NovelToon NovelToon
Ugh ... My Aggressive Bos!

Ugh ... My Aggressive Bos!

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor
Popularitas:491.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Sheninna Shen

"Hangatkan tubuhku. Only one night."

Sebuah kalimat yang mengubah seluruh kehidupan Leon dan Bianca yang bertemu di Paris secara kebetulan.

Pertemuan singkat yang awalnya sebatas di Paris saja, siapa sangka berlanjut hingga saat keduanya kembali ke Indonesia.

Keduanya dipersatukan dengan status yang berbeda. Atasan dan bawahan. Hal tersebut membuat Leon memanfaatkan wewenangnya untuk bertindak dan bertingkah agresif kepada Bianca yang diam-diam telah mencuri ciuman pertamanya di Paris.

🫧🫧🫧

Halo semua! Ini novel terbaru Kak Shen. Yuk kepoin! 💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencintai Dalam Keheningan

...“Kakak nggak tau sih, gimana sakitnya mencintai dalam keheningan. Melihat orang itu dari kejauhan aja rasanya udah membuatku bahagia.” – Bella Stephanie...

Setelah meninggikan suara pada Bianca, Leon hanya diam dan tak mengatakan apa-apa. Bianca juga ikut diam bukan karena merajuk, tapi ia takut mengganggu Leon. Pikir gadis itu, biarlah Leon menenangkan dirinya terlebih dahulu.

Ting!

Pintu lift terbuka. Leon berjalan menenteng belanjaan mereka tadi. Sedangkan Bianca berinisiatif membuka pintu apartemen.

Setibanya di apartemen, Leon meletakkan semua belanjaan di dapur dan melengos ke arah balkon ruang tamu. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Buktinya sudah cukup?” tanya Leon sambil memasukkan tangan kirinya ke dalam saku celana. Pandangannya menatap lurus ke depan ke arah hiruk pikuknya Kota Jakarta dari lantai 53.

^^^“Baru beberapa, Pak. Saya akan segera mengirimkannya ke email.”^^^

^^^“I-istri Pak Rein selingkuh dengan seorang pria. Setelah saya selidiki, ternyata pria itu adalah kekasihnya sejak SMA.”^^^

Leon menghela nafasnya yang menyatu dengan kekesalan. Bahunya mendadak turun dengan tubuh yang lemas. Ia merasa bahwa kakak yang ia cintai telah salah memilih wanita sebagai pendamping. Bagaimana ia harus meyakinkan kakaknya itu bahwa istri yang selama ini sangat ia sanjung adalah seorang pengkhianat?

“Sekalian kamu selidiki Cindy, adik pelacur itu.”

^^^“Baik, Pak.”^^^

“Aku akan membayarmu tiga kali lipat jika kau bisa menemukan bukti yang kuat dalam 1 bulan ini.”

Leon mematikan ponselnya. Kemudian ia bertolak pinggang dengan pikiran yang berkecamuk. Ada dua orang yang sangat berharga dalam hidupnya saat ini. Dua orang yang harus ia jaga dan jangan sampai terluka. Lalu, dua orang itu juga memiliki ancaman dari keturunan yang sama.

“Leon.” Bianca memeluk tubuh Leon dari belakang. Gadis itu membenamkan wajahnya ke punggung kekar pria yang diam-diam mencuri hatinya. “Kau marah?”

“Maaf,” imbuhnya lirih.

Leon membalikkan badannya. Kemudian ia memeluk tubuh Bianca dan mendaratkan dagunya ke atas kepala gadis itu. Ia mengusap pelan punggung gadis itu dengan penuh kasih sayang. “Aku yang seharusnya minta maaf.”

“Maafkan aku karena udah meninggikan suara,” sambungnya sambil mencium pucuk kepala Bianca.

Semilir angin berhembus di balkon ruang tamu lantai 53 itu. Rambut Bianca yang memang sengaja tak diikat berterbangan seiring dengan arah mata angin. Meskipun rambut itu sedikit berantakan, tak sedikitpun membuat gadis itu kehilangan kecantikannya.

Bianca mengangkat wajahnya menatap ke arah Leon yang lebih tinggi darinya. Ia melihat sorot mata biru pria itu terlihat sendu dan sedang memendam banyak kegundahan. “Ada yang mengganggu pikiranmu?”

Leon tak langsung menjawab. Ia berfikir dengan hati-hati. Jika ia menceritakan apa yang sedang ia selidiki saat ini, bisa saja hal itu membahayakan Bianca. Bahkan, Rein yang menjadi korban saja ia tak ingin kakaknya itu tahu kenyataan yang terjadi. Jika semua bukti sudah terkumpul dan tersangka sudah pasti mendapatkan hukuman, ia pasti akan segera memberi tahu Rein dan Bianca.

