah satu tempat vip dengan dadakan, sebagai anak pemilik restoran tentu tidak membuatnya sulit, dan kedatangan Kenan di sambut dengan baik oleh pegawai restoran.

Di antara mereka hanya Luna saja yang ada perasaan tidak nyaman, dirinya yang dari kalangan menengah ke bawah, tentu belum pernah merasakan pelayanan sebaik seperti saat ini.

Kenan membawa temannya temannya ke meja vip yang ada di lantai dua, dan di sana semua menu makanan di restoran itu sudah tersaji di atas meja, hanya tinggal minumnya saja yang belum di sajikan.

''Ayo duduk, aku sengaja tidak pesan minumnya, aku tidak tahu minuman kesukaan kalian'' ujar Kenan sembari duduk.

Violet buru buru duduk di samping Kenan, dia juga menarik Tasya untuk duduk di sampingnya.

Jayden yang melihat itu hanya bisa terdiam dengan tangan terkepal, dan akhirnya dia dengan pasrah duduk di samping Luna.

''Nih, kalian mau pesan minuman apa'' ucap Kenan memberikan buku menu pada teman temannya.

Jayden yang sudah tidak mood dia hanya memesan air putih saja, membuat Violet mengerutkan dahinya.

''Kak, tumben cuma pesan air putih?'' tanya Violet.

''Ingin saja'' jawab Jayden.

Violet menganggukkan kepalanya dan tidak bertanya lagi, lalu dia kembali sibuk melihat daftar minuman di buku menu.

''Aku, minumnya es teh matcha aja, terus esnya yang banyak'' ucap Violet sambil menutup beku menu.

Setelah semuanya menentukan minuman yang mereka pesan, pelayan restoran meninggalkan meja mereka, dan setelah itu mereka ber enam mulai menikmati hidangan di atas meja.

''Vio, jangan makan yang pedas pedas, nanti perutmu sakit'' tegur Jayden saat melihat Violet hendak menyentuh menu makanan yang paling pedas di antara yang lain.

''Tapi Kak, aku ingin coba, sekali saja'' rayu Violet dengan mata puppy eyesnya.

Jayden tetap melarangnya dengan tegas. ''Tetap tidak boleh''.

''Ck, iya iya'' decak Violet.

Violet akhirnya tidak memaksa lagi, tapi dia dengan cemberut mengambil sushi yang tak jauh dari jangkauannya.

Jayden menghela nafasnya, dia memang bisa bersikap tegas pada Violet, jika itu sudah menyangkut dengan kesehatannya.

Selain Lucane, Jayden juga termasuk orang yang sangat tahu betul bagaimana kondisi Violet, gadis itu tidak bisa memakan makanan pedas.

Di sela sela makan, mereka juga mengobrol ringan, membahas sesuatu yang tidak terlalu penting.

Dua jam kemudian setelah merasa puas dengan teraktiran dari Kenan, kini mereka sudah bersiap pulang, Violet tidak lagi satu mobil dengan Tasya, karna arah jalan pulang mereka berbeda.

''Lun, ayo ikut kami, biar kami antar'' ajak Violet.

''Ah, tidak usah Vio, aku bisa pulang naik taksi'' tolak Luna.

''Tidak apa apa, lagian Kak Jayden tidak keberatan kok kalau ngantar kamu dulu, benar kan Kak?'' ucap Violet menatap Jayden.

Jayden hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan pasrah.

Luna tidak segera menjawab sebelum akhirnya dia menganggukkan kepalanya. ''Baiklah, tapi sebelumnya terimakasih'' ucap Luna dengan tersenyum.

''Iya, sama sama'' balas Violet.

''Ayo masuk''

Jayden langsung membulatkan matanya, saat Violet mendorong Luna masuk ke kursi samping kemudi, dan langsung menutup pintu mobilnya.

Brakk

''Vio''

Violet menggerakkan jari telunjuknya di depan wajah Jayden. ''Tidak terima penolakan'' setelah itu dia masuk ke dalam jok belakang.

Jayden hanya bisa menghela nafas kasar, lalu berjalan cepat mengitari depan mobil, dan masuk ke dalam jok kemudi, lalu melajukan mobilnya meninggalkan area parkiran restoran.

''Dimana tempat tinggalmu?'' tanya Jayden datar, membuat Luna sedikit tersentak.

''I,,itu, di jalan anggrek'' jawab Luna gugup.

Jayden menganggukkan kepalanya, dan melajukan mobilnya menuju jalan anggrek yang di sebutkan oleh Luna.

