NovelToon NovelToon
Lucid Dream

Lucid Dream

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikah Kontrak / Beda Usia / Fantasi Wanita / Enemy to Lovers
Popularitas:329
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Sebuah kumpulan cerpen yang lahir dari batas antara mimpi dan kenyataan. Dari kisah romantis, misteri yang menggantung, hingga fantasi yang melayang, setiap cerita adalah langkah di dunia di mana imajinasi menjadi nyata dan kata-kata menari di antara tidur dan sadar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kutukan milik tuan sean

“Ada apa ? Apa kamu menyesal pindah kesini ?” Tanya Kenan kepada Zia waktu SMA dulu saat Zia pindah mengikuti orang tuanya, sambil menatap mata Zia penuh ingin tahu.

“Papa, pilih di cintai atau mencintai ?” Tanya Zia balik yang membuat Papa nya mengernyitkan keningnya, sedikit bingung dengan pertanyaan anaknya yang tiba-tiba serius.

“Apa masalahnya ?” Pertanyaan Kenan membuat Zia mengkerucutkan bibirnya dan kesal, tangannya mengepal perlahan.

“Baiklah ! Apa kamu sedang jatuh cinta atau-“

“Pilih saja Papa !” Paksa Zia sambil merengek dan menunduk menatap lantai.

“Lebih baik di cintai,” jawab Kenan nyerah sambil menghela napas panjang, matanya menatap lembut pada Zia.

“Kenapa ?” Tanya Zia yang memang mau tahu, sedikit menyipitkan mata.

“Karena percuma jika kamu mencintai sedangkan orang yang kamu cintai tidak mencintai mu, tapi kalau di cintai setidaknya akan ada orang yang melindungi mu tanpa ada paksaan, lebih tepatnya walaupun tanpa ada status dia tetap akan melindungi, ya walaupun akhirnya akan sama jika kita tidak membalasnya,” jelas Kenan dengan nada bijaksana yang membuat Zia sedikit mengangguk, bibirnya tipis tersenyum.

“Apa orangnya Sean ?” pernyataan Kenan membuat Zia terbatuk dan gelagapan, pipinya memerah karena Papa nya tahu lebih banyak dari yang dia duga.

“Papa ta-“

“Sean selalu berada di belakang mu Zia, apa kamu tidak menyadarinya ?” tegas Kenan sambil menepuk lembut pundak Zia.

“Papa Dia-”

“Jika memang dia orangnya kamu akan terlindungi dan Papa akan tenang jika kamu bersamanya.”

“Ishhh Papa dia itu nyebelin dan juga-” Zia menggerutu sambil menyilangkan tangan di dadanya.

“Anggap saja dia mencari perhatian terhadap mu Zia tapi dengan sesuatu yang membuat mu kesal.”

“Apa aku akan bahagia Papa ?” tanya Zia menunduk, matanya berkaca-kaca menahan perasaan yang campur aduk.

“Bahagia urusan nanti karena kamu masih sekolah, anggap saja ini sebagai penyemangat mu.”

“Tapi dia jauh Pa, bagaimana mungkin dia akan bertahan jika ada perempuan yang menyukainya juga,” ucap Zia sedikit cemberut, matanya menatap ke lantai.

“Papa yakin Sean tidak akan merubah perasaannya !” yakin Kenan karena memang Sean tidak pernah pacaran, matanya tegas menatap anaknya.

“Aku pegang kata- kata Papa !” Zia sedikit tersenyum, hatinya sedikit lega.

Pasalnya dia akan meminta pertanggung jawaban atas ciuman Sean yang diambilnya saat liburan.

Zia saat itu bermaksud liburan semester ke Jakarta bersama Zio dan mereka tinggal di rumah Om Dion.

Aluna saat itu memang mengetahui bahwa Sean menyukai Zia. Saat sampai disana, Zia ingin menghampiri Sean, lebih tepatnya ikut kumpul bersama mereka walau mungkin Sean belum tahu kedatangan dirinya dan juga Zio.