“Aku hanya ingin berpesan,” Leon memegang kedua pipi Bianca, “jangan percaya dengan Cindy.”

Bianca mengernyit. Bibirnya mendadak mengerut seolah memberikan isyarat bahwa ia tak mengerti dengan apa yang Leon maksud.

“Pokoknya, jangan terlalu baik dengan orang asing. Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa,” jelas Leon.

...🫧🫧🫧...

Sementara itu, di sebuah rumah sakit yang ada di wilayah Selatan, Rein terlihat sedang menunggu petugas perawat yang akan membukakan infusnya. Ia berbaring dengan tatapan yang kosong menatap langit-langit rumah sakit.

Drrttt… Drrttt…

Rein mengangkat ponselnya dan menerima sebuah panggilan.

^^^“Pak … Bu Anya bukan pergi ke butik. Tapi ….”^^^

“Katakan.”

^^^“Dia ke hotel dengan pria yang sama seperti biasanya.”^^^

Rein menghela nafasnya yang berat. Dadanya terasa sesak seperti ada yang menghalang oksigen menuju paru-paru. Tangannya yang sedang diinfus, ia kepalkan dengan sangat kuat sampai-sampai terlihat darah yang mulai merembes ke dalam selang infus. Ia memejamkan matanya menahan rasa sebak di dada.

“Terus ikuti dia.”

^^^“Baik, Pak.”^^^

^^^“Mmm … Pak?”^^^

“Ya?”

^^^“Bapak baik-baik aja? Kejadian ini sudah berkali-kali. Bahkan yang menyebabkan kecelakaan Bapak ‘kan Bu Anya. Apa Bapak nggak ada pikiran untuk—”^^^

“Lakukan saja pekerjaanmu.”

^^^“Baik, Pak.”^^^

Rein memutuskan panggilan tersebut. Kemudian, ia meletakkan lengannya ke atas dahi dengan pikiran yang kalut dan berkecamuk. Sudah sejak dulu ia ingin menceraikan Anya, tapi rasanya sulit. Pernikahannya dan Anya dilandaskan pelarian dan tanpa cinta, awalnya. Namun selama beberapa tahun menikah, ia memaksakan diri untuk mencintai wanita itu. Meski perlahan cinta itu mulai ada untuk Anya, tapi … tetap saja ia tak bisa begitu saja mencintai wanita itu.

“Selamat pagi, Kak Rein,” sapa Bella yang masuk dengan peralatan medis untuk melepaskan selang infus Rein. “Aku sedih, Kak Rein harus pulang hari ini. Padahal 'kan belum sembuh total."

Wanita yang berprofesi sebagai dokter itu sengaja mengambil alih tugas perawat. Alasan yang ia berikan adalah ia ingin sekalian menjenguk kakak sahabatnya. Tapi kenyataannya, ia ingin memanfaatkan waktunya untuk merawat Rein di hari terakhir pria itu di rumah sakit. “Perawat yang bertugas sedang ada tugas di ruangan lain. Jadi aku menggantikannya sekarang.”

Rein yang semula kalut, ia menoleh ke arah Bella yang baru masuk. Ia menatap wanita itu sambil tersenyum. Rasa sesak yang semula memenuhi dadanya, seketika sirna.

“Kak!” pekik Bella dengan ekspresi yang panik. “D-darah!”

Bella bergegas meletakkan nampan yang berisikan peralatan medis ke atas sisi ranjang Rein. Ia bergegas mengenakan sarung tangan medis. Lalu ia meraih tangan Rein dengan kekhawatiran yang tak bisa ia tutupi. Meskipun terkesan berlebihan, tak bisa ia pungkiri bahwa ia sangat mengkhawatirkan Rein, pria yang sangat ia cintai dalam keheningan.

Bella bergegas mengambil tindakan untuk melepaskan selang infus tadi sesuai prosedur medis. Ia melakukannya dengan sangat hati-hati. Kelopak matanya bergetar melihat darah yang merembes di selang infus. Bukan karena takut darah, tapi ia tak ingin pria itu kenapa-kenapa.

“Jangan sakit lagi, Kak,” lirih Bella dengan raut wajah yang sendu.

Rein hanya tertawa melihat tingkah sahabat adiknya itu. Rasanya wanita di depannya itu masih kecil dan mengekori Leon ke manapun adiknya itu berada.

