Terjebak Di Pernikahan Kakakku

Rasanya sungguh tersiksa terus menerus bergelut melawan hasrat yang membara. Ia Ingin tempat pelampiasan. Tapi mencari wanita dia luar sana membuatnya merasa jijik. Ia tidak mau menyentuh wanita bekas giliran banyak lelaki.

Segara ingin keluar dari kamar, namun ia merasa canggung apabila bertemu orang tua Bening di luar. Akhirnya ia memutuskan untuk berdiam diri di tepi ranjang lagi. Segara dengan susah payah mengalihkan pikirannya pada pekerjaan di iPadnya.

Sedang Bening, ia sudah setengah jam menjamur di kamar mandi dan hanya berendam di bathup. Bening mulai merasa kedinginan. Tubuhnya mulai menggigil, bibirnya membiru, dan jari - jarinya mulai mengeriput. Ia terlalu malu untuk keluar.

“Dengan kedinginan begini, setidaknya otak gue tidak terlalu menyorot kejadian tadi. Fokuslah dengan kedinginan lo saja, Bening,” gumam Bening.

Segara yang menyadari istrinya sudah terlalu lama di sana, akhirnya ia memutuskan mengetuk pintu kamar mandi. Ia khawatir istrinya akan kedinginan. Dan memang benar saja.

“Bening?”

“Ya?”

“Keluarlah! Aku suamimu, anggaplah tidak apa - apa jika aku melihat tubuhmu,” kata Segara yang berada di balik pintu.

Bening menutup matanya, berusaha membenarkan kalimat Segara agar ia bisa lebih tenang.

“Bening, waktu tidak bisa diulang. Keluarlah dulu, tanganmu perlu diobati,” kata Segara lagi.

Bening akhirnya membuka pintu kamar mandi. Ia melihat Segara yang masih berdiri di sana. Segara yang melihat istrinya menggigil langsung menggendong Bening lalu meletakkannya dengan pelan di atas tempat tidur. Segara menyelimuti Bening dengan selimut tebal.

Segara kemudian beranjak untuk membuka loker satu persatu. Ia akhirnya menemukan kotak P3K. Segara dengan pelan mendekati Bening dan meraih tangan Bening lalu mengobatinya.

“Maafkan aku,” ucap Segara sembari masih memandangi tangan Bening yang terluka.

“Mas Segara, Bening malu,” ucap Bening pelan.

“Sudah kukatakan, aku suamimu. Aku bahkan bisa bertindak lebih karena kamu memang sah sebagai istriku,” ungkap Segara. Bening membulatkan matanya mendengar ucapan suaminya itu. Ia tidak menyangka Segara akan berbicara begitu.

“Tapi Mas nggak nyalahin Bening, kan? Bening selama ini selalu menjaga penampilan Bening biar terlihat sopan di mata Mas Segara. Tapi hari ini …,”

“Ini salahku. Berpakaianlah sesukamu mulai sekarang. Di luar maupun di rumah,” ucap Segara.

“Baiklah.”

Bening menggerak tubuhnya untuk duduk. Segara yang melihat pergerakan istrinya, spontan menahan Bening.

“Istirahatlah saja!”

“Bening belum pakai apapun sekarang, mana mungkin bisa tidur,” gerutu Bening. Ia memanyunkan bibirnya. Melihatnya, Segara merasa gemas.

“Baiklah, aku akan mencarikan bajumu,” kata Segara.

“Jangan membuat Bening tambah malu, Mas. Nanti Mas Segara akan nemuin pakai - pakaian wanita yang memalukan di sana,” sungut Bening.

“Tadi aku sudah melihatnya di tubuhmu langsung,” kata Segara membuat Bening terdiam.

Cukup lama Segara mencarinya, ia akhirnya selesai dengan pencariannya. Memberikan baju serta lengkap dengan pakaian dalam milik Bening. Bening sungguh tersipu melihat ulah Segara. Lelaki itu mencarikan semua helaian kain yang berwarna serasi, warna merah muda.

