Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Kepo
Kreekkk
Begitu pintu rumah pohon dibuka manik mata saripah langsung melihat tubuh Lola yang terbungkus selimut sambil menggigil.
"Astaghfirullah! Kenapa demamnya tinggi. Lola! Ayo bangun dulu, lo harus makan dan minum obat. Nyak nggak suka liat lu kek gini?" teriak Nyak Saripah panik menempelkan tangannya di kening Lola.
"Lu kenapa La? Lu jatuh dari motor?" tanya Saripah membangunkan Lola dari tidurnya.
"Dia habis di ke-" kata Daren terputus saat melihat tangan Lola terangkat ke atas mengarah padanya.
Lola bangun dari tidurnya, Saripah membantu Lola bangun tapi Lola menolaknya.
"Aaahh! Jangan sentuh badan Lola mak sakit semua," rengek Lola.
Daren yang duduk dekat pintu ikut meringis dan tak tahan melihat Lola kesakitan.
"Bangsat!" pekik Daren tertahan.
BUKK
"Kodok loncat! Duren ngapain Lu pukul pintu sambil maki! bikin Nyak jantungan aja!" bentak Saripah melotot ke arah Daren.
"Sorry Nyak spontan," saut Daren dengan wajah kesal.
Saripah curiga melihat kondisi Lola. Apakah dia benar jatuh dari motor atau ada sebab lain.
"Duren lu keluar gih." perintah Nyak Saripah.
Daren terlihat ingin membantah. Tapi saat melihat mata tua Saripah melotot ke arahnya dan gelengan kepala ke kiri memberi kode agar dia keluar. Daren mau nggak mau keluar dari rumah pohon.
Begitu Daren sudah keluar Saripah membuka kancing baju Lola dan juga hijab Lola.
"Nyak." bisik Lola ingin menolak.
"Jangan bantah, Nyak harus tahu separah apa luka di tubuh Lu La," kata Saripah membuka semua kancing baju Lola.
Begitu baju Lola terbuka dan tubuh polosnya yang hanya ditutupi bra terlihat, Saripah menutup mulutnya yang terbuka dengan mata terbelalak dan mulai tergenang betapa kagetnya dia, melihat begitu banyak luka lebam merah kebiruan Hampir di sekujur tubuh Lola begitu juga di bagian Ulu hatinya.
"Astaghfirullah! lo jangan bohong sama Nyak, ini bukan luka akibat terjatuh tapi ini luka bekas habis dipukuli orang, sekarang lu jujur sama Nyak! Siapa yang lakuin ini semua sama lo la?" tanya Nyak Saripah sambil meneliti luka di sekujur tubuh Lola.
"La, Lo makan ya Nyak suapin." Saripah mengambil kotak bubur ayam dan membukanya lalu mengambil sesuap.
"Aaakk, jangan bandel. Lo harus makan sebelum minum obat." perintah Saripah membuat Lola mau nggak mau makan bubur ayam yang disuap ke mulutnya.
"Udah Nyak cukup," pola-pola saat suapan yang ketiga masuk ke mulutnya.
Setelah makan Saripah menyuruh Lola untuk meminum obat, lalu dia juga mengoleskan salep untuk luka memar di sekujur tubuh Lola. Begitu selesai semuanya, Saripah kembali memakaikan baju Lola dan menyuruh Lola tidur.
Daren memperhatikan motor Lola yang pecah bagian spakbor samping dekat knalpot.
"Biadab benar mereka, lihat aja kalau gue nemuin mereka bakal gue babat habis tuh M****t sialan!" kutuk Daren dengan mulut mengerucut dan tatapan mata merah.
Tuk tuk tuk tuk tuk
Saripah menuruni tangga rumah pohon dengan hati-hati Daren yang melihat langsung buru-buru membantu Saripah turun dengan memegangi tangannya.
"Ati-ati Nyak," ucap Daren.
"Haaaah! Seumur rumah pohon ini, Nyak baru kali ini naik dan masuk ke dalamnya, capek juga," kalau Saripah sambil mengatur nafasnya.
"Nyak, Daren titip Lola ya, tolong jaga Lola. Daren mau bawa motor Lola ke bengkel dulu," pinta Daren pada Nyak Saripah.
"Iya Duren, sono lu pergi aja. Ntar kalau ada apa-apa Nyak pasti telepon lu," balas Saripah mengangguk.
"Daren cabut Nyak, Assalamualaikum." pamit duren sambil mencium punggung telapak kanan Saripah.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh hati-hati." teriak Saripah berpesan pada Daren yang dibalas dengan lambaian tangan.
***
Sementara di kelas Angga terlihat tampak gelisah, duduknya tidak tenang. Ada keinginan untuk kembali bertanya pada Juwi tentang kondisi Lola dan dimana saat ini Lola berada. Entah kenapa pikirannya tidak bisa lepas dari kejadian kemarin sore.
"Cok, lu ikutin kita ya tanding basket sama sekolah sebelah." ajak Robi pada Angga sambil menepuk pundak Angga.
Angga menepis tangan Robi di pundaknya, kemudian dia menepuk-nepuk pundaknya bekas tangan Robi di letakkan. Melihat Hal itu membuat Robi mencibir tapi dia berusaha untuk menahan diri agar tidak terpancing kesalnya dengan sikap Angga yang sombong.
"Sabar Rob, dia ikan kakap jadi lo harus sabar," batin Robi sambil mengelus dada.
"Gimana? Lu mau kan masuk tim kita buat sparing sama anak SMU sebelah." bujuk Robi kembali.
