Roy laki laki berusia 23 tahun yang baru saja terkena PHK, mencoba mencari pekerjaan baru namun tidak kunjung dia dapatkan. Kerasnya ibu kota membuat Roy harus bertahan dengan segala cara. Apa lagi dia adalah seorang perantauan. Apakah Roy bisa bertahan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cy_Ud, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mama Jatuh Cinta
Tiga orang tengah berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan tergesa gesa, aura kecemasan terlihat dari mereka bertiga.
Saat sampai di pintu ruangan yang di tuju mereka disambut oleh dua orang berpakaian rapi yang serba hitam. "Ayah anda sudah siuman tuan sekarang dokter sedang memeriksanya," ucap pria berbadan besar berkepala plontos tersebut yang bernama Bimo.
Plak....
Sebuah tamparan melekat dipipi pria bernadan besar dan berotot itu. "Apa saja kerja kalian, saya menugaskan kalian untuk menjaga ayah saya untuk mengantisipasi hal ini terjadi," hardik Norman penuh emosi pada Bimo yang tertunduk.
"Udah mas ini musibah, jangan terbawa emosi kita lagi di rumah sakit," ucap Nani istri Norman menenagkan suaminya.
"Maaf tuan saya mengaku salah", balas Bimo masih dengan menunduk tidak berani menatap tuannya yang sedang marah.
Clara dan kedua orang tuanya masuk kedalam ruangan tempat Baskoro dirawat. Terlihat seorang dokter dan dua orang perawat mendampingi sedang memeriksa kondisi ayah dari Norman.
"Bagaimana kondisi ayah saya dokter," tanya Norman pada dokter yang telah selesai menangani ayahnya.
"Tidak ada luka yang serius yang menyebabkan pak Baskoro pingsan hanya karena pukulan di belakang leher beliau,tidak ada yang perlu di khawatirkan pak. Hanya saja karena faktor usia jadi tubuh beliau sedikit mengalami shock tapi semuanya baik baik saja. Hari ini sudah boleh pulang," ucap dokter yang menangani pak Baskoro.
"Terima kasih banyak dokter," balas Norman sambil bersalaman dengan dokter tersebut.
"Kakek.... Gimana kondisi kakek... Apa yang sakit kek," ucap Clara begitu menghampiri kakeknya dan langsung memeluknya
"Kakek ngak apa apa cuma tengkuk kakek aja yang sedikit sakit. Kamu lihat kakek baik baik aja kan ngak ada luka sedikit pun," balas Baskoro pada cucu kesayangannya.
"Apa benar ayah baik baik saja," tegas Noman memastikan.
"Aku baik baik aja Man. Beruntung ada Seorang pemuda yang menyelamatkan ku man. Bagaimana keadaannya sekarang serta Gala, dan Yulia???" Ucap Baskoro menatap lekat pada putra satu satunya.
"Aku belum tau ayah, aku langsung kesini dan tidak ada yang memberitahukan kabar mereka pada ku," balas Norman.
"Coba kamu cari tau Man!! Aku berhutang nyawa pada pemuda itu. Dan kamu jangan marah pada anak buah mu. Ini karena aku yang terlalu keras kepala," tukas Baskoro yang duduk di ranjang pasien dan masih di peluk Clara dari samping. Sedangkan Bu Nani hanya berdiri diam disampingnya
"Baik ayah," Norman menjawab singkat dan kemudian berlalu meninggalkan ruangan tempat ayahnya dirawat.
Begitu Norman keluar Bimo langsung menyambutnya dan bicara empat mata dengan tuannya itu. Bimo menjelaskan jika orang yang menjadi sopir dari pak Baskoro yang berkhianat. Dirinya lah yang menyebabkan Bimo dan anak buahnya kehilangan jejak mobil yang ditumpangi oleh ayah Bos nya itu. Dan kini sopir yang bernama Jupri itu melarikan diri belum diketahui keberadaannya. Untung saja sang sekretaris segera memberi tahunya jika mereka telah diserang dan menunjukkan lokasi mereka.
"Tuan ada seorang pemuda yang telah menyelamatkan ayah anda dari serangan tersebut. Saya tidak tau siapa dia tapi sekarang dia tengah menjalani operasi karena terkena tembakan di perut dan bahunya. Karena niat dari orang yang melakukan penyerangan ini adalah memb.....uh Tuan besar Baskoro." Bimo menjelaskan detail kejadian yang dia ketahui.
"Dan mereka yang mencoba mencelakai ayah saya gimana?? tanya Norman lagi.
"Mereka sudah kami amankan tuan. Apa tuan mau menemui mereka sekarang???" Jawab Bimo.