“Mas Segara pasti terbiasa dengan perempuan lain. Sedang Bening, nggak pernah sekalipun sedekat ini dengan laki - laki. Paling jauh, hanya pernah berpegangan tangan,” kata Bening.

“Kamu yakin tidak pernah melakukannya?”

“Melakukan apa?”

“Berhubungan intim?”

“Mendengarnya saja membuat Bening ngeri,” kata Bening.

“Kamu yakin?”

“Ya.”

“Kamu ingin mencobanya?”

“Mau, nanti, ketika Bening menikah dengan … upss!” Bening menutup mulutnya. Ia lupa jika ia sudah menikah dan bisa - bisanya ia berkhayal tentang pernikahan di masa depan.

“Dengan?” tanya Segara yang menatapnya dengan tajam seakan ingin cepat tahu jawaban istrinya.

“Dengan pasangan yang saling mencintai,” balas Bening. Segara memutar tubuhnya. Ia memainkan iPadnya lagi.

Karena tidak ingin dihalangi oleh Segara lagi. Bening memutuskan untuk tidak turun dari ranjangnya. Ia menutup dirinya dengan selimut. Mencoba mengenakan pakaiannya di dalam selimut itu.

Segara menyadari ada pergerakan intens dari Bening yang berada di belakangnya. Ia memutar kepalanya dan ingin melihat apa yang sedang Bening lakukan.

“Aduh! Sakit!” Bening meringis di balik selimut.

“Kenapa?” tanya Segara sembari menarik selimut.

Bening sudah memakai seluruh pakaiannya. Tapi ada sesuatu yang belum sempurna. Bening tidak berhasil menyambungkan pengait bra nya. Tangannya terlalu sakit untuk melakukannya. Ketika selimut terbuka, posisi tangan Bening masih mencoba meraih pengait lainnya. Segara langsung menyadari kesulitan istrinya.

“Boleh aku bantu?” tanya Segara. Bening yang sudah hampir menyerah akhirnya menganggukkan kepalanya tanda setuju.

Segara mulai mengangkat baju Bening. Ia melihat kulit mulus istrinya. Dan hasrat itu datang lagi. Bagai ikan diberi umpan. Rasanya sudah sampai ubun - ubun.

Setelah menyelesaikan kegiatannya, Segara memegang bahu Bening dan mendorongnya pelan namun pasti. Kini tubuh Bening berada di bawah Segara.

“Maaf,” hanya itu yang keluar dari mulut Segara. Tanpa persetujuan, ia melum*t bibir istrinya dengan lembut dah penuh gairah.

Bening yang seakan terbawa dengan arus malam, membiarkan Segara menjamah bibirnya. Namun ia hanya diam tanpa membalas.

Segara mulai memainkan tangannya ke atas buah dada yang selama ini sangat ia inginnya. Betapa lembut dan kenyalnya tak dapat ia hentikan lagi. Ia meremas sesuatu yang bahkan tidak muat di genggaman tangannya itu.

Mengangkat baju yang baru saja di pasang oleh istrinya. Segara merasakan puting yang mencuat di sana. Ia kemudian memindahkan bibirnya ke atas puting merah muda itu.

Rasa yang tak pernah ia rasakan dari wanita manapun selain wanita yang kini menjadi istrinya. Beginikah rasanya? Sangat menggairahkan.

“Ahhhh,” suara tipis akhirnya lolos keluar dari mulut Bening. Ia pun berada dalam gairah yang panas. Namun batinnya masih bergejolak. Apakah ia harus memberikan kesuciannya pada pria yang belum pasti ia cintai ini? Dan membiarkan orang yang tidak mencintainya juga mengambil madunya? Bagaimana jika sampai nanti mereka tetap akan berada di zona tanpa cinta? Sedang kesuciannya telah direnggut.

...🍿🍿🍿...

...Karya Orisinal bukan Hasil AI...