NovelToon NovelToon
Pelakor Mencari Keadilan

Pelakor Mencari Keadilan

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Masuk ke dalam novel / POV Pelakor / Transmigrasi / Healing / Chicklit
Popularitas:773
Nilai: 5
Nama Author: Aulia Z.N

Aura, seorang penulis amatir dari keluarga miskin, terjebak dalam novel ciptaannya sendiri. Ia bangun di tubuh Aurora, selingkuhan jahat dari cerita Penderitaan Seorang Wanita. Padahal, dalam draf aslinya Aurora direncanakan mati tragis karena HIV, sementara sang istri sah, Siti, hidup bahagia bersama second male lead. Kini, Aura harus memutar otak untuk melawan alur yang sudah ia tulis sendiri, atau ikut binasa di ending yang ia ciptakan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia Z.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Interesting

Aditya menekan pangkal hidungnya, jari-jarinya mencubit bagian sinus dengan kesal. Kedua matanya terpejam rapat, rahangnya mengeras menahan amarah yang ingin meledak. Tarikan napas panjang terdengar berat, seperti seseorang yang tengah berusaha menahan gempa di dadanya. Beberapa detik hening tercipta, hanya bunyi detak jam di ruangan yang seakan memanjang dan memukul-mukul udara.

Ketika akhirnya Aditya mengangkat wajahnya kembali, sorot matanya menusuk lurus ke arah Aurora. Tatapan dingin itu seperti pisau yang baru saja diasah—tajam, tanpa ampun. Suaranya keluar rendah namun penuh tekanan, membuat bulu kuduk meremang.

"Baiklah, apa urgensi anda ingin istri sah segera bercerai dengan suaminya? Apa agar anda bisa dengan cepat menikahi pria brengsek itu?"

Aurora sempat tercekat, namun dengan cepat menarik napas pendek dan menegakkan bahu. Senyuman tipis, penuh percaya diri, melengkung di bibirnya, meski jelas ada getaran samar yang tak bisa ia sembunyikan.

"Eh, jangan berburuk sangka terlalu cepat, Pak Pengacara!" ucapnya, mencoba terdengar santai. "Jadi memang benar saya adalah selingkuhan si bapak Suryo yang namanya mirip merek rokok itu. Tapi itu dulu. Sekarang saya sudah tobat."

Aditya menaikkan satu alisnya perlahan. Gerakan kecil, namun penuh wibawa, seperti seekor predator yang baru saja mencium kelemahan mangsanya. Tatapannya semakin intens, menelanjangi lapisan terluar Aurora tanpa belas kasihan. Dan kemudian, satu kalimat meluncur dari bibirnya—dingin, kejam, dan tepat sasaran.

"Apa yang membuat Anda tobat? Salah satu dari kalian terkena penyakit kelamin seperti HIV?"

Ruangan langsung terasa membeku. Aurora merasakan udara seakan menekan paru-parunya. "Ahahaha..." tawa canggung lolos begitu saja, nadanya pecah tak terkendali. Kepalanya sedikit menoleh ke arah lain, berusaha menutupi wajah yang kini memerah dan dipenuhi peluh dingin. Jantungnya berdegup liar, bukan hanya karena rasa kesal—tapi juga perasaan aneh yang mendebarkan. Untuk pertama kalinya, ada seseorang yang benar-benar bisa menebak isi pikirannya dengan tepat, seolah membaca buku terbuka. Itu menakutkan sekaligus… memikat.

Aditya tidak berhenti. Dengan gerakan elegan, ia mengangkat sebelah kakinya, menyilangkan di atas kaki satunya, namun tetap menjaga postur tubuhnya tegap, penuh kendali. Ia bersandar sedikit ke belakang, namun tatapan matanya semakin tajam, menancap ke arah Aurora bagaikan lampu sorot yang tak memberi ruang untuk bersembunyi.

"Jangan main-main dengan hukum! Menyebabkan keretakan dalam rumah tangga seseorang juga bisa menyebabkan anda terkena sanksi hukum."

Aurora tercekat. Senyum percaya diri yang tadi sempat ia bangun sudah runtuh, berganti kegugupan yang jelas terlihat dari cara tangannya mengepal di atas pangkuan.

Siti yang sedari tadi menunduk, akhirnya mendongak. Sorot matanya panik, wajahnya dipenuhi kegamangan. Dengan nada penuh permohonan, ia bersuara tergesa-gesa.

