NovelToon NovelToon
Menikahi Calon Suami Kakakku

Menikahi Calon Suami Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Beby_Rexy

Judul buku "Menikahi Calon Suami Kakakku".
Nesya dipaksa menjadi pengantin pengganti bagi sang kakak yang diam-diam telah mengandung benih dari pria lain. Demi menjaga nama baik keluarganya, Nesya bersedia mengalah.
Namun ternyata kehamilan sang kakak, Narra, ada campur tangan dari calon suaminya sendiri, Evan, berdasarkan dendam pribadi terhadap Narra.
Selain berhasil merancang kehamilan Narra dengan pria lain, Evan kini mengatur rencana untuk merusak hidup Nesya setelah resmi menikahinya.
Kesalahan apa yang pernah Narra lakukan kepada Evan?
Bagaimanakah nasib Nesya nantinya?
Baca terus sampai habis ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Beby_Rexy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Malam itu, Nesya seperti mendengar suara petir menggelegar saat melihat kemunculan Evan yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapannya. Jantungnya sudah berdebar-debar seperti baru saja ketahuan mencuri. Botol kecil yang terlanjur jatuh itu terpaksa dia singkirkan menggunakan kaki kecilnya hingga menggelending ke bawah tempat tidur dalam keadaan kosong.

“S–selamat malam, ini minuman untukmu.” Saking gugupnya Nesya malah menawarkan segelas minuman di tangannya yang sebelumnya telah gagal dia campur dengan cairan tadi, kalaupun Evan meminum air itu dirinya tahu tak akan terjadi reaksi apapun setelahnya. Hanya karena terlanjur basah, ya berikan saja sekalian.

Sejenak Nesya memperhatikan wajah lelaki di hadapannya tersebut, Evan yang sudah berusia dua puluh delapan tahun itu memiliki wajah yang dewasa, tampan, berkulit putih dan warna rambut gelap menyempurnakan fisiknya. Terdapat bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar rahang tegasnya, tubuhnya pun sangat tinggi dilengkapi dengan bentuk yang atletis. Dia diam menatap Nesya dengan tajam, melihat kearah bola mata Nesya yang terlihat mencurigakan, namun tak urung juga menerima gelas yang di sodorkan itu lalu meminumnya hingga habis dengan gaya yang cukup terlihat keren. Sialnya di dalam hati Nesya mengakui ketampanan Evan yang menurutnya diatas rata-rata.

Saat itu Nesya hanya bisa menyaksikan air putih yang di minum hingga habis itu dengan menghela napas pasrah. “Percuma saja dia meminumnya, rencana Kak Narra sudah gagal dan entah apa yang akan terjadi malam ini pada nasibku.” Nesya sudah meyakini kalau malam ini sepertinya dia akan mendapatkan kesialan. Hanya doa yang mampu ia panjatkan, berharap Tuhan akan berbaik hati membuat lelaki dihadapannya itu memilih langsung tidur saja atau kalau boleh di buat pingsan secara tiba-tiba.

Ah Nesya merutuki kebodohannya didalam hati. “Dasar bodoh, Nesya. Begitu saja tidak becus, Tuhan tolong selamatkanlah aku malam ini.” Hatinya terus bermonolog dengan wajah yang gelisah.

Evan telah meminum habis air putih itu lalu menyodorkan kembali gelas tersebut kepada Nesya yang langsung menerimanya, lalu meletakkan gelas itu kembali diatas meja nakas tepat di belakang tubuhnya, sehingga dia harus berbalik membelakangi suaminya. Evan memperhatikan pergerakan Nesya dengan seksama hingga memindai tubuh mungil itu dari rambut hingga ke kakinya, dress piyama yang di kenakan Nesya nampak kedodoran di tubuhnya hingga terlihat lucu bagi Evan. Namun ternyata bukan hanya perasaan lucu yang lelaki itu rasakan melainkan sepaket dengan keinginan untuk sesuatu yang lebih.

