NovelToon NovelToon
Takdir Sang Pewaris Terbuang

Takdir Sang Pewaris Terbuang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Romansa
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Di tengah hiruk pikuk kota modern Silverhaven, Jay Valerius menjalani hidupnya sebagai seorang menantu yang dipandang sebelah mata. Bagi keluarga Tremaine, ia adalah suami tak berguna bagi putri mereka Elara. Seorang pria tanpa pekerjaan dan ambisi yang nasibnya hanya menumpang hidup.

Namun, di balik penampilannya yang biasa, Jay menyimpan rahasia warisan keluarganya yang telah berusia ribuan tahun: Cincin Valerius. Artefak misterius ini bukanlah benda sihir, melainkan sebuah arsip kuno yang memberinya akses instan ke seluruh pengetahuan dan keahlian para leluhurnya mulai dari tabib jenius, ahli strategi perang, hingga pakar keuangan ulung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Pertarungan Sunyi di Sarang Naga

Pintu kayu ek yang berat itu terbuka tanpa suara, menampakkan interior yang sama sekali tidak terlihat seperti bank. Tidak ada teller, tidak ada antrean, tidak ada brosur. Ruangan itu lebih mirip lobi sebuah klub pria bangsawan dari abad ke-19. Dinding berpanel kayu gelap, lantai marmer yang ditutupi karpet tebal yang meredam suara, dan beberapa kursi kulit antik. Udaranya terasa berat oleh aroma kayu poles, kulit, dan kekayaan yang tak terhingga.

Jay, dengan kepekaan yang diasah oleh Cincin Valerius, bisa merasakan kehadiran yang tak terlihat. Kamera-kamera tersembunyi di balik ukiran, sensor tekanan di bawah karpet, dan setidaknya ada selusin penjaga bersenjata yang siaga di balik dinding-dinding palsu. Tempat ini adalah sebuah benteng.

Adeline Moreau mengantarnya ke sebuah lift pribadi yang dioperasikan dengan kunci emas. Mereka naik ke lantai tiga dan berhenti di depan sebuah pintu tunggal tanpa nama.

"Monsieur Dubois akan menemui Anda sekarang," katanya sambil membukakan pintu.

Ruangan di baliknya adalah sebuah kantor yang luas dan elegan, dengan jendela setinggi langit-langit yang menghadap ke Danau Jenewa yang tenang. Di balik meja kerja yang terbuat dari kayu dan baja, duduklah seorang pria berusia akhir lima puluhan. Ia mengenakan setelan tiga potong yang sempurna, rambut peraknya disisir rapi, dan matanya yang berwarna biru pucat menatap Jay dengan tajam. Itu adalah tatapan seorang analis, tatapan seseorang yang mencari kebohongan. Ini adalah Jean-Luc Dubois.

"Mr. Thomas, sebuah kehormatan," kata Dubois, bangkit dan mengulurkan tangan. Jabat tangannya kuat dan singkat. "Silakan duduk."

Jay duduk di kursi kulit di hadapannya, memainkan perannya sebagai Dylan Thomas dengan sempurna. Ia tampak santai, sedikit bosan, seolah pertemuan ini adalah sebuah kewajiban yang sedikit mengganggu.

"Langsung saja ke intinya, Monsieur Dubois," kata Jay dengan aksen Inggris yang halus. "Saya mencari sebuah rumah baru untuk aset-aset saya. Rumah yang sunyi, aman, dan di atas segalanya, privat. Reputasi bank Anda mendahului Anda dalam hal ini. Jangan sampai saya kecewa."

Dubois tersenyum tipis. "Kami tidak pernah mengecewakan klien kami, Mr. Thomas. Boleh saya tahu apa kekhawatiran utama Anda? Efisiensi pajak? Perlindungan dari litigasi? Atau mungkin... perlindungan dari ancaman yang sifatnya kurang konvensional?"

Itu adalah sebuah pancingan. Jay tidak menggigitnya.

"Kekhawatiran saya adalah privasi," jawab Jay, nadanya dingin. "Keluarga saya telah menghabiskan beberapa generasi untuk menghindari sorotan publik. Saya berniat untuk meneruskan tradisi itu. Saya butuh sebuah struktur finansial yang tidak terlihat oleh siapa pun. Benar-benar tidak terlihat."

Dubois mengangguk perlahan, matanya tidak pernah lepas dari Jay. "Tentu saja. Nama Thomas memang legendaris karena kerahasiaannya. Saya ingat pernah membaca tentang penutupan tambang batu bara terakhir milik keluarga Anda di Lembah Rhondda. Pasti sebuah keputusan yang rumit bagi kakek Anda."

Ini adalah ujiannya. Sebuah pertanyaan spesifik yang dirancang untuk menjebak seorang penipu.

