Grace Li selalu mencintai Ethan dalam diam. Tak pernah berani berharap, sampai takdir mempertemukan mereka dalam sebuah pernikahan yang terpaksa harus mereka jalani.
Sayangnya, meski Grace Li adalah istri sah, hatinya bukanlah tjuan cinta sang suami. Semua kasih sayang lelaki itu justru tertuju pada adiknya.
Namun, bukankah waktu bisa mengubah segalanya? Akankah pernikahan tanpa cinta ini prlahan melahirkan rasa yang tulus?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MATA MATA
" Kak, apa ada waktu sebentar?" Tanya Nathan.
Carlos sudah sangat hafal dengan Karakter adiknya itu. Hanya akan menelpon jika sangat membutuhkan bantuan. "Katakan kali ini apa yang kau mau?"
"He he he, kakak ini, hebat sekali!" Puji Nathan.
"Kak, apa bisa beri aku jadwal Nania Tan, salah satu model asuhan di agensimu!"
Carlos langsung berdiri seraya berkata dalam hati, "Tuhan memberkati keluarga Nan!"
Pada akhirnya datang juga saat ini, saat-saat adiknya ini tertarik dengan wanita. Selama ini bahkan membawa teman pria pun bermain ke rumah jarang dia lakukan.
Tiba-tiba di hari mendung ini, adiknya itu malah menanyakan jadwal top model di agensi mereka. Setelah mengirimkan jadwal Nania, Carlos langsung saja mengabari kedua orang tuanya.
Mendengar kabar itu, kedua orang tuan Nathan bukan main senangnya. "Kita akan segera memiliki menantu perempuan lagi!"
"Hatchi" tiba tiba saja Nathan bersin-bersin dan merasa merinding. "Sepertinya AC ini terlalu dingin!"
Nathan mengelus tengkuk lehernya seraya menatap tabletnya. Membaca dengan serius jadwal kerja Nania. "Wah, Top Model memang beda. Jadwal kerjanya sangat padat!"
Setelah mengamati jadwal kerja Nania. Dia pun mengambil topi dan masker. Dia pun segera menjalankan perintah Ethan.
Pada saat ini Nania baru saja menyelesaikan pemotretannya. Dia duduk di kursi berjemur sambil menyesap segelas jus jeruk dingin. Duduk manja di tepi kolam renang sambil menikmati camilan.
Nathan menggulung lengan kemejanya, dia melihat celemek hotel di kursi yang ada tak jauh darinya. "Ok kita pinjam ini dulu!" Imbuhnya sambil memakai celemek itu.
Ponsel Nania berdering bertepatan dengan seorang pelayan yang lewat di depannya. "Eh, biar aku yang antar saja. Ini untuk pelanggan yang mana!"
Pelayan itu menunjuk ke arah Nania. "Wah kebetulan!" imbuh Nathan dalam hati. Seraya berkata lagi, "Biarkan aku saja yang mengantarnya!"
Nathan langsung mengambil nampan itu, mengantarnya kepada Nania. Berharap bisa mencuri dengar obrolan Nania di ponsel. Dia sengaja meletakannya dengan pelan-pelan, sambil mencuri dengar.
"Ha ha ha, tenang saja sayangku, menjadi lajang bukan sebuah kutukan. Nanti akan aku bawakan selusin pria untukmu!" Kata Nania sambil tertawa dengan lawan bicaranya di ponsel.
"Hah! Apa selusin pria!" Kata dalam hatinya. Terkejut sampai, menjatuhkan nampannya.
"Oh maaf!" kata Nathan sembari mengambil nampannya, segera pergi.
Nania menaikan satu alisnya seraya berkata, "Pelayan yang aneh!"
Nathan meletakan nampan di meja dan segera mengirim pesan kepada Ethan. "Nona Nania bilang, akan membawakan selusin pria untuk Sekretaris Grace!"
"Apa!" kata Ethan sembari berdiri dan menggebrak meja.
Semua yang ada di dalam pertemuan itu merasa terkejut, tak terkecuali Sekretaris Mei. "Ada apa!" Tanya si sekretaris legend itu.
Wajah Ethan terlihat sedikit limbung. "Eum... t-tidak ada apa-apa!" katanya sambil kembali duduk di kursinya. "Lanjutkan!" katanya lagi kepada yang sedang memberi instruksi.
Tatapan Ethan menatap ke depan layar. Namun pikirannya melayang kepada perkataan Nathan. " Hah! Selusin pria katanya! Grace, aku tidak pernah menceraikanmu!"
Rahang ethan mengeras selama rapat, rasa-rasanya dia sehera ingin membawa Grace kembali ke sisinya. Saat ini dia sedang menatap sendu kursi yang biasa Grace duduki.