"Nanti saja sekarang kita pastikan kondisi pemuda dan anak buah mu yang sedang dirawat ini terlebih dahulu," tukas Norman pada Bimo dan kemudian melangkah berjalan yang diekori oleh pria berkepala plontos itu.
Diruangan lain seorang wanita cantik berkaca mata tengah duduk di bangku tunggu didepan ruang operasi. Namanya Yulia seorang gadis cantik yang masih muda lulusan terbaik dari universitasnya. Dia adalah asisten pribadi Baskoro.
Yulia hanya mengalami luka gores di lehernya yang jenjang dan sudah mendapat perawatan serta dibalut dengan peban agar tidak infeksi.. Dia sedang menunggu pasien yang sedang dioperasi karena mendapatkan dua tembakan di perut dan bahunya.
Hatinya begitu cemas akan keselamatan pemuda yang telah menjadi pahlawan baginya. Pemuda itu bernama Roy Putra Priarta yang dia ketahui dari kartu indentitasnya.
Tak berselang lama Norman bersama Bimo menghampirinya. "Apa operasinya belum selesai??" tanya Norman tegas.
"Belum pak.." Jawab Yulia singkat dan langsung bangkit dari duduknya.
"Bimo cari tau siapa pemuda ini??, bisa jadi dia adalah orang susupan yang berakting jadi pahlawan. Sekarang kita harus hati hati dengan orang orang disekitar kita, jangan sampai kecolongan lagi!!!!!" Norman memberi perintah tegas dengan kedua tangan di sakunya.
"Siap tuan." jawab Bimo singkat.
Norman memberi mandat pada Yulia agar memantau perkembangan pemuda tersebut dan mengabarinya jika pemuda tersebut telah siuman karena ayahnya ingin bertemu dengannya. Namun, harus tetap hati hati karena mereka belum tau siapa dia.
Setelah kepergian Norman dan Bimo Yulia kembali duduk. Baru saja pinggulnya menghempas dibangku tersebut phone cell milik pemuda yang sedang menjalani operasi itu berdering. Terlihat nama si penelepon bertuliskan Tante Tati. Yulia berfikir bahwa si penelpon adalah keluarga dari pemuda tersebut.
"Hallo.." ucap Yulia lembut
"Ya hallo... Ini siapa kenapa kamu yang menjawab telepon ini?? cerocos tante Tati begitu mendengar suara wanita di phone cell Roy yang dia hubungi. Ada rasa cemburu di hatinya dalam pikiran tante Tati dia membayangkan kalau Roy sedang melakukan kegiatan menambah populasi manusia dengan wanita di ujung telepon tersebut.
"Maaf Bu perkenalkan nama saya Yulia, saat ini pemilik phone cell ini sedang menjalani operasi. Dia mengalami luka tembak di perut dan bahunya. Saya tidak bisa menghubungi keluarganya karena selain saya tidak tau phone cellnya ini juga terkunci," jelas Yulia pada si penelepon dengan nada lembut dan sopan.
"Kamu jangan kemana mana saya akan segera kesana. Beritahu saya dimana lokasi dia dirawat," ucap tante Tati cemas dan tanpa disadari bulir bening menetes begitu saja dari sudut matanya karena sangat khawatir akan keselamatan pemuda yang kini mulai mengisi ruang kosong dihatinya dan memberi warna hidupnya itu.
Tante Tati segera pergi untuk menuju tempat Roy dirawat setelah Yulia memberi tahunya. Dengan air mata yang tidak mau berhenti dia tergesa gesa beranjak dari rumahnya, dan ingin segera sampai ditempat tujuan agar bisa menemani pemuda penghuni kontrakannya tersebut.
Mobil tante Tati melesat meninggalkan pekarangan rumah tersebut. Tanpa di sadari oleh ibu single parent tersebur ternyata pembicaraan dan kecemasannya dilihat serta didengar oleh seseorang dari balik dinding. Orang itu heran siapa gerangan yang dirawat dan kenapa ibunya begitu cemas bahkan sampai meneteskan air mata seperti seorang yang mencemaskan keselamatan orang yang di sayangnya.
"Siapa yang dirawat dan kenapa Mama terlihat begitu sangat cemas. Apa benar yang di katakan Dara kalau Mama lagi jatuh cinta??, tapi sama siapa???" Lirih Sinta yang mendengar pembicaraan ibunya dan melihat kecemasannya, bahkan sampai meneteskan air mata. Itu artinya orang tersebut sangat berarti bagi sang ibu. Karena dia sudah lama tidak melihat sang ibu menangis. Terakhir dia ingat ibunya menangis saat dia, ibu, dan adiknya diusir olehnya Ayahnya sendiri dari rumah mereka.
***Next>>>