“Bel, jangan terlalu lama sendiri. Segera lah menikah,” ucap Rein yang sejak tadi hanya diam. “Adikku memang cuek, tapi dia penyayang. Aku akan menyuruhnya—"

“Pria yang aku cintai sudah menikah, Kak,” potong Bella dengan suara yang tercekat.

Rein mengerutkan keningnya. “Sudah menikah? Sejak kapan Leon menikah?”

“Aku nggak pernah sekalipun mencintai Leon. Dia nggak lebih dari seorang sahabat bagiku,” jelas Bella sambil menyudahi tindakan medisnya. Ia melepaskan sarung tangan dan meletakkannya ke atas nampan yang ia bawa tadi. Kemudian ia menoleh ke arah Rein.

“Pria yang aku cintai itu … orang yang hangat dan penuh kasih sayang,” jelas Bella sambil menatap dalam ke arah mata biru Rein. “Dia sangat berbeda dengan Leon.”

“Kalau Kak Rein ketemu dia, pasti Kakak juga bakalan bilang kalau pria itu adalah pria yang baik. Tapi sayang, aku nggak sempat mengenalkannya pada Kak Rein. Karena sekarang, dia udah jadi suami orang lain.”

“Jangan bilang kau ingin menyendiri sampai tua?” tebak Rein dengan tatapan yang penasaran.

“Maybe. Karena nggak ada yang bisa menggantikannya di hatiku.”

“Bella … Bella … jangan terlalu egois—”

“Yah … Kakak nggak tau sih, gimana sakitnya mencintai dalam keheningan. Melihat orang itu dari kejauhan aja rasanya udah membuatku bahagia,” lirih Bella dengan perasaan yang pilu dan terluka.

Entah kenapa mata Bella mendadak memanas. Dadanya terasa sesak sehingga membuat tubuhnya bergetar. Apa karena ia mengungkapkan perasaannya secara langsung pada pria yang ia cintai dalam keheningan? Atau … ia kecewa karena Rein tak sadar bahwa sosok yang ia ceritakan barusan adalah pria itu sendiri?

“Kau salah. Aku tau bagaimana rasanya …. Sangat menyakitkan. Karena aku juga mencintai seorang wanita dalam keheningan untuk waktu yang lama,” batin Rein pilu.

...🫧🫧🫧...

...BERSAMBUNG…...

1
Cici Risna Yulianti
Luar biasa
Erna Nurhasanah
ya ampun cindy lain kali bisa baca diri gak? cacing Kremi, so so an segala nguasain, disiplin minum obat cacing 6 bulan sekali
Erna Nurhasanah
gak ada salahnya bella bilang, aku cinta kamu sedari dulu barulah nanti ada backsound tompi😄
Lilis Julianty
Luar biasa
Rahmah
Reinard mulai menampakan taringnya setelah sekian lama bungkam
Rahmah
knp gak nikahin bella dulu sih pak Rein main eksekusi aja mana bella msh perawan rugi bandar🫣
Rahmah
atitude Bella sangat bagus dia menjaga nama baiknya sebagai seorang dokter dan maruahnya sebagai seorang wanita.
Rahmah
good girl Bella ulat nangka harus di lawan dgn bringas jgn mau terpancing
Rahmah
rein kamu itu terlalu sabar heran di tindas keluarga ulat nangka msh diam aja
Rahmah
cih pak Rein ini padai sekali berkelit.sampai2 mampu memendam cinta terhadap bela bertahun tshun lamanya.untung gak karatan
Rahmah
salain sabar pak rein juga sangat menyayangi adiknya Leon.semoga setelah perceraian pak rein hidup bahagia
Rahmah
spil wajahnya leon thor pinisirin netizen 🥰
Rahmah
leon edan 🤣🤣
Rahmah
nah gitu dong Bi ulat nangka harus di lawan jgn meneng ae backinganmu lho leon si pemilik perusahahaan jd tenang aja
Rahmah
ayo perjuangkan cinta kalian salah memang karna rein msh berstatus suami dari si ulat nangka Anya.tp kali ini aku dukung palakor yesss 🤣🤣
Rahmah
ternyata pak Rein lbh mengerikan dr leon klo sdh marah😡
Rahmah
lawan bianca si ulat nanhka cindy.gemas juga lihat tingkahnya yg sok polos
Rahmah
suka sama sikap leon yg tegas gigu dong jd cowok harus gentel bisa melindungi wanita yg di cintainya
Rahmah
semoga perceraian antara Rein dan Anya disegera kan.agar rein bisa mewujudkan cinta yg tertunda
Rahmah
kaak beradik sama usilnya setelah ketemu dengan wanita yg dicintainya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!