Ketika Nesya membalikkan tubuhnya lagi menghadap Evan, sesuatu yang diucapkan oleh lelaki itu sontak mengguncang jiwanya.

“Layani aku,” ucap Evan begitu saja, namun tentu tak bisa Nesya terima begitu saja. Apalagi ketika melihat wajah Evan yang sudah di penuhi hasrrat mirip seekor binatang buas yang bersiap menerkam mangsanya.

Berbagai alasan langsung terpikir di otak Nesya, namun tiba-tiba teringat pada perintah sang kakak bahwa Nesya harus mengaku sedang datang bulan jika saat itu dia sedang mengalami situasi terdesak.

“A–aku sedang datang bulan… jadi... itu…” Nesya gugup setengah mati, ini adalah pengalaman pertamanya berinteraksi dengan lelaki apalagi hanya berdua saja di dalam kamar. Meski Evan adalah suaminya namun tetap saja Nesya tidak merasa nyaman, karena dirinya hanya akan menjadi istri dalam waktu semalam saja.

Akan tetapi Evan sepertinya tak semudah itu percaya, dia malah tersenyum mengejek dan mulai berkata pedas lagi. “Gadis seperti dirimu berani berbohong padaku? Ingatlah, bahkan setiap tetes darah yang akan keluar dari tubuhmu mampu aku bayar dengan uangku. Itu kan yang kamu inginkan sejak awal? Uang?” Dia mulai maju selangkah sedangkan Nesya semakin mundur beberapa langkah, namun langkah itu tidak bisa Nesya bawa lebih jauh lagi karena posisinya sudah terjepit.

“Apa maksudmu? Aku tidak butuh uangmu!” sergah Nesya. “Apa-apaan lelaki ini!” Rutuknya dalam hati.

“Tidak butuh uang katamu? Tenang saja, istriku. Tidak perlu malu, setelah menjadi istri seorang Evan kamu akan menjadi kaya raya, seperti yang dulu kamu inginkan ketika berpacaran dengan kakakku, bukan?” Evan semakin mendesak tubuh Nesya yang sudah mepet hingga terduduk di meja nakas yang kecil itu. Wajah keduanya sudah sangat dekat hingga Nesya harus menahan dada bidang Evan dengan kedua tangannya meski kesulitan karena kalah tenaga. Ucapan Evan sudah tak bisa lagi di cerna Nesya dengan baik sebab dirinya sibuk mencari cara agar bisa menjauh dari suaminya.

Nesya benar-benar tidak paham pada tuduhan yang Evan layangkan, mengapa dia berbicara seperti itu pada seorang wanita yang telah menjadi istrinya? Apakah dia menganggap Narra hanya menginginkan uangnya saja? Hanya itu yang sempat Nesya tangkap.

Dengan kening yang berkerut dalam Nesya berkata dengan berani. “Bukankah sebelum menikah kamu sudah berpacaran dulu? Jika kamu tidak percaya pada kekasihmu lalu kenapa menikahinya?”

Alih-alih menjawab, Evan memilih bertindak sesuka hatinya dengan menyambar biibir ranum itu secara cepat seperti tengah menyalurkan emosinya. Nesya yang tubuhnya kecil di hadang oleh tubuh besar milik Evan tentu kesulitan meski sudah berusaha untuk memberontak. Pagutan itu terus berlanjut dan dengan cepat Evan membawa Nesya keatas tempat tidur hingga membuat Nesya memekik keras.

“Tunggu dulu! Kamu salah paham!” Nesya berteriak kuat ingin mengatakan bahwa dirinya bukanlah Narra, namun Evan terus membungkam bibiirnya namun kali ini dengan sedikit lembut, lembut hingga Nesya terhanyut juga. Nyatanya pesona Evan mampu menundukkan Nesya yang mempunyai hati sekeras batu.