Sekarang kursi itu diduduki oleh Sekretaris Mei. Melihat Ethan memandangnya dengan tatapan nanar, dia pun memberi tanda agar Ethan kembali fokus.
Ethan pun menolehkan pandangannya dan kembali fokus ke rapat manajemen. Sementara itu Nathan melanjutkan tugas mata-matanya. Dia menunggu sampai Nania pergi dari hotel.
Nania pun keluar dari lobi hotel, menaiki mobil jemputan. Mobil melaju, Nathan pun mengikuti dari belakang. Dengan perlahan dan senyap, sesenyap kepribadiannya.
Malam ini Nania ada acara bertemu dengan fans di Cafe & Bar ternama. Nathan juga ikut masuk. Diam-diam mengikuti Nania ke balik panggung. Pintu ruangan VIP sedikit terbuka. Dia melihat saat ini Nania sedang diinfus.
"Wah, pasti dia kelelahan!" Kata Nathan dalam hati.
Setelah mendapatkan infusan vitamin C, Nania pun terlihat segat kembali. "Ok saatnya bertemu penggemar!"
Nathan segera pergi dari panggung belakang, berjalan ke arah tempat acara. Memilih duduk di tempat yang sedikit remang tidak terlihat. Sementara itu, pada saat ini. Di kediaman Mo, Ethan baru saja tiba.
Begitu masuk, kepala pelayan mengatakan keluarga Li sudah menunggu kepulangannya sedari tadi. Melihat Ethan datang, Sarah langsung menghampiri. "Kak kami datang kesini, ingin membicarakan tentang Kak Grace!"
Tuan Li langsung berkata, "Kamiinta maaf atas kelakuan buruk Grace yang telah mencoreng nama baik keluarga Mo!"
"Kami tidak berkeberatan, jika kau menceraikan Grace!" kata Nyonya Li menimpali.
"Jadi kalian sudah tahu dan menyetujuinya?" kata Ethan pelan.
"Dia memang tidak sepadan denganmu!" kata Nyonya Li sembari tersenyum kepada Sarah. Lalu dia berkata lagi, "Jika bukan karena paksaan Kakek Mo, kau dan Sarah tidak perlu berpisah!"
"Eum... tidak apa terlambat, daripada tidak sama sekali bukan!" kata Nyonya Li lagi.
Ethan mengenggam pergelangan tangan Sarah, mengelus lembut dengan jempolnya seraya berkata. "Masih banyak waktu!"
Mendengar jawaban Ethan wajah Nyonya Li dan Sarah langsung berubah. "Ma, jangan terlalu terburu-buru. Bagaimana pun juga Kakek Mo belum lama ini pergi meninggalkan kita, dan Kak Ethan baru saja bercerai, jadi memang waktunya tidak pas!"
Sarah berusaha menjadi kekasih yang baik hati dan pengertian. Padahal dalam hati sedang memaki sialan kepada Ethan.
"Apa kalian sudah makan?" tanya Ethan.
Melihat mereka menggelengkan kepala, maka Ethan pun mengajak mereka untuk makan malam bersama. Sementar itu, Nathan masih setia dengan tugasnya. Membuntuti Nania.
Acara temu penggemar pun selesai di tengah malam. Hampir seharian mengikuti Nania, tapi tidak dapat petunjuk sama sekali. Nania kembali ke rumahnya, hari ini sama sekali tidak pergi menemui Grace sama sekali.
"Ok masih ada hari esok!" kata Nathan sembari melajukan mobilnya, kembali pulang juga.
Pada saat ini di kediaman Li, Sarah sedang merajuk. Dia merasa jika Ethan sepertinya memang jatuh cinta dengan Grace. Bagaimana tidak, saat ini adalah sebuay momen yang sudah lama ditunggu. Tidak ada Kakek Mo, perceraian sudah terjadi. Lalu mengapa Ethan malah menunda pernikahan yang selama ini telah mereka tunggu.
Bagi Sarah ini semua terasa aneh, jawaban yang ada di kepalanya adalah, "Ethan sudah jatuh cinta kepada Grace."
Memikirkan hal ini, kemarahan Sarah pun semakin memuncak. Dia pun langsung mengambil lampu porselen di meja riasnya, membantingnya ke lantai sampai hancur berkeping. Membuat kegaduhan di kamarnya
✅️✅️✅️✅️✅️✅️
Dukung selalu karya ini, jangan Lupa selalu berikan:
Like
Komen
Subscribe
Vote
Berikan juga rating bintang 5
" Hati yang busuk mengeluarkan napas yang bau "
🤣🤣🤣🤣 bangun tidur uda bau..walaupun cantik juga...Sekretaris Mei bisa aza...Sarah diam membisu...🤭🤭🤭🤭
kudu di kubek otak c e ny
c j pede bed,,org lg ngejar grace
nat tegas lu