Selama di perjalanan Jayden sesekali melihat Violet dari kaca sepion, gadis itu asyik sendiri dengan ponselnya, entah apa yang sedang dia lihat Jayden tidak tahu.

Beberapa menit kemudian mobil yang di kemudikan Jayden sudah memasuki jalan anggrek, Jayden tahu kalau di sini adalah area perumahan para orang orang dari luar kota.

''Sebalah mana tempat tinggalmu?'' tanya Jayden.

''Itu Kak, rumah yang paling ujung'' jawab Luna.

Violet yang duduk di jok belakang hanya diam sembari melihat lihat ke luar jendela, ini untuk pertama kalinya dia memasuki area perumahan kecil lagi, setelah sekian lama dia di asuh oleh keluarga Romanov.

Sesampai di depan tempat tinggalnya, Luna langsung membuka sendiri pintu mobilnya, karna tidak mungkin dia menunggu Jayden membukakan pintu untuknya, dan juga mustahil Jayden membukakan pintu mobil untuknya.

''Kak Jayden, Vio, terimakasih sudah mengantarkan aku'' ucap Luna di depan gerbang rumahnya.

''Sama sama Luna'' balas Violet dari dalam mobil.

Sedangkan Jayden dia turun dari mobil, lalu membuka pintu jok samping kemudi, juga membuka pintu jok belakang.

''Vio, sini pindah di depan'' ujar Jayden dari luar mobil.

Luna yang masih berdiri di depan gerbang merasa miris, ternyata benar Jayden hanya mau membukakan pintu mobil untuk Violet saja.

''Iya iya'' Violet dengan patuh turun, lalu pindah ke kursi depan.

Jayden segera menutup lagi pintu mobilnya dengan tersenyum samar, lalu dia berjalan mengitari depan mobil dan masuk ke kursi kemudi.

''Luna, kami pulang!'' seru Violet dan Jayden langsung menjalankan kembali mobilnya, tanpa menunggu balasan dari Luna.

Dan saat di perjalanan pulang Violet tiba tiba membahas Luna.

''Kak''

''Hem''

''Luna itu baik ya, dia juga cantik, lemah lembut pula'' tukas Violet tapi Jayden diam saja tidak menanggapinya.

''Andai Kak Jay jadikan Luna kekasih, aku orang pertama yang akan setuju''

Ckiiiiitttt

Dugghh

Aduhhh

''Kak, ihh,, kenapa rem tiba tiba sih, kebentur kan kepalaku'' omel Violet mengelus dahinya yang membentur dasbor mobil.

''Maaf, maaf, aku tidak sengaja, mana lihat'' ucap Jayden mencoba memeriksa dahi Violet dan benar saja agak sedikit memerah.

''Ah sudah lah, tidak apa apa, sudah tidak terlalu sakit'' cetus Violet.

Jayden menghela nafasnya dan menyandarkan badannya. ''Vio, apa kamu sangat ingin aku ada hubungan dengan Luna?'' tanya Jayden. Dari tadi dia sudah merasakan dengan tindakan Violet, yang seakan akan agar dirinya dekat dengan Luna.

''Em, karna aku lihat lihat kalian berdua itu cocok'' jawab Violet.

''Lantas, bagaimana denganmu?'' tanya Jayden.

''Aku, memangnya aku kenapa?'' tanya balik Violet sembari jarinya menunjuk dirinya sendiri.

''Apa kamu tidak keberatan, kalau aku ada hubungan dengan Luna?''

Violet menggelengkan kepalanya dengan yakin. ''Tentu tidak, karna tidak selamanya Kakak harus menjagaku, Kakak juga berhak memiliki wanita di sisi Kakak, begitu juga denganku, suatu saat pasti aku juga akan menemukan laki laki yang bisa menjagaku'' ucap Violet.

''Dan menurutku, Luna sangat cocok untuk Kakak'' tukasnya lagi.

Jayden yang mendengarnya tanpa sadar meremas kuat setir kemudianya, Violet yang menatap lurus ke depan, tidak tahu kalau wajah Jayden sudah menggelap.

''Baiklah, kalau bagitu, aku akan mendekati Luna, wanita yang menurutmu cocok denganku'' tukas Jayden suaranya sangat dingin.

Dan lagi lagi Violet tidak menyadarinya, dia malah menganggukkan kepalanya setuju. ''Aku dukung Kakak''

Malam hari di sebuah kamar yang berukuran tiga meter persegi, terlihat seorang wanita yang sedang meloncat loncat bahagia, saat mendapat pesan chat dari seseorang yang akhir akhir ini membuatnya tertarik.

[ Aku Jayden, besok aku akan menjemputmu, berangkat ke universitas ]