Evan tak ingin melepas tautan bibiir keduanya entah sudah berapa lama sampai-sampai bibir Nesya terasa kebas. Nesya di dalam batinnya semakin ketakutan dan menyesal karena tidak berani menolak keinginan keluarganya hingga harus berada dalam situasi seperti sekarang. Meski Evan menganggap dirinya adalah istrinya, akan tetapi karena bagi Nesya dirinya bukanlah wanita yang namanya telah diucapkan oleh Evan saat ijab qabul itu, dia pun merasa harus mencegah terjadinya perbuatan dosa.

Namun ketika Nesya melihat ada sedikit celah untuk menghindar, Evan malah kian menekannya hingga terpojok.

“Oh, sial!”

Saat itu juga Nesya langsung teringat pada sebuah percakapannya yang berlangsung bersama sahabatnya, Sifa, di suatu sore sehabis mencuri dua buah mangga muda untuk mereka rujak, mangga milik tetangga Nesya, meski tahu namun nenek tua pemiliknya membiarkan saja.

“Ketika malam pertama itu, kita perempuan pasti kesakitan sekal,” terang Sifa.

“Sakit? Apanya?” Nesya bertanya dengan mulut penuh, wajahnya meringis karena menahan rasa kecut namun bisa membuat rasa ketagihan itu.

“Ini, punya kita yang sakit!” Sifa menjawab sambil menunjuk ke bawah.

Nesya mengikuti arah telunjuk Sifa sebentar lalu kembali menatap sahabatnya itu. “Sok tahu, kamu. Tahu dari mana? Kalau sakit kenapa banyak yang suka?”

Sifa pun semakin semangat menerangkannya, “Aku tahu dong, apalagi kalau punya laki-laki itu besar, bisa menyebabkan sobek dan berdarah-darah!” Gadis itu sampai memeragakan kedua tangannya seperti menunjukkan sesuatu yang besar.

Nesya terbelalak sampai membayangkan yang tidak-tidak, dasar Sifa selalu saja bisa lebih tahu banyak ketimbang dirinya.

Sifa terkekeh melihat ekspresi wajah yang Nesya tampilkan, dia tahu kalau Nesya pasti sedang membuat bayangan seperti apakah malam pertama versi ceritanya itu.

“Kamu penasaran kan?” Sifa menggoda.

“Tidak!” Dengan cepat Nesya menjawab.

Sifa mendekati Nesya, semakin dekat hingga mereka duduk sangat rapat, lalu ia berbisik. “Nanti kalau diantara kita ada yang menikah lebih dulu, aku atau kah kamu harus menceritakan bagaimana proses malam pertama kita, ya! Aku yakin itu pasti seru! Hahaha!”

“Dasar sinting!” Seru Nesya sambil menoyor kepala Sifa.

Detik ini juga perkataan Sifa itu terbukti benar adanya, namun malam pertama Nesya ini tak akan pernah ia ceritakan kepada siapapun apalagi kepada Sifa, karena malam ini adalah malam paling mengerikan bagi dirinya. Tak hanya tubuhnya yang sakit namun juga seluruh hati dan jiwanya.

Evan menuntaskan keinginannya dengan penuh kemenangan, lelaki itu merebahkan tubuhnya ke samping lalu dengan mudahnya terlelap.

Sedangkan Nesya yang mirip seperti patung hidup itu mengangkat satu tangannya lalu menutupi mata menggunakan lengan kanannya. Setelah itu barulah ia menangis sejadi-jadinya, menangis tanpa suara yang menandakan kalau dirinya tengah merasakan sakit hati yang sesakit-sakitnya.

1
Adinda
jangan diangguri Evan kalau direbut Orang nangis sepanjangan kamu,lanjut Thor.
Adinda
farel sama syifa aja thor
Indra wijaya
sumpah yah jangan bikin aku penasaran yah thor
Ana Mariana
ceritanya menarik dan tdk berbelit2
Rieya Yanie
jahat sekali narra
Yoh Asakura
Keren banget plotnya.
KnuckleBreaker
Bikin ketagihan, kapan update lagi??
Beby_Rexy: Siang ya, Kak. Makasih udah baca 🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!