“Mau kemana kamu ?” tanya Aluna sinis saat Zia sudah turun dari tangga, matanya menyipit penuh curiga.

“Ketemu Sean,” sahut Zia tanpa memperdulikan perubahan wajah Aluna, langkahnya mantap.

“Untuk apa ?” tanya Aluna sinis, bibirnya mengerucut.

“Bukan urusan kaka !” Zia langsung pergi meninggalkan Aluna, langkahnya cepat dan tegas.

Zia akan berjalan ke halte bus, tapi tiba- tiba ada sebuah mobil yang datang dari belakang dan menabraknya dari belakang.

Zia sedikit terpelanting, wajahnya yang kena aspal mengalami cedera parah, tubuhnya terhuyung.

“Aku tidak akan membiarkan mu bersama Sean !” Aluna tersenyum sinis melihat Zia yang terbaring tidak berdaya, matanya menyipit penuh kepuasan jahat. Mungkin Aluna tidak tahu bahwa Zia mengetahui semuanya karena dia belum sepenuhnya pingsan.

“Kenapa kamu tidak bilang ?” Sean terlihat marah, kepalanya menunduk dan kepalan tangannya mengepal saat mendengar penjelasan tentang wajah Zia yang berubah karena ulah Aluna.

“Apa dia tidak memberitahu mu tadi ?” tanya Zia yang memang dirinya sekarang sedang duduk di tempat tidur Sean, wajahnya pucat tapi mata penuh tekad karena ingin berdamai dengan keadaan.

“Lalu kenapa kamu tidak melaporkannya ?” tanya Sean mengepalkan tangannya, nadanya penuh amarah.

“Tidak ada bukti, lagian juga sudah lama ini. Sudahlah aku akan kembali ke orang tua ku saja !” Zia beranjak, tubuhnya sedikit gemetar, tapi Sean menahannya lagi.

“Menikahlah dengan ku Zia !” pinta Sean lagi, tanpa lelah terus mengatakannya, tatapannya menempel pada Zia penuh kepastian.

“Sean berhentilah mengajak ku menikah !” tolak Zia dengan tegas, matanya menatap lurus ke arah Sean.

“Besok kita akan menikah, orang tua mu bahkan sudah diberitahu oleh ku tadi siang dan mereka akan kesini.” ucapan Sean membuat Zia terkejut, mulutnya menganga sedikit tidak percaya.

“Sean, apa yang kamu lakukan ?” teriak Zia kesal, tangannya gemetar ingin menampar Sean.

“Aku akan mempermudah semuanya, Zia. Kamu milik ku, jadi kamu tidak akan bisa dimiliki oleh orang lain kecuali oleh ku !” Zia langsung cemberut mendengar ucapan Sean yang dengan mudahnya menguasai dirinya itu.

Bagaimana dengan Aluna ? Dia kalah ! Apalagi setelah Sean memberi tahukan kelakuan Aluna kepada orang tuanya, dan itu membuat Aluna mundur dan menjauh.

“Cantik sekali milik ku !”

Puji Sean yang memang sedang sesi foto pernikahan yang diselenggarakan siang tadi, matanya berbinar penuh kebahagiaan.

“Jangan mencari kesempatan Sean !” kata Zia saat Sean akan memeluk pinggangnya, langkahnya mundur dengan ekspresi kesal.

“Heh, kita sudah menikah jadi bukan mencari kesempatan lagi tapi sedang mencoba hak ku. Untuk sekarang dari luar dulu tapi nanti malam -aww”

“Berisik !” Zia langsung menyiku perut Sean dengan keras, bibirnya meringis.

“Bertahanlah sebentar lagi sayang !” Zia bergidik ngeri saat Sean berkata seperti itu, sangat menggelikan dirinya.

Bagaimana dengan David ?

