Seorang perempuan bernama Maharani Saputri mengalami kegagalan dalam sebuah pernikahan membuatnya frustasi ,ia menikah yang kedua kali juga gagal .
Apakah ia akan bertahan menjadi seorang janda atau kembali menikah dengan harapan bisa memiliki pasangan yang menerima apa adanya ?
Baca yuk sampai selesai ya agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Awal Mula Luka Itu Ada
Maharani sampai di depan rumah turun dari mobil berjalan masuk ke dalam rumah . Mery menatap tajam Maharani yang berjalan menuju kamar seorang diri . "Sebentar lagi kamu akan ke luar dari rumah ini gumamnya sambil berjalan menuju kamar .
Maharani membuka pakaiannya dan membersihkan tubuhnya di kamar mandi , segar sekali air ini membuatku rileks gumamnya menikmati aromaterapi dalam bathup . Setelah mandi ia memakai pakaian tidur dan merebahkan tubuh di tempat tidur .
Maharani sulit memejamkan mata ia teringat penampilan Deni di waktu acara tadi sungguh membuatnya muak , sebenarnya apa yang ia lakukan di kamar mandi sampai pakaiannya acak-acakan seperti itu Maharani heran .
Telepon Maharani berdering tertera nama Deni memanggil lalu ia angkat , Maharani baru mau menjawab terdengar suara desahan demi desahan sangat kuat di telinganya , ia mempertajamkan pendengarannya .
"Sayang sedikit lagi sampai nih ," ucap Deni dengan bergairah membuat Maharani menitikkan airmata , ia tahu Deni sedang bersama dengan seorang perempuan tapi ia tidak tahu siapa orang itu .
Suara Meira sangat jelas di ujung telepon .“Sayang jangan di lepas dulu aku masih ingin menikmati milikmu ," ucapnya dengan desahan sangat kuat karena saat ini ia sedang mencapai puncak kenikmatan .
Maharani semakin tak kuasa menahan airmatanya mengalir di pipinya mendengar perkataan Meira yang sangat vulgar ditelinganya .
Maharani langsung menutup teleponnya dan menangis sambil memeluk guling sampai tertidur .
Suara ketukan pintu membuat Maharani bangun kemudian turun dan membuka pintu , Deni langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mengguyur tubuhnya setelah selesai ia mengganti pakaian dan tidur pulas .
Maharani heran dengan ulah Deni yang semakin hari semakin membuatnya menahan emosi , namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena pernikahannya hanya sebatas hutang piutang .
Padahal Maharani mencoba berusaha menjadi istri yang penurut dan menantu yang baik namun pengorbanannya tidak pernah dilihat apalagi dihargai sungguh malang ia berada di rumah mewah namun tak ada rasa bahagia dalam hatinya .
Pagi harinya Maharani sudah menyiapkan sarapan buat seluruh keluarga , Tidak lama kemudian semua sudah berkumpul dan menikmati sarapan bersama .
"Deni kamu bersiap-siap kita akan ke perusahaan cabang di sana kita akan mengadakan meeting , oh iya Hani kamu harus ikut jangan membantah ," tegas Edi kemudian melangkah mengambil tas yang ada di ruang kerja .
Deni menatap Maharani dengan tidak suka sedangkan Maharani tahu apa yang Deni lakukan ia bersikap biasa saja . Mery menatap tidak suka terhadap Maharani menyelesaikan makannya .
"Kenapa Hani harus ikut pa kan meetingnya tidak ada hubungannya dengan Hani ," Deni dengan nada tidak suka sambil melirik Maharani .
"Iya pa lagi pula saya tidak tahu apa-apa soal perusahaan ," sahut Maharani merendah diri , "Tidak usah sok kalem deh aku tahu kamu itu orangnya gimana tidak usah di tutup-tutupi deh ," Deni menatap wajah Maharani dengan teliti makin cantik aja nih orang batin Deni .
"Ayo kita berangkat ," ajak Edi berjalan lebih dulu Maharani dan Deni mengikuti dari belakang , mereka naik satu mobil bersama pak sopir bernama Narto .
"Hani kapan kamu wisuda ?"tanya Edi menoleh ke belakang . "Tiga bulan lagi ,pa ," jawab Maharani , Deni melirik Maharani dalam hatinya ada rasa kagum saat berdekatan dengannya . Maharani menjadi canggung karena sedari tadi merasa diperhatikan oleh Deni .