"Gak," jawab Angga singkat.
"Sayang bingit lo tuh punya bakat hebat ngapain di pendem, Cok," pancing Robi.
"Males," kembali Angga menjawab dengan singkat.
"Uuuhhhh, gerem banget gue ma kunyuk satu ini, sabar sabar sabar sabar." batin Robi kembali.
Angga terlihat tampak sedang memikirkan sesuatu sehingga saat diajak bicara pun dia tidak menyimak sedikit pun
"Gue yakin Juwi pasti tahu di mana sekarang cendol item berada, apa mending gue Ikutin dia aja. Gue yakin, dia pasti nemuin cendol habis pulang sekolah nggak mungkin nggak." batin Angga dalam lamunannya.
"Ngapain juga sih gue masih mikirin dia. Lagian mau ditaruh di mana muka gue kalau ketemu sama gengnya Si cendol. Bodo amat lah ngapain gue pikirin, mending gue mikirin Bu Ajeng. Cantik banget mana anggun lagi. Gimana caranya gue bisa deket sama doi," batin Angga senyum-senyum sendiri.
Robi yang melihat tampak tertegun kaget Enggak biasanya Angga menampakan senyum di wajahnya.
"Cok, ada yang lewat ya?" tanya Robi sedikit bingung.
"Hah? Apaan?" jawab Angga gak fokus dengan pertanyaan Robi.
"Hadeeeh, gak ada dah sono lu halu lagi aja. gue tahu pasti lu lagi mikirin Bu Ajeng ya?" tebak Robby membuat Angga gelagapan.
"Ee.. nggak, sotoy lo," elak Angga.
TEEEETTTTTTTT
"Alhamdulillah!" suara beberapa mulut siswa saat mendengar bunyi bel tanda pulang.
"Cumi temen lu mana? Bolos lagi ya. Kok tumben lu nggak ikutan bolos?" tanya Robi dengan wajah heran dan juga sinis.
"Cuma cumi cuma cumi! Gue punya nama!Dasar sotong!" dengus Juwi kesal sambil mendelik ke arah Robi.
"Wadaauuuhh, Jatilan ngamok," seru Robi langsung ngacir ke luar kelas.
"NYE BE LINN!" teriak Juwi sambil menghentakkan kaki dan berjalan keluar kelas.
Saat Angga baru saja keluar dari parkiran motor dan melajukan motornya mendekati pintu gerbang, manik matanya menangkap sosok Juwi yang membonceng motor bersama seseorang di seberang jalan sekolah mereka.
"Sapa cewek itu perasaan mirip seseorang yang gue dikenal." batin Angga penasaran.
Motor yang membawa Juwi mulai melaju di antara motor-motor siswa lain, entah kenapa motor Angga mengikuti dari belakang motor yang membawa Juwi.
***
Lola masih sudah tidak menggigil lagi dan demamnya pun sudah turun, sementara di keningnya masih menempel kain kompres Daren setelah pulang yang dari bengkel mengganti spakbor motor Lola juga tertidur pulas di samping Lola dengan posisi duduk bersandar di dinding rumah pohon dan mulut terbuka mangap ke atas.
Kreeekk
Juwi membuka pintu rumah pohon, begitu manik matanya melihat Daren yang tertidur pulas sambil mendengkur Juwi tidak menyia- iya kan, dia langsung mengambil hp di sakunya dan mengambil video keduanya.
"Hehehe, bisa jadi senjata buat neror Si Sueb," gumam Juwi terkekeh puas.
sementara Ari Palupi dan Ita yang berdiri di belakang Juwi hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum melihat kelakuan jahil sahabat.
"Ck jahil mamat sih lo jadi orang Wi," decak Ari.
"Tbl tbl tbl, kzl banget gue ma dia cok, masa gue mau di sangkutin di pohan Akasia," dengus Juwi masih kesal kejadian tadi pagi.
"Hihihihi, gilak emang tuh maklum goib satu ini." timpal Ita.
"Gans, lu perhatiin dah mereka. Kok kek Sandy ma Patrick Star ya hehehe," bisik Ari menahan tawa.
"Bukannya SpongeBob ma Squidward hahaha," ucap Palupi terkekeh.
"Jahara banget sih kalian ma teman yang sakit," saut Lola lemah mulai membuka matanya.
Begitu menengok ke samping dia langsung kaget melihat Daren yang masih tertidur pulas di sampingnya.
"SUEB BANGUN! KEBAKARAN!" teriak Lola tepat di telinga Daren hingga membuat dia langsung terlonjak bangun.
"DI MANA DI MANA!" teriak Daren panik.
"Hahaha hahaha,"
Semuanya tertawa melihat tingkah lucu Daren bahkan Lola pun juga ikut tertawa Walaupun dia dalam keadaan sakit.
Sementara di luar pagar Ari, Angga masih duduk di atas motornya sambil memandang ke arah pohon Trembesi di mana ada rumah pohon di atasnya. Ada senyum tersungging di bibirnya lalu dia mengusap pipi kirinya.
"Shittt! Nakal lu ternyata gak pernah ilang. Syukurlah kalau lo ada di sini." gumam Angga di balik helm fullface nya yang dia buka..
Motor ninja merah itupun lalu melesat pergi meninggalkan rumah ari membelah jalan perkampungan.
"Dia masih kepo," batin Lola saat mendengar deru suara knalpot motor di luar yang dia hapal punya siapa.
..."Kata siapa melupakan seseorang itu mudah? apalagi kalau menorehkan kenangan indah yang selalu dikenang dan tersimpan rapi dalam hati"...