Jay tidak berkedip. Pengetahuan dari Cincin Valerius memberinya "ingatan" yang ia butuhkan. Ia tertawa kecil, tawa yang terdengar meremehkan.

"Kakek saya bukan orang yang sentimental, Monsieur Dubois," jawab Jay. "Beliau percaya batu bara adalah masa lalu, sementara masa depan ada di dalam silikon. Para pekerja tambang melihatnya sebagai sebuah tragedi; beliau melihatnya sebagai evolusi yang tak terhindarkan. Sentimen tidak akan menghasilkan keuntungan."

Jawaban itu sempurna. Dingin, kapitalistis, dan konsisten dengan profil seorang pewaris reklusif yang kejam.

Ekspresi Dubois sedikit berubah. Keraguan di matanya memudar, digantikan oleh rasa hormat profesional. Ia telah mencari celah dalam zirah 'Dylan Thomas', dan ia tidak menemukannya.

"Baiklah, Mr. Thomas," kata Dubois, nadanya kini lebih hangat. "Saya yakin kami bisa menyediakan tingkat kerahasiaan yang Anda butuhkan. Kami akan segera memulai prosesnya. Dalam waktu kurang dari tujuh puluh dua jam, aset Anda akan sepenuhnya terisolasi dan tidak akan bisa dilacak oleh siapa pun di dunia."

Ia berdiri, mengulurkan tangannya sekali lagi untuk menyegel kesepakatan. Saat Jay menjabat tangannya, Dubois menambahkan.

"Setelah rekening Anda aktif, Anda juga akan mendapatkan akses penuh ke layanan 'Helvetia Concierge' kami. Ini lebih dari sekadar layanan pramutamu biasa, Mr. Thomas. Untuk klien-klien kami yang paling berharga, kami menyediakan solusi untuk masalah-masalah yang tidak bisa diselesaikan melalui jalur finansial konvensional."

Dubois tersenyum penuh arti. "Kami melindungi semua kepentingan klien kami, dalam segala bentuknya."

Tawaran itu menggantung di udara—sebuah undangan terselubung untuk masuk ke lingkaran dalam bank, ke dunia operasi gelap dan kesepakatan di balik layar. Dunia tempat 'Sang Pelindung' beroperasi.

Jay hanya mengangguk singkat, wajahnya tetap tanpa ekspresi. "Saya akan mengingatnya."

Ia telah berhasil melewati gerbang pertama. Umpannya telah ditelan, dan kini ia berada di dalam sarang naga, selangkah lebih dekat dengan rahasia yang ia buru.

1
Reza
up yg banyak thorr
Sang_Imajinasi: siap 💪💪
total 1 replies
Reza
seruu
Sang_Imajinasi: seru donk 🤣
total 1 replies
Reza
lanjut thorr🙏
Sang_Imajinasi: siapp💪
total 1 replies
Reza
baguss 😍
Sang_Imajinasi: okehhh🤭
total 1 replies
Glastor Roy
update ya torrr ku
Sang_Imajinasi: siap😍
total 1 replies
Reza
lanjut Thor seruu
Sang_Imajinasi: lanjut donk 💪
total 1 replies
Reza
lanjut thorrr
Sang_Imajinasi: okehhhh
total 1 replies
Reza
lanjut, bagus
Sang_Imajinasi: sippp 🤭
total 1 replies
Reza
baguss
Sang_Imajinasi: jelas dong😍
total 1 replies
Alex Hutagalung
lanjut thorrr
Depressed: ayo baca novel ku yang berjudul iblis penyerap darah kak, kali aja suka sama cerita nya.
total 1 replies
Glastor Roy
masih up nanti kan torku yg baik hati
Sang_Imajinasi: masih donk
total 1 replies
Glastor Roy
seru kali torku
Dedi
lanjut Thor, jadi penasaran😉
Sang_Imajinasi: siap lanjut
total 1 replies
Dedi
mntap
Sang_Imajinasi: mantap donk
total 1 replies
Sheryn
bagus Thor, semangat lanjutkan
Sang_Imajinasi: okehh
total 1 replies
Sheryn
tukang pel ga tu /Facepalm/
Sang_Imajinasi: hehe /Facepalm/
total 1 replies
Fitriani
mantapppp
Sang_Imajinasi: mantap donk
total 1 replies
Fitriani
ini mah bagus cerita nya, bikin penasaran. lanjut Thor/Applaud/
Sang_Imajinasi: iya donk /CoolGuy//CoolGuy/
total 1 replies
Fitriani
seruu juga
Depressed: ayo baca novel ku yang berjudul iblis penyerap darah kak, kali aja suka sama cerita nya.
total 1 replies
Indah Ratna
josss cerita nya
Depressed: ayo baca novel ku yang berjudul iblis penyerap darah kak, kali aja suka sama cerita nya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!