Zia tidak mendengar kabarnya lagi, apalagi tentang temannya yang entahlah. Tidak ada teman yang benar-benar baik di dunia ini, hanya kamuflase semata.

Berbicara tentang Sean, ah lelaki jadi-jadian yang benar-benar membuatnya tidak bisa menolak semuanya. Terlalu nekad dan beresiko, tapi dirinya sangat memegang komitmen untuk selalu mencintainya.

“Jangan lama-lama di kamar mandinya !” teriak Sean yang memang sudah siap untuk bergulat dengan istrinya itu, matanya bersinar nakal.

“Kamu seperti anak kecil Sean, terlalu berisik dan memalukan !” Zia melempar handuk basah bekas rambutnya ke arah Sean, matanya menyipit menahan malu.

“Ngapain kamu keramas ? Bukankah nanti juga kamu keramas lagi ??” pertanyaan Sean sambil mengernyit, terlihat geli.

“Kenapa kamu terlihat seperti kekanak-kanakan ?” tanya Zia duduk di meja rias, matanya menyipit.

“Karena kamu ada di samping ku !” jawab Sean, langkahnya mendekat sambil tersenyum.

“Kenapa kamu menyukai ku ?” tanya Zia lagi menyisir rambutnya, bibirnya tipis cemberut.

Bukannya menjawab, Sean menghampiri Zia dan menghirup aroma rambutnya lalu mengecupnya lembut.

“Aku menyukai mu karena kamu takdir ku !” sahut Sean memeluk Zia dari belakang, wajahnya menempel di pundak Zia.

“Tapi aku tidak menyukai mu jadi-“

“Tidak ada alasan untuk menolak malam pertama kita karena ini adalah sebuah kewajiban, sedangkan soal suka itu urusan belakang.” Jelas Sean yang membuat Zia memukul jidat Sean pakai sisir, matanya merah karena kesal.

“Ishhh ucapan mu ngelantur Sean !” gemas Zia menuju tempat tidur.

“Hubungan yang tidak didasari cinta itu tidak akan lama, jadi-”

“Aku akan membuatnya lama Zia, aku mencintai mu dan aku akan membuat kamu tidak bisa jauh dari ku sampai maut memisahkan kita.” Ujar Sean menghampiri Zia dan memegang tangan Zia dengan lembut tapi tegas.

“Itu tidak akan bisa Sean, aku-”

“Berhentilah berbicara Zia, setidaknya dengan kamu tidak menolak dan membuat kekacauan di acara pernikahan kita itu artinya kamu siap menjadi istri ku. Jadi lakukan tugas mu dan kita akan memulai kisah kita berdua tanpa mereka.” Sean menarik selimut dan mengurungkan selimut kepada dirinya.

“Sean Denandra !” teriak Zia saat dirinya akan memulai pertempuran, pipinya memerah tapi matanya bersinar penuh semangat.

Banyak kisah yang akan terjadi di antara mereka, hanya saja itu adalah kisahnya tanpa kita ikut campur.

Ada saatnya bukan cinta yang dibutuhkan tapi kenyamanan, walau hanya dengan paksaan.

Dia adalah Sean teman saudara Zia, Zio. Zio menyukai Aluna tapi Aluna menyukai Zio. Arkan adalah cowok yang di sukai Zia waktu sekolah tapi ternyata Arkan menyukai Meyra ,temannya. Sebenarnya ada hal yang tidak bisa di jelaskan dengan singkat tentang keluargaku tapi mungkin ya ada sedikit gambaran bahwa orang tua kita berteman dari dulu. Walau papa Zia dan Om Devano lebih tua dari Mama Zia dan Tante Cindy.

Ini adalah kisah singkat Ziavanna Erlangga dan Sean Denandra.

Terima kasih Sean sudah mencintaiku !

Sean, kutukan mu membuat ku hidup selamanya bersama mu !

The end for Kutukan milik Tuan Sean

1
Idatul_munar
Tunggu kelanjutan thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!