"Alvaro, kalau kau masih menganggap dirimu anak ayah, maka turuti perintah ini. Ayah tak perduli bagaimana caranya-kau harus menikahi wanita itu. harga diri keluarga ini lebih penting dari egomu!"
---
" Bisakah kau bertahan, demi aku demi kita atau demi anak itu."
" Itu bukan pilihan karena dari awal memang akulah yang salah, aku lah penjahatnya, orang-orang tetap akan tau bahwa akulah pelakornya"
"Jangan tanya kenapa aku tinggal. Tanyakan kenapa hatiku tidak bisa pergi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lulu yuningtias, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18
"Tuan Alvaro, aku"
"Masuk....!" Perintah Alvaro dengan suara yang dingin namun tegas.
Nayla Masuk kedalam mobil tuan Alvaro dengan gelisah. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tapi ia mulai merasa aneh pada tubuhnya. Nafasnya memburu, bukan karena udara dingin yang menusuk kulit. Tapi juga karena rasa panas yang menjalar aneh di tubuh nya. Kepala nya terasa ringan, pandangan nya berkunang-kunang, dan jantungnya berdetak terlalu cepat.
Tepat pada saat ia merasa goyah.
"Pletak" Alvaro menyentil kening Nayla
"Aw..." Pekik Nayla, mengusap-usap keningnya yang terasa panas "Tuan kenapa kau menyentil keningku? Sakit tau". Protes Nayla memanyunkan bibirnya.
"Dasar bodoh. Kenapa kamu melakukan kesalahan dan membuat aku kesal. Apa kamu mau ku hukum?". Suara berat Alvaro, terdengar sangat tegas
"Memangnya kesalahan apa yang telah ku buat, tuan?" Tanya Nayla dengan ekspresi menahan sesuatu
"Masih berani bertanya!. Bagaimana jika yang kau minum barusan adalah racun?". Menatap tajam ke wajah Nayla.
Nayla yang mendapatkan tatapan tajam dari tuan Alvaro, bukannya takut. Ia justru semakin mendekatkan dirinya dengan tuan Alvaro.
"Aku memang tidak tau apa salahku tuan?". Suara Nayla yang terdengar seperti orang yang sedang mencoba menahan sesuatu. "Kenapa rasanya sangat panas". Ujar Nayla yang masih bisa di dengar Alvaro.
Nayla mengangkat wajahnya, berusaha untuk tetap fokus. Tapi tubuh nya seperti kehilangan kendali. Nayla yang gelisah, duduk tak tenang, sesekali mencoba mencari pegangan. Wajahnya memerah, bibirnya basah dan matanya mulai sayu.
"Tuan...aku nggak enak..." Ia menggigit bibir dan menahan suaranya yang nyaris bergetar. Nayla mencoba membuka bajunya.
"Hey.. Apa yang kau lakukan gadis bodoh?. Alvaro berbicara dengan menahan rasa kesal dan geli bersamaan. "Leo cari hotel terdekat dan jangan melihat ke belakang".
"Baik tuan". Ucap Leo menahan rasa ingin tertawa melihat kefrustasian tuan muda nya.
---
Hotel B
"Tuan aku maunya digendong!". Ucap Nayla dengan nada manja dan wajah yang teramat menggoda.
"Kau mau mati ya!" Berkata marah, tapi tetap mengangkat Nayla kedalam mengendong Nya.
Di dalam lobi hotel, cahaya lampu-lampu kristal memantulkan cahaya merah. Alvaro yang menggendong Nayla menjadi pusat perhatian. Siapa yang tidak mengenal Alvaro Dimitri. Pengusaha ternama sekaligus suami dari artis terkenal Dina Angraeni. Beberapa tamu mulai berbisik, bahkan ada yang memotret diam-diam, tapi Alvaro tak perduli.
"Tuan kau sangat harum". Ujar Nayla yang setengah sadar, menempelkan kepalanya di bahu Alvaro. Ia mulai mengendus-endus dan mencium leher Alvaro.
"Astaga gadis ini benar-benar mau mati". Bergumam ingin menjaga kewarasan karena perbuatan Nayla."Bisa gila aku. Cepat buka pintunya". Ucapnya buru-buru memberi perintah.
"Tuan apakah aku harus masuk?". Pertanyaan Leo yang berhasil membuat Alvaro memberinya tatapan tajam.
"Kalau begitu silakan menikmati, tuan". Leo buru-buru menutup pintu.
Mereka akhirnya tiba di dalam kamar. Alvaro menurunkan Nayla diatas ranjang dengan kasar. ia meninggalkan Nayla dan memasuki kamar mandi. Mengisi bathtub dengan air dingin.
Nayla yang ditinggalkan Alvaro merasa sangat kepanasan. Ia membuka semua pakaian yang melekat di tubuhnya dan hanya menutup satu bagian penting. Ia memasuki kamar mandi karena karena itu satu-satunya yang ada di pikirannya untuk meredakan panas tubuh.
Alvaro yang sedang menunggu dikagetkan dengan sebuah tangan yang melingkar sempurna di perutnya
"Tuan aku sepertinya menyukaimu" Kata Nayla yang semakin merapatkan tubuhnya.
"What the f... Jangan memancingku Nayla. Kau akan menyesal" ucap Alvaro sambil membalikan tubuhnya.
Namun Nayla justru menarik pergelangan tangan Alvaro. Memandangnya dengan mata yang penuh keinginan. "Tuan temani aku"
Nayla langsung menyerang Alvaro dengan mencium dan melumat bibirnya dengan penuh nafsu. Alvaro yang mulai tergoda pun, menyambut dengan senang hati.
Alvaro mengarahkan Nayla ke bawah shower dan menyalakannya. Mereka berciuman diguyuran air shower. Di tengah ciuman panas mereka. Nayla tanpa sadar mendesah saat tangan Alvaro tak tinggal diam. Mereka menikmatinya bersama.
Suara air yang mengalir membaur dengan keheningan diantara mereka. Membuat dunia diluar terasa jauh tak berarti.
Nayla berdiri mematung dibawah pancuran, air mengalir membasahi rambut dan wajahnya. Matanya terpejam, bibirnya terbuka sedikit, seperti sedang menahan sesuatu- perasaan mungkin.
Saat suasana menjadi campuran antara kecanggungan, keintiman, dan ketegangan. Alvaro menunduk menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri walau jantungnya ikut terpacu. Meski tubuh Nayla meminta lebih, Alvaro memilih menahan diri.
Alvaro mengeraskan rahangnya. Ia hampir kehilangan kendali, tapi ia memilih untuk menarik nafas dalam. Melepaskan tangan Nayla perlahan. "Kau yang memaksa masuk dalam permainan ini Nayla. Jadi terima konsekuensinya". Kata Alvaro pelan.
biar enak aja kak bacanya.... mnulis itu selain mmbtuhkn kreatifitas tinggi tp tata bahasa jg hrs dprhtikn, shgga mnjadi bacaan yg enak d baca..
Aku udah mampir. Jangan lupa mampir juga