"Pak Pengacara, tolong jangan libatkan Aurora! Aurora sudah berhenti dari pekerjaan buruknya. Saya bisa jamin itu."

Aditya menoleh dengan gerakan cepat, tatapan matanya langsung menghantam Siti tanpa belas kasihan. Nada suaranya turun menjadi lebih dingin, namun justru membuat ruangan seakan semakin menekan.

"Oh, apa yang terjadi di sini?" suaranya seperti cambuk yang mencabik udara. "Kenapa istri sah malah membela perebut suaminya sendiri? Apa kalian bersekongkol untuk mendapatkan harta gono-gini yang besar dari suami Anda?"

Kata-katanya meledak, menampar wajah Siti dengan keras. Perasaan terpojok menyelimuti ruangan. Aurora menunduk, menggigit bibirnya sendiri, sementara Siti membeku di tempat, wajahnya pucat pasi. Di bawah tatapan Aditya, keduanya seperti terdakwa yang terjebak dalam ruang interogasi tanpa jalan keluar.

"Baiklah, kalau sudah begini, saya ceritakan saja alasan kenapa saya jadi pelakor dan alasan saya tobat," ucap Aurora. Kepalanya tertunduk dalam, kedua tangannya saling bertaut di pangkuan. Jemarinya saling meremas seolah ada sesuatu yang ingin dilampiaskan, tapi ditahan mati-matian.

Aditya yang sedari tadi duduk tegak, perlahan menyandarkan tubuhnya ke kursi. Tatapan matanya yang semula tajam, penuh tekanan, kini sedikit melunak. Napasnya dihela panjang.

"Baiklah, silakan," katanya tenang.

Aurora menarik napas dalam-dalam, seakan mengumpulkan keberanian. Bibirnya sempat bergetar sebelum akhirnya bersuara lirih. "Jadi..."

---

Flashback

Sebuah ruang tamu mewah tersaji. Aroma parfum mahal tercium di udara. Seorang wanita paruh baya, wajahnya masih memesona meski kerutan samar mulai tampak, melangkah anggun. Gaun ketat berwarna merah darah menempel sempurna di tubuhnya, menegaskan kepercayaan diri yang sudah mendarah daging. Dialah ibu Aurora.

"Aurora, kau sudah dewasa. Sepertinya ini saatnya kau menaklukkan hati pria kaya seperti mommy," ucapnya. Senyuman sombong merekah di bibirnya. "Ingatlah! Hanya pria kaya yang kau incar! Ingat trik menarik pria kaya?"

Aurora duduk di kursi berlapis beludru, matanya sedikit ragu. Tapi suara ibunya seperti cambuk yang tak bisa dihindari. Perlahan ia menunduk, lalu mengucapkan kata-kata yang sudah dihafalnya sejak kecil.

"Feminin energy..." Nada suaranya sengaja dibuat lembut, sesuai ajaran sang ibu.

"Bagus!" tepuk tangan kecil bergema. "Siapa dulu mommy yang mengajarimu?" tatap wanita itu penuh keangkuhan.

"Mommy Mulyani Indrawati!" jawab Aurora dengan nada anggun yang dipaksakan.

"Pintar!" seru ibunya puas. Lalu, ia menyodorkan sebuah foto. Seorang pria paruh baya dengan setelan jas hitam, senyumnya licik, matanya penuh keserakahan.

"Ini target utamamu... Suryo. Owner perusahaan properti. Banyak perumahan dan apartemen di ibu kota lahir dari tangannya. Malam ini, dia akan datang ke rumah kita. Bertemu daddy-mu untuk membahas keringanan pajak perusahaan." Suara ibunya meninggi penuh antusias. "Ayo, kita cari gaun yang cocok untukmu!"

Tangannya langsung menarik Aurora, menyeretnya ke kamar dengan langkah cepat. Aurora hanya bisa terdiam, menahan napas. Di wajahnya tak ada gairah, hanya pasrah.

---

Flashback off

"Jadi, ya... Saya juga aslinya tidak mau menjadi seorang pelakor," ucap Aurora lirih. Bahunya sedikit bergetar, kepalanya kembali tertunduk. "Tapi karena ibu saya adalah seorang pelakor juga, dia selalu mengajarkan saya tentang cara menjadi pelakor. Meski saya berusaha keras untuk menolak, ibu saya tetap memaksa saya."

Air matanya jatuh, membasahi tangannya yang masih bertaut. Sejenak hening, hingga tiba-tiba Aurora menegakkan kepalanya. Matanya menatap langit-langit ruangan, tatapan yang kini dipenuhi bara keyakinan. Salah satu tangannya terkepal kuat, seakan seluruh tekadnya tertuang di genggaman itu.

"Tapi sekarang, saya tahu bahwa bukan kesalahan saya menjadi anak seorang pelakor! Saya bisa mengubah takdir saya sendiri!" suaranya meninggi, tegas. "Karena itu, saya ingin memulainya dengan membantu ibu Siti untuk melepaskan dirinya dan anak-anaknya dari pria yang tidak pantas menjadi ayah dan suami."

Aditya menatap Aurora tanpa ekspresi. Wajahnya datar, nyaris seperti patung. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya benar-benar berantakan.

---

"Ini jelas salah... Sekali pelakor, tetap pelakor!"

"Tentu tidak! Dia hanya terpaksa! Bukan salah dirinya jika terlahir dari rahim seorang pelakor!"

Suara-suara itu saling bertubrukan, bergemuruh di dalam kepalanya. Seperti ruang sidang tak kasat mata yang tiba-tiba pecah ricuh.

Tiba-tiba, langkah kaki terdengar menghentak. Suara itu begitu tegas, begitu berat, hingga seluruh keributan di otak Aditya terdiam.

Semua versi Aditya di dalam pikirannya sontak menoleh. Seorang Aditya lain berjalan masuk, sosoknya tegap, penuh wibawa. Di dadanya tertera jelas tulisan: "Divisi Mind Blowing".

"Itu—" salah satu Aditya tercekat.

"Tidak mungkin!" seru yang lain dengan mata terbelalak.

"Divisi itu sudah terlalu lama tertidur!" bisik seorang lagi penuh ketakutan.

Aditya Divisi Mind Blowing berdiri di tengah kerumunan, senyum miring menghiasi wajahnya. Matanya berkilat penuh intrik. Ia mengangkat satu alis, lalu berbisik dengan nada rendah namun menusuk.

"Interesting."

1
Messan Reinafa
karma berlaku yaa ciin
Messan Reinafa
duh..duh...bau-bau pelakor ga tau diri
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
jangan bilang jika istri mu yang kenal penyakit HIV 🗿
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
😭😭😭tiba tiba di tampar
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
ku kira dia tokoh benerann 😭
👑Chaotic Devil Queen👑: Selamat! Anda bukan satu-satunya orang yang kena tipu😭🤣
total 1 replies
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor,rasain emang enak🤣🤣🤣
erika eka putri pradipta(ACDD)
dasar pelakor
erika eka putri pradipta(ACDD)
paling benci dengan orang yang kejam seperti aurora
Oksy_K
releted bgt, ikut trend pasar tapi feel nya gak dapet, gk ikut trend duitnya yg gak dapet🥲😂
Oksy_K: sabar ya kak, kita sama🤣
total 4 replies
karena orang-orang senang liat orang susah 🤭
👑Chaotic Devil Queen👑: Lebih ke... merasa relate aja gak sih🗿

makanya kebanyakan yang bikin dan baca itu ibu rumah tangga karena relate🗿
total 1 replies
Quinnela Estesa
nama tokoh utama aja yang keren. nama tokoh lain B aja. Siti apaan deh🤣 coba namanya lebih bagus lagi
👑Chaotic Devil Queen👑: Kan disesuaikan sama gennya zheyenk😭🤣

Siti dan yang lainnya itu gen milenial ke atas. Mereka di usia bapak-bapak, ibu-ibu. Yang gen-Z cuma MC doang. Makanya namanya estetik sendiri😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Jir, kena plot twist ane, ku kira dia tokoh beneran. Ternyata cuma karakter novel yg MC bikin /Facepalm/
👑Chaotic Devil Queen👑: Wah siapa sangka😭🤣
total 1 replies
Rezkaya Retnoyevich
Tipikal wanita yang tidak aku sukai, berharap agar kita gak pernah bertemu dengan orang semacam ini di kehidupan nyata 😤
👑Chaotic Devil Queen👑: Iya gess... semoga dipertemukan wanita baik-baik yang mau menemani saat susah, gak cuma senengnya doang😭🙏
total 1 replies
Adifa
kok bisa di katakan wanita bodoh??😭
👑Chaotic Devil Queen👑: NPD juga bisa atau DPD. Dia terlalu percaya diri dan gak mandiri 🗿
total 3 replies
Jhony Can Cook
bagus kok
👑Chaotic Devil Queen👑: Terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!